cover
Contact Name
Dr. Masagus Ahmad Azizi, ST, MT
Contact Email
masagus.azizi@trisakti.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
masagus.azizi@trisakti.ac.id
Editorial Address
Komplek Rukan Crown Palace Blok D No. 9 Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH No. 231 - Tebet Jakarta Selatan 12870 email: jurnal.perhapi@gmail.com
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
INDONESIAN MINING PROFESSIONALS JOURNAL
ISSN : 27148823     EISSN : 27159035     DOI : https://doi.org/10.36986/impj.v1i1.6
Core Subject : Engineering,
This Journal is published periodically two times annually : April and October, containing papers of research and development for mineral and coal, including Mining Exploration, Surface Mine System and Operation, Underground Mine System and Operation, Geotechnical, Mine Safety and Mine Environment, Mine Management, Mine Ventilation, Mineral and Coal Economics, Coal and Mineral Processing and Smelting, Metallurgy, Coal and Mineral Trading, Mining Law and Policy, Mining CSR and Community Development, and Technology and Innovation in Mining. The editors only accept relevant papers with the substance of this publication.
Articles 64 Documents
OPTIMALISASI WAIT FOR BLASTING TIME BAGI ALAT GALI-MUAT DENGAN PENDEKATAN ANALISA SIGNATURE HOLES DI PT. KALTIM PRIMA COAL Masda Rohal Sadiq
Indonesian Mining Professionals Journal Vol 3, No 2 (2021): November
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/impj.v3i2.55

Abstract

Salah satu parameter delay produksi yang mempengaruhi target pengupasan tanah penutup adalah “Wait For Blasting Time” atau waktu tunggu bagi alat gali-muat terhadap kegiatan peledakan. Semakin tinggi waktu tunggu alat gali muat maka akan berdampak terhadap penurunan produksi pengupasan tanah penutup yang pada akhirnya akan mempengaruhi penurunan coal exposed dari target yang sudah ditetapkan. Salah satu wilayah operasional PT. KPC menjadi fokus penelitian saat ini adalah Pit Inul East Panel 4 yang secara mandiri dioperasikan oleh Departemen Hatari. Pit Inul East Panel 4 sendiri secara geografis berbatasan langsung dengan area pemukiman warga dan jalan umum dengan jarak 150 m – 500 m sehingga membutuhkan suatu metode penyalaan peledakan khusus untuk menjaga tingkat getaran tanah sesuai baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebesar maksimal 3 mm/s. Adapun metode penyalaan peledakan khusus yang dimaksud adalah Metode “Multiple Firing” atau metode penyalaan peledakan berkali-kali dimana 1 lokasi peledakan yang sama di bagi menjadi beberapa blok peledakan atau urutan penembakan bergilir dalam kurun waktu tertentu. Implementasi metode penyalaan ini tentunya akan membutuhkan durasi waktu peledakan yang lebih lama dibandingkan dengan metode penyalaan peledakan konvensional pada umumnya. Berdasarkan data yang diambil dari bulan Juni 2020 – September 2020, tercatat rata-rata aktual Wait For Blasting Time alat gali muat di Pit Inul East Panel 4 sebesar 1.39 jam atau 39% lebih lama bila dibandingkan dengan budget maksimal 1 jam yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Salah satu hal krusial yang berkontribusi menyebabkan besarnya waktu tunggu alat gali muat pada kurun waktu tersebut adalah belum optimalnya kombinasi delay 140 x 120 ms yang digunakan pada metode penyalaan peledakan Multiple Firing. Kombinasi delay tersebut menyebabkan “Firing Duration” secara teori dan aktual lebih lama dibandingkan kombinasi delay lainnya. Atas dasar hal tersebut maka dilakukan suatu improvement dengan menggunakan pendekatan Analisa “Signature Holes” untuk mendapatkan kombinasi delay yang lebih optimal. Pada bulan September 2020 dilakukan pengambilan data untuk analisa Signature Holes di Pit Inul East Panel 4 sebanyak 3 lubang ledak dengan isian dan jarak yang berbeda ke titik pengukuran. Kemudian dilakukan analisis yang komprehensif menggunakan software khusus dan didapat output rekomendasi kombinasi delay baru yaitu 80 x 50 ms. Implementasi kombinasi delay 80 x 50 ms ini di mulai dari tanggal 7 September 2020 – 25 Maret 2021 dimana hasil perbaikan terhadap rata-rata aktual Wait For Blasting Time alat gali muat menjadi 0.95 jam atau 32% lebih optimal bila dibandingkan dengan sebelum improvement dilakukan sebesar 1.39 jam
KOMPARASI PENGAMBILAN DATA TOPOGRAFI STOCKPILE DI ROM MENGGUNAKAN WAHANA UNMANNED AERIAL VEHICLE DAN GPS RTK TIPE GEODETIC Ryan Nugraha
Indonesian Mining Professionals Journal Vol 4, No 2 (2022): November
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/impj.v4i2.77

