cover
Contact Name
Chairunnisa Murniati
Contact Email
chairunnisa.murniati@bkkbn.go.id
Phone
+6281932570347
Journal Mail Official
e-jurnal@bkkbn.go.id
Editorial Address
Jl. Permata No. 1, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Keluarga Berencana
ISSN : 25273132     EISSN : 25033379     DOI : -
Jurnal Keluarga Berencana (JKB) awal merupakan berupa Jurnal Kependudukan dan Keluarga Berencana, seiring dengan perkembangan teknologi yang awalnya diterbitkan secara manual, sekarang Jurnal Kependudukan dan Kependudukan tidak diterbitkan lagi dengan cetakan kertas tapi di terbitkan secara online. Akhirnya nama Jurnal Kependudukan dan Keluarga Berencana berubah menjadi Jurnal Keluarga Berencana.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Demografi
Articles 58 Documents
PERKEMBANGAN MOTORIK, BAHASA, PSIKOSOSIAL BALITA STUNTING: LITERATURE REVIEW chairunnisa murniati
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 7 No. 1 (2022): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.244 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v7i1.123

Abstract

Stunting telah menjadi kebijakan nasional sejak periode RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) 2010-2014 melalui sasaran pembangunan pangan dan gizi dengan tujuan menurunkan prevalensi kekurangan gizi pada balita, termasuk stunting. Pada RPJMN 2020-2024 stunting kembali menjadi isu strategis dengan target prevalensi 14 persen di tahun 2024. Pertumbuhan pada 2 tahun pertama merupakan kondisi kritis dalam perkembangan seorang anak karena anak yang mengalami kondisi gagal tumbuh, terutama pada usia dini, kemungkinan juga mengalami hambatan pertumbuhan organ lainnya termasuk otak. Stunting memiliki dampak terhadap perkembangan anak. Anak stunting mengalami perkembangan saraf, IQ dan prestasi belajar di sekolah yang lebih rendah dibanding anak normal. Untuk mengidentifikasi perkembangan anak terdampak stunting, literature review dilakukan untuk mengetahui perkembangan anak 0-60 bulan yang terdeteksi stunting. Data basis yang kami gunakan melalui google scholar, reseach gate, PsychINFO, NCBI, PubMed/Medline, Wiley. Studi literatur yang dilakukan mencakup artikel yang membahas perkembangan anak usia 0-60 bulan terdeteksi stunting dari aspek motorik kasar, motorik halus, psikososial dan bahasa dengan kriteria eksklusi dan inklusi. Hasil studi menunjukkan, stunting mempengaruhi aspek perkembangan anak, karena terdapat hubungan kejadian stunting dengan perkembangan kognitif anak. Intervensi yang dilakukan untuk mencegah kejadian stunting dilakukan sejak kehamilan dengan memastikan kecukupan gizi pada ibu hamil, pemberian ASI dan pemberian MP-ASI yang adekuat pada bayi hingga usia 2 tahun. Upaya perbaikan aspek perkembangan anak dapat dilakukan dengan pemberian nutrisi dan kecukupan gizi serta stimulasi motorik dan psikososial.
Analisis Pemakaian Kontrasepsi di Wilayah Miskin Perkotaan di Indonesia Maria Gayatri
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 7 No. 1 (2022): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.497 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v7i1.124

Abstract

Kemiskinan di wilayah perkotaan menjadi isu kompleks dalam pembangunan Sumber Daya Manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi modern pada wanita miskin di perkotaan Indonesia. Penelitian merupakan analisis lanjut dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Studi dengan desain cross-sectional menggunakan besar sampel 3,249 wanita. Analisis data menggunakan regresi logistik dengan kompleks sampel. Pemakaian kontrasepsi modern pada wanita miskin di perkotaan di Indonesia mencapai 59,8%. Perempuan yang suaminya bekerja (OR=2,64; 95% CI=1,43-4,88), keinginan mempunyai anak (OR=2,24; 95% CI=1,87-2,67), berumur 20-34 tahun (OR=1,68; 95% CI=1,07-2,65), jumlah anak hidup 3 atau lebih (OR=1,23; 95% CI=1,03-1,47), dan memiliki jaminan kesehatan (OR=1,19; 95% CI=1,03-1,39) lebih cenderung menggunakan metode kontrasepsi modern. Sedangkan wanita yang berpendidikan tinggi dan wanita yang aktif menggunakan internet lebih cenderung untuk tidak menggunakan kontrasepsi modern. Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi, konseling serta akses pelayanan kontrasepsi perlu terus dilakukan di wilayah miskin perkotaan di Indonesia.
PENGARUH FAKTOR KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DAN PASANGANNYA TERHADAP JARAK KELAHIRAN ANTARA ANAK PERTAMA DENGAN KEDUA DI INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI 2017) Bambang Eko Cahyono
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 7 No. 1 (2022): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.807 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v7i1.127

