cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sukma: Jurnal Pendidikan
Published by Yayasan Sukma
ISSN : 25485105     EISSN : 25979590     DOI : -
Core Subject : Education,
SUKMA: Jurnal Pendidikan is an academic journal bi-annually published in Indonesia. It covers issues related to education in general: teacher, student, school management, curricula, teaching methods, teaching evaluations, education best practices, learning materials, et cetera.
Arjuna Subject : -
Articles 94 Documents
Learning Journal: Improving Teaching Strategies Through Students’ Reflections Fajriah, Fajriah
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.839 KB) | DOI: 10.32533/01204.2017

Abstract

This study is concerned with how teachers use students’ reflections to improve their teaching strategies. The purpose of this study was to explore the role of students’ reflections in the learning process, and how the teachers use those reflections to improve teaching strategies. This research used a qualitative approach.The results of the study indicated that the role of students’ journals in learning was to know students’ points of view and to explore students’ needs. In addition, the ways the teachers improved were by changing their teaching methods and changing their attitudes. Therefore, it was considered that the teachers were able to develop their pedagogical competence. Additionally,  the students remarked that a good relationship with the teacher is more important than a good teaching strategy.[Artikel ini membahas strategi guru menggunakan umpan balik dari siswa untuk memperbaiki strategi pengajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi peran umpan balik siswa dalam proses pembelajaran dan penggunaannya untuk memperbaiki strategi pengajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jurnal siswa dalam pembelajaran berfungsi untuk mengetahui sudut pandang siswa dan untuk mengeksplorasi kebutuhan siswa. Dengan dasar itulah para guru dapat memperbaiki metode dan sikap dalam proses pengajaran, sehingga dapat mengembangkan kompetensi pedagogis mereka. Selain itu, bagi siswa, hubungan yang baik dengan guru lebih berpengaruh daripada strategi pengajaran.]
Pola Pembelajaran Agama Islam di Madrasah dalam Perspektif Pendidikan Holistik: Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri 3 Sleman Yogyakarta Ahmad, Zainal Arifin
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.839 KB) | DOI: 10.32533/02105.2018

Abstract

This research aims at investigating the pattern of Islamic learning process at Yogyakarta-based Islamic senior  high  school-3 from holistic learning perspective.  The research adopts qualitative approach. The research shows  that the pattern of the  Islamic learning  process at the Islamic senior  high  school implemented  in  the  unity of  Islamic  education  curriculum with three  main inseparable  components,  i.e.  intra-curricular,  extracurricular  and hidden-curricular,  has accommodated holistic  learning  principles. The accommodation can be evaluated from the implementation of basic holistic learning principles comprising of interconnectedness, wholeness and being.  In spite of this accommodation, the research has found some weaknesses in the Islamic learning processs. First, the  development  of  the five-level of  learners  potencies   as envisioned in  holistic learning, i.e.  personal, community, social, planetary and cosmic, has  not been formulated  explicitly  in  the  curriculum  and lesson  plan.  The  existing  formulation  only  respects to  the development  of  six  dimensions  of  learners  potencies,  i.e. physical, emotional, intellectual, social, aesthetic,  and spiritual. Second, the intra-curricular learning process is  still more oriented to teaching  for  the  test and less oriented to teaching  for the whole task. Third, the subject matter of Islamic learning curriculum,  i.e. al-Qur’an-Hadis,  Akidah-Akhlak, and Fikih have not been integrated as a single unit.  The three subject  matters still  stand on their own  theme, and have not been integrated as a single unit.  The research  has successfully mapped out  the  characterizing  pattern  of  quality development  of Islamic  learning process  seen from  the perspective of holistic learning at the madrasah.[Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pola pembelajaran agama Islam di MAN 3 Sleman Yogyakarta ditinjau dari perspektif pembelajaran holistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil  penelitian menunjukkan bahwa  proses pembelajaran agama Islam  di MAN 3 Sleman Yogyakarta yang diimplementasikan dalam  kesatuan program pembelajaran intrakurikuler,  ekstrakurikuler,  dan hidden curricular  secara umum telah mengarah kepada pola pembelajaran holistik. Dikatakan demikian karena dalam penerapan kesatuan tiga program pembelajaran tersebut ditemukan adanya penerapan tiga prinsip dasar pembelajaran holistik yang  meliputi connectedness, wholeness, dan  being.  Hanya saja,  dalam proses pembelajaran agama  Islam  tersebut  masih terdapat beberapa kelemahan. Pertama, secara konseptual, pengembangan lima level potensi peserta didik (personal, komunitas, sosial, planetari, dan kosmis) sebagaimana dicanangkan dalam pembelajaran  holistik  belum  terumuskan  secara  eksplisit dalam kurikulum maupun dalam perencanaan pembelajaran agama Islam. Rumusan yang ada hanya berkenaan dengan pengembangan enam dimensi potensi  peserta  didik  (fisik,  emosi,  intelektual,  sosial, estetika, dan spiritual). Kedua,  proses pembelajaran agama Islam intrakurikuler masih lebih dominan berorientasi pada teaching for the test dan kurang berorientasi pada teaching for the whole task. Ketiga, materi pelajaran agama Islam intrakurikuler  yang meliputi Akidah-Akhlak, al-Qur’an-Hadis, dan Fikih masih merupakan materi  pelajaran yang berdiri sendiri-sendiri dan belum terintegrasi sebagai satu kesatuan untuk dapat memberikan kemampuan kepada peserta didik dalam melakukan tugas-tugas yang bersifat kompleks dan menyeluruh (whole task). Penelitian ini memberi kontribusi dalam  memetakan karakteristik  pola  proses pembelajaran agama Islam di madrasah ditinjau dari perspektif  pembelajaran holistik.]
Pengembangan Daya Kreatif (Creative Power) Melalui Dunia Sekolah: Identifikasi Isu Fachruddin, Fuad
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.839 KB) | DOI: 10.32533/01105.2017

