cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Zuriat
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 2 (2011)" : 10 Documents clear
Penilaian Ketahanan Galur Kedelai Terhadap serangan hama ulat grayak (Spodoptera litura L) Gatut Wahyu A. S.; M. Muchlish Adie
Zuriat Vol 22, No 2 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i2.6854

Abstract

Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan hama pemakan daun (leafe feeder) utama pada tanaman kedelai di Indonesia. Hama ini menyerang tanaman kedelai pada semua fase pertumbuhan dan menyebabkan kerugian hasil cukup besar. Galur Shr/W-C-60, Aochi/Wil-60, 9837/K-D-8-185, 9837/K-D-3-185-95, W/9837-D-6-220, 9837/K-D-3-185-82, 9837/W-D-5-211, GI, G100H dan varietas Wilis diuji ketahananya terhadap ulat grayak; di rumah kasa Balitkabi, menggunakan rancangan acak kelompok diulang sebanyak tiga kali. Setiap galur harapan ditanam pada pot plastik (Ø 18 cm) berisi dua tanaman.  Pada saat tanaman berumur 27 hari, 10 galur harapan kedelai disungkup dengan kurungan kasa (2m x 2m x 2m) dan pada masing-masing pot diinfestasi dengan larva ulat grayak instar I sebanyak 10 ekor. Satu sungkup merupakan satu ulangan, sehingga seluruhnya terdapat tiga kurung kasa.  Pada setiap kurungan kasa, daun antar galur harapan kedelai diupayakan saling bersentuhan sehingga memungkinkan bagi larva untuk  memilih daun galur harapan yang disukai secara bebas. Kerapatan trikoma daun permukaan atas dan bawah berkorelasi nyata positif, pola yang sama ditemukan juga pada karakter panjang trikoma. Terdapat dua karakter morfologi daun yang berperan sebagai penentu ketahanan kedelai terhadap ulat grayak yakni kerapatan trikoma pada permukaan daun bagian atas dan panjang trikoma daun pada permukaan bawah daun, masing-masing dengan nilai r = -0,753 dan r = -0,689. Fakta ini sekaligus mengindikasikan bahwa  penilaian ketahanan kedelai terhadap ulat grayak dapat ditilik dari kerapatan trikoma daun dan atau panjang trikoma. Berdasarkan serangkaian penelitian ini, maka galur Shr/W-C-60 berkriteria memiliki ketahanan moderat terhadap ulat grayak.
KERAGAMAN DAN KONTRIBUSI PLASMA NUTFAH KACANG TANAH VARIETAS LOKAL DALAM PEMBENTUKAN VARIETAS UNGGUL Astanto Kasno; , Trustinah
Zuriat Vol 22, No 2 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i2.6850

Abstract

Keragaman genetik berbanding langsung dengan kemajuan seleksi. Keragaman genetik varietas lokal dan kontribusinya dalam pembentukan varietas unggul telah disadari oleh pemulia kacang tanah. Varietas Schwartz 21 merupakan varietas lokal pertama yang di rilis di Indonesia pada tahun 1937 untuk mengatasi wabah penyakit layu. Varietas Schwartz 21 merupakan varietas lokal Tuban. Varietas Gajah, Kidang, Macan dan Banteng yang dilepas tahun 1950 merupakan turunan varietas Schwartz 21. Varietas tersebut masih dikenal petani kacang tanah hingga kini, dan merupakan kacang tanah tipe spanish. Adanya keragaman plasma nutfah varietas lokal kacang tanah terlihat dari karakteristik polong, biji, ketahanan terhadap penyakit layu dan adaptasi terhadap lingkungan abiotik. Pemanfaatan  varietas lokal dan kontribusi perbaikan varietas terlihat dari  dilepasnya varietas Jepara, varietas Tuban, varietas Bima, varietas Garuda 1 dan Garuda 2. Peningkatan keunggulan varietas lokal terus dilakukan hingga kini. Kacang tanah varietas Jerapah, Sima, Domba, dan varietas Talam 1 merupakan perbaikan varietas lokal. GH 5 galur sedang diusulkan dilepas  merupakan turunan silangan varietas lokal Muneng dengan ICGV 92088.
EKSPLORASI DAN KARAKTERISASI PLASMA NUTFAH KACANG-KACANGAN MINOR DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Helen Hetharie; S. H.T. Raharjo; M. L. Hehanussa; J. D. Siwalette; E. Jambormias
Zuriat Vol 22, No 2 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i2.6855

