cover
Contact Name
Dr. H. Muh. Jamil Barambangi, M.Pd
Contact Email
-
Phone
+628114131963
Journal Mail Official
jurnal.bppd.sulbar@gmail.com
Editorial Address
Kompleks Kantor Gubernur, Jl. Abdul Malik Pattana Endeng No.1, Rangas Mamuju, Sulawesi Barat
Location
Kab. mamuju,
Sulawesi barat
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Maju
ISSN : 26219404     EISSN : 26543478     DOI : -
Jurnal Ilmiah Maju adalah terbitan berkala ilmiah yang dirintis pada tahun 2017, dikelola oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat dengan ISSN Print: 2621-9404 dan ISSN Online: 2654-3478. Jurnal ini menerbitkan artikel yang berhubungan dengan hasil penelitian dari berbagai bidang ilmu diantaranya adalah Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Bidang Ekonomi. Terbitan berkala ilmiah ini menerbitkan artikel dua kali dalam setahun dengan frekuensi 6 bulanan.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 69 Documents
PENERAPAN E-PLANNING DALAM PERSPEKTIF DETERMINASI TEKNOLOGI Erik Kalalembang
Jurnal Ilmiah Maju Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Maju Vol.3 No.1 Januari - Juni 2020
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan sistem e-planning dalam perspektif determinasi teknologi terkait pemanfaatan teknologi media komunikasi dalam proses perencanaan pembangunan daerah pada lingkup Pemerintah Daerah, yang cenderung akan mepengaruhi cara berpikir, berkomunikasi dan bekerja dalam organisasi pemerintahan yang tentunya mengarah pada pencapaian kinerja yang lebih baik, walaupun diawal penyerapan inovasi baru terkadang dianggap rumit oleh penggunanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data penelitian diperoleh melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara mendalam terhadap 15 (limabelas) informan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) pada sub bidang perencanaan makro Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan sub bagian program OPD lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat yang ditentukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan aplikasi e-planning dapat mempengaruhi budaya kerja pada organisasi pemerintahan yang lebih efektif dan efisien terkait proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah, namun disetiap penerapan e-planning yang merupakan hal yang baru tersebut masih dirasakan kerumitan bagi penggunanya sehingga muncul ide-ide baru untuk pengembangan aplikasi e-planning sesuai kebutuhan organisasi yang lebih baik. Aplikasi e-planning memungkinkan untuk dilakukan pengembangan selanjutnya mengikuti kemajuan teknologi yang semakin pesat.
POTENSI PENGEMBANGAN JAGUNG DAN KEDELAI PADA LAHAN KERING KABUPATEN MAJENE BERDASARKAN KESESUAIAN LAHAN Syamsuddin Syamsuddin; Marthen P. Sirappa; Muhtar Muhtar
Jurnal Ilmiah Maju Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Maju Vol.3 No.2 Juli - Desember 2020
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan pertanian tanaman pangan sangat erat kaitannya dengan data dan informasi sumberdaya lahan sehingga penggunaan lahan secara optimal, terarah dan berkelanjutan. Data dan informasi terebut dapat diperoleh melalui survei dan pemetaan tanah. Kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Majene skala 1:50.000 pada areal seluas 91.322 ha. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengetahui potensi dan kesesuaian lahan untuk pertanian tanaman pangan lahan kering (jagung dan kedelai) di Kabupaten Majeje, Sulawesi Barat. Metodologi yang digunakan adalah metode survei dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan Zona Agro-Ekologi. Hasil evaluasi lahan menunjukkan bahwa potensi lahan untuk tanaman pangan lahan kering (jagung, kedelai) seluas 4.958 ha (5,43%) dan tanaman pangan dan perkebunan lahan kering seluas 514 ha (0,55%). Sebagian besar lahan tergolong tidak sesuai untuk pertanian lahan kering (75.599 ha). Luas lahan yang tergolong cukup sesuai (S2) dan sesuai marginal (S3) untuk tanaman pangan lahan kering seluas 6.773 ha, sedangkan yang tidak sesuai (N) seluas 84.227 ha dengan faktor pembatas faktor lereng > 15%, drainase sangat terhambat dan bahan sulfidik.
