cover
Contact Name
Ir. Jhon Hardy Purba, M.P.
Contact Email
jhon.purba@unipas.ac.id
Phone
+6236223588
Journal Mail Official
jhon.purba@unipas.ac.id
Editorial Address
Fakultas Pertanian, Universitas Panji Sakti Jl. Bisma No. 22, Banjar Tegal, Singaraja, Bali - 81117
Location
Kab. buleleng,
Bali
INDONESIA
Agro Bali: Agricultural Journal
ISSN : -     EISSN : 2655853X     DOI : https://doi.org/10.37637/ab.v2i2
Core Subject : Agriculture,
Agro Bali: Agricultural Journal is an information media that contains articles from research, theoretical studies, and scientific writings on agriculture especially agrotechnology i.e.: agronomy, horticulture, plant breeding, soil sciences, plant protection, and other pertinent field related to plant production.
Articles 394 Documents
Strategi Pengelolaan Usahatani Kelapa Sawit Rakyat Masa Pandemi Covid-19 di Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia Hotden Leonardo Nainggolan; Chandra Kristiyani Gulo; Wendi Syahda Setia Waruwu; Theresya Egentina; Tohom Pradinata Manalu
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.228 KB) | DOI: 10.37637/ab.v4i2.724

Abstract

Pandemi CoronaVirus Disease-2019 yang terjadi sejak tahun 2019 lalu membawa dampak serius pada berbagai sektor ekonomi. Pandemi covid-19 juga berdampak negatif pada sektor bisnis termasuk bisnis komoditi pertanian dan perkebunan termasuk usahatani kelapa sawit rakyat. Akibat pandemi covid-19 kehidupan petani kelapa sawit rakyat turut terdampak yang ditandai dengan penurunan tingkat pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi usahatani kelapa sawit rakyat pada masa pandemi covid-19, mengetahui kesiapan petani dalam mengelola usahataninya di masa pandemi covid-19, merumuskan strategi pengelolaan usahatani kelapa sawit rakyat masa pandemi covid-19. Penelitian dilakukan di Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang yang dipilih secara sengaja. Jumlah sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan rumus slovin dengan jumlah 96 responden. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pendapatan dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan; kondisi pengelolaan usahatani kelapa sawit rakyat pada masa pandemi covid-19 berada pada kondisi yang tidak menguntungkan bagi petani, yang ditandai dengan terjadinya peningkatan biaya produksi, peningkatan biaya tenaga kerja; terjadi penurunan produksi, terjadi penurunan penerimaan dan pendapatan petani. Petani responden siap untuk mengembangkan usaha taninya pada masa pandemi covid-19 dengan strategi khusus. Strategi agresif merupakan strategi yang relevan untuk diimplementasikan dalam pengelolaan usahatani kelapa sawit rakyat pada masa pandemi covid-19. 
ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PENGHASIL IAA (INDOLE ACETIC ACID) DARI RHIZOSFER TANAMAN AKASIA (Acacia mangium) Ika Agus Rini; Indah Oktaviani; Muhammad Asril; Revi Agustin; Fina Khaerunissa Frima
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.046 KB) | DOI: 10.37637/ab.v3i2.619

Abstract

IAA adalah produk paling umum dari metabolisme L-triptofan yang dapat diproduksi oleh beberapa mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme yang memiliki potensi menghasilkan IAA adalah bakteri rhizosfer pada tanaman Leguminosae, salah satunya adalah akasia. Acacia mangium, juga dikenal sebagai akasia, adalah pohon yang tumbuh cepat. Namun, akasia adalah tanaman invasif. Tanaman akasia memiliki bintil yang merupakan hasil simbiosis akar tanaman dan bakteri. Simbiosis ini dapat mempengaruhi kesuburan tanah. Banyak potensi yang dapat digali dari bakteri tanah, khususnya di rhizosfer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri pada rizosfer tanaman akasia yang mampu menghasilkan IAA sebagai salah satu potensi untuk kandidat PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). Metode yang digunakan meliputi pengambilan sampel, isolasi bakteri penghasil IAA, pemurnian bakteri, identifikasi bakteri dan uji biokimia, pembuatan kurva tumbuha bakteri, dan uji isolat bakteri pelarut fosfat. Hasil isolasi bakteri rhizosfer diperoleh sebanyak 10 isolat bakteri yang memiliki karakteristik berbeda secara morfologi.  Berdasarkan hasil identifikasi bakteri berdasarkan pewarnaan Gram, bakteri tersebut masuk ke dalam genus Bacillus dan terdapat 5 isolat bakteri yang memiliki kemampuan menghasilkan IAA dan melarutkan fosfat sehingga bakteri tersebut memiliki potensi sebagai pupuk hayati.
PENTINGNYA EKSPLORASI DAN KARAKTERISASI TANAMAN PISANG SEHINGGA SUMBER DAYA GENETIK TETAP TERJAGA Rini Suryani; Owbel Owbel
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.944 KB)