Abstract

Perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini tidak bisa dipungkiri berkembang sangat pesat.Terutama di sektor energi (mineral, batu bara, minyak, dan gas bumi). Salah satu komparasi pengambilan data stockpile di ROM yang digunakan PT Arutmin Indonesia adalah menggunakan wahana unmanned aerial vehicle dan GPS RTK tipe Geodetic.  Pengambilan data topografi pada dasar prinsipnya adalah kegiatan menggambarkan dan memetakan bentuk/objek permukaan Bumi. Banyak metode dan wahana/peralatan yang digunakan dalam pengambilan data topografi, diantaranya: metode terestris (survey secara langsung) remote sensing (penginderaan jarak jauh), dan batimetri (survey di bawah air). Dalam makalah ini, akan mengkomparasikan dua metode pengambilan data topografi di ROM menggunakan wahana UAV tipe eBee fixed wing (metode remote sensing) dan GPS RTK tipe geodetik (metode terestris). Kegiatan ini dilakukan di salah satu area ROM (Run of Mine)/tempat penyimpanan batu bara sementara setelah ditambang dari Pit yang  bertujuan untuk menggambarkan topografi permukaan dan menghitung volume batu bara.Dalam penggunaannya, dua metode dan wahana ini berbeda. Metode remote sensing merupakan pengambilan data topografi menggunakan wahana tanpa kontak secara langsung dengan objek dan daerah yang akan diambil datanya. UAV tipe eBee fixed wing dioperasikan oleh operator (manusia). Sebelum UAV diterbangkan, dibuat perencanaan jalur terbang di area yang akan di survey terlebih dahulu (dalam hal ini area ROM). Selanjutnya UAV di instalasi sesuai dengan kebutuhan area yang akan di survey dan UAV dapat diterbangkan mengambil data topografi batu bara (stockpile). Metode terestris kebalikan dari metode remote sensing, merupakan pengambilan data topografi  menggunakan wahana yang kontak secara langsung dengan objek dan daerah yang akan diambil datanya. Metode ini melibatkan manusia secara langsung saat mengoperasikan wahana/peralatan GPS RTK tipe geodetik dalam pengambilan data topografi batu bara/stock pile. Kedua metode ini dapat menghitung dan menghasilkan volume stockpile/batu bara di ROM.
PEMANFAATAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH (FABA) SEBAGAI PENUDUNG MATERIAL POTENTIAL ACID FORMING (PAF) –HAL – HAL YANG MEMPENGARUHI PEMBACAAN KADAR OKSIGEN Rizky Muhib; Nanang Supriyadi; Kris Pranoto
Indonesian Mining Professionals Journal Vol 4, No 1 (2022): April
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/impj.v4i1.49

