cover
Contact Name
Andreas Christian Louk
Contact Email
andreas.louk@staf.undana.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalfisika@undana.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
ISSN : 25035274     EISSN : 26571900     DOI : https://doi.org/10.35508/fisa
Jurnal Fisika – Fisika Sains dan Aplikasinya diterbitkan oleh Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknk - Universitas Nusa Cendana secara berkala (setiap 6 bulan) yaitu setiap bulan April dan Oktober, dengan tujuan untuk menyebarluaskan hasil penelitian, pengkajian, dan pengembangan bidang Fisika beserta dengan terapan ilmu fisika. Artikel yang dipublikasi dalam Jurnal FiSA dapat berupa Artikel Penelitian maupun Artikel Konseptual (non-penelitian).
Arjuna Subject : -
Articles 209 Documents
ANALISIS PENGARUH CAMPURAN BIOETANOL MESOCARP BUAH LONTAR- PREMIUM TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MOTOR 4 LANGKAH Dominggus Godlief Adoe
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.15 KB) | DOI: 10.35508/fisa.v4i2.1684

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh campuran bioethanol Premium terhadap konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang. Bioetanol yang digunakan adalah bioethanol dari mesocarp buah lontar dengan tingkat kemurnian ± 98%.Variasi penambahan bioetanol pada premium adalah E-10%, E-20%, E-30%, E-80%, E-90% ,dengan jumlah campuran bahan bakar bioetanol dan premium sebanyak 100ml. Variasi putaran 1500 RPM, 2000 RPM, 2500 RPM, 3000 RPM. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh campuran Bioethanol - Premium terhadap konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang. Pengujian rata-rata kandungan CO cenderung mengalami penurunan disetiap penambahan bioethanol, pada setiap kenaikan kecepatan putaran hasilnya bervariasi. HC cenderung meningkat disetiap kenaikan kecepatan putaran, pada setiap penambahan bahan bakar bioethanol kandungan emisi gas buangnya bervariasi.HC tertinggi yang dihasilkan yaitu campuran bahan bakar E-20 dan lebih tinggi dari variasi campuran lainnya yang mencapai 1700 ppm pada kecepatan putaran 2500 RPM. Campuran bahan bakar bioethanol E-30 cenderung meningkat, meskipun pada kecepatan putaran 1000 RPM menghasilkan 925,5 ppm kemudian pada kecepatan 2000 RPM menurun secara drastis yaitu 337,0 ppm, sedangkan untuk campuran bioethnol E-10, E-80 dan E-90 terlihat stabil. Laju konsumsi bahan bakar tertinggi adalah campuran bahan bakar dengan kode sampel E-20 pada setiap peningkatan kecepatan putaran, jika dibandingkan dengan campuran bahan bakar E-30 dan E-80, konsumsi bahan bakar rata-rata mencapai 0,074% sedangkan untuk campuran bahan bakar E-90 meningkat sebesar 0,132% dan E-10 sebesar 0,141%.
ANALISIS KESTABILAN SISTEM DINAMIK PARTIKEL DALAM MEDAN POTENSIAL HARDCORE DOUBLE YUKAWA Herry F. Lalus; Yusniati H. Muh. Yusuf
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.017 KB) | DOI: 10.35508/fisa.v4i2.1826

Abstract

Abstrak Paper ini mengkaji sistem dinamik partikel yang bergerak dalam pengaruh medan potensial Hardcore Double Yukawa (HCDY) [1]. Kajian ini difokuskan pada analisis kondisi stabil sistem dinamik dengan memanfaatkan sifat kestabilan linear. Massa partikel dalam sistem ini ditinjau sebagai fungsi koordinat, sehingga berbentuk lebih umum. Potensial HCDY digunakan dalam mengkonstruksi Hamiltonian sistem dan selanjutnya dipakai untuk menentukan matriks Jacobinya. Selanjutnya, nilai eigen matriks menjadi dasar menganalisis kestabilan sistem dinamik ini. Untuk sistem dengan potensial jenis ini, hanya dimungkinkan dua jenis kestabilan, yaitu saddle dan rotor. Syarat-syarat untuk kedua jenis kestabilan ini juga ditampilkan. Kata kunci: potensial Hard Core Double Yukawa; sistem dinamik; keadaan stabil Abstract This paper discusses the dynamical sistem of particle that move under the influence of the Hard Core Double Yukawa (HCDY) potential field[1]. This study focuses on analyzing the stable condition of the dynamical sistem by utilizing the nature of linear stability. The mass of particle in this system is depend on coordinate function, so its form is more general. The HCDY potential is used in constructing the Hamiltonian system and then used to determine the Jacobian matrix.Futhermore, the matrix eigenvalue is the basis for analyzing the stability of this dyanamical system. For systems with this type of potential, only two types of stability are possible, namely saddle and rotor. The conditions for both types of stability are also displayed. Keywords: Hard Core Double Yukawa potential; dynamical system; stability
IDENTIFIKASI KONSEP FISIKA PADA KEARIFAN LOKAL PENGOLAHAN SAGU (PUTAK) KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Landiana E. Laos; Meti O. F. I Tefu
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.127 KB) | DOI: 10.35508/fisa.v4i2.1827