Abstract

ABSTRAK Jarak kelahiran adalah bagian dari kesehatan reproduksi. Jarak kelahiran sangat berpengaruh terhadap kondisi ibu dan anak. Jarak kelahiran yang baik adalah 24–60 bulan. Semakin pendek atau semakin jauh jarak kelahiran dapat berisiko terhadap kesehatan ibu dan anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor terpilih terhadap jarak kelahiran. Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Sampel penelitian ini adalah Wanita Usia Subur, usia 15-49 tahun yang pernah melahirkan dengan minimal 2 anak lahir hidup. Variabel dependen (tidak bebas) penelitian ini adalah jarak kelahiran anak pertama dan kedua yang dikategorikan menjadi ideal (24-60 bulan) dan tidak ideal (<24 bulan) sedangkan jarak >60 bulan tidak dimasukan dalam penelitian ini, serta tujuh variabel bebas yaitu lokasi tempat tinggal, pasangan/ suami bekerja, jenis kelamin anak pertama, pemakaian KB saat lahir anak, tingkat kekayaan atau kesejahteraan, jumlah anak ideal, umur responden ketika melahirkan anak pertama. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistik biner. Hasil analisis bahwa enam variael bebas mempunyai pengaruh yang signifikan (p<0,05) namun hanya variabel lokasi tempat tinggal yang tidak berpengaruh secara signifikan (dengan nilai p>0,05). Jarak kelahiran terkait dengan kesehatan reproduksi dan berperan penting terhadap kondisi kesehatan ibu dan anak yang dilahirkan, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pembuat kebijakan untuk meningkatkan program kesehatan ibu dan anak.
PENERAPAN FUNGSI KELUARGA DAN PERAN LINTAS SEKTOR PADA KAMPUNG KELUARGA BERENCANA DI KALIMANTAN SELATAN Ermeisi Er Unja; Warjiman; Lanawati; Uniek Mulyaning Sari; Yunitia Insani; Oktriyanto; Theresia Ivana
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 7 No. 2 (2022): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.01 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v7i2.103

Abstract

Melalui program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), pemerintah menginginkan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga melalui Program Kampung KB. Isu-isu strategis yang muncul salah satunya adalah rendahnya keluarga yang mengetahui delapan fungsi keluarga dimana peran keluarga dalam pembangunan karakter bangsa belum menggembirakan. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi penerapan delapan fungsi keluarga dan peran lintas sektor pada Kampung KB di Kalimantan Selatan. Penelitian ini merupakan cross sectional study dengan pendekatan mix method dimana data dikumpulkan menggunakan instrumen kuesioner 8 fungsi keluarga dan wawancara terstruktur. Sampel pada penelitian ini berjumlah 175 keluarga dan 8 orang informan yang tersebar di 5 Kampung KB Percontohan di 5 kabupaten/koti Provinsi Kalimantan Selatan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ke 8 fungsi keluarga yang dijalankan oleh setiap keluarga dalam kategori “Baik” dan “Cukup”. Semua fungsi terlihat beraneka ragam dari setiap kabupatennya. Peran lintas sektor dari setiap kabupaten baik instansi pemerintah maupun swasta, memiliki dampak yang besar dalam pengembangan pembangunan di masyarakat. Semakin banyak lintas sektor yang terlibat, maka semakin banyak perubahan yang terjadi di masyarakat menjadi lebih baik. Pemerintah disarankan untuk tetap bisa melanjutkan program Bangga Kencana dengan fungsi monitoring yang lebih baik lagi.
DETERMINAN PARTISIPASI PROGRAM KAMPUNG KB PADA WANITA USIA SUBUR DI KABUPATEN BANYUMAS Colti Sistiarani; Bambang Hariyadi; Eri Wahyuningsih
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 7 No. 2 (2022): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.154 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v7i2.104