Abstract

Setiap insan dianugrahi Yang Maha Penyayang daya kreatif (creative power), yang mengandung beberapa dimensi yaitu berfikir kreatif (creative thinking atau divergent thinking),  perilaku kreatif  (creative behavior) atau perilaku konstruktif  (constructive behavior) dan tindakan atau amaliah kreatif.  Sayang tidak semua orang dapat mengembangkan daya tersebut secara optimal. Pola dan pendekatan mendidik di keluarga, sekolah dan masyarakat acap kali tidak mendukung  pengembangan daya kreatif. Tulisan ini membahas beberapa hal seperti tersebut di muka dan pengembangan daya kreatif melalui dunia sekolah. Dalam mengembangkan daya kreatif peserta didik diperlukan hal atau syarat yang mendukung yaitu guru kreatif yang mencakup pembelajaran kreatif (creative teaching), kepala sekolah yang kreatif (creative leadership) dan lingkungan yang kreatif. Pengembangan daya kreatif dalam kontek bangsa untuk  menyiapkan warga bangsa dalam mengadapi kehidupan yang sangat kompetitif (global). Dalam kontek dunia sekolah, pengembangan daya kreatif dimaksudkan sebagai sebagai salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan, karena pengembangan daya akan melahirkan superior learning. Pengembangan daya kreatif peserta didik dapat dilakukan melalui pendekatan atau metoda seperti memecahkan masalah secara kreatif (creative  problem solving),  pembelajaran berbasis masalah,  konsep dan  pendekatan  “limit to reach unlimited (dalam keadaan  terbatas dapat melahirkan karya luar biasa).
Budaya Menghafal Al-Quran: Motivasi dan Pengaruhnya Terhadap Religiusitas Huda, M. Nurul
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.839 KB) | DOI: 10.32533/02205.2018

Abstract

Alquran pada masa awal turunnya banyak dihafalkan oleh para sahabat. Mereka menghafal dengan motivasi utama menjaga kemurnian dan kelanggengan Alquran. Karena jika Alquran tidak dihafal, dengan sendirinya Alquran akan hilang. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak umat Islam yang menghafal Alquran. Tentu tujuan utama bukanlah untuk menjaga kelanggengan Alquran, karena sudah banyak teknologi canggih untuk menyimpan Alquran. Motivasi mereka kini bermacam-macam. Tulisan ini membahas motivasi-motivasi para penghafal Alquran masa kini. Sekaligus menyelidiki pengaruh hafalan Alquran terhadap religiusitas mereka. Data lingkup kecil menemukan bahwa hafalan mereka tidaklah berpengaruh secara siginifakan terhadap religiusitas mereka.
Jalan Tuhan dan Kemanusiaan dalam Pendidikan Mulkhan, Abdul Munir
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.839 KB) | DOI: 10.32533/01205.2017