Abstract

Abstrak Kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis. Pembelajaran fisika akan lebih bermakna jika dalam proses pembelajaran dikaitkan dengan kearifanlokal yang ada pada suatu tempat. Sagu (putak) adalah makanan tradisional yang diwariskan oleh nenek moyang masyarakat Santian, Kabupaten Timor Tengah Selatan semenjak dahulu kala. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif fenomenologi, menggunakan teknik triangulasiberupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa pada proses pengolahan sagu (putak) terdapat konsep-konsep fisika yang diidentifikasi terutama pada gaya, tekanan, suhu dan kalor, momentum, proses pemisahan campuran, larutan, pengendapan,penguapan, perubahan volume. Kata kunci: Kearifan Lokal; Konsep Fisika Abstract Local wisdom is a kind of knowledge, belief, comprehension and insight as well as habit and ethic thatleads human’s behavior in an ecology community. Physics will be meaningful learning process is related to the local wisdom in a certain context. Sagu (putak) is a kind of traditional meal which is inherited by the anchestors of Santian community, Timor Tengah Selatan from time to time. This study is a phenomenology, applying qualitative method, triangulating among observation, interview and documentation. The result showed that in processing sagu (the traditional meal), there were somephysics concepts identified particularly force, pressure, temperature and heat, momentum, mixture separation, solution, deposition, evaporation and volume change.Keywords: Local wisdom; physics concept
IDENTIFIKASI KONSEP FISIKA PADA KEARIFAN LOKAL ANYAMAN DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Vivi Elvi Rosanti Husin; Agsen Hosanty Billik
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.873 KB) | DOI: 10.35508/fisa.v4i2.1828

Abstract

Abstrak Pembelajaran fisika berbasis budaya lokal mengintegrasikan budaya lokal sebagai bagian dari proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk membangun pengetahuan, mengembangkan keterampilan proses sains, dan menumbuhkan sikap ilmiah. Pembelajaran fisika akan lebih bermakna apabila terdapat kesinambungan antara materi mata pelajaran dengan aktivitas kehidupan sehari-hari di lingkungan tempat tinggal peserta didik yang digunakan sebagai sarana dan sumber belajar. Hal ini dapat diperoleh melalui keterkaitan penerapan materi fisika dengan potensi lokal daerah tersebut. Anyaman adalah salah satu kearifan lokal yang terdapat pada masyarakat Desa Linamnutu, Kabupaten Timor Tengah Selatan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar khususnya dalam materi fisika. Pembelajaran fisika akan lebih bermakna jika dikaitkan dengan lingkungan tempat tinggal peserta didik khususnya dalam kearifan local anyaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsep fisika yang ada dalam proses anyaman. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data adalah triangulasi dengan teknik analisis data berupa deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari proses anyaman terdapat konsep fisika untuk materi gaya dan Hukum Newton. Oleh karena itu, dalam proses anyaman terdapat konsep fisika. Kata kunci: anyama;, konsep fisika. Abstract The Physics teaching and learning that based on Local culture as part of the teaching and learning process that involves students to build knowledge, develop science process skills, and foster scientific attitudes. Physics learning will be more meaningful if there is continuity between the subject material with the daily life activities in the environment where students live as a means and source of learning. This can be obtained through the connection of the application of physical material with the local potential of the area. A woven leaf is one of the local wisdom found in the society of Linamnutu Village in South Central Timor Regency, which can be used as a learning source, especially in physics materials. Physics learning will be more meaningful if it is associated with the environment, in which students live, especially in the local wisdom of woven leaf. This study aims to identify the concepts of physics that exist in the process of making the woven leaf. The research method used is qualitative research, the data collection techniques were triangulation with data analysis techniques in the form of descriptive qualitative. The results showed that from the process of making woven leaf there are physical concepts for force material and Newton's Law. Therefore, in the process of making the woven leaf, there is a physics concept. Keywords: woven leaf; physics concepts
KAJIAN KOMPUTASI NUMERIK MODEL INTEGRATIF PADA DIFRAKSI CELAH LINGKARAN MENGGUNAKAN METODE PENDEKATAN SIMPSON 1/3 Freinademetz Anggur; Ali Warsito; Albert Zicko Johannes; Andreas Christian Louk
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.421 KB) | DOI: 10.35508/fisa.v4i2.1830

