cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bionatura
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Cikal bakal jurnal ilmiah di Unpad adalah Majalah Unpad. Majalah Unpad pada tahun 1999 dipecah menjadi dua berdasarkan bidangnya yaitu eksak dan sosial. Untuk bidang eksak diterbitkan Jurnal Bionatura sedangkan untuk bidang sosial diterbitkan Jurnal Sosiohumaniora.
Arjuna Subject : -
Articles 260 Documents
UMUR BATUAN GRANIT ASAL SUMATERA BARAT BERDASARKAN METODE PENTARIKHAN JEJAK BELAH Eddy Sudjana; Uni Kurnia; Darwin A. Siregar; Yeni Heryani
Bionatura Vol 3, No 3 (2001): Bionatura Nopember 2001
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelahan spontan 238U pada mineral meninggalkan jejak belah yang dapatdiperbesar dengan proses pengetsaan. Jumlah jejak pada area tertentumerupakan fungsi dari umur mineral tersebut dan kandungan uraniumnya.Metode pentarikhan jejak belah antara lain digunakan untuk menentukan umurmineral apatit dan zirkon, yang terkandung dalam batuan beku seperti granit.Metode ini memberikan informasi tentang berbagai peristiwa geologi yang adahubungannya dengan umur mutlak suatu batuan, khususnya tentang sejarahperubahan suhu di masa lampau. Dalam penelitian ini, metode pentarikhan jejak belah digunakan untuk penentuan umur contoh batuan granit asal daerahSumatera Barat. Proses pengerjaan di laboratorium meliputi penggerusan,pencucian, pemisahan mineral, pengikatan, pemolesan, pengetsaan (etching),pengiradiasian, dan penghitungan umur dengan metode detektor eksternal. Hasilpenelitian terhadap contoh granit yang diambil dari Sumatera Barat menunjukkan bahwa umur zirkon SB-36, SB-38, dan SB-47 (SB = Sumatera Barat, 36, 38 dan 47 adalah nomor kode contoh) masing-masing adalah 39,03 ± 1,75; 48,09 ± 2,31 dan 4,74 ± 0,49 juta tahun, termasuk ke dalam umur Tersier Awal-Tersier Akhir.Kata kunci : Pentarikhan jejak belah
VALIDASI METODE TES STRIP (á-Globin Strip Assay) TERHADAP METODE PCR RUTIN DALAM MENDETEKSI MUTASI THALASSEMIA ALFA TIPE SOUHTEAST ASIA (--SEA) Puspitasari, S -; Supartini S -; Margaretha, I.N -
Bionatura Vol 14, No 2 (2012): Bionatura Juli 2012
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.203 KB)

Abstract

The aims of this research was to give information as material study to the test strip (α-Globin StripAsay) and therefore provide an alternative or replacement method in α-thalassemia mutation detection. DNA produced from three DNA isolation methods (puregene, chelex and spin micro) were used as a geneticmaterial for diagnostic test of strip test method in detecting two α-globin gene deletion SEA type (--SEA), the common α0-thalassemia (severe type) compare to PCR routine methods as a gold standard.The method used in this research was an analytical descriptive. Parameters measured were value of sensitivity and spesifisity of strip test on the three DNA template. The result showed all DNAs give 100% of sensitivity value in detecting two α-globin gene deletion SEA type. The specificity value was94,74 ; 31,58 and 84,21 % from DNA isolated using puregene, chelex and spin micro DNA extraction methods, respectively.Key words : Thalassemia α, DNA, strip test, sensitivity, specificity.
SINTESIS NANOKRISTAL LaPO4 YANG DIDOPING LOGAM TANAH JARANG DAN SIFAT LUMINISENSINYA Panatarani, C -; Faizal, F. -; Joni, I.M. -
Bionatura Vol 16, No 2 (2014): Bionatura Juli 2014
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.5 KB)