Abstract

Indonesia memiliki sumber daya genetik yang beraneka ragam. Oleh karena itu perlu dilakukan eksplorasi secara besar besaran supaya plasma nutfah sejumlah varietas lokal tidak hilang. Tujuan penulisan adalah mengetahui informasi mengenai jenis pisang di Kabupaten Agam, Kendari, dan Aceh Besar serta mengetahui studi kekerabatannya. Metodenya adalah studi pustaka beberapa data kuantitatif di berbagai daerah. Jenis pisang di kabupaten Agam terdapat 20 jenis pisang, di kabupaten Kendari terdapat 12 jenis pisang sedangkan di Kabupaten Aceh Besar terdapat 20 jenis pisang. Di Kabupaten Agam, hubungan kekerabatan yang paling dekat adalah pisang siraok dan timbaga. Sedangkan yang paling jauh adalah pisang sirandah tinggi. Di kabupaten Kendari, hubungan kekerabatan yang paling dekat adalah pisang sereh dan pisang raja. Yang paling jauh pisang timbaga dan tanduk. Di Kabupaten Aceh Besar, hubungan kekerabatan yang paling dekat yaitu pisang klat barat, swasa dan mas aceh, dan paling jauh yaitu pisang kepok I.DOI:https://doi.org/10.37637/ab.v2i2.410
ANTIOKSIDAN PADA MANGGA Putu Suwardike; I Nyoman Rai; Rindang Dwiyani; Eniek Kriswiyanti
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.552 KB) | DOI: 10.37637/ab.v1i2.401

Abstract

Mangga memiliki potensi sebagai sumber aktioksidan dengan mutu yang baik karena mengandung senyawa asam askorbat, karotenoid dan fenolik yang cukup tinggi. Bagian tanaman mangga yang diketahui menghasilkan antioksidan antara lain daun, batang dan buahnya. Berbagai antioksidan baik dari kelompok fenolik maupun flavonoid merupakan senyawa metabolik sekunder. Senyawa metablik sekunder secara umum dikenal sebagai senyawa kimia yang mempunyai kemampuan bioaktif sehingga banyak digunakan sebagai obat tradisional. Artikel ini menelaah ragam dan potensi antioksidan pada mangga dan biosintesisnya pada mangga. Jenis dan potensi kandungan senyawa antioksidan pada mangga beragam menurut vaietas dan bagian tanaman. Biosintesis senyawa antioksidan pada mangga diperkirakan sama seperti pada tanaman lainnya, dimulai dari jalur sikhimate.
Evaluasi Kerusakan Tanah Karena Produksi Biomassa di Desa Tijayan, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Indonesia Ariel Sukma Mahendra Darmanto; Andree Wijaya Setiawan
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.864 KB) | DOI: 10.37637/ab.v4i2.725

Abstract

Desa Tijayan merupakan salah satu desa di Kabupaten Klaten dengan tingkat penggunaan lahan untuk produksi biomassa yang tinggi. Penggunaan tanah secara terus menerus dapat mengakibatkan kerusakan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status, parameter pembatas, dan cara perbaikan kerusakan tanah. Penelitian dilakukan menggunakan metode desk study, wawancara, dan analisis laboratorium. Parameter kerusakan tanah berpedoman pada PP No 150 tahun 2000. Berdasarkan analisis data sekunder peta tematik diketahui Desa Tijayan berpotensi memiliki kerusakan tanah ringan (R II). Penetapan status kerusakan tanah menggunakan metode skoring frekuensi relatif setiap parameter terhadap seluruh titik sampel. Berdasarkan hasil analisa laboratorium diketahui Desa Tijayan memiliki tingkat kerusakan tanah rendah (R I) dengan luasan 99,56 Ha. Terdapat empat parameter pembatas kerusakan tanah yaitu; redoks, permeabilitas, bobot isi, dan tekstur. Perbaikan kerusakan tanah dapat dilakukan dengan pemberian bahan organik pada musim kemarau, Bioclogging dan biocementation yang memanfaatkan limbah cair tahu sebagai media pertumbuhan Agrobacterium tumefaciens atau menambahkan bahan volkanorf S532.
PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKUENSI PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH GIBERELIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.) Nova Triani; Vivin Putri Permatasari; Guniarti Guniarti
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (819.899 KB) | DOI: 10.37637/ab.v3i2.575

