cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalpsikologisosial@ui.ac.id
Editorial Address
"Faculty of Psychology Universitas Indonesia Kampus Baru UI – Depok West Java 16424"
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Psikologi Sosial
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 08533997     EISSN : 26158558     DOI : 10.7454
Jurnal Psikologi Sosial (JPS) adalah sarana untuk mengembangkan psikologi sosial sebagai ilmu pengetahuan maupun sebagai ilmu terapan, melalui publikasi naskah-naskah ilmiah dalam bidang tersebut. JPS menerima naskah-naskah penelitian empiris kualitatif atau kuantitatif terkait dengan ilmu psikologi sosial. JPS dikelola oleh Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia melalui LPSP3, JPS memiliki versi cetak sejak tahun 2001 hingga 2008. Kemudian, pada tahun 2017 pengelolaannya dibantu oleh Ikatan Psikologi Sosial-Himpunan Psikologi Indonesia dengan tidak hanya menerbitkan versi cetak, tetapi juga versi online. JPS terbit sebanyak 2 kali setahun, yakni tiap Februari dan Agustus.
Arjuna Subject : -
Articles 165 Documents
Social media fatigue pada mahasiswa di masa pandemi COVID-19: Peran neurotisisme, kelebihan informasi, invasion of life, kecemasan, dan jenis kelamin Wahyu Rahardjo; Nurul Qomariyah; Indah Mulyani; Inge Andriani
Jurnal Psikologi Sosial Vol 19 No 2 (2021): Special Issue COVID-19
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2021.16

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memeriksa apakah neurotisisme, kelebihan informasi, invasion of life, dan kecemasan memengaruhi social media fatigue pada mahasiswa yang belajar di rumah karena pandemi COVID-19. Partisipan penelitian ini berjumlah 639 orang mahasiswa dari kawasan Jabodetabek dan beberapa kota lain yang aktif menggunakan media sosial sebagai sarana belajar di rumah dan juga mencari dan menerima berbagai informasi. Teknik analisis utama yang digunakan adalah regresi hierarkis. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa secara bertahap masing-masing variabel seperti neurotisisme, kelebihan informasi, invasion of life dan kecemasan memiliki pengaruh terhadap terjadinya social media fatigue pada mahasiswa. Namun demikian pada tahap terakhir ketika kecemasan dipertimbangkan dalam perhitungan maka neurotisisme menjadi tidak berpengaruh. Hasil penelitian ini juga menunjukkan besarnya pengaruh kelebihan informasi terhadap social media fatigue dan lebih rentannya kelompok mahasiswa pria untuk mengalami social media fatigue saat belajar di rumah selama pandemi COVID-19.
Panic buying pada pandemi COVID-19: Telaah literatur dari perspektif psikologi Muhammad Abdan Shadiqi; Rima Hariati; Khaerullah Fadhli Arasy Hasan; Noor I’anah; Wita Al Istiqomah
Jurnal Psikologi Sosial Vol 19 No 2 (2021): Special Issue COVID-19
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2021.15

Abstract

Pandemik COVID-19 memiliki berdampak pada kesehatan, sosial, ekonomi, hingga psikologis. Salah satu dampak dari COVID-19 adalah panic buying. Artikel ini bertujuan mengulas panic buying melalui perspektif psikologi. Kami melakukan telaah literatur panic buying pada riset-riset terkini baik pada kasus pandemik COVID-19 hingga pandemik serupa yang terjadi pada puluhan tahun silam. Pada bagian awal, artikel ini membandingkan definisi panic buying dengan istilah serupa, seperti buying frenzies, impulsive buying, dan compulsive buying. Kemudian, kami mengulas penjelasan psikologis di balik panic buying melalui perilaku konsumen, ketakutan dan kecemasan, stres, ketidakpastian, dan paparan media. Pada bagian terakhir, kami mengajukan beberapa solusi yang dapat dijadikan panduan kebijakan untuk mengatasi panic buying saat wabah pandemik terjadi.
COVID-19 pandemic through the lens of person-situation interaction Erita Narhetali
Jurnal Psikologi Sosial Vol 19 No 2 (2021): Special Issue COVID-19
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2021.14