Abstract

Lanthanum ortophosphate (LaPO4) yang didopingdengan ion logam tanah jarang (Ce3+, Eu3+ dan Gd3+)telah disintesis dengan metode larutan sederhana.Larutan prekursor yang disiapkan sebagai sumberion logam tanah jarang berasal dari golongangaram nitrat yang mudah larut dalam air. Dalamrangka mencegah aglomerasi yang kuat antarpartikel, dalam proses sintesis, polyethylene glycol(MW 20.000) telah ditambahkan ke dalam larutanprekursor. Struktur dan ukuran kristal dari pertikelyang dihasilkan telah diinvestigasi menggunakanpola difraksi sinar-x dengan bantuan persamaanScherrer. Derajat kekristalan yang tinggi darinanokristal LaPO4 hasil sintesis menunjukkankesesuaian dengan JCPDS 32-0493. Berdasarkanspektrum fotoluminisensi dapat diamati bahwaLaPO4 telah berhasil diaktivasi menjadi phosphororange-merah dengan penambahan ion Eu3+ dan ionCe3+. Sedangkan ion Gd3+ tidak berhasil mengaktivasiLaPO4.Kata Kunci: Europium, Cerium, Gadolinium, LaPO4;Sintesis, Luminisensi.
STUDI POLA SEBARAN DAN KEDALAMAN POLUSI AIR TANAH BERDASARKAN NILAI RESISTIVITAS DISEKITAR SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH INDUSTRI RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG Bambang Wijatmoko -; Hariadi -
Bionatura Vol 10, No 1 (2008): Bionatura Maret 2008
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pencitraan bawah permukaan di sekitar saluran pembuangan limbah industri Rancaekek telah dilakukan menggunakan metode resistivitas 2D dengan konfigurasi Schlumberger dan Wenner. Penelitian ini bertujuan untuk menduga pola sebaran dan kedalaman air tanah yang sudah tercemar. Pengukuran dilakukan pada tiga lintasan yang dekat saluran pembuangan, dan satu lintasan yang jauh dari saluran. Untuk mengetahui kandungan magnetik air limbah, dilakukan kajian kemagnetan batuan melalui pengukuran suseptibilitas magnet sampel endapan sedimen sungai. Sampel diambil dari endapan sedimen saluran pembuangan. Data hasil pengukuran metode resistivitas selanjutnya diolah menggunakan program Res2DInv untuk menghasilkan penampang resistivitas. Interpretasi terhadap penampang resisitivitas tersebut menunjukkan bahwa struktur perlapisan batuan daerah penelitian terdiri atas lapisan penutup, lapisan kedap air, dan lapisan akuifer. Keberadaan air tanah tercemar diindikasikan oleh lapisan konduktif dengan resistivitas kurang dari 8 ohm.meter. Pada daerah yang dekat dengan saluran, penyebarannya diduga merata ke seluruh lapisan air tanah permukaan hingga kedalaman lapisan kedap. Sedangkan pada daerah yang jauh dari saluran penyebarannya tidak terlalu merata, melainkan setempat-setempat dan tidak terlalu dalam. Pencitraan resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger berhasil melokalisir zona rembesan air tanah dangkal yang tercemar. Zona rembesan banyak dijumpai pada daerah dekat saluran pembuangan, sehingga diduga pencemaran air tanah sudah menembus lapisan akuifer tengah (kedalaman 30 - 60 meter). Pada daerah yang jauh dari saluran tidak ditemukan adanya zona rembesan. Suseptibilitas magnetik dalam endapan sedimen menunjukkan variasi yang signifikan dari satu lokasi ke lokasi yang lain, namun belum dapat memberikan gambaran tentang kondisi dan tingkat pencemarannya.Kata kunci : Daerah rembesan, lapisan konduktif, resistivitas, suseptibilitas magnet
BIODIESEL DARI MIKROALGA: PERBANYAKAN BIOMASSA MELALUI PENAMBAHAN NUTRISI SECARA BERTAHAP Astuti, J T -; Sriwuryandari, L. -
Bionatura Vol 12, No 3 (2010): Bionatura Nopember 2010
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.682 KB)