Abstract

Program kampung Keluarga Berkualitas (KB) merupakan program pemerintah yang dilaksanakan dalam upaya pencapaian Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga. Pelaksanaan kampung KB di Kabupaten Banyumas telah diinisiasi di wilayah Desa Sumbang dan Kelurahan Karangpucung. Kegiatan kampung KB salah satunya adalah pelibatan khalayak sasaran yaitu Wanita Usia Subur (WUS). Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi program kampung KB. Populasi dalam penelitian ini yaitu Wanita Usia Subur di Kabupaten Banyumas. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 71 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa ada pengaruh antara sikap pelaksanaan kampung KB, dukungan suami dan akses kegiatan kampung KB terhadap partisipasi program kampung KB, serta tidak ada pengaruh antara pengetahuan tentang kampung KB. Simpulan dalam penelitian ini yaitu faktor yang paling berpengaruh dalam penelitian ini yaitu sikap pelaksanaan kampung KB. Rekomendasi penelitian ini yaitu pentingnya pendekatan program dalam faktor terkait dalam upaya peningkatan partisipasi program kampung KB.
KARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI, PERILAKU FERTILITAS DAN PREFERENSI FERTILITAS PADA WANITA USIA SUBUR Lalu Kekah Budi Prasetya
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 7 No. 2 (2022): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.785 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v7i2.128

Abstract

Walaupun Angka Fertilitas Total Indonesia telah menunjukkan tren penurunan selama 5 tahun terakhir SDKI yaitu dari tahun 2012-2017, namun penting untuk mengetahui preferensi fertilitas dari wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun untuk perencanaan kebijakan terkait penurunan fertilitas pada tahun-tahun mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik sosiodemografi dan perilaku fertilitas terhadap preferensi fertilitas pada wanita usia subur usia 15-49 tahun berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan jenis kuesioner yang dipilih adalah kuesioner wanita usia subur (WUS) dengan umur wanita dari 15 sampai dengan 49 tahun. Dalam penelitian ini akan dilakukan tabulasi silang dengan kombinasi chi-square, analisis bivariat dan regresi logistik. Berdasarkan hasil regresi logistik biner, usia responden saat ini, tipe tempat tinggal responden, pendidikan tertinggi responden, penggunaan kontrasepsi dan keinginan menggunakan kontrasepsi, penggunaan kontrasepsi saat ini berdasarkan metode dan total anak yang pernah dilahirkan (0-2 anak atau 2 anak lebih) berhubungan signifikan terhadap preferensi fertilitas WUS usia 15-49 tahun di Indonesia berdasarkan data SDKI 2017.
FAKTOR RISIKO BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI INDONESIA Dian K Irawati
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 7 No. 2 (2022): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.621 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v7i2.129

Abstract

Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia telah menyebabkan masalah serius tentang buang air besar sembarangan. Indonesia menempati urutan kedua besar prevalensi buang air besar sembarangan di dunia, setelah India. Kotoran manusia dibuang di parit, selokan, teras, padang rumput, hutan, sungai, danau atau ruang terbuka lainnya, sehingga mencemari tata air. Buang air besar sembarangan dapat menyebabkan meningkatnya risiko penularan penyakit diare maupun penyakit anak lain di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai faktor sosial, ekonomi dan demografi penduduk Indonesia yang melakukan buang air besar sembarangan. Data diperoleh dari 49.627 responden rumah tangga Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Data diperiksa menggunakan deskriptif dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik buang air besar sembarangan sangat dipengaruhi oleh tempat tinggal, kuintil kekayaan rumah tangga, dan ketersediaan air bersih rumah tangga. Temuan menunjukkan perlunya pembangunan septic tank dan keberlanjutan pasokan air di tempat umum serta di lingkungan miskin untuk menghilangkan buang air besar sembarangan di negara ini.
KOMUNIKASI KELUARGA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PRAKTIK PERNIKAHAN ANAK DI KOTA MAKASSAR Irvan Roberto; Nathalia Debora Sidabutar
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 7 No. 2 (2022): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.588 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v7i2.141

