cover
Contact Name
Surya Farid Sathotho
Contact Email
suryafarid@isi.ac.id
Phone
+62818462800
Journal Mail Official
tonil@isi.ac.id
Editorial Address
Jurusan Teater Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Tonil, Jurnal Kajian Sastra, Teater dan Sinema
ISSN : 14116464     EISSN : 26858274     DOI : DOI: https://doi.org/10.24821/tnl.v19i2
Core Subject : Humanities, Art,
Tonil: Journal of Literature, Theatre, and Cinema Studies, issn: 1411-6464 (print) and issn: 2685-8274 (online), is a scientific journal in the fields of Theatre/Arts creations & studies under the publication banner of Theatre Department, Faculty of Performing Arts in Indonesia Institute of the Arts Yogyakarta (ISI Yogyakarta). TONIL publication emphasizes its role as a medium for communication, discussion, advocation and literary refinement. TONIL serves as a vessel to accommodate the ideas and criticism from the artists, scientists, practitioners, and also all positions involved in the field of Theatre and Performing Arts
Articles 117 Documents
MENGKREASI TEKS DRAMA(TIK) MELALUI KONSEPSI LAJOS EGRI: PERSOALAN TEORI, METODE DAN EVALUASI Lephen, Purwanto
TONIL: Jurnal Kajian Sastra, Teater dan Sinema Vol 22, No 1: Maret 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/tnl.v22i1.15011

Abstract

Research on the creation of drama(tic) texts still leaves issues of theory, method and evaluation of early works (prototypes) before the work is published. One of the most commonly used theories is that of Lajos Egri. Lajos Egri has not mentioned the source of drama text creation, the methods used, and the evaluation that must be done in order to become a quality drama work. The study method used relates to empirical experience, observation and literature review of research-based drama text creation. As a result, the theory of drama text creation (Lajos Egri) can be used by adding creation sources, creation methods, evaluation of initial creation, stabilising the quality of the work with a certain structure or aesthetic, and publication of the work. Further research can be conducted on modifying Lajos Egri's theory for the creation of visual theatre, body theatre, musical theatre and audio theatre texts. 
ANALISIS KARAKTER TOKOH UTAMA MELALUI MISE-EN-SCENE DALAM FILM BIOPIC SULTAN AGUNG Setyawan, Deddy; Antyo Hartanto, Denny; Setyawati, Febfi
TONIL: Jurnal Kajian Sastra, Teater dan Sinema Vol 22, No 2: September 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/tnl.v22i2.17501

Abstract

Penelitian ini menganalisis karakter Sultan Agung sebagai tokoh utama dalam film biopik “Sultan Agung” karya Hanung Bramantyo dengan fokus pada peran aspek mise-en-scene sebagai penguat karakter. Studi ini menggunakan teori tiga dimensi karakter Harymawan (fisiologis, sosiologis, psikologis) serta pendekatan mise-en-scene Bordwell & Thompson, yang meliputi setting, kostum, pencahayaan, dan pergerakan pemain. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik observasi langsung terhadap film versi festival, didukung dokumentasi dari artikel dan video relevan. Hasil penelitian menunjukkan karakter Sultan Agung konsisten digambarkan sebagai protagonis, baik saat masa remaja (Raden Mas Rangsang) hingga dewasa menjadi raja. Elemen mise-en-scene berperan memperkuat visualisasi karakter tokoh utama melalui penggambaran setting sejarah, transformasi kostum dan rias, pencahayaan simbolis suasana hati, serta pergerakan pemain yang mendukung narasi psikologis dan sosial Sultan Agung. Temuan menegaskan bahwa perubahan karakter Sultan Agung lebih didorong oleh konteks dramatik dan sejarah, sedangkan mise-en-scene bertindak sebagai pendukung penguatan karakter, bukan faktor utama perubahan.Kata kunci: Biopik, Karakter Tokoh, Mise-en-Scene, Sultan Agung, Film Sejarah.
RESISTENSI TERHADAP HEGEMONI KEKUASAAN DALAM AJAKLAH TUHAN KE TANAH JAWA KARYA SEKAR AYU ASMARA Marwatulaela, Siti; Amaliah, Nida; Aprilia, Putri; Mauludani, Seli
TONIL: Jurnal Kajian Sastra, Teater dan Sinema Vol 22, No 2: September 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/tnl.v22i2.15743

