cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalpsikologisosial@ui.ac.id
Editorial Address
"Faculty of Psychology Universitas Indonesia Kampus Baru UI – Depok West Java 16424"
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Psikologi Sosial
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 08533997     EISSN : 26158558     DOI : 10.7454
Jurnal Psikologi Sosial (JPS) adalah sarana untuk mengembangkan psikologi sosial sebagai ilmu pengetahuan maupun sebagai ilmu terapan, melalui publikasi naskah-naskah ilmiah dalam bidang tersebut. JPS menerima naskah-naskah penelitian empiris kualitatif atau kuantitatif terkait dengan ilmu psikologi sosial. JPS dikelola oleh Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia melalui LPSP3, JPS memiliki versi cetak sejak tahun 2001 hingga 2008. Kemudian, pada tahun 2017 pengelolaannya dibantu oleh Ikatan Psikologi Sosial-Himpunan Psikologi Indonesia dengan tidak hanya menerbitkan versi cetak, tetapi juga versi online. JPS terbit sebanyak 2 kali setahun, yakni tiap Februari dan Agustus.
Arjuna Subject : -
Articles 165 Documents
Pelatihan Rise and Shine sebagai metode psikoedukasi: Bisakah menurunkan stigma bunuh diri? Iqbal Maesa Febriawan
Jurnal Psikologi Sosial Vol 18 No 3 (2020): August
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2020.27

Abstract

Masalah stigma masih menjadi tantangan dalam usaha promosi kesehatan mental. Salah satu metode menurunkan stigma bunuh diri yang telah diuji efektivitasnya adalah psikoedukasi melalui pelatihan. Meski demikian, konteks pengetahuan atau kompetensi lain dalam psikoedukasi selain literasi bunuh diri dan pengetahuan tentang kesehatan mental juga berpotensi menurunkan stigma. Peneliti berhipotesis bahwa stigma bunuh diri pada kandidat sukarelawan dalam komunitas pencegahan bunuh diri Into the Light menurun setelah pelatihan Rise and Shine. Desain penelitian one-group dengan pengukuran pre-test dan post-test digunakan dalam studi ini. Sebanyak 41 kandidat sukarelawan generasi kelima dari komunitas Into the Light berpartisipasi dalam studi ini. Ditemukan adanya penurunan stigma bunuh diri yang signifikan pada seluruh kandidat sukarelawan, baik untuk stigma terhadap percobaan bunuh diri (t(40) = 2,742, pone-tailed = 0,005, Cohen’s d = 0,428) maupun kehilangan akibat bunuh diri (t(40) = 2,295, pone-tailed = 0,014, Cohen’s d = 0,358) setelah pelatihan selama empat belas minggu. Tidak ditemukan main effect (FSTOSA(1,39) = 0,399, p = 0,531, partial η2 =0,010; FSTOSASS(1,39) = 0,019, p = 0,892, partial η2 = 0) maupun interaction effect (FSTOSA(1,39) = 0,674, p = 0,417, partial η2 = 0,017; FSTOSASS(1,39) = 0,057, p = 0,812, partial η2 = 0,001) yang signifikan atas status kandidat sukarelawan dalam pelatihan (lulus (n = 22) vs. tereliminasi (n = 19)) terhadap penurunan stigma bunuh diri.
Merangkul karyawan berorientasi power distance tinggi untuk menampilkan voice behavior: Peranan managerial openness Rhodes, Puji Gufron; Andiyasari, Andin; Riantoputra, Corina D.
Jurnal Psikologi Sosial Vol 19 No 1 (2021): February
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2021.05

Abstract

This study aims to investigate the moderating role of managerial openness in the relationbetween power distance orientation and voice behavior. We have successfully collected the datathrough online survey with a total of 102 employees in the Organization XYZ Jakarta. Ouranalysis revealed that power distance orientation is negatively related to voice behavior.However, managerial openness weakened the negative relation between power distanceorientation and voice behavior. Thus, managerial openness was a significant moderator of therelationship between power distance orientation and voice behavior. This result supports thesocial exchange theory which assumed that a person’s relationship with other people isdeveloped and evaluated based on the consequences of their behaviors and the efforts exertedin maintaining the relationships. This study contributes to the understanding of the relationshipbetween power distance orientation and managerial openness in constructing voice behavior.
Apakah sistem kekerabatan matrilinieal di suku Minang masih membudaya? Analisis tematik pada makna pemberian dukungan sosial mamak kepada kemenakan Niken Hartati; Kwartarini Wahyu Yuniarti
Jurnal Psikologi Sosial Vol 18 No 3 (2020): August
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2020.20