Abstract

Germplasms of food crops with a high diversity can be found in Maluku Tenggara Barat (MTB) District, include plant legumes. The objectives of this research were: (1) to find minor legume species with a high diversity based on their morphology, (2) to determine diversity centers of the minor legumes in Maluku Tenggara Barat District.  This research used a survey method, with determination of sample subdistricts, villages and farmers by a purposive sampling.  Four subdistricts, i.e. Wertamrian, Kromomolin, Selaru and Tanimbar Utara, with 8 sample villages, were selected. Morphological characterizations were based on the descriptor guides.  The data were analyzed qualitatively, in the forms of figures. The research results showed that there were six minor legume species cultivated in MTB, those were kacang tunggak [Vigna unguiculata (L.) Walp], kacang koro karatok (Phaseolus lanatus L.), kacang gude [Cajanus cajan (L.) Millsp], kacang komak (Lablab purpureus L. Sweet), kacang uci (Vigna umbellata) and kacang kecipir (Psophocarpus tetragonolobus), with a diversity center in Selaru Subdistrict. The highest within-species diversity based on seed color and shape was found in Vigna unguiculata with 14 accessions, with a center in Tanimbar Utara Subdistrict. Within-species diversities in Phaseolus lanatus with eight accessions, followed by Cajanus cajan with six accessions, were found with a diversity center in Selaru Subdistrict.
EVALUASI KERAGAMAN GENETIK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) BERDASARKAN MARKA MOLEKULER Darmawan Saptadi; Rr Sri Hartati; , Sudarsono; Asep Setiawan; Bambang Heliyanto
Zuriat Vol 22, No 2 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i2.6851

Abstract

Studi tentang keragaman genetik jarak pagar menggunakan marka molekuler telah banyak dilakukan di berbagai negara dengan hasil yangtidak konsisten. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang keragaman genetik plasma nutfah jarak pagar Indonesia menggunakan marka molekuler. Evaluasi dilakukan terhadap 24 aksesi jarak pagar koleksi Kebun Induk Jarak Pagar (KIJP), Pakuwon, Sukabumi menggunakan marka SSR, RAPD, ISSR dan SCAR. Total 28 primer SSR yang digunakan menghasilkan pita monomorf dan homozigot pada aksesi jarak pagar yang diuji. Dari 31 primer RAPD dan ISSR yang digunakan, 8 primer RAPD dan 4 primer ISSR mampu menghasilkan pita DNA yang dapat diskor. Empat primer yaitu UBC 873, OPG 17, OPP 03 dan OPQ 11 menghasilkan 100% pita polimorfis. Koefisien kesamaan genetik berkisar antara paling tinggi 1,0 (antara 3189-2/ PT13-2; MT7-1/ PT15-1; PT3-1, 2555-1/ SP8-1; 2555-1/ PT3-1) hingga paling rendah 0,6 (antara 554-1/HS49-2) dengan rerata 0,9. Persentase polimorfisme paling rendah (0%) yaitu antara 3189-2/PT13-2; MT7-1/ PT15-1; PT3-1, 2555-1/ SP8-1; 2555-1/ PT3-1 dan paling tinggi (55,26%) yaitu antara 554-1/HS49-2 dengan rerata 15,87%. Mengambil batas kesamaan genetik di atas 80%, dendrogram dapat dibagi menjadi 2 klaster di mana satu klaster terdiri satu aksesi yaitu HS 49-2 sedangkan klaster yang lainnya beranggotakan semua aksesi yang lain. Berdasarkan marka SCAR, semua aksesi yang diuji termasuk dalam jarak pagar tipe Meksiko yang tidak beracun. Keragaman rendah dari populasi yang diuji menjadi informasi penting untuk menentukan kebijakan program pemuliaan jarak pagar di masa yang akan datang. 
Uji BUSS dan Penampilan Fenotipik Beberapa Genotip Cabai Merah (Capsicum annuum L.) di Pasuruan Hendrik Yustra Gunawan; Neni Rostini; Dedi Ruswandi
Zuriat Vol 22, No 2 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i2.6856

Abstract

Maksud dari penelitian ini adalah untuk melakukan pengujian BUSS terhadap lima genotip cabai merah yang diuji dan mendapatkan informasi mengenai penampilan fenotipik sepuluh genotip cabai merah. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan genotip cabai merah yang mempunyai penampilan fenotipik yang lebih unggul dari varietas pembandingnya. Percobaan dilaksanakan di Dinas Pertanian Kebun Benih Hortikultura, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Ketinggian tempat sekitar 950 diatas permukaan laut (dpl), tipe curah hujan menurut Schmidt-Ferguson (1951) termasuk ke dalam curah hujan tipe D (sedang). Percobaan dilakukan pada bulan Juni sampai bulan November 2010. Genotip-genotip yang diuji adalah RS-07, RM 08A x KRTRM 1B, KRTRM Up Right, RM 08A x RTRM 1A, dan KRT Shatol serta pembandingnya Tanjung-1, Tanjung-2, Tit Super, Laris dan Lembang-1. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan sepuluh perlakuan diulang tiga kali. Hasil uji BUSS menunjukan terdapat 22 karakter yang berbeda dari lima genotip cabai merah yang diuji dengan pembandingnya dan kelima genotip yang diuji memenuhi unsur kebaruan, keunikan, keseragaman dan kestabilan. Berdasarkan karakter bobot buah per tanaman dan bobot buah per plot, genotip yang memiliki penampilan lebih baik dari pembandingnya adalah genotip RS 07, genotip RM 08A × KRTRM 1B, genotip KRT Shatol dan genotip RM 08A x KRTRM 1A.
KERAGAMAN GENETIK 27 AKSESI GANYONG (Canna edulis Kerr.) ASAL JAWA BARAT DI JATINANGOR Fadhillah Laila; Farida Damayanti; Yudithia Maxiselly; Agung Karuniawan
Zuriat Vol 22, No 2 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i2.6852

