cover
Contact Name
Ir. Jhon Hardy Purba, M.P.
Contact Email
jhon.purba@unipas.ac.id
Phone
+6236223588
Journal Mail Official
jhon.purba@unipas.ac.id
Editorial Address
Fakultas Pertanian, Universitas Panji Sakti Jl. Bisma No. 22, Banjar Tegal, Singaraja, Bali - 81117
Location
Kab. buleleng,
Bali
INDONESIA
Agro Bali: Agricultural Journal
ISSN : -     EISSN : 2655853X     DOI : https://doi.org/10.37637/ab.v2i2
Core Subject : Agriculture,
Agro Bali: Agricultural Journal is an information media that contains articles from research, theoretical studies, and scientific writings on agriculture especially agrotechnology i.e.: agronomy, horticulture, plant breeding, soil sciences, plant protection, and other pertinent field related to plant production.
Articles 394 Documents
PENGARUH DOSIS NITROGEN DAN PUPUK KANDANG SAPI FERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SAWI (Brassica juncea L.) Made Suarsana; Putu Sri Wahyuni; Kadek Dody Ariawan
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.673 KB) | DOI: 10.37637/ab.v1i1.391

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk nitrogen, pemberian pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati “Biota MaxTM” dan interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil sawi. Percobaan ini telah dilakukan di Banjar Dinas Gambuh, Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, dengan ketinggian tempat ± 300 m dari atas permukaan laut pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013. Percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama, pemberian dosis pupuk nitrogen (N), yaitu N0: Tanpa pupuk N 0 kg.ha-1 atau 0 kg.petak-1, N1: Dengan pupuk N pada dosis 45 kg.ha-1 atau 9 g.petak-1, N2: Dengan pupuk N pada dosis 90 kg.ha-1 atau 18 g.petak-1, dan N3: Dengan pupuk N pada dosis 135 kg.ha-1 atau 27 g.petak-1. Faktor kedua adalah pemberian pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota MaxTM(P) dengan tiga tingkat perlakuan, yaitu P0: Tanpa pupuk kandang sapi, P1: Pemberian pupuk kandang sapi tanpa pupuk hayati Biota MaxTM, dan P2: Pemberian pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota MaxTM. Dengan demikian terdapat 12 perlakuan kombinasi masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Hasil percobaan menjukkan, berat kering oven tajuk terbaik diberikan pada dosis pupuk nitrogen 90 kg.ha-1 (N2), yaitu seberat 7,56 g, berbeda sangat nyata (p
Efektivitas Pupuk Organik Cair Limbah Ternak Ayam Metode Brewing pada Budidaya Kacang Tanah Nofrianil Nofrianil; Fedri Ibnusina
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.167 KB) | DOI: 10.37637/ab.v0i0.620

Abstract

Peningkatan produksi tanaman sejalan dengan pemberian input luar yang besar, tentu menambah biaya produksi. Usaha yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan input dari sumberdaya lokal yang dikemas dengan teknologi dalam pemanfaatannya. Kabupaten 50 Kota merupakan pusat peternakan ayam, limbahnya dapat dimanfaatkan sebagai input produksi. Pengolahan bahan organik menjadi POC dengan metode brewing, konsep baru dengan menggabungkan teknologi aerasi mengoptimalkan tingkat oksigen bagi tumbuh kembang mikroorganisme menguntungkan. Tujuan penelitian yaitu uji efektivitas aplikasi POC limbah ternak ayam terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dari Bulan Oktober 2017 sampai Januari 2018. Rancangan penelitian berupa rancangan acak kelompok lengkap dengan 3 ulangan, perlakuan berupa: tanpa POC dengan pupuk kimia rekomendasi 100%, POC 25% dengan pupuk kimia 50%, POC 50% dengan pupuk kimia 50%. Hasil penelitian diperoleh respon pertumbuhan sama pada tiap perlakuan yang diberikan, hasil produktivitas tertinggi kacang tanah pada perlakuan POC 50% kombinasi pupuk kimia 50%. Pemberian POC mampu menggantikan fungsi nutrisi dari pupuk kimia rekomendasi.
PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM YANG DIFERMENTASI EM4 DAN KONSENTRASI BIOURINE SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAYAM JEPANG (Spinacia oleracea L.) Putu Suwardike; Putu Sri Wahyuni; I Made Artika
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.949 KB)

