cover
Contact Name
Dr. Purnama Budi Santosa
Contact Email
-
Phone
+62274520226
Journal Mail Official
jgise.ft@ugm.ac.id
Editorial Address
Jl. Grafika No.2 Kampus UGM, Yogyakarta 55281
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JGISE-Journal of Geospatial Information Science and Engineering
ISSN : 26231182     EISSN : 26231182     DOI : https://doi.org/10.22146/jgise.51131
Core Subject : Engineering,
JGISE also accepts articles in any geospatial-related subjects using any research methodology that meet the standards established for publication in the journal. The primary, but not exclusive, audiences are academicians, graduate students, practitioners, and others interested in geospatial research.
Articles 136 Documents
Examining the spatio-temporal relationship between LST, NDVI, NDBI and LULC change of Pachhua dun, Dehradun, Uttarakhand (India) Thapa, Rahul; Bahuguna, Dr. Vijay; Negi, Prateek; Rana, Praveen Singh; Kataria, Pinki; Rawat, Dr. Geeta; Yasir, Muhammad; Sharma, Tania
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 6, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.88002

Abstract

Recent climate change has had a negative impact on a wide range of human and natural systems, and it is clear that humans influence the climate. Because, as anthropogenic influence increases, the heat output from the land surface increases, speeding up the rate of climate change. In this regard, the use of RS and GIS techniques has provided various opportunities for research to examine these changes. The current analysis is based on the Landsat 1989, and 2020. Over the study period of 31 years, the built-up regions increased in size from 44.23 km2 to 154.56 km2. Whereas, the area covered by scrubland, water bodies, and vegetation cover has significantly decreased. The LST study further supports the outcome, showing that the mean and standard deviation increased from 14.81°C±1.32(1989) to 18.82°C±1.57(2020). The study also made an effort to examine how LULC affected LST; while vegetation cover has consistently helped to lower mean LST, built-up areas and scrubland are the main drivers of mean LST rise. The LST and NDBI revealed a positive correlation, while the NDVI/SLOPE and LST showed a negative correlation. Subsequently, the multiple linear regression (MLR) models concluded that the BUAs has evolved into a serious threat to the increase in LST, but increase in vegetation cover and SLOPE would result in slight decrease in LST. the study recommended that the government create policies that restrict future land encroachment and conversion, notably of forested area and water bodies, and make an immediate effort to increase the quantity and quality of urban green cover in the study area. So that we may, respectively, minimize the potential hazard posed by future LST rise and LULC change.
Analisis Perubahan Zona Nilai Tanah serta Permintaan dan Penawaran Terhadap Harga Tanah di Kecamatan Tawangmangu dengan Sistem Informasi Geografis Wijaya, Arwan Putra; Manik, Sarah Magdauli; Ammarohman, Fauzi Janu
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 6, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.88249

Abstract

Nilai tanah dapat ditentukan dari banyak aspek, mulai dari fisik maupun non fisik. Penelitian ini didasari dari Kecamatan Tawangmangu yang merupakan sebuah kawasan wisata yang banyak terdapat lahan ekonomi. Penelitian ini menggunakan Peta Zona Nilai Tanah 2016,  2022 dan 2023. Penelitian ini menggunakan metode perhitungan Nilai Indikasi Rata-rata pada perhitungan nilai tanah untuk melihat perubahan nilai tanah tahun 2016 dan 2023. Kecamatan Tawangmangu memiliki banyak objek wisata dengan kelerengan yang berbeda-beda sehingga pada penelitian ini melakukan analisis pengaruh dari jarak sentroid zona ke objek wisata dan klasifikasi kelerengan terhadap harga tanah dengan menggunakan metode pemodelan matematis linear regression model . Keberadaan objek wisata dan kelerengan membuat penawaran dan permintaan berbeda-beda. Pada penelitian ini dilakukan analisis penawaran dan permintaan menggunakan kurva penawaran dan permintaan agar mengetahui bagaimana kurva penawaran dan permintaan harga tanah di sepuluh desa tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perubahan nilai indeks rata-rata tertinggi terdapat pada zona 28 di Kelurahan Kalisoro sebesar Rp. 5.253.000,- dikarenakan berada di Jalan Raya dan NIR terendah terdapat pada zona 41 sebesar Rp. 42.000,- di kelurahan Tawangmangu. Hasil analisis pengaruh jarak objek wisata dan kelerengan sebesar 35,7% atau R Square sebesar 0,357. Dan harga penawaran tertinggi terletak di kelurahan kalisoro dengan harga tertinggi sebesar Rp. 6.500.000,-/m2 dan dengan harga permintaan tertinggi sebesar Rp. 6.000.000,-/m2 sedangkan Penawaran dan  Permintaan Harga Tanah yang terendah berada di desa Tengklik sebesar Rp. 1.800.000,-/m2 untuk harga penawarannya sedangkan harga permintaannya sebesar Rp. 200.000,-/m2.
Estimasi Area Persebaran Potensi Material Tanah Liat Menggunakan Citra Sentinel – 2 dan Metode Skoring Pembobotan (Studi Kasus: Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban) Nugraha, Pradipta Adi; Nurwatik, Nurwatik; Bioresita, Filsa
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 6, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.88417