Abstract

Pemanfaatan sinar matahari dan CO2 pada fotosintesis oleh mikroalga adalah satu teknologi untuk memperoleh energi alternatif yang dapat diperbaharui. Energi tersebut tersimpan dalam biomassa sel dan dapat diubah menjadi biodiesel. Pertumbuhan dan komposisi sel mikroalga dipengaruhi oleh straindan kondisi lingkungan, termasuk suhu dan nutrisi. Tujuan penelitian adalah untuk optimasi produksibiomasa Nannochloropsis sp melalui penambahan nutrisi secara bertahap. Penelitian menggunakan erlenmeyer berisi 400 ml media f/2. NaHCO3 digunakan sebagai sumber C, sedangkan NH4NO3 dan KH2PO4 sebagai sumber N dan P ditambahkan bervariasi, yaitu sesuai rumus empiris sel mikroalga (N0P0); N berlebih 10% (N10P0); P berlebih 10% (N0P10); dan N-P berlebih 10% (N10P10), Penambahan dalam tiga tahap. Biomasa dipanen pada hari ke 35 dan pengamatan meliputi suhu, pH, optical density (OD), berat kering sel (BKS), kadar khlorofil-a dan lipid. Suhu media berkisar 24,0-33.5oC dan pH stabil antara 9.0-9.5. OD meningkat tajam dari 0,213-0.266 ke 1,74-2.31. Kadar klorofil-a berkisar 78,44-95,11 mg.L-1. Produksi biomasa kering cukup tinggi, yaitu antara 1,61-2,73 g.L-1 dan kadar lipid antara 15,26-34,37% BKS. Nilai terbaik diperoleh dari perlakuan N10P0 dengan produksi biomasa 2,73 g.L-1 dan kadar lipid 34,37% BKS. Dapat disimpulkan penambahan nutrisi C, N, P secara bertahap dapat meningkatkan produksi biomasa. Asam lemak Nannochloropsis didominasi oleh asam palmitat, laurat, dan miristat.Kata kunci: biodiesel, lipid, mikroalga, Nannochloropsis sp, nutrisi.
UJI KEEFEKTIFAN FEROMON SEKS SERANGGA PENGGEREK UMBI KENTANG, Phthorimaea operculella Zell. DI LABORATORIUM DAN LAPANGAN Agus Susanto
Bionatura Vol 5, No 1 (2003): Bionatura Maret 2003
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.285 KB)