Abstract

Ganyong (C.edulis Kerr)  adalah  tanaman herba yang berasal dari Amerika  Selatan. Di Indonesia ganyong sudah dibudidayakan teratur di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Jambi, dan Lampung. Laboratorium Pemuliaan Tanaman Universitas Padjadjaran memiliki 27 aksesi ganyong yang merupakan hasil eksplorasi di daerah Jawa Barat dimana keragaman genetiknya belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi keragaman genetik 27 aksesi ganyong asal Jawa Barat di Jatinangor untuk mempermudah proses seleksi. Analisis hubungan kekerabatan mengunakan Analisis Komponen Utama (Principle Component Analysis/ PCA) dan NTSYS ver 2.10s. Percobaan dilakukan sejak bulan Maret 2010 sampai dengan Februari 2011 di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 27 aksesi ganyong sebagai perlakuan dan diulang dua kali. Berdasarkan hasil analisis NTSYS dapat dilihat dari jarak Euclidian 1.09-5.86 menunjukkan bahwa variabilitas genotip dari 27 aksesi ganyong luas. Dari analisis PCA didapat hasil 15 karakter dari 24 karakter yang diamati mempengaruhi pola variasi dalam keragaman genetik. Dilihat dari gambar biplot terdapat satu aksesi yaitu aksesi 133 yang memilki kekerabatan yang jauh dibandingkan dengan keseluruhan aksesi. 
INTERAKSI GENOTIP X LINGKUNGAN KARAKTER HASIL DAN INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT ANTRAKNOS (Colletotrichum sp.) PADA SEPULUH GENOTIP CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Iva Sativa; Neni Rostini
Zuriat Vol 22, No 2 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i2.6857

Abstract

Interaksi genotip x lingkungan digunakan untuk mengukur stabilitas suatu genotip. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan informasi interaksi genotip x lingkungan (lokasi) karakter hasil dan intensitas serangan Antraknos sepuluh genotip cabai merah pada dua lokasi yang berbeda. Percobaan dilaksanakan di  Balai Benih Induk tanaman hortikultura Nongko Jajar Jawa Timur (lokasi I) dengan ketinggian tempat sekitar 900 m dpl tipe iklim menurut Schmidt-Ferguson (1951) termasuk ke dalam curah hujan tipe D dan Pangalengan Jawa Barat (lokasi II) dengan ketinggian tempat 1100 m dpl termasuk ke dalam curah hujan tipe C. Genotip-genotip yang diuji adalah RS-07, RM 08A.KRTRM IB, KRT Shatol, RM 08A.KRTRM IU, dan RM 08A.KRTRM IA, serta pembanding Tanjung-1, Tanjung-2, Tit Super, Laris dan Lembang-1. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan sepuluh perlakuan diulang tiga kali.  Hasil percobaan menunjukkan terdapat interaksi antara genotip x lokasi pada karakter  panjang buah, jumlah buah per tanaman, bobot buah pertanaman, dan bobot buah perplot. Berdasarkan karakter bobot buah per tanaman dan bobot buah per plot genotip RS 07 dan RM08 x KRTRM IB memilki penampilan yang lebih baik dibandingkan dengan Tanjung, Tanjung 2 dan Tit Super  pada kedua lokasi. Hasil pengamatan karakter ketahanan Antraknos di lapangan dan uji penyimpanan genotip KRT Shatol tergolong toleran terhadap penyakit Antraknos. Kultivar  Laris tergolong tahan di lapangan, tetapi rentan pada saat di penyimpanan di laboratorium.
Hubungan Produksi dan Kandungan Protein Padi Populasi F3 Hasil Persilangan G39 x Milky Rice dan G39 x Ciherang , Fitriyani; Agus Riyanto; Dyah Susanti; Totok Agung D. H.
Zuriat Vol 22, No 2 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i2.6853