Abstract

Eksplorasi potensi wilayah tambang merupakan tahapan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi mengenai lokasi, bentuk, sebaran, luasan, dan sumber daya dari bahan galian yang berada di suatu wilayah. Informasi ini nantinya bermanfaat dalam melakukan cara penambangan, estimasi waktu dan biaya penambagan, serta jumlah kualitas bahan galian yang akan ditambang. Komoditas pertambangan yang sering ditambang adalah material tanah liat yang berfungsi sebagai salah satu bahan baku pembuatan semen. Komponen pada tanah liat yang dibutuhkan sebagai bahan baku pembuatan semen adalah alumina (Al2O3) dan silika (SiO2). Kecamatan Semanding, Tuban, Indonesia merupakan daerah penghasil tanah liat sebagai bahan baku semen. Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang mampu menganalisis potensi wilayah tambang dari jauh serta lebih efisien. Penelitian ini menggunakan data dari satelit Sentinel - 2 untuk melakukan pemetaan sebaran potensi dan perhitungan luas wilayah tambang tanah liat di Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Pemetaan sebaran potensi material tanah liat ini menggunakan 3 parameter utama, yaitu Indeks Vegetasi, Tutupan Lahan, dan Geologi yang kemudian dilakukan pembobotan pada setiap parameter. Luas potensi sebaran tanah liat di Kecamatan Semanding didominasi oleh potensi tinggi yang memiliki luasan 4716.880 ha dengan cakupan sebesar 43.520 persen dari keseluruhan potensi.
Evaluasi Geometrik Jalan Lintas Selatan Tambakmulyo – Wawar Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Gambar Detailed Engineering Design (DED) dan Gambar Hasil Pekerjaan (As Built Drawing) Aditya, Bernadus; Cahyono, Bambang Kun
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 6, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.88429

Abstract

Geometrik jalan merupakan aspek yang penting untuk menentukan kenyamanan dan keamanan bagi para pengendara dalam melintasi suatu jalan. Berdasarkan hal tersebut dilakukan kajian terhadap bentuk geometrik jalan terhadap desain rencana dan desain hasil pelaksanaan dari pembangunan jalan Lintas Selatan Tambakmulyo – Wawar dari STA 0+000 sampai 17+00. Kajian diawali dengan proses identifikasi alinemen horizontal dan vertikal pada gambar rencana atau biasa disebut Detailed Engineering Design (DED) dan gambar hasil pekerjaan (As Built Drawing). Hasil kajian ini mendapatkan besaran parameter alinemen horizontal dan vertikal yang dianalisa kesesuaiannya dengan aturan yang berlaku. Titik STA Pl yang tidak memenuhi spesifikasi geometrik standar acuan selanjutnya dilakukan penghitungan ulang. Analisis dilakukan dengan perbandingan antara unsur geometrik pada data DED dan As Built Drawing dengan peraturan perencanaan geometrik jalan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga. Hasil analisa penelitian ini menyimpulkan bahwa geometrik jalan gambar DED pembangunan jalan lintas selatan Tambakmulyo – Wawar secara umum telah sesuai dengan peraturan Bina Marga. Adapun geometrik jalan pada gambar As Built Drawing belum sesuai dengan ketentuan dari peraturan Bina Marga . Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil analisa nilai jari-jari minimum, panjang bagian lurus dan panjang jari-jari minimum yang diperbolehkan tanpa lengkung peralihan yang tidak sesuai dengan peraturan Bina Marga. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya perubahan pada geometrik jalan gambar DED dengan geometrik jalan gambar as built. Perbedaan ini dikarenakan adanya ketidaksesuaian sistem koordinat antara gambar DED dengan koordinat lahan yang berhasil dibebaskan. Ketidaksesuaian sistem koordinat menyebabkan adanya proses penyesuaian alinemen saat pembangunan jalan, sehingga mendapatkan hasil geometrik jalan seperti pada dokumen gambar as built.
SAR Bathymetry Review and Its Possibility Implementation in Indonesia Koman, Wening Aisyah Fauziana; Basith, Abdul; Julzarika, Atriyon
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 6, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.88613