Abstract

Abstrak Telah dilakukan penelitian tentang komputasi numerik model integratif pada difraksi celah lingkaran dengan tujuan untuk menerapkan metode simpson 1/3 untuk mencari solusi kasus difraksi celah lingkaran, menghitung nilai integrasi bessel menggunakan metode simpson 1/3, menentukan jarak antara dua intensitas pada pita terang, memperoleh grafik pola intensitas cahaya terhadap jarak pada kasus difraksi celah berbentuk lingkaran. Hasil integrasi yang diperoleh dengan metode simpson 1/3 pada tiga titik puncak intensitas yaitu 0.14352548, -0.3342371, 0.27050545 Dari hasil perhitungan pada puncak pertama untuk intensitas maksimum pada terang pusat yang berada pada jarak 0.3 cm dengan nilai intensitas 0.91553621, puncak kedua pada jarak 5.1 cm dengan nilai intensitas 0.01718022 dan pucak ketiga pada jarak 8.6 cm dengan nilai intensitas 0.00395745. Dari hasil perhitungan diperoleh grafik antara jarak dengan intensitas sehingga terdapat pola yang membentuk cincin gelap terang semakin besar panjang gelombang sumber maka semakin besar pula jarak antara suatu titik intensitas dari intensitas maksimum. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pendekatan integrasi simpson 1/3 hampir mendekati hasil yang telah diperoleh secara analitik. Dari hasil ini dapat dihitung nilai error dari program terhadap nilai eksak secara analitik dan diperoleh nilai pendekatan yang kecil yaitu -7.95 x 10-6, -6.07 x 10-6, 2.25 x 10-6. Sehingga hasil pendekatan dengan metode Simpson dapat diterima serta dapat dikatakan bahwa program yang dibuat telah berfungsi dengan baik. Kata kunci: Bessel; metode Simpson 1/3; difraksi celah lingkaran. Abstract [Numerical Computation Study Of Integrative Models In The Circular Aperture Diffraction With Simpson 1/3 Approach Method] Research on numerical computation of integrative models on the circular aperture diffraction with the aim to apply the Simpson 1/3 method to find a solution to the circular aperture diffraction case, calculate the integration value of the Bessel using the Simpson 1/3 method, determine the distance between two intensities on the bright band, obtain graph of the pattern of light intensity versus distance in the case of circular slit diffraction. The integration results obtained by the Simpson method at three intensity peaks are 0.14352548, -0.3342371, 0.27050545 From the results of the calculation at the first peak for maximum intensity at the center of light at a distance of 0.3 cm with an intensity value of 0.91553621, the second peak at a distance of 5.1 cm with an intensity value of 0.01718022 and a third peak at a distance of 8.6 cm with an intensity value of 0.00395745. From the calculation results obtained by the graph between the distance with intensity so that there is a pattern that forms a dark ring of light the greater the source wavelength, the greater the distance between an intensity point from the maximum intensity. The calculation results show that the Simpson 1/3 integration approach is almost close to the results that have been obtained analytically. From these results, an error value from the program can be calculated analytically and the exact value of the approach obtained is -7.95 x 10-6, -6.07 x 10-6, 2.25 x 10-6. So the results of the approach with the Simpson 1/3 method can be accepted and it can be said that the program created has functioned well. Keywords: Bessel; Simpson 1/3methods; circular aperture diffraction.
ANALISIS POLA DISTRIBUSI UNSUR-UNSUR CUACA DI LAPISAN ATAS ATMOSFER DI WILAYAH KOTA KUPANG Artini Waluwanja; Jehunias Leonidas Tanesib; Jonshon Tarigan; Abdul Wahid
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.516 KB) | DOI: 10.35508/fisa.v4i2.1831