THE EFFECT OF FISCAL DECENTRALIZATION, CAPITAL EXPENDITURE, TOTAL POPULATION, AND AVERAGE LENGTH OF SCHOOL TO THE GDP GROWTH OF WEST SULAWESI PROVINCE 2006 ̶ 2013 Hilmy Hilmy
Jurnal Ilmiah Maju Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Maju Vol.3 No.2 Juli - Desember 2020
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The empirical studies that have been done show that fiscal decentralization can bring a positive or negative impact as well as some research to get the result that there is no relationship between fiscal decentralization on economic growth. Fiscal decentralization role in stimulating economic growth has been a concern of many countries, include in Indonesia. Since 2001, effectively the Indonesian government has run large fiscal decentralization policy as a strategy to accelerate regional development. This study aims to examine the effect of fiscal decentralization on GRDP growth in West Sulawesi Province. The standard of the fiscal decentralization used in the analysis is expenditure indicator. The impact of the fiscal decentralization on GRDP growth will be viewed together with other variables that are have function as determinant factors to economic growth, in this case it called the control variables, such as; population, capital expenditure, and the accumulation of human capital represented by average length of school. The autor use data panel from 5 distrcts in West Sulawesi Province which cover the years period (2006 – 2013). Analysis performed by multiple regression analysis model by using fixed effect estimation model. The analysis show that indicators of fiscal desentralization does not have significant impact on GRDP growth in West Sulawesi Province. The Capital Expenditure variable, population and average length of school have positive and significant impact on GRDP growth districts in West Sulawesi Province.
KARAKTERISASI MORFOLOGI ANGGREK BAKARU DALAM RANGKA PELESTARIAN PLASMA NUTFAH DI MAMASA SULAWESI BARAT Muhtar Muhtar; Marthen P. Sirappa; Fitriawaty Fitriawaty
Jurnal Ilmiah Maju Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Maju Vol.3 No.2 Juli - Desember 2020
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mamasa merupakan salah satu Kabupaten yang terletak diwilayah pegunungan Provinsi Sulawesi Barat yang memiliki banyak jenis sumber daya genetik. Salah satu jenis sumber daya genetik tersebut adalah tanaman hias berupa anggrek bakaru yang spesifik khas Mamasa. Namun, Anggrek tersebut belum dimanfaatkan sebagai sumber indukan dalam persilangan untuk menghasilkan keturunan yang memiliki karakteristik khas tersendiri, sehingga perlu dikarakterisasi dan dikembangkan potensinya secara ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi dan potensi anggrek Bakaru, serta merupakan langkah awal dalam upaya konservasi tanaman hutan secara eksitu. Kajian ini dilakukan pada Green House Tondok Bakaru Orchid (KTO) yang merupakan komunitas Pencinta Anggrek di Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa yang memiliki ketinggian ± 1100 m dpl. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode wawancara dengan Ketua Komunitas kemudian dilanjutkan karakterisasi Anggrek menggunakan buku deskriptor Tanaman hias. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa keragaman morfologi Spesies Anggrek Bakaru memiliki tipe pertumbuhan sympodial dengan pertumbuhan batangnya kearah samping dan dalam satu tanaman terdapat lebih dari satu batang, bentuk daun lanset dan memiliki bentuk bunga bulat atau bintang dengan tipe perakaran akar lekat, hal ini merupakan ciri dan daya tarik tersendiri untuk dikembangkan sehingga mempunyai nilai ekonomi tinggi
DISEMINASI PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA KAKAO RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KAKAO DI SULAWESI BARAT Ketut Indrayana; Hesti Rahasia
Jurnal Ilmiah Maju Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Maju Vol.4 No.1 Januari - Juni 2021
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sulawesi Barat merupakan salah satu daerah penghasil kakao tertinggi di Indonesia. Biji kakao merupakan salah satu komoditas ekspor andalan hasil pertanian yang besar dan salah satu komoditas penyumbang tersbesar terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sulawesi Barat. Pelaksanaan pengakajian penerapan teknologi budidaya kakao ramah lingkungan untuk peningkatan produktivitas kakao di Sulawesi Barat dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2020. Hasil Kajian yang diperoleh yaitu Jumlah anggota kelompok tani yang terlibat dalam kegiatan sebanyak 10 (Orang). Tingkat pendidikan rata-rata dari TTS – SMA dengan umur rata-rata 