Abstract

Suku Minang memiliki sistem kekerabatan matrilineal di mana kesejahteraan seorang anak menjadi tanggung jawab bersama keluarga besar ibu (communal) yang dipimpin oleh mamak (saudara laki-laki ibu). Akan tetapi, penelitian-penelitian dalam bidang sosiologi memberikan bukti bahwa sistem kekerabatan tersebut sudah memudar dan peran mamak sudah digantikan oleh bapak seiring dengan menguatnya praktik keluarga inti (nuclear family). Penelitian ini berusaha mengeksplorasi tema-tema dalam makna pemberian dukungan dari perspektif mamak kepada kemenakan. Penelitian ini melibatkan 298 laki-laki Minang yang memiliki kemenakan (anak dari saudara perempuannya) dan berdomisili di provinsi Sumatra Barat yang secara tradisional mempraktikan sistem kekerabatan matrilineal. Data dikumpulkan menggunakan open-ended questionaire, dan dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pemberian dukungan sosial dari mamak kepada kemenakan masih dilakukan pada mayoritas partisipan. Namun, pemberian dukungan tersebut hanya bersifat insidental dan tidak berlangsung terus-menerus. Pemberian dukungan kepada kemenakan ternyata memberikan manfaat bagi kesejahteraan afektif mamak apabila perilaku tersebut dilakukan secara tulus (altruist) dan praktik tersebut ternyata memberikan luaran sosial yang positif (rewards) seperti harga diri (self-esteem) dan perasaan terhubung (feeling social connection). Temuan lain yang menarik adalah munculnya kategori kewajiban (obligation) yang ternyata juga dapat meningkatkan kesejahteraan afektif alih-alih menjadi beban bagi mamak.
Peranan mediasi orang tua terhadap kecanduan internet pada remaja: Harga diri sebagai mediator Ratri Pratiwi; Tina Afiatin
Jurnal Psikologi Sosial Vol 19 No 1 (2021): February
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2021.08

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menguji apakah mediasi orang tua memprediksi kecanduaninternet pada remaja dan apakah hubungan ini dimediasi oleh harga diri. Harga diri diyakinisebagai salah satu faktor internal yang memediasi hubungan mediasi orang tua dan kecanduaninternet. Subjek penelitian adalah 413 siswa dari 5 Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakartadengan usia 13-18 tahun. Kriteria subjek penelitian, yaitu pengguna internet aktif danmenggunakan internet minimal enam jam setiap hari, dan tinggal bersama orang tua yangmenggunakan internet. Analisis data dengan analisis regresi didapatkan hasil bahwa (1) mediasiorang tua berperan secara signifikan terhadap harga diri (β= 0,131, p<0,01), (2) Harga diriberperan secara signifikan terhadap kecanduan internet (β= -0,132, p<0,01) (3) Denganmengontrol harga diri, mediasi orang tua berperan secara signifikan terhadap kecanduaninternet (β= -0,290, p<0,01). Artinya, harga diri memediasi secara parsial hubungan antaramediasi orang tua dengan kecanduan internet.
Apakah intervensi prasangka lewat media bisa mengurangi prasangka implisit terhadap orang dengan HIV/AIDS? Eksperimen menggunakan Implicit Association Test (IAT) Tsana Afrani Suyono; Prista El A. Prasetyo; Erika Shafira; Firza Yusani Tanjung; Farras Syazwani; Whisnu Yudiana
Jurnal Psikologi Sosial Vol 18 No 2 (2020): Special Issue - Methodological Trends in Social Psychology: Indonesian Context
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2020.14