Abstract

Abstrak: Kehidupan sosial masyarakat kerap kali berada di bawah pengaruh kekuasaan hegemonik yang tidak hanya hadir dalam Lembaga resmi seperti pemerintahan, tetapi juga melalui budaya, agama, dan tradisi yang menuntut kepatuhan individu terhadap norma-norma dominan. Ketegangan antara kehendak pribadi dan tekanan sosial melahirkan berbagai bentuk resistensi, baik terbuka maupun tersembunyi. Sastra sebagai refleksi realitas sosial hadir sebagai medium ekspresif yang merekam dan merespons kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bentuk-bentuk resistensi terhadap hegemoni kekuasaan dalam novel Ajaklah Tuhan ke Tanah Jawa karya Sekar Ayu Asmara dengan pendekatan sosiologi sastra. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui studi pustaka dan analisis data interaktif Miles & Huberman. Hasil kajian menunjukkan adanya dua bentuk resistensi: (1) resistensi terbuka, seperti pemberontakan terhadap penindasan spiritual dan kemanusiaan, perlawanan perempuan terhadap kekerasan seksual, dan pembangkangan terhadap penjajah kolonial; serta (2) resistensi tertutup, yang meliputi simbolisasi seni sebagai perlawanan, penolakan mental dan spiritual terhadap dominasi kekuasaan, kepatuhan semu terhadap norma sosial, dan kesadaran kritis terhadap ideologi penjajah. Penelitian ini bermanfaat memperkaya pemahaman bahwa sastra merupakan ruang simbolik yang efektif dalam menyuarakan kritik sosial terhadap kekuasaan yang menindas.Kata kunci: resistensi, hegemoni kekuasaan, sosiologi sastra, novel Abstract:Social life is often influenced by hegemonic power, which is not only present in official institutions such as government, but also through culture, religion, and traditions that demand individual compliance with dominant norms. The tension between personal will and social pressure gives rise to various forms of resistance, both overt and covert. Literature, as a reflection of social reality, serves as an expressive medium that records and responds to such conditions. This study aims to uncover forms of resistance to hegemonic power in the novel Ajaklah Tuhan ke Tanah Jawa (Invite God to Java) by Sekar Ayu Asmara using a sociological approach to literature. The method used is descriptive qualitative through literature study and Miles & Huberman's interactive data analysis. The results of the study show two forms of resistance: (1) open resistance, such as rebellion against spiritual and humanitarian oppression, women's resistance to sexual violence, and defiance against colonial oppressors; and (2) closed resistance, which includes the symbolisation of art as resistance, mental and spiritual rejection of power domination, pseudo-compliance with social norms, and critical awareness of colonial ideology. This research enriches our understanding that literature is not merely an aesthetic product, but an effective symbolic space for voicing social criticism against oppressive power. Keyword: resistance, power hegemony, literary sociology, novel
MINIMNYA WADAH SENI TEATER DI KABUPATEN TUBAN : UPAYA PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN SENI TEATER DI TENGAH MASYARAKAT Karunia, Adinda Rhizky; Yanuartuti, Setyo
TONIL: Jurnal Kajian Sastra, Teater dan Sinema Vol 22, No 2: September 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/tnl.v22i2.14471

Abstract

Penelitian ini mengkaji penyebab kurangnya wadah seni teater di Kabupaten Tuban, dampaknya terhadap masyarakat, dan upaya pengembangan seni teater di daerah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun seni teater memiliki potensi besar sebagai media pendidikan dan pelestarian budaya lokal, berbagai kendala seperti minimnya dukungan pemerintah, kurangnya infrastruktur yang memadai, serta rendahnya apresiasi masyarakat terhadap seni teater menjadi faktor utama yang menghambat perkembangannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, melibatkan wawancara mendalam dengan pelaku seni teater, tokoh masyarakat, dan pejabat pemerintah setempat, serta observasi langsung terhadap praktik seni teater di Kabupaten Tuban. Temuan penelitian menunjukkan perlunya kolaborasi erat antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi seni teater. Dengan adanya kebijakan yang mendukung, pelatihan intensif, serta penyelenggaraan festival seni teater, seni teater di Kabupaten Tuban diharapkan dapat berkembang, memperkaya kebudayaan lokal, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya seni dalam kehidupan.
RACISM IN JOHN AGARD'S SELECTED POEMS Prayoga, Gilang Ardinata
TONIL: Jurnal Kajian Sastra, Teater dan Sinema Vol 22, No 2: September 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/tnl.v22i2.16080