Abstract

Penetapan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) sebagai limbah Non B3 terdaftar pada PP 22/2021 tidak menghilangkan kewajiban untuk pengelolaan FABA secara bertanggung jawab. Setelah peraturan tersebut terbit, pemanfaatan FABA di KPC masih merujuk pada izin pemanfaatan FABA yang dimiliki, yaitu sebagai bahan baku lapisan penudung batuan yang berpotensi asam (Potential Acid Forming / PAF). Fungsi utama FABA sebagai lapisan penudung PAF adalah untuk menghalangi difusi oksigen ke dalam lapisan batuan asam sehingga tidak terjadi oksidasi yang dapat memicu terjadinya Air Asam Tambang. Pemanfaatan FABA dengan metode ini memerlukan pembuktian bahwa lapisan FABA tersebut mampu menahan difusi oksigen sehingga diperlukan pemantauan kadar oksigen dalam tiap lapisan penudung. Akurasi pembacaan kadar oksigen menjadi faktor yang sangat penting, sementara pembacaan sensor dapat menjadi tidak akurat karena dipengaruhi beberapa hal.  Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pembacaan kadar oksigen pada lapisan NAF, FABA dan PAF. Fluktuasi kadar oksigen dalam lapisan penudung dipantau menggunakan sensor oksigen Apogee SO-210 yang dihubungkan ke data logger CR-1000X Campbell Scientific untuk perekaman data. Selain itu juga dilakukan perbandingan spesifikasi instrumen yang digunakan saat ini dengan penelitian sebelumnya. Dari hasil pengukuran dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa sekurang-kurangnya ada 7 hal yang dapat mempengaruhi pembacaan kadar oksigen dalam lapisan penudung, yaitu: tipe alat ukur, survey topografi, pengeboran lubang monitoring, metode penutupan lubang bor, kompatibilitas data logger, kalibrasi sensor, dan konektivitas sensor.
IMPLEMENTASI PROGRAM “TAKE-5” UNTUK MENGURANGI POTENSI PENGGALIAN KERAS PADA ALAT GALI MUAT DI PIT BENDILI PT KALTIM PRIMA COAL Fadli Fadli
Indonesian Mining Professionals Journal Vol 4, No 2 (2022): November
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/impj.v4i2.75

Abstract

PT Kaltim Prima Coal (PT KPC) merupakan perusahaan tambang batu bara yang menetapkan  target volume material hasil peledakan hingga 430 juta bcm. Untuk mencapai target produksi tersebut diperlukan sinergi antar lini. Sinergi antar lini akan menghasilkan suatu keseimbangan yang harmonis sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang optimum. Implementasi sinergi antar lini juga diterapkan pada kerjasama tim teknikal dan operasional di Drill & Blast Department PT KPC.Banyak faktor yang menyebabkan penggalian keras pada alat gali muat diantaranya adalah faktor manusia, alat, metode yang dipakai, serta faktor material. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah eksperimental, dimulai dengan melakukan langkah studi literatur, pengambilan data dan analisa data untuk menemukan solusi penyelesaian masalah. Suatu teknik manajemen operasional yang digunakan dalam menggkoordinasikan kegiatan peledakan yang melibatkan beberapa stakeholder dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi kegiatan penambangan dibuat dan disosialisasikan ke semua lini. Program ini disebut “TAKE-5”, program ini merupakan perwujudan sinergi antar lini yaitu tim teknikal dan operasional untuk menghindari potensi penggalian keras pada alat gali muat. Contoh pelaksanan Program “TAKE-5”, yaitu: pembuatan rencana pengeboran dan peledakan sudah mengikuti kaidah Kuz-Ram oleh tim Teknikal, memastikan persiapan drill pad sesuai dengan standard oleh tim Operasional Pit, memastikan batas pengeboran pada lubang terakhir tersambung dengan area/material yang sudah diledakkan sebelumnya oleh tim Pengeboran serta memastikan jumlah bahan peledak yang diisi ke dalam lubang ledak sesuai dengan rencana isian bahan peledak oleh tim Peledakan. Setelah program “TAKE-5” diimplementasikan, produktivitas alat gali yang beroperasi di area Pit Bendili Prima Sawit  mengalami kenaikan sekitar 11%, yaitu dari 1763 bcm/jam ke 1964 bcm/jam. Hasil dari digging rate alat gali yang beroperasi di area Pit Bendili Prima Sawit sekitar 17% yaitu dari 2551 bcm/jam menjadi 2994 bcm/jam. Hasil ini memberikan dampak positif dari implementasi “TAKE 5” agar dilanjutkan dan dilakukan secara berkesinambungan untuk mengoptimalkan target produksi.
MENGUKUR KEBERHASILAN REKLAMASI PASCATAMBANG MENGGUNAKAN BIOINDIKATOR DI PT. KALTIM PRIMA COAL Niko Gusprastomo; Wahyu wardana; Gigih Irfatongga
Indonesian Mining Professionals Journal Vol 3, No 2 (2021): November
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/impj.v3i2.48