Abstract

Terung (Solanum melongena L.) merupakan tanaman sayur yang digemari masyarakat dan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi yakni dengan penambahan konsentrasi dan frekuensi pemberian giberelin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan frekuensi pemberian giberelin terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung. Penelitian dilakukan di UPT Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan pada bulan Januari – April 2020. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor yaitu konsentrasi giberelin (K) yang terdiri dari K0 = tanpa konsentrasi giberelin; K1 = 100 ppm; K2 = 200 ppm; K3 = 300 ppm dan frekuensi pemberian giberelin (P) yang terdiri dari P1 = 2 kali aplikasi; P2 = 3 kali aplikasi ; P3 = 4 kali aplikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi antara konsentrasi pemberian giberelin 200 ppm dan frekuensi pemberian giberelin 2 kali aplikasi, berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (28 hst-56 hst), jumlah daun (35 hst-49 hst), umur berbunga, jumlah bunga total, jumlah buah total, dan berat buah per tanaman.
Optimalisasi Pemanfaatan Sekam Padi Menjadi Briket Arang Sekam untuk Menambah Pendapatan Petani di Desa Sukamaju, Jawa Barat Nanang Ali Sutisna; Filda Rahmiati; Grace Amin
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.453 KB) | DOI: 10.37637/ab.v4i1.691

Abstract

 Salah satu upaya untuk menambah pendapatan para petani adalah dengan mengolah limbah padi menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual seperti arang sekam atau briket. Arang sekam memiliki banyak manfaat baik di dunia pertanian maupun untuk kebutuhan industri. Sekam padi dari hasil panen yang berlimpah, oleh sebagian petani biasanya dibakar untuk dijadikan pupuk, ada juga yang dijual langsung dengan harga yang sangat murah. Berdasarkan permasalahan tersebut, muncul ide untuk membuat alat-alat untuk memproses sekam padi menjadi produk yang bernilai jual lebih tinggi,  yaitu untuk pembakaran sekam menjadi arang sekam yang kemudian diolah lebih lanjut menjadi produk akhir berupa briket. Briket arang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan memasak, penerangan, maupun industri. Penelitian ini diawali dengan mengadakan pertemuan dengan komunitas petani di Desa Sukamaju, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi untuk mengetahui kondisi dilapangan dan mengumpulkan data yang dibutuhkan. Proses berikutnya adalah merancang dan membuat alat pembuat arang sekam dan mesin pencetak arang sekam menjadi briket. Rancangan alat pembuat arang dilakukan untuk membuat arang dengan mempertimbangkan aliran udara saat pengarangan agar menghasilkan waktu yang lebih cepat dan mengurangi penyebaran asap, sedangkan pada perancangan mesin cetak briket arang dilakukan perhitungan kekuatan komponen mesin cetak yang diperlukan.  Setelah alat yang dibutuhkan selesai, dilakukan uji coba alat dan hasilnya memperlihatkan bahwa proses pembuatan arang membutuhkan waktu 20-30 menit untuk 10 kg sekam. Sedangkan hasil perhitungan komponen mesin cetak menunjukkan bahwa mesin cetak aman untuk digunakan. Hasil observasi menemukan bahwa saat ini sekam dihargai Rp 1000 per kg, dan arang sekam Rp 3000 sampai Rp 5000 per kg, sedangkan harga jual briket arang sekam bisa mencapai Rp 15.000 per kg. Dengan demikian, pengolahan sekam padi menjadi briket arang secara ekonomis akan lebih menguntungkan bagi para petani.
RESPONSE OF LOCAL POTATO CULTIVARS TO LATE BLIGHT DISEASE (Phytophthora infestans (Mont.) de Bary) UNDER FIELD CONDITIONS Rishav Pandit; Ravi Bhatta; Pooja Bhusal; Basistha Acharya; Subash Subedi; Jiban Shrestha
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.293 KB)

Abstract

Developing host resistance is an economic and long-term approach to disease management; however, resistance reactions that differ depending on the genotypes. Potato late blight is the devastating disease caused due to Phytophthora infestans (Mont.) de Bary.  In order to identify late blight resistance in potato genotypes, seven local potato cultivars (Bardiya Rato Local, Bardiya Seto Local, Cardinal, Deukhuri Rato Local, Deukhuri Seto Local, Kailali Local and Khumal Ujjowal) were evaluated in randomized complete block design (RCBD) with three replications during October 2018 to January 2019 on naturally infested soils in Deukhuri, Dang, Nepal. Results showed that significantly the highest disease incidence (99.17%), and the highest disease severity (88%) were found on Cardinal followed by Deukhuri Rato Local (64%), and Deukhuri Seto Local (60%). Potato cultivar namely Khumal Ujjowal was moderately resistant, whereas Deukhuri Rato local and Deukhuri Seto Local were susceptible to late blight disease. Significantly the highest yield (12.67 t ha-1) was produced by Khumal Ujjowal followed by Bardiya Rato Local (10.78 t ha-1) and Bardiya Seto Local (9.40 t ha-1). The disease incidence and Area under disease progressive curve (AUDPC) value was negatively co-related with the tuber yield. The potato cultivar Khumal Ujjowal followed by Bardiya Rato Local were found moderately resistant to late blight disease in Deukhuri conditions. This study suggests that potato cultivar Bardiya Rato Local can be grown for higher tuber production in Dang and similar topographic regions.DOI: 10.37637/ab.v3i1.464
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS BEBERAPA PESTISIDA ORGANIK PADA BUIDAYA BROKOLI (Brassica rapa L.) DI BEDUGUL, BALI I Putu Agus Hendra Wibawa
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.109 KB) | DOI: 10.37637/ab.v1i1.392

