cover
Contact Name
Bina Rohita Sari
Contact Email
binarohitasari@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
fitofarmaka@unpak.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Published by Universitas Pakuan
ISSN : 20879164     EISSN : 2622755X     DOI : https://doi.org/10.33751/jf
Core Subject : Health, Science,
FITOFARMAKA mempublikasikan artikel yang berkaitan dengan farmasi, Kimia Farmasi, dan bidang Fitokimia serta akan dipublikasikan secara online. Publikasi secara elektronik akan menambah kekayaan informasi dan pengetahuan ilmiah terutama dari penelitian. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun, didokumentasikan dengan baik dalam bentuk elektronik dan cetak.
Arjuna Subject : -
Articles 267 Documents
HISTOPATOLOGI HATI MENCIT PASCA PEMBERIAN SUSPENSI KEPEL (Stelechocarpus burahol) SECARA INTRAGASTRIK SELAMA 14 HARI The Histopathology of Mice Liver Treated by Kepel (Stelechocarpus burahol) Suspension Intragastrically for 14 days Harlina, Eva; Sa’diah, Siti; S Darusman, Huda; Alvernita, Gita
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.895 KB)

Abstract

This aim of this study was to examine the effect of Kepel (Stelechocarpus burahol) to the mice hepatocytes. Thirty male mice of 4 week aged were divided into three groups; control group was treated by aquadest, Dose 1x group was treated by 2.6 mg/g BW/day kepel powder (0.5 ml kepel suspension/day), and Dose 5x group was treated by 13 mg/g BW/day kepel powder (1.0 ml kepel suspension/day). The treatment was intragastrically for 14 days. The mice were euthanized and necropsy followed by the liver collection for histopathology assay. The histopathological examination of liver showed hydropic degeneration, cell death and extramedullary hematopoietic observed on mice hepatocytes. The ANOVA analysis showed that kepel caused increase significantly (p<0.05) of hydropic degeneration and decrease significantly (p<0.05) of cell death of mice hepatocytes.Key words: Stelechocarpus burahol, hydropic degeneration, cell death, extramedullary hematopoietic 
FORMULASI DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PERMEN JELLY SARI BUAH PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L.) Miranti, Mira; Lohitasari, Bina; Amalia, Desy Rizky
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.738 KB)

Abstract

ABSTRAKPermen Jelly merupakan permen yang terbuat dari campuran sari buah-buahan,bahan  pembentuk  gel  dengan  penambahan  essens  untuk  menghasilkan  berbagai macam  rasa,  dengan  bentuk  fisik  jernih  transparan  serta  mempunyai  tekstur  yang kenyal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan  kadar  vitamin  C  sari  buah  dan permen jelly sari buah pepaya California   (Carica papaya L.), menentukan nilai IC50 sari buah dan permen jelly sari buah pepaya California (Carica papaya L.),   serta menentukan stabilitas permen jelly sari buah pepaya California (Carica papaya L.). Pada penelitian ini, dibuat permen jelly dibuat 4 formula yaitu formula 0, 1; 2, dan 3 dengan variasi konsentrasi sari pepaya yaitu 0%, 20%, 25%, dan 30%.Hasil uji kadar vitamin C pada sari buah pepaya California yaitu 0,0467%. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH (1,1-difenil-2-pikrihidrazil) sari buah  pepaya California memiliki IC50 sebesar 33,537 ppm dan pada permen jelly formula 1, 2, dan 3  yaitu sebesar 75,296 ppm, 73,901 ppm, dan 70,698 ppm. Uji stabilitas  dilakukan  selama  4  minggu  penyimpanan  pada  suhu  ruangan.  Hasil pengujian aktivitas antioksidan pada minggu ke 1 sampai ke  4  didapat  nilai  IC50 berturut-turut  yaitu  formula 1  sebesar 81,171  ppm,  89,573  ppm,  97,178 ppm, dan102.126 ppm, formula 2 sebesar 79,175 ppm, 88,158 ppm, 96,441 ppm, dan 100,378 ppm, sedangkan pada formula 3 sebesar 77,255 ppm, 85,482 ppm, 93,680 ppm,dan100,267 ppm. Secara organoleptik permen  jelly  memiliki rasa,  warna,  aroma serta kekenyalan mengalami perubahan yang signifikan. Kata Kunci : Permen jelly, Buah Pepaya California (Carica papaya L), Antioksidan
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TEH KOMBUCHA PROBIOTIK TERHADAP BAKTERI Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Effendi, Ferry; P. Roswiem, Anna; Stefani, Ernie
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.701 KB)