Abstract

Penelitian yang betujuan untuk mengetahui dosis pupuk kandang ayam difermentasi EM4, konsentrasi biourine sapi, dan interaksi antara keduanya yang memberikan pertumbuhan dan hasil bayam Jepang terbaik telah dilakukan di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, pada ketinggian tempat 1.500 m dpl. Percobaan berlangsung selama 45 hari, mulai dari Pertengahan April – Mei 2019, menggunaan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari dua faktor. Faktor pertama dosis pupuk kandang kandang ayam difermentasi EM-4 (A), dengan 4 taraf yaitu : (A0) tanpa pupuk kandang ayam (kontrol), (A1) pupuk kandang ayam dosis 10 ton.ha-1 atau 480 gram/petak, (A2) pupuk kandang ayam dosis 20 ton.ha-1 atau 960 gram/petak, dan (A3) pupuk kandang ayam dosis 30 ton.ha-1 atau 1440 gram/petak. Faktor kedua kensentrasi biourine sapi (B), dengan 4 taraf yaitu : (B0) tanpa biourine sapi (kontrol), (B1) konsentrasi biourine sapi 100 ml.l-1 larutan atau 10%, (B2) konsentrasi biourine sapi 200 ml.l-1 larutan atau 20%, (B3) konsentrasi biourine sapi 300 ml.l-1 larutan atau 30%. Hasil analisis ragam menunjukan dosis pupuk kandang ayam yang difermentasi EM4 berpengaruh nyata sampai sangat nyata terhadap hampir semua variabel yang diamati, kecuali tinggi tanaman per tanaman umur 17 hst dan berat kering oven daun per tanaman. Dosis pupuk kandang ayam yang difermentasi EM4 20 ton.ha-1 memberikan berat basah total per tanaman tertinggi, yaitu 228,74 g dan berat kering oven total per tanaman tertinggi, yaitu 115,37 g. Dosis optimal pupuk kandang ayam yang difermentasi EM-4 yaitu18,40 ton.ha-1 dengan berat kering oven total per tanaman maksimum = 135,21 g. Konsentrasi biourine sapi 200 ml.l-1 larutan memberikan berat basah total per tanaman tertinggi, yaitu 238,01 g dan berat kering oven total tertinggi, yaitu 121,51 g. Konsentrasi optimal biourine sapi yaitu 176,69 ml.l-1 dengan berat kering oven total per tanaman maksimum = 135,44 g. Interaksi antara dosis pupuk kandang ayam yang difermentasi EM4 dan konsentrasi biourine sapi hanya berpengaruh nyata terhadap jumlah daun per tanaman umur 45 hst.DOI:10.37637/ab.v2i2.394
EFEK DEFOLIASI TERHADAP LAJU PERIMBANGAN TANAMAN UBI JALAR Edyson Indawan; Reza Prakoso Dwi Julianto; Poppy Indri Hastuti
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.397 KB) | DOI: 10.37637/ab.v3i2.609

Abstract

Defoliation of the leaves of sweet potato plants needs to be done to reduce the rate of vegetative growth, because the rate of vegetative growth that is not balanced with generative growth. The section of the sweet potato plant consists mainly of stems and leaves. The purpose of this study is to obtain sweet potato cultivars with criteria of tubers and stover yields through agronomic experiments with different defoliation and cultivars. Factorial Randomized Design by placing Cultivars as the first factor, (C) included: C₁ (Beta-2), C₂ (Kuningan Merah), C₃ (BIS OP-61-OP-22). The second factor of Defoliated (D), namely : D₁ (Defoliation 16 wap), D₂ (Defoliation 12 wap), D₃ (Defoliation 8 wap), with 3 replications. The results showed that: A high RGR value is followed by a large price URLˊ, meaning that the balance of new plant material is related to the ability of plants to carry out photosynthesis. Cultivar value Beta-2 RGR (8-4) = 71 mg.gˉ¹ dayˉ¹, Kuningan Merah URLˊ(8-12) = 65 mg.cmˉ². BIS OP-61-OP-22 cultivars produce large criteria (51.22 tubers/plot) and medium criteria (44.33 tubers/plot). Beta-2 cultivars produce small criteria (45.56 tubers/plot). Ratio F/R from BIS OP-61-OP-22 cultivars (high dual-purpose), cultivars Beta-2 and Kuningan Merah (high root production)
PERBANDINGAN EFEKTIFITAS EKSTRAK LEGUNDI (Vitex trifolia L.), SIRSAK (Annona muricata L.) DAN DAMAR (Agathis borneensis Warb.) TERHADAP MORTALITAS LARVA Artona flavipuncta HAMA PADA TANAMAN KECOMBRANG (Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm.) I Putu Agus Hendra Wibawa
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.961 KB) | DOI: 10.37637/ab.v2i1.405