Abstract

Studi ini, bertujuan untuk mengukur peran ekosistem reklamasi pascatambang PT Kaltim Prima Coal (PT KPC) sebagai ekosistem penyangga kehidupan. Keberhasilan reklamasi diukur berdasarkan acuan bioindikator kondisi ekologis area rona awal. Kondisi ekologis yang diamati, meliputi kehadiran mamalia dan burung, populasi bakteri penambat fosfat dan nitrogen dan tingkat keanekaragaman hayati. Pengamatan flora untuk area reklamasi, menggunakan petak ukur permanen (PUP) berukuran 20m x 20m. Sedangkan pada hutan alam, menggunakan PUP berukuran 20m x 100m, mewakili area rona awal Sangatta dan Bengalon, seluruhnya berjumlah 42 plot. Untuk pengamatan fauna menggunakan dua metode, yakni pengamatan langsung dan pengamatan tidak langsung. Pengamatan langsung, yaitu perjumpaan dan kamera trap, sedangkan pengamatan tidak langsung, menggunakan identifikasi jejak, kotoran, bekas cakar, bulu, sarang, dan suara. Penilaian bioindikator menggunakan rumus Indeks keragaman Shannon-Wiener, Indeks Similaritas Sorensen, dan Indeks kehadiran mamalia. Hasil studi, untuk nilai keanekaragaman hayati kelompok tumbuhan di area reklamasi 3.2 satuan dan 3.4 satuan pada area rona awal. Sedangkan untuk kelimpahan jenis, area reklamasi sebesar 83 jenis berbanding 53 jenis pada rona awal. Dengan nilai indeks kesamaan jenis sebesar 25%. Untuk kehadiran mamalia area reklamasi sebesar 24 jenis berbanding 15 jenis pada rona awal. Kehadiran burung area reklamasi berjumlah 54 jenis dan 31 jenis pada rona awal. Populasi bakteri penambat fosfat untuk area reklamasi sebesar 0.06 x 107 cfu/ml dan rona awal nol. Untuk populasi bakteri penambat nitrogen area reklamasi sebesar 1.33 x 107 cfu/ml, sedangkan rona awal 0.82 x 107 cfu/ml. Dengan demikian, reklamasi pascatambang KPC telah mampu berperan sebagai ekoisistem penyangga kehidupan. 
STRATEGIC PLAN PENAMBANGAN BATUBARA PADA BATUAN DENGAN TSS TINGGI DI PIT C1 BLOK 8 PT BERAU COAL Saeful Aziz; Ida Wayan Supriharta; Gregorius Dante; Pandu Zea Ardiansyah; Andi Nugroho; Aprian Krisna Bhakti; Prasetya Heriyan Saputra
Indonesian Mining Professionals Journal Vol 4, No 2 (2022): November
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/impj.v4i2.78