Abstract

This paper aims to describe how emotions, risk perceptions, and social norms shape their protective behavior under uncertainty time of the COVID-19 pandemic. Protective behavior means all individual efforts to comply with the pandemic measures: staying at home, hand washing, physical distancing, and wearing masks. Borrowing insight from the person-situation theory by Kurt Lewin, I try to entangle the interaction between personal and situational factors lingered within the pandemic environment that leads to our particular behavioral response. Following this, I discussed how people can comply with the measures and policies being enacted.
Apakah pelatihan keterampilan antarbudaya pada instansi pemerintahan dapat meningkatkan sensitivitas antarbudaya? Peranan nilai lokal gotong royong Yanies Novira Soedarmadi
Jurnal Psikologi Sosial Vol 18 No 3 (2020): August
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2020.26

Abstract

Terdapat inkonsistensi pada penelitian sebelumnya mengenai efek pelatihan keterampilan antarbudaya. Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk meningkatkan sensitivitas antarbudaya melalui pelatihan keterampilan antarbudaya yang memasukkan materi tentang gotong royong sebagai nilai lokal Indonesia. Subjek penelitian berjumlah 32 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 16 orang kelompok eksperimen dan 16 orang kelompok kontrol. Pelatihan keterampilan antarbudaya sebagai perlakuan. Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah diberi pelatihan. Alat ukur yang digunakan adalah skala sensitivitas antarbudaya. Analisis data hasil penelitian menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan sensitivitas antarbudaya pada kelompok yang mendapatkan pelatihan keterampilan antarbudaya dengan kelompok yang tidak mendapatkan pelatihan (t= 2,063; p = 0,048; p ≤ 0,05). Selisih rerata pada kedua kelompok menunjukkan kelompok yang diberi perlakuan memiliki sensitivitas antarbudaya yang lebih tinggi (rerata = 7,38).
Benarkah anak prasekolah sudah mampu mengambil perspektif dalam perilaku prososial? Putri Arlanda Permatasari; Hendriati Agustiani; Amir Sjarif Bachtiar
Jurnal Psikologi Sosial Vol 19 No 1 (2021): February
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2021.04

Abstract

Previous studies suggested that preschoolers have already behaved prosocially. However,there is a possibility that such insight cannot be generalized since there is a conflictingassumption between different theoretical perspectives. The research aimed to explorewhether pre-schoolers’ perspective-taking in the context of prosocial behavior had developed.Our participants were 25 preschoolers who were 5-6 years old. The result showed that fromthe three types of perspective-taking, which were perceptual, cognitive, and affectiveperspective-taking, affective perspective-taking was undeveloped optimally among themajority of pre-schoolers. They had difficulty when identified others’ emotions in the context,especially in prosocial situations. For cognitive perspective-taking, preschoolers understoodother people’s thoughts, intentions, and motives, but only when the environmental cues weresimple. When the situation was more complex, their efforts to understand other people’sthoughts, intentions, or motives resulting in different understanding about the situations.Preschoolers’ ability to do perceptual perspective-taking had developed. They could shift theirperceptual perspective-taking from themselves to other perceptual perspective-taking. Theresults can be used as a reference for developing intervention programs to improveperspective-taking skills in contexts of prosocial behavior in preschool children.
Kesabaran sebagai nilai kebajikan dan efeknya terhadap resiliensi: Peranan moderasi dari disposisi harapan Fahrul Rozi; Anggun Prasasti
Jurnal Psikologi Sosial Vol 19 No 1 (2021): February
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2021.06

Abstract

The current study is intended to determine the role of hope in the effect of patience on resilience. This study predicts effects are impatient with the resilience reinforced with high hope disposition. 320 respondents (52% female) participated in this study with an average age of 16.3 (SD = 0.89). The results of this study indicates that hope has a significant role as a moderator in the relationship between patience and resilience. In individuals who have high disposition of hope, the effects of patience to resilience will be stronger. Meanwhile, in individuals who have lower disposition of hope, the effects of patience to resilience becomes insignificant. The results of the study prove that the effect of patience on resilience is strengthened by the high disposition of hope.
Eksplorasi motivasi relawan: Sebuah perspektif indigenous psychology Hanif Akhtar; Ratih Eka Pertiwi; Muhammad Fath Mashuri
Jurnal Psikologi Sosial Vol 19 No 3 (2021): August
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2021.23