Abstract

Abstrak Telah dilakukan analisis pola distribusi unsur-unsur cuaca di lapisan atas atmosfer di wilayah kota Kupang, menggunakan data radiosonde dengan rentang data selama 4 tahun (2015-2018) dari 4 titik pengambilan data yaitu di kota kupang, banjarmasin, surabaya, dan makassar yang meliputi data suhu, kelembapan dan angin yang kemudian dibuat menjadi peta distribusi dengan menggunakan aplikasi surfer 13. Hasil analisis menunjukan bahwa pada bulan April-September (musim kemarau), di lapisan 850 mb memiliki suhu di BBU yang lebih tinggi dari BBS, dan kelembapannya paling tinggi ada di wilayah banjarmasin dan paling rendah ada di wilayah kota Kupang. Pada lapisan 700 mb distribusi suhu tidak merata di berbagai wilayah. Kota kupang memiliki suhu paling tinggi tetapi kelembapan paling rendah. Pada lapisan 500 mb penyebaran suhu hampir merata. Angin yang bertiup pola sirkulasi monsun timur, Serta Aliran udara dari selatan yang berpusat di BBU yang membawa massa udara kering dan stabil yang menyebabkan musim kemarau. Pada bulan Oktober–Maret (musim hujan), peta pola distribusi menunjukan bahwa pada lapisan 850 mb suhu di BBS lebih tinggi dari BBU. Suhu tertinggi ada di kota kupang tetapi kelembapannya rendah, kelembapan tertinggi ada di Banjarmasin. Pada lapisan 700 mb, suhu tertinggi di Makassar dan kelembapan paling tinggi di Banjarmasin sedangkan kelembapan paling rendah di kota Kupang. Pada lapisan 500 mb, persebaran suhu hampir merata dengan suhu paling tinggi di kota Kupang dan Kelembapan paling tinggi ada di banjarmasin. Angin yang bertiup adalah pola sirkulasi monsun barat. Serta angin utara yang membawa massa udara yang lembab dan tidak stabil yang menyebabkan musim hujan. Kata kunci: radiosonde; distribusi cuaca; surfer13. Abstract [Analysis of the distribution patterns of weather elements in the upper atmosphere in the Kupang city area] The Analysis of the distribution patterns of weather elements in the upper atmosphere using radiosonde data with a range of data for 4 years (2015-2018) from 4 data collection points, namely in Kupang, Banjarmasin, Surabaya, and Makasar which included temperature, humidity and wind data which are then made into a distribution map using the surfer 13 application. The results of the analysis show that in April-September (dry season), the 850 mb layer has a temperature at BBU that is higher than BBS, and the highest humidity is in the area of ​​Banjarmasin and the lowest is in the city of Kupang. In the 700 mb layer the temperature distribution is uneven in various regions. Kupang city has the highest temperature but the lowest humidity. In the 500 mb layer the temperature is spread evenly. Winds that blow the circulation patterns of the east monsoon, as well as air flow from the south which is centered at the BBU which carries a dry and stable air mass that causes the dry season. In October - March (the rainy season), the distribution pattern map shows that at 850 mb layer the temperature at BBS higher than BBU. The highest temperature is in Kupang city but the humidity is low, the highest humidity is in Banjarmasin. In the 700 mb layer, the highest temperature in Makassar and the highest humidity in Banjarmasin while the lowest humidity in Kupang. In the 500 mb layer, the temperature distribution is almost evenly distributed with the highest temperature in Kupang city and the highest humidity is in Banjarmasin. The wind that blows is the circulation pattern of the western monsoon. As well as northern winds that bring masses of moist and unstable air which causes the rainy season. Keywords: radiosonde; weather distribution; surfer 13.
KAJIAN AWAL SIFAT OPTIK GRAPHENE OXIDE BERBAHAN DASAR ARANG TONGKOL JAGUNG YANG DISINTESIS DENGAN METODE LIQUID PHASE EXFOLIATION (LPE) Yuditha Ignasia Bete; Minsyahril Bukit; Albert Zicko Johannes; Redi K. Pingak
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.979 KB) | DOI: 10.35508/fisa.v4i2.1832