Abstract

Pit C1 Blok 8 Site Binungan Mine Operation Area 2 PT Berau Coal merupakan salah satu area operasional penambangan batubara dengan karakteristik multi-seam, kemiringan lapisan batubara pada interval 12 – 20 derajat, ketebalan lapisan batubara pada interval 0.5 – 7.5 meter, dan variasi ketebalan interburden pada interval 3 – 300 meter. Karakteristik batuan di area Blok 8 terpolarisasi kedalam sifat asam dan nilai total suspended solid yang tinggi. Pit C1E merupakan bagian dari Pit C1 dengan karakteristik batuan dominan bersifat PAF dengan dikelilingi pit dan disposal yang dominan bersifat NAF dengan TSS tinggi. Sistem Dewatering di Pit C1 Bermuara di WMP 41. Selama keberjalanannya kemampuan WMP 41 terkoreksi dengan tingginya TSS pada aliran yang masuk, sehingga diperkirakan pada bulan April 2022 kapasitas WMP 41 akan penuh sehingga diperlukan tambungan sementara dalam rangka normalisasi fungsi. Pit C1E menjadi salah satu opsi untuk dijadikan tampungan sementara selama proses maintenance di WMP 41 berlangsung. Disaat yang sama, Pit C1E masih menyimpan reserve sebesar 250,000 Ton dengan SR 9. Maka dilakukan alignment strategi penambangan untuk dapat mengoptimalkan pengambilan reserve batubara di Pit C1E dengan tetap menjaga baku mutu air yang keluar dari WMP 41. Setelah dilakukan alignment strategi plan penambangan dengan setiap stakeholder terkait, diputuskan Pit C1E terus diupayakan untuk dilakukan penambangan sementara aliran dialihkan menuju area In Pit Dump CM dengan konsekuensi membentuk Embankment sepanjang 600 meter dengan tinggi timbunan 16 meter, sebelum akhirnya daya dukung IPD CM dan WMP 41 mencapai batasnya dan aliran dimasukan ke Pit C1E. Dengan melakukan analisa geoteknik, hidrologi, perencanaan tambang, operasional, safety dan support tekonologi, scenario ini dapat dieksekusi dengan aman dan selamat dengan tetap menjaga baku mutu air serta memperoleh beberapa benefit diantaranya, dapat mengoptimalkan reserve batubara sebesar 90.000 Ton di Pit C1E, menurunkan biaya operasional dengan rekayasa free maintenance WMP 41 sehingga tidak memerlukan rehandling mud sebesar 3,2 million dollar / tahun dan biaya penawasan sebesar 700.000 dollar/tahun. Serta memperoleh keuntungan short distance disposal menuju IPD C1E untuk membuat embankment dengan menurunkan jarak dari 3,72 km menjadi 1,08 km sebanyak 2,6 mio BCM dan dapat menurunkan biaya operational sebesar 2,5 million dollar.
PENERAPAN METODE STATISTIKA DALAM ANALISIS KEMANTAPAN LERENG TAMBANG DI INDONESIA Ridho Kresna Wattimena; Masagus Ahmad Azizi; Singgih Saptono
Indonesian Mining Professionals Journal Vol 4, No 1 (2022): April
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/impj.v4i1.58

Abstract

 Perkembangan penerapan metode statistika dalam analisis kemantapan lereng tambang di Indonesia sudah berjalan secara cukup lengkap lebih dari 1 dekade. Penerapan tersebut ditujukan untuk  mengatasi variasi parameter pembentuk lereng maupun beban pada lereng. Tulisan ini mengulas mengenai penerapan metode statistika dalam analisis analisis kemantapan lereng di Indonesia, yang diawali dengan penentuan fungsi distribusi dan penerapannya dalam analisis kemantapan lereng, perhitungan FK dan PK, serta pengembangan kurva kestabilan lereng ABSTRACT Abstract should be written of maximum 200 words in 1 (one) alinea or paragraph, in English, in italics with Arial Narrow  points-9 within 1 space of each line.  Content of the Abstract should be clear, descriptive, providing a brief overview of the problem studied. including purpose, method of the research, brief overview 
MANAJEMEN GETARAN DAMPAK PELEDAKAN TERHADAP BANGUNAN PADA TAMBANG TERBUKA Wahyudi Pratama Putra Sangadji; M. Fadil Bellico; Madinatul Arbi
Indonesian Mining Professionals Journal Vol 4, No 1 (2022): April
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/impj.v4i1.50