36,8 tahu. Lahan kakao anggota kelompok seluas 13,5 ha dengan rata-rata kepemilikan 1,35 ha setiap anggota. Pengelolaan kakao oleh anggota kelompok tani telah memproduksi atau menghasilkan biji kering kakao sebesar 12.165 kg dengan tingkat nilai penerimaan sebesar Rp.364.950.000,- sedangkan pengelolaan ternak kambing oleh anggota kelompok tani telah memproduksi atau menghasilkan sebanyak 11 ekor dengan tingkat penerimaan dari hasil penjualan ternak sebesar Rp. 15.900.000,-. Pengelolaan beberapa industri dalam kegiatan termasuk pengolahan limbah ternak dan beberapa sumberdaya disekitar lahan telah menghasilkan beberapa produk antara lain pupuk organik telah diproduksi sebanyak 42.480 kg, dan telah digunakan sebanyak 15.180 kg, dan yang telah dijual sebanyak 22.900 kg dengan nilai penerimaan sebesar Rp.22.900.000,-. Sedangkan Urine telah diproduksi sebanyak 6.788liter dan yang sudah digunakan sebanyak 1.812 liter. Nilai penerimaan kotor anggota kelompok tani mandiri sebesar Rp.1403.750.000,- dengan rata-rata penerimaan setiap anggota Rp. 40.375.000,-
MENAKAR PELUANG DAN TANTANGAN PENGAKUAN HUTAN ADAT DALAM PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTAAN NO.17/2020 TENTANG HUTAN ADAT DAN HUTAN HAK Armansyah Dore
Jurnal Ilmiah Maju Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Maju Vol.4 No.1 Januari - Juni 2021
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dunia internasional menjamin hak masyarakat adat atas sumber daya alam. Perserikatan Bangsa-Bangsa secara khusus membentuk forum permanent yang menanggapi isu tentang masyarakat adat di bawah Dewan Ekonomi Sosial-Budaya. Keberadaan masyarakat adat di Indonesia yang sudah sejak lama termarginalisasikan dibawah kekuasaan Negara mendapatkan angin segar dengan lahirnya Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2012 tentang Hutan Adat, yang secara singkat menegaskan bahwa masyarakat adat merupakan subjek hukum dan pemegang hak atas wilayah adatnya yang berada dalam kawasan hutan (hutan adat). Kehadiran putusan tersebut kemudian diterjemahkan dalam berbagai peraturan yang lebih spesifik. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) pada Juli 2015 menetapkan Permen LHK No. P.32/Menlhk/Setjen/2015 tentang Hutan Hak. Peraturan menteri ini mengejawantahkan Putusan MK.35/2012 yang mengatur tata cara pengajuan pemohonan penetapan kawasan hutan hak dan mengatur syarat penetapan hutan adat. Pada tahun 2019, Menteri LHK kembali menetapkan peraturan sekaitan dengan hutan adat melalui Permen LHK No. P.21/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2019 tentang Hutan Adat dan Hutan Hak, yang kemudian diperbaharui melalui Permen LHK No. P.17/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2020. Pada dasarnya ketiga peraturan menteri tersebut mengatur substansi yang sama bahwa pengakuan masyarakat adat melalui peraturan daerah mendahului penetapan hutan adat. Diperlukan langkah-langkah pengakuan yang lebih konprehensif tanpa mengesampingkan substansi yang ingin dicapai.
GAMBARAN BODY IMAGE DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 MAMUJU Nurdia Ayudinanti
Jurnal Ilmiah Maju Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Maju Vol.4 No.1 Januari - Juni 2021
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja adalah salah satu kelompok yang rawan terhadap risiko kesehatan salah satunya masalah gizi yaitu defisiensi zat besi atau anemia. Anemia di Indonesia berdasarkan RISKESDAS tahun 2013 yaitu 21,7% pada usia 15–24 tahun prevalensi anemia berkisar 18,4%. Prevalensi anemia pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki yaitu 23,9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Body Image dan Status Gizi dengan Kejadian Anemia Remaja Putri di SMA Negeri 1 Mamuju. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan di SMA Negeri 1 Mamuju dengan jumlah sampel 139 orang dengan teknik proporsional simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami anemia sebanyak 57 (41,0%), responden yang memiliki pengetahuan tentang body image yang baik sebanyak 135 (97,1%), responden yang memiliki sikap tentang body image yang baik sebanyak 89 (64,0%), dan responden dengan status gizi normal sebanyak 57 (59,0%). Kesimpulan berdasarkan kategori pengetahuan dan sikap tentang body image yang baik yang tertinggi adalah responden yang tidak anemia, dan kategori status gizi normal yang tertinggi adalah responden yang tidak anemia. Disarankan kepada siswi yang menderita anemia agar menjaga pola makan yang benar dan sesuai dengan kebutuhan. Tidak lagi melakukan pembatasan pada jenis makanan tertentu yang kaya akan zat gizi untuk mencengah masalah gizi khususnya anemia remaja.