Abstract

Rice is one of the commodity that is very important as a staple food for more than 95% of the population in Indonesia. Rice production should be increase continously in line with the increasing population of Indonesia. Therefore, it is important to improve the quality and quantity of the production of rice. Improvement in terms of quality through development of rice with high protein content, beside of its production. Protein content in rice grain be important because it serves as an essential nutrient that can be used in the growth and cell recovery. This research be conducted in the village Sokawera, district Baturaden, Banyumas Regency. The material used is a population of F3 results of crossing with G39 x Milky Rice and G39 x Ciherang. The results showed the highest protein content in population of crossing G39 x Milky Rice is amount 13.42%. and a crossing G39 x Ciherang is amount 13.05%. The value of the correlation of protein content with component output is -0.36. There is no relations between production rice and its protein content.
ANALISIS SILANG DIALEL KARAKTER KETAHANAN LAYU BAKTERI PADA CABAI Izmi Yulianah; Niken Kendarini
Zuriat Vol 22, No 2 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i2.6858

Abstract

Layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum. Penyakit layu bakteri cukup berbahaya, karena pada tingkat serangan berat dapat menyebabkan kematian tanaman dan kegagalan panen. Upaya pengendalian yang efektif dan efisien adalah dengan menggunakan varietas tahan layu bakteri. Varietas yang tahan dapat diperoleh antara lain melalui persilangan. Pemilihan populasi F1 dan pasangan tetua dapat didasarkan pada nilai daya gabung dan heterosis. Tujuan penelitian 1) Menduga  daya gabung dan nilai heterosis karakter ketahanan cabai terhadap layu bakteri pada populasi F1. dan 2) Memilih populasi F1 yang memiliki daya gabung khusus tinggi dan heterosis baik pada karakter ketahanan cabai terhadap layu bakteri. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa Genotipe PBC 473, Jatilaba, dan 02094, memiliki daya gabung umum positif.Terdapat enam populasi F1 yang memiliki nilai DGK positif yaitu PBC 473 x PBC 67MC5, Jatilaba x Randu, Jatilaba x PBC 67MC5, 02094 x Randu,02094 x PBC 67MC5, dan Randu x PBC 67MC5. Pemilihan populasi F1 terbaik berdasarkan daya gabung umum, daya gabung khusus dan  heterosis baik.Terpilih empat populasi F1 sebagai calon varietas hibrida cabai yang tahan terhadap layu bakteri yaitu PBC 473 x PBC 67MC5, Jatilaba x randu, Jatilaba x PBC 67MC5, dan 02094 x Randu.
KERAGAAN DAN STABILITAS GALUR HARAPAN PADI AROMATIK, BERAS MERAH, DAN KETAN MERAH DAN HASIL TINGGI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Buang Abdullah; , Sularjo; Heni Safitri; , Cahyono
Zuriat Vol 22, No 2 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i2.6849

Abstract

Beras (Oryza sativa L.) merupakan bahan makan penduduk Indonesia sebagai sumber energi, protein, lemak, vitamin dan zat-zat lain yang mempunyai fungsi fisiologis yang berpengaruh dalam pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan manusia. Beras aromatik, beras merah dan ketan merah mempunyai nilai tambah dibanding dengan putih sehingga harganya lebih tinggi. Yogyakarta adalah kota budaya, wisata dan kota pendidikan sehingga membutuhkan beras tersebut. Pemilikan lahan petani Yogyakarta sempit, maka dengan menanam padi yang mempunyai nilai tambah akan dapat meningkatkan pendapatan petani baik dari peningkatan produktivitas maupun dari harga jual yang tinggi. Hasil uji adaptasi tiga galur harapan padi aromatik, dua galur beras merah, satu galur ketan merah dan dua galur potensi hasil tinggi di 3 lokasi dalam dua musim pada tahun 2009 dan 2010 menunjukkan bahwa keragaan dan hasil galur/varietas yang diuji bervariasi. Variasi hasil galur/varietas dipengaruhi oleh lokasi dan musim tanam.  Galur padi aromatik B11955-MR-84-1-4 mempunyai hasil GKG sepuluh persen lebih tinggi dibanding varietas padi aromatik Sintanur. Galur beras merah B11844-MR-7-17-3 mempunyai hasil GKG 13 persen lebih tinggi dibanding Aek Sibundong dengan penampilan tanaman lebih pendek. Galur ketan merah BP1002E-MR-2 mempunyai hasil 12 persen lebih tinggi dibanding varietas beras merah Aek Sibundong. Galur B11143D-MR-1-PN-3-MR-SI-2-3-PN-3 merupakan galur padi sawah berdaya hasil tinggi yang mempunyai hasil 12,6 persen lebih tinggi dibanding Ciherang. Galur B11953-MR-23-1-4, BP1002E-MR-2, dan B11844-MR-9-9-5 merupakan galur-galur yang mempunyai hasil stabil di tiga lokasi selama dua musim tanam. 

Page 1 of 1 | Total Record : 10