Abstract

PT Multi Nitrotama Kimia merupakan salah satu perusahaan jasa pertambangan yang bergerak pada bidang penyedia jasa peledakan dan penjualan bahan peledak terbesar di Indonesia.              PT Antareja Mahada Makmur jobsite Alamjaya Bara Pratama merupakan salah satu customer dari PT Multi Nitrotama Kimia yang melakukan kegiatan operasional pertambangan yang besar sehingga dalam penambangannya menggunakan aktivitas pengeboran dan peledakan sebagai salah satu metode pemberaian material tanah penutup. Salah satu dampak dari aktivitas pengeboran dan peledakan adalah getaran yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bangunan di area sekitar lokasi ledakan sehingga diperlukan manajemen getaran yang baik. Kondisi kemajuan penambangan membawa operasional ke sisi Pit 1 dimana dalam area tersebut terdapat infrastruktur tambang yang vital, yaitu Perkantoran dan Gudang Bahan Peledak. Pelaksanaan peledakan di area Pit 1 harus dikelola dengan baik dan aman, dalam hal ini perusahaan mengacu kepada SNI 7571 tahun 2010. Tahap awal dalam penelitian ini adalah mengetahui karakteristik getaran serta membuat database analisis scaled distance yang akan digunakan sebagai dasar pada tahap selanjutnya. Dalam tahap lanjutan dilakukan upaya manajemen getaran peledakan agar tidak mengganggu aspek keselamatan dan operasional tambang dikarenakan aktivitas peledakan mulai mendekati area concern. Dari hasil pengamatan pada area concern dikategorikan hasil tersebut dengan cara  menggambarkan dominasi jenis gelombang dan range frekuensi. Pada database analisis scaled distance yang telah dibuat didapatkan nilai coefficient of determination yang cukup bagus dimana nilai tersebut telah melebihi dari 0.80. Hasil rona awal tingkat getaran serta kelola tahap awal dengan scaled distance analysis berhasil menjadi tahapan awal pada kelola tingkat getaran di Pit tersebut.
Perancangan Geometri Jalan Tambang Pada Pit 3E PT. Aneka Nusantara Internasional Faisal Jamaluddin
Indonesian Mining Professionals Journal Vol 5, No 1 (2023): April
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/impj.v5i1.69