Abstract

Indonesia needs bathymetry information for diverse applications as a maritime country. There are various methods of determining the water depth for bathymetry. The advancement of satellite imagery data has led to the increasing use of remote sensing data for depth measurements. With satellite imaging, wide area coverage can be achieved in a relatively short time, making depth data acquisition more cost-effective. SAR (Synthetic Aperture Radar) imagery is an active remote sensing technology developed to estimate depth data known as the SAR Bathymetry method. This method is still not widely applied, especially in Indonesia, even though it has considerable potential with cloud-free imageries, where it becomes a severe problem in tropical countries when using optical imagery. Therefore, this paper will discuss algorithms and techniques for depth data estimation using SAR Bathymetry and their possible implementation in Indonesia. The optimum depth, SAR image recommendation, and conditions required to apply this method will also be discussed.
Analisis Potensi Kawasan Industri dengan Fuzzy Analytical Hierarchy Process Berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Kabupaten Madiun) Bastrianto, Regina Widya; Wijaya, Arwan Putra; Firdaus, Hana Sugiastu
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 7, No 1 (2024): June
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.90691

Abstract

Kabupaten Madiun merupakan kabupaten di Jawa Timur yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Lokasi yang strategis menjadikan Kabupaten Madiun sebagai wilayah incaran para investor untuk menanamkan modal serta mendirikan industri. Pemerintah Kabupaten Madiun melalui Disnaker menanggapi dengan positif kebutuhan tersebut dengan menyusun Rencana Pembangunan Industri Kabupaten (RPIK) tahun 2023-2043 dan memetakan sektor industri guna penentuan kawasan industri. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi dan menilai potensial lokasi kawasan industri di Kabupaten Madiun serta dapat digunakan sebagai data pendukung dalam perencanaan dan pengembangan kawasan industri berkelanjutan bagi pemerintah. Penelitian ini menggunakan bantuan sistem informasi geografis melalui proses overlay pada setiap parameter penyusunnya dengan scoring dan pembobotan. Adapun parameter yang digunakan, meliputi penggunaan lahan, kemiringan lereng, jenis tanah, jalan utama, fasilitas umum, jaringan sungai, dan kerawanan banjir. Pembobotan pada setiap parameter dilakukan dengan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process dan analisis kesesuaian potensi lahan dengan RTRW dilakukan dengan menggunakan analisis intersect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan yang berpotensi menjadi kawasan industri di Kabupaten Madiun adalah Kecamatan Pilangkenceng, Balerejo, Saradan, Mejayan, Wonoasri, Madiun, Sawahan, Jiwan, Wungu, Geger, Dolopo, dan Dagangan. Tingkat kesesuaian kelas SS “sangat sesuai” sebesar 2 %, kelas S “sesuai” sebesar 14 %, kelas CS “cukup sesuai” sebesar 60 %, kelas KS “kurang sesuai” sebesar 24 %, dan kelas TS “tidak sesuai” sebesar 0 %. Kawasan dengan kesesuaian tertinggi sebagai kawasan industri yang mengacu terhadap pola ruang industri dalam RTRW Kabupaten Madiun terletak di Kecamatan Pilangkenceng.
Penerapan Metode Hedonic Price Modeling dan Model Kota LOD 1 dalam Penilaian Tanah dan Properti sebagai Dasar Pengenaan Pajak Atsilah, Annisa Nasywa; Aditya, Trias
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 7, No 1 (2024): June
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.90776