Abstract

Praktik pernikahan anak merupakan salah satu permasalahan sosial yang banyak terjadi di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis komunikasi keluarga dalam pengambilan keputusan pada praktik pernikahan anak di Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Penelitian dilakukan di Kota Makassar pada bulan Juni sampai November 2020. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, fokus grup diskusi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi keluarga dalam pengambilan keputusan pernikahan pada keluarga status sosial ekonomi rendah (KSSR) dilakukan oleh orang tua. Ayah selaku pemimpin di dalam keluarga berperan besar dalam memutuskan pernikahan bagi anak mereka. Orang tua (bapak) memiliki kewenangan yang mutlak dalam mengambil keputusan pernikahan pada anak mereka. Anak pada keluarga status sosial ekonomi rendah (KSSER) tidak memiliki kuasa dalam menentukan kapan dan dengan siapa mereka ingin melangsungkan pernikahan. Kapasitas dan kemampuan anak pada keluarga status sosial ekonomi rendah (KSSER) dalam mengambil keputusan cenderung sangat lemah. Sedangkan pada keluarga status sosial ekonomi tinggi (KSSET), pengambilan keputusan dalam hal pernikahan dilakukan oleh anak mereka sendiri. Anak-anak menjadi pengambil keputusan yang sangat dominan dan mutlak dalam menentukan dengan siapa dan kapan mereka ingin melangsungkan pernikahan. Anak-anak pada keluarga status sosial ekonomi tinggi (KSSET) memiliki kapasitas dan kemampuan yang cukup tinggi dalam mengambil keputusan.
PERSEPSI CHILDFREE DI KALANGAN GENERASI ZILENIAL JAWA TIMUR Vizcardine Audinovic; Rio Satria Nugroho
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.559 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v8i1.132

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi fenomena childfree di kalangan generasi Z di Jawa Timur. Generasi Z merupakan subjek yang krusial untuk menerima atau menolak fenomena yang ada, terlebih generasi tersebut yang akan meneruskan keturunan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskritptif. Subjek penelitian adalah 5 generasi Z yang tinggal di Kota Malang dan Kota Surabaya, sebagai dua kota terbesar di Jawa Timur. Pengumpulan data dilakukan denga cara interview dan studi literatur. Hasil penelitian menjelaskan bahwa generasi Z memiliki stigma bijaksana yakni menerima konsep childfree, mereka tidak menghakimi dengan pilihan pasangan yang memutuskan childfree. Namun tidak semua generasi Z akan menerapkan childfree dalam hidupnya karena masih membutuhkan adanya generasi penerus. Terdapat perbedaan pada generasi Z dalam memaknai konsep keluarga, bahwa keluarga tidak harus berasal dari ikatan darah melainkan dari ikatan emosional, saling mendukung dan saling percaya.
KEAHLIAN ATAU KONDISI KELUARGA, MANAKAH YANG LEBIH BERPENGARUH PADA CAPAIAN PEKERJAAN LANSIA? Armelia Zukma Kumala; Weni Lidya Sukma
Jurnal Keluarga Berencana Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Keluarga Berencana
Publisher : Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1092.556 KB) | DOI: 10.37306/kkb.v8i1.135

Abstract

Tingginya persentase lansia di Indonesia menjadi tantangan baru dalam peningkatan kesejahteraan penduduk di era datangnya penuaan penduduk. Lansia yang aktif, sehat, dan produktif di pasar tenaga kerja dapat memberikan keuntungan dalam memetik bonus demografi kedua bagi Indonesia. Faktor yang memengaruhi lansia untuk bekerja dan profil pekerjaan lansia menjadi isu yang strategis untuk dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari keahlian dan kondisi keluarga terhadap capaian pekerjaan penduduk lansia Indonesia dengan menggunakan data Sakernas Agustus 2020. Keahlian diukur melalui latar belakang pendidikan dan pengalaman mengikuti pelatihan sedangkan kondisi keluarga diukur dari proporsi kebekerjaan dalam rumah tangga. Pemodelan menggunakan regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa penduduk lansia yang memiliki pendidikan tinggi dan pengalaman mengikuti pelatihan mampu meningkatkan peluang penduduk lansia untuk bekerja meski belum menjamin penduduk lansia mendapat pekerjaan yang layak, yaitu pekerjaan formal. Rasio kebekerjaan yang tinggi dalam rumah tangga juga mendorong lansia untuk tetap bekerja. Dukungan dari pemerintah melalui program khusus yang mendorong partisipasi kerja lansia sehingga menjadi lebih produktif diperlukan seperti program belajar sepanjang hayat (long life learning).