Abstract

Abstrak Telah dilakukan penelitian tentang kajian awal sifat optik Graphene Oxide berbahan dasar arang tongkol jagung yang disintesis dengan metode Liquid Phase Exfoliation (LPE). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi massa karbon tongkol jagung dengan variasi 1 gram; 1,5 gram; 2 gram, pengaruh perlakuan blender, ultrasonikasi, dan blender + ultrasonikasi terhadap nilai absorbansi UV-Vis Graphene Oxide hasil sintesis. Karbon tongkol jagung yang dibakar dihaluskan sampai menjadi serbuk, disintesis dengan bantuan blender, ultrasonifikasi dan blender + ultrasonifikasi selama 3 jam, didiamkan selama satu malam, kemudian diencerkan dengan menggunakan pelarut aquades. Selanjutnya hasil sintesis tersebut dikarakterisasi menggunakan Spektrometer UV-Vis double beam untuk mendapatkan spektrum absorbansinya. Berdasarkan hasil analisis spektrum absorbansi pada masing – masing variasi massa, pada perlakuan ultrasonifikasi nilai absorbansi meningkat secara linear seiring bertambahnya massa. Nilai absorbansi untuk variasi massa 1 gram, 1,5 gram dan 2 gram secara berturut-turut diperoleh sebesar 1,710 ; 2,071 ; 1,483 untuk perlakuan blender, 1,478 ; 1,571; 1,588 untuk perlakuan ultasonikasi, dan 1,574 ; 1,450 ; 1,547 untuk perlakuan blender+ultrasonikasi. Dengan metode Liquid Phase Exfolition diperoleh nilai absorbansi maksimum pada perlakuan blender massa 1,5 gram dengan nilai 2,071 dan nilai absorbansi minimum diperoleh pada perlakuan dengan blender + ultrasonifikasi massa 1,5 gram dengan nilai 1,450. Berdasarkan nilai absorbansi tersebut larutan sampel hasil sintesis termasuk Graphene Oxide. Kata-kata kunci: Graphene Oxide; LPE; Spektrum absorbansi; Spektrofotometer UV –Vis; Tongkol jagung. Abstract The aim of this work is to investigate the effects of varying corncob mass (1 gr; 1,5 gr; 2 gr) and varying treatments including blender, ultrasonification, and blender + ultrasonication on the UV-Vis spectrum of Graphene Oxide synthesized from the corncob. The corncobs that have been burned were powdered, synthesized using blender, ultrasonification and blender + ultrasonification for 3 hours, left overnight, and then diluted using aquades. Then, the synthesis results were characterized using UV-Vis double beam spectrophotometer. From the analysis of the absorption spectrum, the absorption values from ultrasonification treatments, the absorption values were linearly proportional to the mass. Absorption values for mass variation of 1 gram, 1,5 gram and 2 gram were 1,710 ; 2,071 ; 1,483 using blender treatment, 1,478 ; 1,571; 1,588 using ultrasonification treatment, and 1,574 ; 1,450 ; 1,547 using blender+ultrasonification treatment. With Liquid Phase Exfoliation, the maximum value of absorbance was found at 1,5 gram mass variation using blender treatment, with the value being 2,071 and the minimum value of the was found when using blender + ultrasonification treatment at 1,5-gram mass variation, with the minimun value being 1,450. From the absoption values, Graphene Oxide has been succesfully sinthesized from the corncob. Keywords: Graphene Oxide; LPE; Absorption Spectrum; UV–Vis Spectrophotometer; Corncob.
DETERMINATION OF RADIOISOTOPE CONCENTRATION IN MINING SAMPLES WITH THE SIMPLE AND NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS IN WEST TIMOR ISLAND EAST NUSA TENGGARA Bartholomeus Pasangka; Kirbani Sri Brotopuspito; Herry L. Sianturi
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.946 KB) | DOI: 10.35508/fisa.v4i2.1833