Abstract

Kecombrang (Nicolaia speciosa) adalah sejenis tumbuhan rempah yang dimanfaatkan sebagai bahan campuran atau bumbu penyedap pada berbagai macam masakan di Nusantara. Kecombrang adalah salah satu koleksi tumbuhan Kebun Raya Bali yang sering terserang oleh larva A. flavipuncta. Penanggulangan hama menggunakan pestisida sintetis menimbulkan banyak dampak negatif terhadap manusia dan lingkungan. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah menggunakan pestisida nabati yang bersumber dari tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas beberapa tanaman koleksi Kebun Raya Bali seperti legundi (Vitex trifolia), sirsak (Annona muricata) dan damar (Agathis borneensis) terhadap mortalitas larva A. flavipuncta dan menentukan konsentrasi ekstrak yang paling efektif dalam membunuh larva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak yang paling efektif membunuh larva A. flavipuncta adalah ekstrak daun sirsak dengan konsentrasi optimum 60 g/L.
PENGARUH PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max L. Merrill) VARIETAS EDAMAME Jhon Hardy Purba; I Putu Parmila; Kadek Karimas Sari
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.626 KB) | DOI: 10.37637/ab.v1i2.396

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang sapi dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame dilaksanakan bulan Mei - Juli 2016 di Desa Joanyar, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, pada ketinggian tempat ± 500 meter di atas permukaan laut. Penelitian lapang ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari dua faktor yang disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah pemberian dosis pupuk kandang sapi yaitu: tanpa menggunakan pupuk kandang sapi, pemberian dosis pupuk kandang sapi 10 ton.ha-1, pemberian dosis pupuk kandang sapi 20 ton.ha-1, dan pemberian dosis pupuk kandang sapi 30 ton.ha-1. Faktor kedua adalah jarak tanam yaitu: menggunakan jarak tanam 40 x 10 cm, menggunakan jarak tanam 40 x 15 cm, dan menggunakan jarak tanam 40 x 20 cm. Dengan demikian terdapat 12 perlakuan kombinasi masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap jumlah polong total per tanaman. Jumlah polong total per tanaman terbanyak diperoleh pada pemberian pupuk kandang sapi 30 ton.ha-1 yaitu 50,38 polong. Jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah polong total per tanaman dengan penggunaan jarak 40 x 20 cm yaitu 50,78 buah. Interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dan jarak tanam berpengaruh sangat nyata (p
Assessment Model Impact of Climate Change on Potential Production for Food and Energy Needs for the Coastal Areas of Bengkulu, Indonesia Eko Sumartono; Gita Mulyasari; Ketut Sukiyono
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.214 KB) | DOI: 10.37637/ab.v4i2.714

Abstract

Bengkulu is said to be the center of the world's climate because of the influence of water conditions and the topography of the area where the rain cloud formation starts. The waters in Bengkulu Province become a meeting place for four ocean currents which eventually become an area where the evaporation process of forming rain clouds becomes the rainy or dry season and affects the world climate. Method to analyze descriptively, shows oldeman Classification and satellite rainfall estimation data is added. In relation to the Analysis of Potential Food Availability for the Coastal Areas of Bengkulu Province uses a quantifiable descriptive analysis method based. The results show that most are included in the Oldeman A1 climate zone, which means it is suitable for continuous rice but less production due to generally low radiation intensity throughout the year. In an effort to reduce or eliminate the impact of climate change on food crop production, it is necessary to suggest crop diversification, crop rotation, and the application of production enhancement technologies. Strategies in building food availability as a result of climate change are: First, develop food supplies originating from regional production and food reserves on a provincial scale. Second, Empowering small-scale food businesses which are the dominant characteristics of the agricultural economy, especially lowland rice and horticultural crops. Third, Increase technology dissemination and increase the capacity of farmers in adopting appropriate technology to increase crop productivity and business efficiency. Four, Promote the reduction of food loss through the use of food handling, processing and distribution technologies. 
DEVELOPMENT OF NIPA (Nypa fruticans) SAP CLOSED COLLECTION VESSEL James Paul T. Madigal; Bethany Grace S. Calixto Grace S. Calixto; Michael Duldulao; Thomas D. Ubiña; Shirley C. Agrupis
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.421 KB) | DOI: 10.37637/ab.v3i2.611