Abstract

Meningkatnya harga properti di kawasan perkotaan dipengaruhi oleh pesatnya urbanisasi di kawasan perkotaan. Pola spasial terkait nilai tanah dan properti yang kompleks akibat pembangunan gedung-gedung tinggi belum dipahami dengan baik. Secara umum, penilaian tanah dan properti dipengaruhi oleh aspek lokasi, lingkungan, dan fisik. Pembangunan yang terus berkembang menyebabkan perubahan spasial yang signifikan dalam dimensi vertikal. Faktor 2D yang saat ini digunakan tidak dapat mewakili perubahan informasi spasial pada dimensi vertikal. Oleh karena itu, penting untuk memperhitungkan faktor 3D dalam proses penilaian tanah dan properti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor 3D pada penilaian tanah dan properti sebagai dasar penentuan pajak dengan menerapkan metode Hedonic Price Modeling (HPM). Metode HPM dikembangkan untuk penilaian tanah dan properti 3D menggunakan regresi berganda dengan pembelajaran mesin (machine learning). Hasil dari penelitian, menunjukkan bahwa penambahan faktor 3D pada model memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai tanah dan properti. Hal ini didukung oleh hasil validasi menggunakan uji independen t, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara rata-rata nilai pasar dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Selain itu, penyajian model kota LoD 1, dinilai efektif dalam menggambarkan pola distribusi spasial terkait klasifikasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang tersebar di area studi. Pola yang tergambar dalam model kota tersebut dapat mempermudah pemangku kepentingan dalam memahami tren PBB dalam konteks spasial, sekaligus memudahkan dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan pajak dan perencanaan kota.
Evaluasi Penggunaan Lahan Mengacu pada Indeks Potensi Lahan dan Kesesuaiannya Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah di Kabupaten Wonosobo Ndofah, Tiara Ana; Santosa, Purnama Budi
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 6, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.91079

Abstract

Seiring pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan lahan untuk berbagai keperluan semakin meningkat, misalnya untuk permukinan, perdagangan, industry, jasa. Hal ini mengakibatkan perubahan penggunaan lahan yang pada beberapa daerah mengorbankan lahan pertanian.  Indeks Potensi Lahan (IPL) menunjukkan nilai potensi sebuah lahan dilihat dari ciri fisik lahan tersebut. IPL sering digunakan dalam evaluasi lahan berdasarkan potensinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan lahan berdasarkan IPL dan kesesuaiannya terhadap RTRW Kabupaten Wonosobo. Penyusunan IPL dilakukan dengan metode Multi Criteria Analysis (MCA). Parameter IPL yang digunakan adalah kemiringan lereng, jenis tanah, batuan induk, produktivitas akuifer, dan kerawanan bencana (banjir, banjir bandang, dan tanah longsor). Peta kemiringan lereng disusun dari SRTM 30 m dan SRTM 90 m. Adapun penyusunan peta tutupan lahan dilakukan dengan digitasi On Screen Citra SPOT 6 tahun 2020 dan SPOT 7 tahun 2021. Hasil analisis menunjukkan bahwa di Kabupaten Wonosobo luas kelas IPL sangat tinggi adalah 12.224,209 Ha (12,129%), kelas IPL tinggi adalah 30.317,934 Ha (30,082%), kelas IPL sedang adalah 47.129,223 Ha (46,763 %), kelas IPL rendah 10.787,906 Ha (10,704 %), dan IPL sangat rendah adalah 323,719 (0,321 %).  Selain itu, dari 20 kelas penggunaan lahan tahun 2021, presentase kebun campuran adalah sebesar 41,355%, ladang atau tegalan 17,236 %, dan sawah 12,401%. Jika dianalisis berdasarkan IPL-nya, maka penggunaan lahan di Kabupaten Wonosobo dapat dikatakan cukup sesuai dengan potensinya mengingat luas lahan IPL paling mendominasi adalah kelas IPL sedang dan tinggi yang mana secara keseluruhan penggunaan lahan yang mendominasi di kedua kelas IPL tersebut pun adalah lahan-lahan produktif yang meliputi lahan kebun campuran, ladang/tegalan, sawah, dan hutan produksi terbatas. Sebesar 71,774 % penggunaan lahan tahun 2021 sesuai, 9,335 % tidak sesuai, dan 18,891 % belum sesuai dengan rencana pola ruang Kabupaten Wonosobo Tahun 2011 – 2031.
Pengembangan Sistem Informasi Lokasi Kejahatan Jalanan di Daerah Istimewa Yogyakarta Diyono, Diyono
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 7, No 1 (2024): June
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.91254