Abstract

One’s faith and personality are produced during his life experience in dialogue with himself, dialogue with the nature, and dialogue with the socio-cultural environment in which he lives, grows and develops. Meanwhile, education is a planned, programmed attempt to engineer this experience of life to obtain maximum results for the future life. Education is necessarily comprehensive and synthetic. The loss of an element in education can be the cause of personality imbalances as is now the case in the reality of life in this country: motorcycle gangs, brawls between villages, corruption, and accusing of one another as infidel. Therefore, education process must be humanist or ngewongke and that being virtuous is the endless process of becoming.[Keimanan atau kebertuhanan dan kepribadian seseorang adalah produk pengalaman hidupnya dalam berdialog dengan dirinya sendiri, berdialog dengan alam, dan berdialog dengan lingkungan sosial-budaya tempat ia hidup, tumbuh dan berkembang. Sementara itu, pendidikan merupakan rekayasa pengalaman hidup tersebut secara terencana dan terprogram guna memperoleh hasil maksimal bagi kepentingan masa depan sejarah umat manusia. Pendidikan secara niscaya bersifat komprehensif sekaligus sintetis. Hilangnya satu unsur dalam pendidikan bisa menjadi penyebab ketimpangan kepribadian seperti yang kini banyak terjadi dalam realitas kehidupan di negeri ini: geng motor, tawuran antardesa, korupsi, dan pengkafiran satu atas yang lain. Karena itu, pendidikan mesti humanis atau ngewongke dan bahwa menjadi saleh adalah proses menjadi tanpa akhir.]
Parent Involvement in Schooling Processes: A Case Study in Aceh Wulandary, Dwi; Herlisa, Herlisa
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.839 KB) | DOI: 10.32533/02102.2018

Abstract

The study focuses on exploring the parents’ understanding of their involvement in schooling processes based on the six typologies of Epstein. The categories of the study were based on the typologies of Epstein consisting of parenting, communicating, volunteering, learning at home, decision-making, and collaboration with the community. Parent involvement in an Aceh school is a crucial issue which needs to be studied. This research provides an analysis of parents’ understanding of their involvement in schooling processes, what different kinds of ways parents/homes and school communicate between each other, and whose parents are frequently involved in schooling. There are several barriers parent involvement in schooling, such as work demands, reluctance to attend the school, lack of communication with the school, and parents’ perception of their involvement. The  reason  behind  parent  involvement  in  schooling  processes can  be  explained  with attribution  theory. The findings indicated that parent involvement in schooling processes in Aceh is low. In addition, the motivation of parents to be involved in schooling  processes was related  to  their  own  motives, such  as  merely  to  fulfill their  obligation  as  a  parent  in  rearing  the  children.[Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pemahaman orang tua tentang keterlibatan mereka dalam proses pendidikan berdasarkan enam tipologi Epstein. Kategori penelitian ini berdasarkan tipologi Epstein terdiri dari pola asuh, komunikasi, relawan, pembelajaran di rumah, pengambilan keputusan, dan kolaborasi dengan masyarakat. Keterlibatan orang tua di Aceh merupakan isu penting yang perlu diperhatikan. Penelitian ini memberikan analisis tentang pemahaman orang tua tentang keterlibatan mereka dalam proses pendidikan, bagaimana cara orang tua dan sekolah berkomunikasi satu sama lain, dan apakah ayah atau ibu yang dominan terlibat dalam pendidikan anak mereka. Ada beberapa hambatan keterlibatan orang tua di sekolah, seperti tuntutan kerja, keengganan untuk bersekolah, kurang komunikasi dengan sekolah, dan persepsi orang tua terhadap keterlibatan mereka dalam proses pendidikan. Alasan di balik keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan dapat dijelaskan dengan teori atribusi. Penelitian ini menemukan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan di Aceh rendah. Selain itu, motivasi orang tua untuk terlibat dalam proses pendidikan itu terkait dengan motivasi mereka sendiri, seperti semata-mata memenuhi kewajibannya sebagai orang tua dalam membesarkan anak.]
Supporting Teachers’ Learning Using School Information System Zen, Satia Prihatni
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 1 (2017)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.839 KB) | DOI: 10.32533/01106.2017

Abstract

Sistem Informasi Sekolah saat ini telah lazim digunakan oleh banyak sekolah dan otoritas pengelola pendidikan untuk membantu pengelolaan data sekolah, mulai dari data perkembangan siswa hingga data keuangan.  Selain pengelolaan data, system informasi sekolah dapat menunjang pengembangan kapasitas guru dan kolegialitas dalam ruang lingkup sekolah. Hal inilah yang menjadi salah satu pengalaman Sekolah Sukma Bangsa dalam menerapkan Sistem Informasi Sekolah Terpadu Online (SISTO) untuk mendukung efisiensi serta akuntabilitas dalam pengelolaan data yang baik. Artikel ini menjelaskan bagaimana penerapan SISTO mendukung pengembangan kapasitas guru melalui kegiatan belajar yang terintegrasi dalam kegiatan guru sehari-hari.  Hal ini dimungkinkan dengan adanya integrasi aplikasi dalam system serta fitur yang mendorong guru untuk melakukan “reflective practices.” .Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup refleksi guru, kolaborasi dalam menyelesaikan masalah, pembuatan keputusan berbasis data serta evaluasi guru berbasis SISTO. Artikel ini bertujuan memberikan gambaran singkat mengenai proses pengembangan kapasitas yang ditunjang oleh system informasi.
Kepemimpinan Transformasional dan Implikasinya pada Pembentukan Budaya Jujur di Sekolah Suud, Fitriah M.
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.839 KB) | DOI: 10.32533/02206.2018