Abstract

Abstract [Determination of Radioisotope Concentration in Mining Samples with The Simple and Neutron Activation Analysis in West Timor Island East Nusa Tenggara] The nature of Timor island have contents of several kinds of mining mineral, which still buried in rock, one of them is radioisotope that deposit activity concentration in the rock is unknown. This radioisotope is needed in several sectors as an alternative energy sources that begin to be developed in Indonesia. Problems specifications were studied in this research about activity concentration of radioisotope in the sample of mining and investigate of its prospect. The methods of research comprise of observe/ survey, sampling, analysis, and interpretation, which are applied in two analysis modes: 1) the simple analysis, and 2) neutron activation analysis (relative method). The steps of sample processing consist of: 1) grouping, 2) drying, 3) refining I, 4) burning, 5) refining II, 6) balancing, 7) stabilizing, and 8) drying again. The last processing results the softes dust. Furthermore procedures with the simple analysis comprise of: 1) to count sample, 2) to correct with background, 3) to calculate concentration of radioisotope element within the mine sample. The procedures for neutron activation analysis: 1) the softest dust sample is put into the polyethilene capsule and irradiated together with standard sample, then refrigerated during one week, 2) to countfield and standard sample on the same time and detector is same calibrated, 3) to correct with background, 4) to calculate concentration of radioisotope element within the mine sample. The results of research: activity concentration of radioisotope deposit in mining samples at sub-district ofAmarasi Kupang Wast Timor Island with simple analysis about 4.36 x 10 µCi/ gram, result with neutron activation analysis about 43.8 part per million or 4.38 x 10-5 µCi/ gram up to 2.34 x 10 -4 unit up to 235.3 part per million or 2.353 x 10 -5 unit. Activity concentration of radioisotope deposit in mining samples give stimation that radioisotope deposit in mining samples is possible prospect for exploration but still necessary another data. Key words: determination; concentration; radioisotope; miningAbstrak Alam pulau Timor menyimpan berbagai jenis mineral tambang yang masih terpendam dalam batuan, salah satu di antaranya adalah radioisotop yang konsentrasi deposit dalam batuan belum diketahui. Rradioisotop tersebut diperlukan dalam beberapa bidang sebagai salah satu sumber energi alternatif yang sudah mulai dikembangkan di Indonesia. Spesifikasi masalah yang dikaji dalam penelitian ini menyangkut konsentrasi aktivitas radioisotop dalamsampel bahan galian dan menyelidiki keprospekannya. Metode penelitian meliputi observasi/survei, sampling, analisis, dan interpretasi, yang diterapkan dalam dua model analisis: 1) analisis sederhana, dan 2) analisis aktivasi neutron (motode nisbi). Langkah-langkah pengolahan sampel terdiri atas: 1) pengelompokan, 2) pengeringan, 3) penghalusan I, 4) pembakaran, 5) penghalusan II, 6) penimbangan, 7) penstabilan, dan 8) pengeringan. Pengolahan akhir menghasilkan debu sangat halus. Prosedur selanjutnya dengan analisis sederhana meliputi: 1) mencacah sampel, 2) mengoreksi dengan cacah latar, 3) menghitung konsentrasi radioisotop dalam sampel bahan galian. Prosedur untuk analisis aktivasi neutron: 1) sampel debu sangat halus dimasukkan ke dalam kapsul polyethilena dan diiradiasi bersamaan dengan sampel standar, kemudian didinginkan selama satu minggu, 2) mencacah sampel lapangan dan sampel standar padawaktu yang sama dengan detektor yang terkalibrasi sama, 3) mengoreksi dengan cacah latar, 4) menghitung konsentrasi radioisotop dalam sampel bahan galian. Hasil yang diperoleh: konsentrasi aktivitas deposit radioisotop dalam sampel bahan galian di Kecamatan Amarasi Kupang pulau Timor barat, berkisar antara 4,36 x 10 μCi/ gram sampai dengan 2,34 x 10 -5 satuan sampai dengan 235,3 ppm = 2,353 x 10 -4 μCi/ gram (analisis sederhana), dan 43,8 ppm = 4,38 x 10 -5 satuan (analisis aktivasi neutron). Konsentrasi aktivitas deposit radioisotop dalam sampel bahan galian memberikan gambaran bahwa deposit unsur dalam bahan galian tersebut kemungkinan prospek untuk eksplorasi (masih perlu data lain). Kata kunci: determinasi, konsentrasi, radioisotop, tambang
IDENTIFIKASI KONSEP-KONSEP FISIKA DI TEMPAT WISATA BUDAYA BENTENG NONE DESA TETAF KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Demeryati Langtang; Kostan D.F Mataubenu
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.63 KB) | DOI: 10.35508/fisa.v4i2.1834