Abstract

Peneltian ini bertujuan  untuk membahas terkait perancangan jalan tambang yang sesuai dengan standar geometri jalan. Perancangan geometri jalan tambang mengacu pada Keputusan Menteri ESDM No.1827/K/30/MEM/2018 dan AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials) tahun 1993. Geometri jalan tambang meliputi lebar jalan lurus, lebar jalan pada tikungan, kemiringan jalan, kemiringan melintang dan superelevasi yang dibandingkan dengan perhitungan secara teoritis berdasarkan AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials). Perancangan jalan tambang dilakukan pada Pit 3E dengan menggunakan beberapa perangkat lunak seperti Surpac, ArcGis, AutoCAD dan Google Earth Pro. Adapun hasil perhitungan standar geometri jalan tambang meliputi nilai lebar jalan lurus minimum 9,28 m, lebar jalan pada belokan minimum 14,4 m, kemiringan jalan maksimum 12%, cross fall maksimum 2%, serta superelevasi maksimum 1,33%. Berdasarkan hasil pengukuran kondisi geometri jalan tambang yang ada saat ini, masih didapatkan beberapa segmen yang belum memenuhi standar geometri jalan tambang. Berikut ini adalah data hasil pengukuran geometri jalan tambang : lebar jalan lurus 3,4 m sampai 7,4 meter; lebar jalan belokan 7,2 meter sampai 20,8 meter; dan kemiringan jalan 5,01 % sampai 17,25 %; Oleh karena itu, perlunya dilakukan pembuatan jalan tambang yang sesuai dengan standar dari Keputusan Menteri ESDM No.1827/K/30/MEM/2018 dan AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials).American Association of state highway and transportation officials (AASHTO), 2018. “A Policy on Geometric Design of Highways and Streets 7 Edition” Washington DC, Amerika Serikat.Head of Mine Engineering Departement, Standard Operating Procedure “Desain Jalan Tambang” PT. Darma Henwa Tbk. Jakarta.Jamaluddin, Faisal. 2021. “Studi Geometri Jalan tambang Berdasarkan Kepmen ESDM Nomor 1827 K/30/MEM 2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik Pada PT. Putra Mekongga Sejahtera”. Jurusan Tenik Pertambangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sembilanbelas November. KolakaJenius, Abdul Rauf. 2018. “Evaluasi Geometri Jalan Angkut dari Pit ke Disposal di PT. Awokgading Sarira Nusantara Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan” UPN Veteran. YogyakartaKeputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 1827 K/30/MEM /2018. Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik.Mustofa, Adip. 2016. “Perbaikan Jalan Angkut Tambang : Pengaruh Perubahan Struktur Lapis Jalan Terhadap Produktivitas Alat Angkut”. FT Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin.PT. Fortino Artha Sejahtera. 2022. “Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Biaya PT. Aneka Nusantara Internasional Tahun 2022”. Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.Rifandy Akhmad dan Mohammad Noor Ryan. 2016. “Evaluasi Geometri Jalan Tambang (Ramp) Pada Kegiatan Pengupasan Tanah Penutup Di Pit Seam 12 PT. Kitadin Job Site Embalut Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara”. Kutai Kartanegara Sidabuntar, Geniusman. 2018. “Metodologi Perancangan Jalan Angkut Batubara Dari Aspek Sipil dan Manajemen Keselamatan Di PT. Lahai Coal”. Prosiding XXVII dan Kongres X PerhapiSuwandhi, Awang. 2004. “Perencanaan Jalan Tambang”. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka. Universitas Islam Bandung.
EVALUASI DAN RANCANGAN GEOMETRI HAULING ROADS PADA LOKASI PENAMBANGAN ASPAL La Ode Dzakir
Indonesian Mining Professionals Journal Vol 5, No 1 (2023): April
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/impj.v5i1.85

Abstract

Produkivitas alat angkut yang rendah menyebabkan target produksi aspal tidak tercapai. Untuk meningkatkan kerja alat angkut, maka dilakukan evaluasi teknis mengenai kondisi geometri jalan angkut di lokasi penambangan aspal, agar produktivitas alat angkut meningkat dan target produksi dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengkaji secara teknis kondisi jalan angkut tambang dan merencanakan dimensi jalan yang akan digunakan. Setelah dilakukan evaluasi teknis, ditemukan bahwa geometri jalan angkut belum memenuhi kriteria, diantaranya grade jalan yang melebihi grade maksimal, lebar jalan yang kurang, tidak ada cross slope, dan tidak ada superelevasi pada tikungan. Oleh karena itu di lakukan pengkajian terhadap geometri jalan angkut untuk keamanan dan kelancaran operasi pengangkutan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk spesifikasi alat angkut terlebar yaitu HINO 500 FM 260 TI diperoleh lebar jalan angkut minimum untuk dua jalur pada jalan lurus yaitu 8,575 m dan pada jalan tikungan yaitu 12.565 m. Sedangkan grade jalan yang mampu di atasi oleh HINO 500 FM260 TI sebesar 3,6o, Cross slope sebesar 0,40 m dan super elevasi atau kemiringan pada tikungan adalah 0,84 m.