Abstract

Pemeliharaan dan pengembangan tanaman tidak bisa dihindarkan dari serangan hama dan penyakit. Kerugian akibat serangan hama dan penyakit mendorong dilakukannya berbagai usaha pengendalian. Selama ini usaha pengendalian hama dan penyakit masih bertumpu pada penggunaan pestisida sintetis. Penggunaanpestisida sintetis dapat mengakibatkan masalah bagi manusia dan lingkungan. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat, mengakibatkan meningkatnya permintaan produk sayur dan buah yang bebas dari residu pestisida sintesis. Salah satu alternatif pengendalian hama penyakit yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan pestisida nabati. Pestior merupakan merk dagang pestisida nabati yang dikembangkan di Kebun Raya Bali, terbuat dari bahan alami sehingga tidak mencemari lingkungan dan aman bagi manusia karena bahan aktifnya bersifat mudah terurai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Pestior dalam mengendalikan hama pada tanaman Brokoli, dibandingkan dengan pestisida nabati lain yang biasa digunakan oleh para petani di Bedugul, Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata dalam jumlah gigitan hama antara perlakuan satu dengan yang lainnya. Gigitan terbanyak dialami oleh perlakuan Pestior dosis 100 ml/L air, berbeda nyata dengan perlakuan Bumbu Bali dengan jumlah gigitan terbanyak kedua. Jumlah gigitan yang paling sedikit dialami oleh Pestior dosis 200 ml/L air yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan Turex. Hal ini diduga terjadi karena dosis bahan aktif yang terdapat pada Pestior dosis 200 ml/L air dapat mencegah gigitan atau membuat hama tidak berselera untuk memakannya karena efek racun dalam perutnya.
Response of Mungbean [Vigna radiata (L.)Wilczek] Varieties to Plant Spacing under Irrigation at Gewane, Northeastern Ethiopia Nuru Seid Tehulie; Tarikua Fikadu; Jhon Hardy Purba
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.384 KB) | DOI: 10.37637/ab.v0i0.613

Abstract

Production of mungbean has been increasing in Ethiopia because of its high importance as a source of protein and foreign exchange earnings. Determination of appropriate plant density for the varieties of mungbean can increase its productivity. Therefore, an experiment was conducted to determine the effect of inter and intra row spacing on growth, yield components and yield of mung bean varieties under irrigation. The treatments consisted of factorial combinations of three inter row spacing (30, 40, and 50 cm), three-intra row spacing (5, 10 and 15 cm) and two mungbean varieties (N-26 and MH-97) laid out in randomized complete block design with three Replications. The main effect of varieties, inter row spacing and intra row spacing was highly significant and significant on plant height, secondary branch and where the longest plant height (41.71 cm) was for variety MH-97 and from 5 cm intra row spacing, respectively and maximum number of secondary branch was recorded for variety MH-97 (8.91) and from 15cm intra row and 50cm inter row spacing, respectively.  The interaction effect of the variety, inter and intra row spacing was highly significant on number of primary branch per plant, number of pod per plant and crop stand count percentage where the highest number of primary branches (7.00) was recorded from variety MH-97 at 50 cm inter row spacing and highest number pods per plant (30.15) were recorded for variety MH-97 at 40 cm inter row and (31.34) at 15cm intra row spacing. Where the highest crop stand count at harvest were recorded from variety MH-97  (97.00%) at 40 cm inter row spacing .The main effect of inter row spacing and intra row spacing were highly significant and significant on above ground dry biomass and the highest above ground dry biomass at inter row spacing of 30 cm ( 5968.8 kg ha-1) and intra row spacing 5cm 6145.9 kg ha-1).The main effect of variety, inter-row and intra-row spacing were highly significant on harvest index and grain yield where the highest harvest index was from variety MH-97 (20.91%), inter row spacing of 40 cm which give (21.18%) and intra row spacing 10 cm which give  (20.30%) and the highest grain yield from Variety MH-97 (1117.94 kg ha-1), inter row spacing 40 cm (1213.75 kg ha-1) and intra row spacing 10 cm which give (1151.67 kg ha-1) However, this tentative generalization based one season at one location requires further studies over years and locations to give a valid recommendation.

Page 5 of 40 | Total Record : 394