Abstract

Abstrak Telah dilakukan peneilitian identifikasi konsep-konsep fisika di tempat wisata budaya Benteng None Desa Tetaf, Kabupaten Timor Tengah Selatan . Kearifan lokal yang terdapat pada masyarakat di tempat wisata budaya benteng none yang diidentifikasi konsep-konsep fisikanya antara lain pada pembuatan rumah lopo, pembuatan anyaman dan kerajinan tenun ikat. Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan jenis fenomenologi dimana peneliti yang langsung turun ke lapangan untuk mengambil data. Teknik pengambilan data triangulasi data yaitu, wawancara, observasi dan dokumetasi dan instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar wawancara, observasi dan kamera. Konsep-konsep fisika yang teridentifikasi di tempat wisata budaya Benteng None desa Tetafantara lain, konsep pengukuran pada pembuatan rumah Lopo, konsep gaya gesek dan usaha, konsep sifat elastisitas bahan, konsep suhu dan kalor pada pembuatan anyaman, dan pada pembuatan tenun ikat terdapat konsep gaya Gesek dan Gerak rotasi. Hasil dari indetifikasi konsep fisika ini diharapkan dapat dilanjutkan oleh peneliti berikutnya dalam pembuatan bahan ajar berbasis kearifan lokal. Kata Kunci : Konsep Fisika; kearifan lokal. Abstrack [Identifying Physics Concepts in Benteng None, a Tourism Object in Timor Tengah Selatan] This research has been conducted to identify physics concepts in Benteng None, a tourism object in Timor Tengah Selatan Regency. The local wisdoms identified included Lopo (a traditional building) construction, and traditionaal woven and weaving. This is a qualitative study naturraly as phenomenon in whch the reseacher directly colleted the data from the participants. The instruments used were interview, obeservation and documentations. The concepts being identified included lopo construction measurement, friction an wokr, elasticity, temperature and heat on construction materials of traditional woven, and weaving the result showed friction concept and rotation. It is expected of study by creating learning material based on local wisdom. Key words : Physics concepts; local wisdom.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY DAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PROSEDURAL FISIKA SISWA SMP NEGERI 3 AMANUBAN TENGAH Yusniati H. Muh. Yusuf
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 4 No 2 (2019): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.134 KB) | DOI: 10.35508/fisa.v4i2.1835

Abstract

Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian desain penelitian Randomized Control Group Pretest-Posttest Design, yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Amanuban Tengah pada bulan Februari tahun ajaran 2018/2019 . Adapun tujuan dari penelitian ini (1) Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengetahuan prosedural fisika siswa yang signifikan antara siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) dengan siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Guided Inquiry. (2) Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan prosedural fisika siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Guide Inquiry. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Amanuban Tengah. Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata skor pengetahuan prosedural pada kelas eksperimen = 77,12, dan pada kelas kontrol 71,02. Dari hasil analisis menggunakan uji-t pada taraf signifikansi (α) = 0,05, diperoleh: 1) terdapat perbedaan pengetahuan prosedural antara siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Proces Oriented Guided Inquiry Learning dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran Guided Inquiry dimana nilai ttable = -2,014 <thitung = 4,013> ttable = 2,014. 2) pengetahuan prosedural fisika siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Proces Oriented Guided Inquiry Learning lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Guided Inquiry dimana nilai thitung = 7,058> ttabel= 2,014. Kata kunci: model pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL), Guided Inquiry, Pengetahuan Prosedural Fisika . Abstract [Implementation of a Learning Model for the Process Oriented Guided Inquiry and Guided Inquiry Model to Improve the Physics Procedural Knowledge of Students at SMP Negeri 3 Amanuban Tengah] This research is experiment research with Randomised control group preteest-possttesst desigen exetut at SMP Negeri 3 Amanuban Tengah on school year Februari 2018/2019. Aim of this researchhare (1) to knows an differences improve student physics procedural knowledge between students by applying process oriented guided inquiry learning model with students by applying guided inquiry model (2) to know improve students physics procedural knowledge was taught by apllying process orinted guided inquiry learning model higher than students was taught by apllying guided inquiry model. Population in this research is all of students of grade VIII SMP Negeri 3 Amanuban Tengah. Research result, it is found the average score of studentsphysics procedural knowledge in experimental class = 77,12, and control class 71,02. The result of the analisis using t-test with signifificant level α = 0,05 concluded that (1) there are diferenrence of physics procedural of student physics which is significant between students taught by applying process oriented guided inquiry learning with students taught by knowledge that is taught by applying process oriented guided inquiry learning model is higher than the students taught by applying the guided inquiry model where tcount = 7,058> ttable = 2,014. Keywords: Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) model, guided inquiry, physics procedural knowledge

Page 8 of 21 | Total Record : 209