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan motivasi individu dalam melakukan kegiatan kere-lawanan menggunakan pendekatan Indigenous Psychology. Responden penelitian terdiri atas 315 orang relawan di Indonesia. Pengambilan data menggunakan open-ended questionnaire. Hasil kategorisasi terhadap jawaban responden menunjukkan terdapat delapan kategori motivasi menjadi relawan, yakni nilai pribadi (32,2%), pengembangan diri (13,6%), kepedulian lingkungan (12,6%), minat kegiatan (11,6%), perasaan positif (9,7%), protektif (8,7%), hubung-an sosial (6,9%), dan religiositas (4,7%). Analisis data menemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan intensi untuk menjadi relawan kembali berdasarkan jenis motivasinya. Implikasi hasil penelitian untuk pengelolaan relawan di masa depan akan dibahas dalam artikel ini.
Menggunakan metode historis komparatif dalam penelitian psikologi Nugraha Arif Karyanta; Suryanto Suryanto; Wiwin Hendriani
Jurnal Psikologi Sosial Vol 18 No 2 (2020): Special Issue - Methodological Trends in Social Psychology: Indonesian Context
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2020.15

Abstract

Metode historis komparatif merupakan salah satu bagian dari pendekatan penelitian kualitatif yang masih jarang dilakukan dalam dunia psikologi di Indonesia. Tulisan berikut mencoba memaparkan nature dari pendekatan historis komparatif, mulai dari sudut pandang hingga tahap-tahap pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode tersebut. Tulisan ini membahas beberapa bidang psikologi yang telah menggunakan pendekatan historis komparatif dan menyuguhkan beberapa contoh penelitian dari hasil literatur review yang menggunakan pendekatan tersebut. Selain itu, artikel juga mendiskusikan secara mendalam kelemahan dan kelebihan dari pendekatan historis komparatif dalam penelitian psikologi di Indonesia.
Pola asuh dan budaya: Studi komparatif antara masyarakat urban dan masyarakat rural Indonesia Inge Uli Wiswanti; Ike Anggraika Kuntoro; Nisa Praditya Ar Rizqi; Lathifah Halim
Jurnal Psikologi Sosial Vol 18 No 3 (2020): August
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2020.21

Abstract

Pola asuh memiliki peran yang krusial dalam hampir seluruh aspek perkembangan anak, terutama aspek kognitif, emosi serta sosial. Perbedaan budaya dalam pola asuh, khususnya kemungkinan adanya perbedaan subkultur seperti etnis dan konteks urban serta rural masih jarang dieksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah memang terdapat perbedaan pola asuh antar etnis dan antar masyarakat urban (vs. rural) di Indonesia. Partisipan penelitian ini adalah perempuan yang sudah menjadi ibu. Sebanyak 383 perempuan dengan status ibu dari Jabodetabek (N = 204), Magelang/Jawa (N = 101) dan Bukittinggi/Minang (N = 78) berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil utama penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara nilai budaya (kolektivisme dan individualisme) serta praktek pengasuhan (conformity dan autonomy) di daerah urban dan rural. Dimensi kolektivisme, conformity dan autonomy menunjukkan perbedaan signifikan ketika dibandingkan pada tiga wilayah (Jabodetabek, Magelang, dan Bukittinggi). Jabodetabek cenderung lebih tinggi pada dimensi kolektivisme dan autonomy; Magelang pada dimensi conformity. Ketika variabel covariates dikontrol, maka dimensi individualisme menjadi signifikan bersama dengan dimensi kolektivisme, autonomy dan conformity.
Do Intergroup Threats Provoke Intergroup Anxiety? An Experimental Study on Chinese Ethnic Group in Indonesia Gabrielle Irene; Sutarimah Ampuni
Jurnal Psikologi Sosial Vol 18 No 3 (2020): August
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2020.24

Abstract

Through an online experiment, this study examines the role of intergroup threat on intergroup anxiety in Indonesian Chinese ethnic group, by considering the moderating role of positive intergroup contact. The posttest-only randomized experimental design was used in this study. Sixtyfour Chinese Indonesian college students (male = 31, female = 33) were randomly assigned into treatment group (male = 14, female = 18) and control group (male = 17, female= 15). All participants were first asked to complete a positive intergroup contact scale. Following this, participants in the treatment group were asked to read threat-inducing reading passages, while those in the control group were given neutral reading passages. They then were asked to complete a manipulation check and intergroup anxiety scale. Data were analyzed using analysis of covariance (ANCOVA). Results showed that when positive intergroup contact was controlled, intergroup threat significantly affected intergroup anxiety but in the direction opposing the hypothesis. Instead of showing higher intergroup anxiety, the experimental group showed lower intergroup anxiety compared to the control group. An interview on a few participants was conducted to explore possible explanations of this result.

Page 7 of 17 | Total Record : 165