Abstract

Teh kombucha telah banyak digunakan sebagai obat tradisional untuk menstabilkanmetabolisme dan menawarkan racun sehingga dipercaya dapat melancarkanpencernaan.Probiotik berfungsi menyeimbangkan mikroflora usus yang dapat mencegah dan mengobati infeksi diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antibakteri serta menentukan Konsentrasi Hambat Minimum 
DAU N TE NDA NI ( Gon i oth al a mu s ma cr o p h yllu s Hook . f . &T h o mson . ), S UATU OBAT T RA DIS ION AL A NTIBA KTER I S U KU D AY A K PUN AN DI KALI M ANTA N TI MU R Wijaya, Viriyanata; Supriyatna, Supriyatna; Milanda, Tiana
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.792 KB)

Abstract

Penelitian Daun Tendani (Goniothalamus macrophyllus) suatu obat tradisionalantibakteri suku Dayak Punan di Kalimantan Timur telah dilakukan. Penelitiandidasarkan pada penggunaan empirik daun tersebut di komunitas Dayak Punansebagai obat luar. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak antibakteridan fraksi daun tendani terhadap Staphylococcus aureusATCC 25923. Prosesekstraksi dan fraksinasi menggunakan berbagai pelarutetanol 70%, n-heksan dan etilasetat. Aktivitas antibakteri diukur dengan metode difusi agar. Penelitianmenunjukkan bahwa ekstrak daun tendani memiliki aktivitas antibakteri padakonsentrasi 20 % (b/v) dengan diameter hambat 22,02 mm. Fraksi etil asetat sebagaifraksi teraktif, memiliki aktivitas antibakteri pada konsentrasi 20% (b/v) sebesar 19,50mm dan pada konsentrasi 30% sebesar 22,30 mm.
FORMULASI SUPLEMEN KESEHATAN GRANUL INSTAN BERBAHAN BAKU TERONG BELANDA Miranti, Mira; Andini, Septia; Lohitasari, Bina
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.599 KB)

Abstract

ABSTRAKTerong belanda merupakan bahan alam yang dapat digunakan sebagai suplemen kesehatan karena mengandung zat besi (Fe), β-karoten, vitamin C, senyawa antosianin dan serat pangan yang dapat mencegah kerusakan sel-sel  jaringan tubuh, melancarkan penyumbatan pembuluh darah, menormalkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan daya tahan tubuh. Penelitian ini bertujuan membuat formulasi suplemen kesehatan granul instan berbahan baku terong belanda dan mempelajari karakteristik fisik dan kimianya.     Granul instant diformulasi dari ekstrak terong belanda dan sukralosa dengan tiga konsentrasi berbeda (0,15 g sakralosa/25 g granul, 0,27g sakralosa/25 g granul dan 0,39 g sakralosa/25 g granul) menggunakan  metode granulasi basah. Parameter yang diuji meliputi karakteristik fitokimia ekstrak kering terong belanda dan uji mutu granul instan terong belanda. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak terong belanda mengandung flavonoid, tanin, saponin  dan steroid. Hasil uji mutu granul instan menunjukkan bahwa  granul instant dengan penambahan 0,27 g sukralosa/25 g granul lebih disukai panelis dibandingkan penambahan sukralosa dengan konsentrasi lainnya. Granul instan yang dihasilkan bersifat kohesif dengan waktu terdispersi 1 menit 34 detik,  memiliki kadar air 3,78%, kadar serat kasar 3,84%, kadar serat pangan 12,58%, kadar vitamin C 296,57 ppm, kadar antosianin 125,99 mg/L, kadar  β karoten 15,28 mg/100g dan kadar Fe 0,694 ppm. Berdasarkan hasil uji tersebut maka granul instan terong belanda memenuhi standar kualifikasi granul dan berpotensi sebagai suplemen kesehatan alternatif.Kata kunci: Terong belanda, suplemen kesehatan , granul instan
AKTIFITAS HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK AIR HERBA PEGAGAN DAUN KECIL (Centella asiatica L. Urb.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN Sprague Dawley L. YANG DIINDUKSI DENGAN PARASETAMOL Ike Yulia Wiendarlina; Min Rahminiwati; Fajar Triansyah Gumelar
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (841.767 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i1.1167