Abstract

Kejahatan jalanan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan masalah serius di tengah status DIY sebagai kota pelajar dan tujuan pariwisata. Dibangunnya sistem informasi yang menyajikan data kejahatan jalanan di DIY merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah ini. Penyusunan sistem ini terdiri dari tahap perencanaan, analisis kebutuhan, desain konseptual, pengembangan sistem, pengujian, dan pemeliharaan. Sistem informasi ini menyimpan data kejahatan jalanan yang bersumber dari kepolisian pada perangkat manajemen basisdata. Penyusunan konsep create, read, update, dan delete (CRUD) dalam sistem ini memungkinkan data pada basisdata dapat ditambahkan, disunting, dan dihapus oleh pengelola sistem. Hasil pengujian terhadap 5 aspek kebergunaan sistem pada pengguna menghasilkan persentase tingkat persetujuan sebesar 89,51%, sehingga tanggapan pengguna terletak di daerah “setuju” terhadap kebergunaan sistem informasi ini. Sementara itu, hasil pengujian pada pengelola menghasilkan persentase tingkat persetujuan sebesar 90%, sehingga tanggapan pengelola terletak di daerah “setuju” terhadap kebergunaan sistem informasi ini. Dengan demikian, pembuatan sistem informasi ini telah berhasil mendapatkan tanggapan yang baik dalam menyajikan informasi persebaran kejahatan jalanan di DIY.
Ekstraksi Permukiman dari Kombinasi Citra Sentinel-2 dan Sentinel-1 dengan Pendekatan Object-Based Image Analysis Eramudadi, Dias; Rokhmana, Catur Aries
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 7, No 1 (2024): June
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.91380

Abstract

Informasi yang akurat dan termutakhir mengenai data spasial permukiman skala menengah dibutuhkan berbagai bidang seperti agenda pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana. Namun, ekstraksi informasi spasial untuk permukiman selalu menjadi tantangan karena heterogenitas spasial permukiman yang kompleks. Penelitian ini bertujuan mengekstraksi permukiman dari kombinasi citra Sentinel-2 dan Sentinel-1 menggunakan metode Object-Based Image Analysis (OBIA) dengan platform Google Earth Engine (GEE). Dataset ekstraksi permukiman dibentuk dari 33 fitur kombinasi saluran spektral, indeks spektral dan tekstur. Sementara itu, dataset segmentasi terdiri dari kombinasi indeks spektral UI–NDVI-MNDWI hasil perhitungan Optimum Index Factor (OIF). Segmentasi diproses menggunakan Simple Non-Iterative Clustering (SNIC) dan diklasifikasi dengan algoritma Random Forest (RF). Secara visual, hasil ekstraksi permukiman menunjukkan pola distribusi yang konsisten dengan permukiman peta Rupabumi Indonesia (RBI) skala 1:25000, tetapi memiliki karakter geometri yang berbeda. Oleh karena itu, hasil ekstraksi permukiman belum dapat digunakan secara langsung sebagai data masukan pembuatan peta RBI skala menengah, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai panduan digitasi dan mendukung kontrol kualitas. Selain itu, nilai penting fitur dalam klasifikasi RF juga dianalisis dengan hasil fitur polarisasi VV memiliki kontribusi paling tinggi. Uji akurasi menghasilkan nilai overall accuracy dan F-score sebesar 92%. Hasil ini menunjukkan bahwa model klasifikasi dan metode OBIA di GEE mampu menghasilkan data ekstraksi permukiman dengan akurasi yang tinggi di wilayah dengan landskap yang beragam.

Page 11 of 14 | Total Record : 136