POTENSI DAYA DUKUNG HIJAUAN PAKAN TERHADAP PENGEMBANGAN TERNAK RUMINANSIA DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR Hesti Rahasia; Askar Salam; Marthen Pasang Sirappa
Jurnal Ilmiah Maju Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Maju Vol.4 No.1 Januari - Juni 2021
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hijauan Pakan Ternak merupakan salah satu bahan makanan ternak yang sangat diperlukan dan besar manfaatnya bagi kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Oleh karena itu hijauan makanan ternak sebagai salah satu bahan makanan merupakan dasar utama untuk mendukung peternakan yang setiap harinya membutuhkan cukup banyak hijauan pakan ternak. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi bahwa penempatan ternak kedaerah haruslah mempunyai keseimbangan daya dukung pakan dan kesesuain lahan dengan menghitung Daya Dukung Pakan. Tulisan ini menggunakan data sekunder. Hasil tulisan menunjukkan bahwa Kabupaten Polewali Mandar memiliki populasi ternak sebesar 37.548 ST/Tahun dengan daya dukung pakan sebesar 434.206 BKC/tahun, lahan yang ada dikawasan ini dapat menampung ternak sejumlah 343.335 ST secara keseluruhan Kabupaten Polewali Mandar dalam kondisi aman karena ketersediaan bahan pakan masih mencukupi.
ANALISIS POTENSI WILAYAH KOMODITAS UNGGULAN SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN MAMUJU Nursahdi Saleh; Muhammad Sabir Laba; Sri Darmawansyah
Jurnal Ilmiah Maju Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Maju Vol.4 No.1 Januari - Juni 2021
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi komoditas unggulan sektor pertanian dan penyebaran komoditas unggulan di setiap kecamatan yang ada di kabupaten mamuju. Penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi dan mendokumentasikan kegiatan pembangunan bidang pertanian. Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data tentang dokumentasi kinerja bidang pertanian di Kabupaten Mamuju. Metode analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui potensi komoditas unggulan sektor pertanian. Analisis koefisien lokalita digunakan untuk mengetahui karakteristik penyebaran komoditas sektor pertanian di kabupaten mamuju. Berdasarkan hasil Analisis Koefisien Lokalita secara keseluruhan diketahui tidak ada yang mencapai nilai diatas satu. Hal ini menunjukkan bahwa semua komoditas–komoditas dari sub sektor pada sektor pertanian tersebar disemua kecamatan dan tidak ada terkonsentrasi di satu kecamatan.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DAN KERAGAAN PRODUKTIVITAS JAGUNG VUB BALITBANGTAN DI KABUPATEN MAMUJU SULAWESI BARAT Marthen P. Sirappa; Nurdiah Husnah; Muhtar Muhtar
Jurnal Ilmiah Maju Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Maju Vol.4 No.1 Januari - Juni 2021
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisis kesesuaian lahan dan keragaan produktivitas jagung varietas unggul baru Balitbangtan dilaksanakan di desa Guliling, kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Luas lahan kajian yang digunakan seluas 3 ha milik petani. Inovasi teknologi budidaya jagung dlakukan dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu, meliputi penggunaan VUB hibrida Balitbangtan, yaitu Nasa 29, JH 37 dan JH 45, sistem tanam double row dengan jarak tanam (100 - 40 cm) x 20 cm (1 tanaman/lubang), pupuk berimbang Urea 250 kg dan NPK Phonska 300 kg/ha, pengendalian OPT secara terpadu. Hasil kajian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan yang dihasilkan Balitbangtan tahun 2016, kesesuaian lahan untuk tanaman jagung di lokasi kajian, yaitu di kecamatan Kalukku, kabupaten Mamuju tergolong sesuai marjinal (S3) dengan faktor pembatas retensi hara (nr), ketersediaan hara (na), ketersediaan air (wa), dan media perakaran (rc). Luas lahan yang sesuai marjinal (S3) untuk tanaman jagung seluas 46.778 ha, terdiri atas kelas S3-nr/na/wa seluas 5.582 ha, S3-rc/wa seluas 3.463 ha, dan S3-wa seluas 37.733 ha. Hasil jagung varietas unggul baru Balitbangtan yang dicapai rata-rata dengan penerapan inovasi teknologi sebesar 9,43 t/ha, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil jagung di Sulawesi Barat dan Kabupaten Mamuju. Penggunaan varietas unggul baru hibrida dengan sistem tanam double row dan pemupukan secara berimbang mampu meningkatkan hasil jagung dibandingkan dengan cara konvensional.