Abstract

Stigma negatif terhadap orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) memunculkan suatu prasangka yang berujung pada penolakan untuk berinteraksi ataupun melakukan diskriminasi. Beberapa penelitian membuktikan bahwa prasangka terhadap ODHA dapat menurun dengan memberikan intervensi melalui beberapa jenis media komunikasi seperti gambar dan video. Hanya saja, penelitian sebelumnya lebih menekankan pada prasangka yang bersifat eksplisit (sadar) yang sangat dipengaruhi oleh tuntutan sosial. Di sisi lain, pada dasarnya prasangka tidak hanya bersifat eksplisit, tetapi juga bersifat implisit (spontan). Dua eksperimen dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh jenis media komunikasi—berupa gambar dan video—pada perubahan prasangka implisit mahasiswa terhadap ODHA. Subjek merupakan mahasiswa aktif yang dipilih dengan menggunakan teknik sampel acak berstrata berdasarkan tingkatan tahun. Pendekatan penelitian adalah pre-post experimental design dengan menggunakan pengukuran prasangka implisit yaitu Implicit Association Test (IAT). Analisis data dilakukan dengan melakukan uji beda terhadap skor IAT yang diperoleh. Hasil analisa menunjukan bahwa tidak ada perbedaan skor IAT antara sebelum dan setelah perlakukan. Berdasarkan data dapat disimpulkan jenis media komunikasi berupa gambar dan video tidak mengubah prasangka implisit terhadap ODHA.
Do closeness, support, and reciprocity influence trust in friendship? Muh Reza Firmansyah; Faturochman Faturochman; Wenty Marina Minza
Jurnal Psikologi Sosial Vol 19 No 1 (2021): February
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2021.07

Abstract

Prior qualitative research by Faturochman and Minza (2014) on trust in Indonesia found that trust is influenced by relational attributes, including closeness, support, and reciprocity. This study aims to examine whether the findings of the previous research can be applied in specific forms of relationships, e.g. friendship. The survey method is used in this study, involving 97 males and 123 (N = 220) females who completed a scale related to the variables studied. We found that support and reciprocity significantly predicted the score of trust. However, closeness did not. It was also found that the effect of support is higher than reciprocity. Based on the research, we created the regression model with the contribution of support to the trust 37.8%, then reciprocity addition which was analyzed together with support gave a total contribution to the trust 41.5%. The implication of this study is further discussed.
Apakah saliensi mortalitas berperan dalam menjelaskan prasangka terhadap pasangan antarbudaya? Sebuah studi eksperimental Yurik Yang; Dicky Chresthover Pelupessy
Jurnal Psikologi Sosial Vol 18 No 3 (2020): August
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2020.23

Abstract

Studi Terror Management Theory (TMT) selama ini telah menunjukkan bahwa mengingatkan seseorang mengenai kematian (saliensi mortalitas) dapat membuatnya lebih berprasangka. Namun, masih belum jelas apakah sikap berprasangka tersebut juga dapat menyasar terhadap pasangan antarbudaya. Untuk itu, studi ini dilakukan guna menguji peran kecemasan eksistensial dalam kemunculan prasangka terhadap pasangan antarbudaya dengan menggunakan desain faktorial antarsubjek 2 (SM vs. kontrol) x 2 (harga diri tinggi vs. rendah). Partisipan penelitian ini terdiri dari 104 mahasiswa. Hasil studi menunjukkan bahwa partisipan yang diminta untuk memikirkan mengenai kematian memiliki skor rata-rata evaluasi terhadap pasangan antarbudaya yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan partisipan yang diminta untuk memikirkan mengenai topik netral. Hasil studi ini memberikan bukti preliminer mengenai adanya peran kecemasan eksistensial di balik kemunculan prasangka terhadap pasangan antarbudaya.
Psikoetnografi sebagai metode asesmen psikologi komunitas Retno Hanggarani Ninin; Noer Fauzi Rachman; Karolina Lamtiur Dalimunthe; Asysyifa Rakhmadevi; Hammad Zahid Muharram; Sitti Muthia Maghfirah Massinai; Syifa Adilla; Yunita Anggraeni
Jurnal Psikologi Sosial Vol 18 No 2 (2020): Special Issue - Methodological Trends in Social Psychology: Indonesian Context
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2020.16