Abstract

Hepatoprotektor merupakan senyawa yang dapat mencegah dan memperbaiki sel hati yang rusak akibat metabolism senyawa toksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas hepatoprotektor dan dosis efektif dari ekstrak air herba pegagan daun kecil (Centella asiatica L. Urb) terhadap tikus putih jantan Sprague Dawley yang diinduksi dengan parasetamol. Tikus putih jantan galur Sprague Dawley L. yang digunakan berumur 3-4 bulan dengan bobot 180 g – 220 g. Tikus diinduksi parasetamol dengan dosis 180 mg/200 g BB untuk menaikan kadar SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase). Selanjutnya tikus diberi perlakuan ekstrak herba pegagan dan diukur penurunan kadar SGPT selama 14 hari.  Hasil penelitian menunjukkan adanya aktivitas hepatoprotektor pada ekstrak air herba pegagan dengan persentase penurunan kadar SGPT pada dosis 50 mg/200 g BB, dosis 25 mg/200 g BB, dosis 12,5 mg/200 g BB dan dosis 6,25 mg/200 g BB masing-masing sebesar 77,81%, 38,46%, 79,95% dan 55,20%. Berdasarkan penurunan kadar SGPT dan hasil histopatologi jaringan hati, ekstrak pegagan dosis 12,25 mg/200 g BB merupakan dosis paling efektif untuk menurunkan kadar SGPT pada tikus uji. 
FORMULASI TABLET HISAP KOMBINASI EKSTRAK TEH HIJAU, PEGAGAN DAN JAHE MERAH DENGAN VARIASI KONSENTRASI NA-SIKLAMAT Yulianita Yulianita
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.108 KB) | DOI: 10.33751/jf.v4i2.188

Abstract

Teh hijau, pegagan dan jahe merah merupakan beberapa tanaman yang memilikikhasiat baik untuk kesehatan dan salahsatu khasiatnya adalah sebagai peningkat stamina.Sehingga dilakukan penelitian formulasi kombinasi ketiga tanaman tersebut sebagai tablethisap. Telah dilakukan formulasi tablet hisap yang mengandung bahan aktif ekstrak tehhijau, jahe merah dan pegagan dengan perbedaan kadar pemanis Na siklamat
UJI KARAKTERISTIK FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BIJI KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre) DARI BOGOR, BANDUNG DAN GARUT DENGAN METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) Evi Indah Wigati; Esti Pratiwi; Trisni Fatwatun Nissa; Novi Fajar Utami
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.886 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i1.1172

Abstract

Kopi robusta mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kafein dan fenol. Senyawa fenol pada kopi memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Biji kopi robusta yang ditanam di  daerah  Bandung, Bogor dan Garut, Jawa Barat dikenal memiliki ciri dan citarasa berbeda yang khas dan unik. Perbedaan jumlah kandungan senyawa kimia dari suatu tumbuhan disebabkan oleh perbedaan agroekologi (iklim dan ketinggian tempat). Daerah Pangalengan (Bandung) memiliki ketinggian 817 mdpl, Cariu (Bogor) memiliki ketinggian 680 mdpl dan Cikeris (Garut) memiliki ketinggian 900 mdpl. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan karakteristik fitokimia dan aktivitas antioksidan pada biji kopi robusta roasting yang ditanam di ketiga daerah tersebut. Karakteristik fitokimia dilakukan secara kualitatif dan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Hasil uji   karakteristik fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak biji kopi robusta Bandung, Bogor dan Garut mengandung senyawa alkaloid, flavanoid, saponin dan tanin. Ekstrak kopi robusta Bandung, Bogor dan Garut menunjukkan aktifitas antioksidan yang berbeda nyata berdasarkan hasil uji statistik analisis variansi dengan nilai IC50 masing-masing dicapai pada konsentrasi  55,13 ppm, 56,48 ppm, dan 54,14 ppm. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak kopi robusta dari Garut memiliki kadar antioksidan paling tinggi dibandingkan dengan aktifitas antioksidan dari kopi robusta Bandung dan Bogor.
PENILAIAN TERHADAP RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA BALITA PENDERITA PNEUMONIA PUSKESMAS BOGOR UTARA Indriani, Lusi; Zunnita, Oktaviana
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i2.1068