Abstract

Abstract: Racism has historically shaped social hierarchies that privilege whiteness and marginalize Black identities, embedding inequality into language, education, and cultural institutions. This study explores how is systemic racism presented in John Agard's Selected Poems and what is the significance of systemic racism is in selected poems by John Agard. This study applies qualitative research using Michael Riffaterre’s semiotic of poetry to analyze systemic racism in three of John Agard’s selected poems, “Listen Mr Oxford Don,” “Half-Caste,” and “Checking Out Me History.” Through heuristic and hermeneutic readings, the research identifies ungrammaticalities and reconstructs hypograms to uncover deeper layers of meaning. The findings reveal that Agard’s poetry criticize systemic racism by exposing the marginalization of Black identity, the manipulation of language, and the enduring legacy of colonialism. These semiotic structures convey themes of resistance, cultural pride, and historical reclamation. Ultimately, the study highlights how poetry functions as a powerful medium for resisting systemic oppression and reclaiming identity.Keyword: Systemic Racism, John Agard, Poems, semiotic of poetry
HEGEMONI GENDER DAN ORIENTASI SEKSUAL: ANALISIS FAKTOR PEMBENTUK KARAKTER FEMININ TOKOH JUNO DALAM FILM KUCUMBU TUBUH INDAHKU Qurattu Aini, Zaifa Nanda; Lutfiana, Faizah
TONIL: Jurnal Kajian Sastra, Teater dan Sinema Vol 22, No 2: September 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/tnl.v22i2.15846

Abstract

Artikel ini menunjukkan beberapa faktor yang menjadi penyebab serta mendukung dalam pembentukan karakter feminitas pada tokoh Juno dalam film Kucumbu Tubuh Indahku. Orientasi seksual seseorang tidak hanya timbul secara alamiah dalam diri akan tetapi juga didukung serta dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Peneliti mengklasifikasikan hasil dengan mencatat data yang ditemukan dan mengidentifikasi dengan pandangan hegemoni Gramsci. Terdapat 11 data yang menjadi faktor dalam pembentukan karakter feminin tokoh Juno, klasifikasi faktor pembentuk tersebut digambarkan melalui 3 tahapan yaitu, pembentukan identitas Juno, eksplorasi identitas diri Juno, dan transformasi identitas Juno.
DINAMIKA PENCARIAN JATI DIRI TOKOH AURORA DALAM FILM JALAN YANG JAUH JANGAN LUPA PULANG Ariyanti Mulyaningtias, Wahyu; Zamroni, Muhammad; Sukmawati, Ni Luh Ayu
TONIL: Jurnal Kajian Sastra, Teater dan Sinema Vol 22, No 2: September 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/tnl.v22i2.16984

Abstract

Perubahan motivasi tokoh Aurora seiring menghadapi konflik internal dalam film Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang dapat terlihat melalui pendekatan psikoanalisis Sigmund Freud. Pendekatan tersebut mampu memperlihatkan cara tokoh Aurora menggunakan mekanisme pertahanan ego sebagai tanggapan terhadap tekanan akademik, keluarga, dan sosial, terutama akibat perilaku destruktif Jem. Pemilihan topik penelitian ini berkaitan dengan relevansi isu kesehatan mental pada generasi muda, khususnya akibat dominasi keluarga yang memengaruhi proses pencarian jati diri. Film tersebut menggambarkan konflik internal yang erat kaitannya dengan bayangan masa lalu dan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan tokoh Aurora. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan menggabungkan pendekatan psikoanalisis Sigmund Freud, struktur naratif Tzvetan Todorov, serta sinematik David Bordwell. Penerapan struktur naratif serta sinematik sebagai pendukung dapat membantu menganalisis interaksi id, ego, dan superego Aurora melalui struktur pembagian cerita serta visualisasi dalam adegan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seiring berkembangnya cerita, motivasi tindakan Aurora mengalami perubahan secara bertahap menuju kondisi yang lebih stabil, mandiri, dan rasional. Oleh karena itu, film Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang tidak hanya menampilkan konflik internal dan proses perubahan motivasi tokoh, tetapi juga menggunakan struktur naratif dan sinematik untuk memperjelas dinamika kondisi tokoh Aurora. Kata kunci: Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang, psikoanalisis Sigmund Freud, konflik internal

Page 12 of 12 | Total Record : 117