Abstract

Respon serangga jantan penggerek umbi kentang, Phthorimaea operculella Zell.strain Bandung terhadap beberapa formulasi feromon seks sintetik dan ekstrakferomon seks betina telah diuji di laboratorium dan di lapangan. Uji laboratoriummenunjukkan bahwa ngengat jantan P. operculella memberikan respon positifterhadap semua senyawa uji meskipun formulasi campuran feromon seksmenghasilkan daya tarik yang lebih tinggi dibandingkan formulasi secara tunggal.Campuran (E,Z)-4,7- tridecadien-1-yl asetat (PTM1) dan (E,Z,Z)-4,7,10-tridecatrien-1-yl-asetat (PTM2) dengan perbandingan 1 : 1 menunjukkan hasilyang paling baik untuk tangkapan di lapangan, sama dengan feromon sintetikproduksi CIP peru.Kata Kunci : Feromon Seks, Phthorimaea operculella, penggerek umbi kentang
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN EKSTRAK BIJI Barringtonia asiatica (L) KURZ (LECYTHIDACEAE) TERHADAP TOKSISITASNYA PADA LARVA Crocidolomia pavonana (F) (LEPIDOPTERA : PYRALIDAE). Danar Dono -; Entun Santosa -; Frida P. Inangsih -
Bionatura Vol 13, No 3 (2011): Bionatura Nopember 2011
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama waktu penyimpanan formulasi ekstrak Barringtonia asiatica terhadap toksisitas formulasi tersebut pada larva Crocidolomia pavonana. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pestisida dan Teknik Aplikasi, Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung. Formulasi insektisida yang diuji yaitu formulasi 30 L (Liquid), 30 L + Sinergis, 30 WP (Wettable Powder), 30 WP + Sinergis dan Kontrol. Setiap formulasi disimpan selama 0, 112, 133, 145, dan 175 hari. Formulasi disimpan dalam botol transparan 30 ml, ditutup dan disimpan dalam ruangan dengan temperatur antara 22,8 – 26,7 °C. Toksisitas formulasi ekstrak Barringtonia asiatica diuji terhadap larva Crocidolomia pavonana, kemudian diamati mortalitasnya dari instar II – IV. Hubungan lama penyimpanan setiap formulasi insektisida dengan mortalitas serangga uji dianalisis menggunakan analisis regresi- korelasi.Hasil percobaan menunjukkan bahwa Toksisitas formulasi ekstrak Barringtonia asiatica terhadap larva Crocidolomia pavonana menurun setelah disimpan selama 175 hari. Penambahan ekstrak biji wijen sebagai bahan sinergis relatif memperlama waktu simpan dan meningkatkan toksisitas formulasi Barringtonia asiatica. Toksisitas formula Tepung (WP) lebih stabil dibandingkan formula Liquid (L).Key word: Barringtonia asiatica, Crocidolomia pavonana, toxicity, mortality.
PRODUKTIVITAS AYAM BURAS HASIL SELEKSI BERDASARKAN PENGETAHUAN LOKAL PETERNAK Marina Sulistyati; Kundrat Hidayat; Dani Garnida
Bionatura Vol 3, No 1 (2001): Bionatura Maret 2001
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.899 KB)

Abstract

Penggalian potensi ayam buras (kampung) menjadi semakin penting pada kondisikrisis ekonomi seperti sekarang. Hal tersebut menyebabkan kita perlu menengokpotensi yang secara sosial diterima, secara ekonomi terjangkau dan secarateknologis mulai dikembangkan dan mudah diterapkan. Namun di pihak laintingkat produktivitasnya masih rendah karena sistem pemeliharaan danseleksinya yang kurang berkembang. Sistem pengetahuan lokal cara seleksi padamasyarakat pedesaan sebenarnya ada hanya kurang mendapat perhatian danminat para akademisi seperti pengetahuan Catur Rangga yang belum banyakdielaborasi. Tujuan dari penelitian ini adalah: a) Untuk menganalisis produktivitasayam buras hasil seleksi; b) Untuk menganalisis pengetahuan lokal peternakmengenai ayam buras; c) Untuk menganalisis hubungan antara produktivitasayam buras hasil seleksi dengan pengetahuan lokal peternak. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini studi kasus dengan teknik PRA (Praticipation RuralAppraisal) partisipasi anggota kelompok melalui pola FGD (Focus GroupDiscussion). Data yang diambil untuk pengembangan sistem pengetahuan lokalberdasarkan variabel-variabel: (1) Sistem pengetahuan lokal, dengan parameter:a) Tulang; b) Bulu; c) Jengger; d) Kaki; e) Mata; f) Kloaka; g) Tulang dubur; h)Jari kaki; i) Kepala; Punggung. (2) Produktivitas, dengan parameter data produksitelur per bulan. Metode analisis yang digunakan adalah Uji Rank Spearman(Siegel, 1997) dan interprestasi dengan Guilford (Rakhmat, 1986). Kesimpulandari hasil penelitian ini adalah: a) Produktivitas ayam buras hasil seleksiditunjukkan oleh nilai rata-rata produksi telur 20,45/butir/bulan; b) Pengetahuanlokal peternak mengenai ayam buras sebagian besar searah dengan ilmupengetahuan modern, yang pada mulanya dikonsepsikan dengan Catur Ranggauntuk ayam adu kemudian juga digunakan untuk ayam produksi; c) Hubunganantara produktivitas ayam buras dengan pengetahuan lokal: untuk produksi ratarataproduksi telur/bulan menunjukkan hubungan yang sangat tinggi. Saran yangdiajukan bahwa parameter dari pengetahuan lokal dapat dijadikan salah satumetode untuk mengetahui produktivitas ayam buras di tingkat peternak; perludilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam mengenai pengetahuan lokaluntuk variabel lain.Kata Kunci: Ayam buras, Pengetahuan Lokal
PERKEMBANGAN AKTIVITAS ENZIM PADA SALURAN PENCERNAAN LARVA IKAN BETOK, (Anabas testudineus bloch) Yulintine -; Harris, E -; Jusadi, D -; Affandi, R -; Alimuddin -
Bionatura Vol 14, No 1 (2012): Bionatura Maret 2012
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.37 KB)