Abstract

Pneumonia adalah penyakit peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, maupun jamur. Penyakit infeksi menular ini menjadi salah satu penyebab utama kematian pada balita di dunia. Pengobatan pneumonia dengan terapi antibiotika yang tepat dan rasional akan menentukan keberhasilan pengobatan. Penelitian ini bertujuan menilai rasionalitas penggunaan antibiotika pada balita penderita pneumonia di Puskesmas Bogor Utara periode Januari-Desember tahun 2016. Penilaian dilakukan berdasarkan metode Gyssens dengan melihat ketepatan indikasi, ketepatan pemilihan obat, ketepatan jangka waktu penggunaan, dan ketepatan dosis antibiotika. Hasil penilaian rasionalitas dengan metode Gyssens pada kategori V (tidak rasional karena tidak ada indikasi penggunaan antibiotika) adalah 0%, kategori IVa (tidak rasional karena ada antibiotika lain yang lebih efektif) adalah 0%, kategori IVd (tidak rasional karena ada antibiotika lain yang spektrumnya lebih sempit) 0%, kategori IIIa (tidak rasional karena pemberian antibiotika terlalu lama) 0%, kategori IIIb (tidak rasional karena pemberian antibiotika terlalu singkat) 9,6%, katogeri IIa (tidak rasional karena dosis tidak tepat) sebanyak 43,8%, serta kategori 0 (penggunaan antibiotika tepat/rasional) sebanyak 46,6%. Dari semua kategori yang dinilai dapat disimpulkan bahwa di Puskesmas Bogor Utara, pemilihan antibiotika untuk pneumonia sudah rasional kecuali untuk kategori dosis dan lama atau jangka waktu pemberian yang tidak tepat/ rasional. 
RED GINGER (Zingiber officinale var. rubrum): ITS CHEMICAL CONSTITUENTS, PHARMACOLOGICAL ACTIVITIES AND SAFETY Rini Daud Supu; Ajeng Diantini; Jutti Levita
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.437 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i1.1168

Abstract

Ginger (Zingiber officinale) which belongs to the Zingiberaceae family, was first cultivated in Asia (Indonesia and Malaysia). This plant is one of the most commonly used herbal supplements taken by many patients to treat various conditions. Z.officinale has three varieties based on its size, colors of rhizome and chemical constituents i.e. .Z. officinale var. officinale (big white ginger or giant ginger, badak or gajah), Z. officinale var. amarum (small white ginger, emprit), and Z. officinale var. rubrum (small red ginger, merah or beureum). These three varieties may partly be deferred from their essential oil contents and are used for different purposes. The essential oils contained in Z. officinale var. rubrum are higher than the other types of ginger, which makes stronger in its pungency smell and taste. There are many studies that confirm beneficial effects of red ginger against the symptoms of diseases, i.e. anti-inflammation, antioxidant, antiemetic, antibacterial and antidiabetics. Z.officinale var. rubrum is considered to be a safe herbal medicine with only few and insignificant adverse/side effects. Although the medicinal properties of red ginger have been known, further trials in humans are required to determine the efficacy of red ginger (or one or more of its constituents) and to establish what, if any, adverse effects are observed.

Page 8 of 27 | Total Record : 267


Filter by Year

2011 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 1 (2024): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 2 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 1 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 2 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 2 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 1 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 1 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018 Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017 Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017 Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016 Vol 6, No 1 (2016): Vol.6, No.1, Juni 2016 Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015 Vol 5, No 2 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA More Issue