Abstract

Studi ini menjelaskan kepemimpinan transformasional dengan berbagai dimensinya yang memiliki pengaruh besar pada pembentukan budaya jujur pada lembaga pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan konstruksi konseptual tentang kepemimpinan trasformasional dan pentingnya kepemimpinan trasformasional dengan semua dimensi yang dimilikinya dalam sebuah organisasi khususnya di lembaga Pendidikan. Selanjutnya melihat bagaimana bentuk konseptual kepemimpinan ini pada sebuah sekolah yang telah dikenal sebagai sekolah jujur di Aceh. Kelima dimensi kepemimpinan trasformasional tersebut adalah Idealized influence (attributed), Idealized influence (behavior), Inspirational motivation, Intellectual stimulation, Individualized consideration. Kajian konsep diharapkan dapat menjadi dasar pijakan untuk pengembangan dan pembiasaan prilaku jujur pada sebuah organisasi khususnya lembaga Pendidikan. Sementara implementasi model kepemimpinan di sekolah yang dipilih ini dapat menjadi contoh untuk mengembangkan budaya jujur di sekolah lain di tanah air.
Potret Pendidikan di Era Globalisasi Teknosentrisme dan Proses Dehumanisasi Dewi, Eva
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.932 KB) | DOI: 10.32533/03105.2019

Abstract

Pendidikan merupakan unsur yang paling penting bagi kemajuan peradaban bangsa. Era Industri dan globalisasi membawa dampak terhadap proses pendidikan terutama di Indonesia. Di satu sisi, globalisasi memberi dampak positif, namun di sisi lain, dominasi teknologi membawa dampak negatif, yakni menimbulkan dehumanisasi dalam bentuk mentalitas yang terlalu mengagungkan teknologi di atas segalanya. Realitasnya, pendidikan di era globalisasi saat ini mengalami krisis nilai. Pendidikan hanya menghasilkan output-output yang pintar secara kognitif, menguasai teori dan teknologi tetapi kering dari nilai-nilai kemanusiaan dan sosial (dehumanisasi). Sebagai solusinya, pendidikan sebagai investasi haruslah mampu “memanusiakan manusia”; mengintegrasikan human being dan technobeing atau keterpaduan sains dan agama, dan reparadigmatisasi pendidikan dengan value approach, social cultural approach, cognitif skill approach dan political policy approach tentu saja sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dalam rangka membentuk generasi profesional, bermoral, bertanggung jawab dan bermartabat.
Pengaruh Globalisasi dan Era Disrupsi terhadap Pendidikan dan Nilai-Nilai Keislaman Fikri, Ali
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.275 KB) | DOI: 10.32533/03106.2019

Abstract

Globalisasi telah menghilangkan sekat-sekat atau batas-batas antar negara; globalisasi juga telah mempersatukan dunia dalam satu komunitas “perkampungan dunia” atau global village. Kesatuan  komunitas dalam perkampungan dunia itu hampir mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek itu telah  mempengaruhi kehidupan manusia, baik dalam skala lokal seperti antar kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Bahkan dalam skala yang lebih luas seperti antar budaya, agama, profesi, dan bahkan antar bangsa. Era disrupsi merupakan bagian dari globalisasi, sebagai akibat dari digitalisasi dan evolusi teknologi. Kompleksitas pengaruh ini membuat setiap komunitas termasuk ‘Umat Islam’ secara tak terelakkan harus mengkaji dan menyikapi dampak-dampak globalisasi dan era disrupsi tersebut terhadap kehidupan dan pergaulan  mereka, khususnya pendidikan dan nilai-nilai keislaman yang semakin meredup. Tulisan ini memfokuskan pada pengaruh globalisasi dan era disrupsi terhadap pendidikan dan nilai-nilai keislaman. Tulisan ini menegaskan bahwa globalisasi dan era disrupsi bisa didialogkan kembali dengan masyarakat Islam masa kini tanpa meredupkan nilai-nilai keislaman yang telah ada. Kita bisa melihat bagaimana pendidikan terdisrupsi oleh globalisasi dan bagaimana berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman dalam tata dunia baru yang universal.

Page 3 of 10 | Total Record : 94