Abstract

Meskipun ilmu tentang asesmen sebagai pengukuran berkembang pesat di bidang psikologi, namun asesmen psikologi di arena alamiah (natural setting) masih belum banyak dibahas, dibandingkan dengan pembahasan tentang asesmen dan pengukuran psikologi di setting khusus seperti di ruang klinik dan industriDiperlukan suatu metode asesmen yang menjadikan komunitas bukan hanya sebagai tempat munculnya perilaku, melainkan sebagai modalitas yang menjadi bagian dari perilaku. Memanfaatkan keilmuan psikologi komunitas, dan etnografi, studi ini mengeksplorasi potensi etnografi sebagai instrumen untuk asesmen psikologi di setting alamiah. Kami memberikan contoh riset yang kami lakukan untuk menggambarkan pendekatan psikoetnografi. Riset tindakan dipilih sebagai pendekatan, dengan memanfaatkan mata kuliah etnografi yang diselenggarakan di program pasca sarjana psikologi. Tiga dosen dan lima mahasiswa peserta mata kuliah tersebut adalah tim peneliti, tiga lokasi dipilih, dan para mahasiswa belajar metode dan contoh-contoh etnografi di kelas, lalu mempraktekkan etnografi. Data yang dihasilkan berupa catatan etnografi, logbook kegiatan lapangan, dan laporan dalam format makalah, selanjutnya diperlakukan sebagai data asesmen yang akan diinterpretasikan aspek psikologisnya. Interpretasi yang dilakukan menunjukkan kemampuan etnografi untuk menghasilkan data psikologis yang dibutuhkan untuk asesmen psikologi. Dengan demikian, psikoetnografi dapat dipertimbangkan sebagai alat kerja psikolog untuk melakukan asesmen psikologi pada sekelompok individu di setting komunitas sebagai lingkungan naturalnya.
Sumber informasi serta dampak penerapan pembatasan sosial dan fisik pada masa pandemi COVID-19: Studi eksploratif di Indonesia Tri Rejeki Andayani
Jurnal Psikologi Sosial Vol 19 No 2 (2021): Special Issue COVID-19
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2021.13

Abstract

Sampai saat naskah ini ditulis, kasus pasien positif COVID-19 di Indonesia masih meningkat. Ini mungkin merefleksikan adanya disparitas antara pengetahuan/sikap masyarakat dengan ke-bijakan yang diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sumber pengetahuan yang utama bagi masyarakat Indonesia dalam informasi tentang kebijakan pembatasan sosial dan fisik (social/physical distancing) dan mengungkap konsekuensi yang menyertai penerapan kebijakan tersebut. Sampel penelitian ini adalah warga negara Indonesia yang telah cakap hukum (minimal usia 17 tahun) dan aktif menggunakan gawai. Sampel penelitian sebanyak 587 partisipan yang mengisi kuesioner pertanyaan terbuka secara daring untuk mengungkap jenis media yang menjadi sumber informasi utama, situasi tersulit yang dihadapi, dan dampak dari penerapan kebijakan tersebut. Hasil analisis isi menunjukkan media sosial (online) menjadi sumber utama bagi partisipan untuk memperoleh informasi mengenai pembatasan sosial dan fisik. Beragam konsekuensi dari penerapan kebijakan tersebut dirasakan partisipan, mulai dari aspek ekonomi dalam hal ini sulitnya pemenuhan kebutuhan pokok, sampai dengan memburuk-nya relasi sosial yang sempat dirasakan oleh sebagian partisipan.
Model psikologi komparatif ketidaksetaraan jumlah pembagian sumber daya: Studi pada Macaca fascicularis Dwi Atmoko Agung Nugroho; Dondin Sajuthi; Sri Soepraptini Mansjoer; Entang Iskandar; Huda Shalahuddin Darusman
Jurnal Psikologi Sosial Vol 19 No 1 (2021): February
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2021.03

Abstract

This study aims to promote Macaca fascicularis as a comparative psychology model in finding the root and solution of resource inequity by exploring inhibitor effect on refusal behavior, acceptance, and aggression toward the feed distribution numbers in six pairs of female long-tailed macaques. We observed the frequency of refusal behavior, acceptance, and aggression toward the distribution of red grape with a ratio of: a) 1:1, 0:2, 1:3 without environmental inhibitors (with an opened-aclyric tray) and b) ratios 1:1 with an environmental inhibitor (with a transparent restriction box) in 60 trials per condition. The sample size was N = 10. Non-parametric statistical analysis of Wilcoxon Signed-Rank Test showed that 1:1 ratio with environmental inhibitor produces a lower response of refusal behavior compared to 1:3 without inhibitor. It produced a lower response of aggression compared to other ratios. It produced a greater acceptance compared to other ratios. These long-tailed macaques do not accept the equity conditions except with environmental inhibitors. Based on this fact, we conclude that long-tailed macaques are a good spontaneous model for the comparative psychology of inequity.

Page 8 of 17 | Total Record : 165