Abstract

The ultimate goal of the present study was to develop a secure, safe, and hygienic nipa sap collection system for bioethanol production, with the aim of preserving its physico-chemical properties such as physical appearance, pH and sugar brix by reducing the rate of fermentation while attached to the peduncle. The developed collection system was evaluated in terms of the physical and chemical properties of nipa sap collected and ethanol yield in comparison to the traditional and existing collection system used by the nipa community which utilizes bamboo shingle as their collector. Physical appearance of the sap collected using the designed collection system had no foreign materials after harvesting while the traditional collection system had shown traces of insect infestation. The sap that was produced for both of the designed and traditional collection system was milky-white and yellowish-white in color respectively. There was a significant difference in terms of pH concentration of the sap collected using the designed collection system compared to the sap collected using the traditional system overtime. Sugar brix of nipa sap collected using designed collection system is significantly higher than the sap collected using traditional system. A total ethanol yield of 32.25% and 75.54% was obtained for the designed and traditional collection system respectively. Cost Analysis revealed that the designed collection system was found to be cheaper (PhP 11.93) than the traditional collection system (PhP. 20.00). The developed closed collection system can preserved the chemical properties of the nipa sap and could prevent acceleration of fermentation and the deterioration of its potential to yield more ethanol.
Uji Resistensi Bakteri Endofit Bambu terhadap Logam Merkuri dan Identifikasi Secara Molekuler dengan Analisis Gen 16S rRNA Widiastini Arifuddin; Maisya Zahra Al Banna
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.764 KB) | DOI: 10.37637/ab.v0i0.652

Abstract

Merkuri merupakan salah satu logam berat yang berbahaya bagi lingkungan. Pemanfaatan bakteri endofit bambu sebagai bakteri pendegradasi logam merkuri belum banyak dilaporkan sehingga perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh isolat bakteri endofit bambu resisten logam merkuri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resistensi isolat bakteri endofit bambu terhadap logam merkuri. Isolat bakteri yang digunakan merupakan koleksi isolat Laboratorium Biologi STKIP Pembangunan Indonesia, yang diberi kode KL2 A Hitam, KL2 Rehitam, KL2 Blit2, KL2 Rebatik. Pada uji resistensi, sebanyak 100 µL larutan HgCl2 diteteskan pada paper disk yang ditumbuhkan pada media Nutrient Agar sebagai media tumbuh bakteri endofit bambu selama 24 jam pada suhu 37 °C. Konsentrasi HgCl2 yang digunakan adalah 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm. Hasil menunjukkan keempat isolat bakteri dapat tumbuh pada seluruh media yang mengandung larutan HgCl2, yang ditandai dengan terbentuknya zona bening di sekitar paper disk. Berdasarkan pengukuran zona bening, isolat KL2 Rebatik membentuk zona bening sebesar 13 mm pada media mengandung 10 ppm HgCl2 dan merupakan zona bening terbesar. Tiga isolat lainnya, isolat KL2 A Hitam, KL2 Rehitam dan KL2 Blit2 pada media mengandung 10 ppm HgCl2 membentuk zona bening masing-masing 10,66 mm dan 7,6 mm. Seluruh isolat bakteri menunjukkan penurunan ukuran zona bening seiring dengan meningkatnya konsentrasi HgCl2 yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri endofit bambu resisten terhadap ion Hg2+ hingga konsentrasi 50 ppm. Isolat KL2 Rehitam dipilih untuk diindentifikasi menggunakan amplikasi gen 16S rRNA. Hasil identifikasi menunjukkan isolat KL2 Rehitam memiliki tingkat kemiripan sebesar 99% dengan Bacillus cereus.
PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA KLON UBI JALAR PADA TINGGI BEDENGAN YANG BERBEDA Haryuni Haryuni; Adnan Adnan; Eko Fransisko
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.052 KB)

Abstract

Ubi jalar merupakan salah satu makanan pokok bagi sekelompok penduduk Indonesia, karena itu tanaman ubi jalar ikut memegang peranan penting di dalam posisi lumbung pangan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tinggi bedengan terbaik untuk  dua klon tanaman ubi jalar. Penelitian ini dilakukan dikebun percobaan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Rejang Lebong. Penelitian   ini  dilaksanakan dengan menggunakan   rancangan  acak  kelompok (rak) dengan dua faktorial terdiri atas : faktor pertama klon (k) 2 jenis yaitu : k1 = ubi jalar merah,  k2 = ubi jalar madu. Faktor kedua tinggi bedengan (b) 3 jenis  yaitu: b1  = 20 cm,  b2  = 40 cm, b3 = 60 cm. Dari perlakuan diulang  empat kali sehingga terdapat 18  satuan percobaan. Setiap satu satuan percobaan terdiri atas 3 bedengan. Hasil penelitian menunjukkan varetas terbaik yaitu klon tanaman ubi jalar merah dan tinggi bedengan yang terbaik yaitu dengan tinggi bedengan 40 cm.DOI: 10.37637/ab.v3i1.417

Page 4 of 40 | Total Record : 394