Abstract

Dewasa ini, pembenihan ikan betok (Anabas testudineus (Bloch) telah mulai berkembang, tapi masih banyak kendala yang ditemui, terutama masih rendahnya kelangsungan hidup larva (<20%). Oleh karena itu, kajian tentang perkembangan fisiologis selama fase perkembangan awal larva telahdilakukan untuk memperoleh informasi dasar dalam mengatasi rendahnya kelangsungan hidup. Dalam studi ini, pengujian aktivitas enzim saluran pencernaan pada larva ikan betok dilakukan, dimulai sejak larva menetas (D0) sampai ikan berumur 30 hari (D30) menggunakan teknik biokimia. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa hampir semua aktivitas enzim pencernaan terdeteksi sejak mulut larva terbuka pada D2 walaupun aktivitas maksimum bervariasi antar masing-masing enzim. Enzim amilase dan lipase keduanya terdeteksi sejak larva ikan menetas. Enzim protease yang alkalin (tripsin dankimotripsin) dengan aktivitas yang maksimum terdeteksi sejak D2 sampai D4 dan pada D12. Aktivitas enzim protease yang asam (pepsin) baru terdeteksi sejak D16, menunjukkan dimulainya stadia juvenil dan sempurnanya sistem pencernaan ikan betok. Aktivitas semua enzim relatif stabil sejak D25, yangbersamaan dengan terdeteksinya filorik kaeka, dan sejak itu direkomendasi untuk diberi pakan buatan.Kata kunci: enzim pencernaan, perkembangan larva, ikan betok (Anabas testudineus)
SENYAWA7-HIDROKSI-6-METOKSI KUMARIN YANG BERSIFAT SITOTOKSIK DARI KULIT BATANG Chisochetonmacrophyllus (MELIACEAE) Nurlelasari -; Muflihah, L.F -; Wardoyo, M.M -; Harneti, D -; Puspa, H -; Awang, K. -
Bionatura Vol 16, No 1 (2014): Bionatura Maret 2014
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.718 KB)

Abstract

Senyawa fenil propanoid, 7-hidroksi-6-metoksi kumarintelah diisolasi dari kulit batang Chisochetonmacrophyllus (Meliaceae). Struktur kimia senyawa7-hidroksi -6-metoksi kumarin diidentifikasi berdasarkandata-data spektroskopi meliputi UV, IR, NMR-1D, NMR-2D dan massa serta perbandingan dengandata spektra yang diperoleh dari literatur. Senyawa7-hidroksi -6-metoksi kumarin menunjukkan efeksitotoksik terhadap sel murin leukemia P-388 dengannilai IC50 16,5 mg/mL. Senyawa fenil propanoid,7-hidroksi -6-metoksi kumarin dilaporkan untuk pertamakali pada genus Chisocheton.Kata kunci: Meliaceae, Chisocheton macrophyllus,fenilpropanoid, kumarin, skopoletin.