cover
Contact Name
Jurnal Teknik Lingkungan ITB
Contact Email
jurnaltlitb@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltlitb@gmail.com
Editorial Address
http://journals.itb.ac.id/index.php/jtl/about/editorialTeam
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknik Lingkungan
ISSN : 08549796     EISSN : 27146715     DOI : -
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal Teknik Lingkungan ITB merupakan jurnal resmi yang dipublikasikan oleh Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Jurnal ini mencakup seluruh aspek ilmu Teknik Lingkungan sebagai berikut (namun tidak terbatas pada): pengelolaan dan pengolahan air bersih, pengelolaan dan pengolahan air limbah, pengelolaan dan pengolahan persampahan, teknologi pengelolaan lingkungan, pengelolaan dan pengolahan udara, kebijakan air, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
Articles 428 Documents
ANALISIS EMISI DEBU DAN PARTIKULAT TERHADAP PENGGUNAAN BAHAN BAKAR ALTERNATIF DI INDUSTRI SEMEN Alfianto, Prayudha Nur; Lestari, Puji
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 20, No 1 (2014)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (908.469 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2014.20.1.2

Abstract

Abstrak : Penggunaan bahan bakar alternatif sebagai aplikasi co-processing di Indonesia telah banyak dilakukan oleh beberapa industri semen di Indonesia. Bahan bakar alternatif yang digunakan antara lain biomassa yang berupa sekam padi, ban bekas, waste oil, limbah padat, dan kemasan bekas, dengan presentase hingga 33%. Dengan substitusi bahan bakar ini akan berpengaruh pada emisi debu dan partikulat yang dikeluarkan melalui cerobong kiln. Sehingga analisis konsentrasi partikulat yang dihasilkan setelah bahan bakar alternatif digunakan pada kiln serta dibandingkan dengan bahan bakar batu bara. Data yang dianalisis berasal dari plant pada industri semen dari tahun 2011 hingga 2013. Dari analisis statistika deskriptif didapat konsentrasi rata ? rata partikulat 41,4 mg/m3 dan masih di bawah baku mutu. Sementara energi yang disubstitusi oleh bahan bakar alternatif rata ? rata sebesar 10,17% dan emisi partikulat dengan nilai rata ? rata 6,55245 x104 ton partikulat/ton. Kata kunci : emisi debu dan partikulat, co-processing, bahan bakar alternatif Abstract : The use of alternative fuels as co-processing application in Indonesia have been used by some of the cement industry in Indonesia. Alternative fuels that have been used there are, rice husk biomass, used tires, waste oil, solid waste, and used packaging, with a percentage of up to 33%. With this fuel substitution will affect the emissions released through the kiln stacks. So the analysis of the concentration of ash and particulates generated after alternative fuels used in kilns and fuel compared to coal. The data analyzed comes from the plant in the cement industry from 2011 to 2013. From Statistic descriptive analysis obtained average concentrations - average 41.4 mg/m3 particulate and stilll below the standards. While energy is substituted by alternative fuels average 10.17% and particulate emissions by value average 6.55245x104 tons of particulate / ton. Key words : Ash and particulate emission, co-processing, alternative fuel
REDUKSI UKURAN ADSORBEN UNTUK MEMPERBESAR DIAMETER PORI DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFISIENSI ADSORPSI MINYAK JELANTAH Alimano, Marsen; Syafila, Mindriany
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 20, No 2 (2014)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.679 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2014.20.2.8

Abstract

Abstrak: Pada penelitian yang telah dilakukan, dengan reduksi ukuran partikel hingga dibawah 2 ?m dapat menghasilkan diameter pori yang masuk klasifikasi mesopori (2 ? 50 nm). Uji kemampuan bentonit dan  zeolit  mesopori  sebagai  penjerap  untuk  meningkatkan  kualitas  minyak  jelantah  agar  dapat digunakan kembali telah dilakukan dengan metode batch. Konsep batch dipilih karena tujuan penelitian adalah untuk mengetahui secara pasti parameter yang paling berpengaruh terhadap proses penjerapan dari variabel yang telah ditentukan. Penelitian dilakukan dengan variasi waktu 40, 55, dan 70 menit. Dosis penjerap sebagai variabel utama ditentukan 5, 15, dan 25%. Kecepatan pengadukan merupakan parameter yang berpengaruh terhadap tingkat kesempurnaan perlekatan ditentukan pada skala 3 dan 6 (225 dan 450 RPM). Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa kemampuan penjerapan bentonit dan zeolit mesopori dapat secara sempurna menghasilkan kualitas minyak goreng yang baik dari parameter warna, dimana kondisi optimum tercapai pada waktu proses 70 menit, dosis penjerap sebesar 25%, dan kecepatan pengadukan pada skala 6 (450 RPM) dengan nilai absorbansi sebesar 0,0117 Abs untuk bentonit (efisiensi 88,26%) dan 0,0100 Abs (efisiensi 89,97%) untuk zeolit dengan blanko minyak goreng baru sebesar 0,0000 Abs dan minyak jelantah sebesar 0,0997 Abs yang diukur pada panjang gelombang489,2 nm. Selain itu, hasil percobaan mendapatkan efisiensi penurunan nilai asam lemak bebas optimum mencapai 68,75% (bentonit) dan 62,50% (zeolit), jauh diatas hasil percobaan dengan penetralan basa dan menggunakan adsorben bentonit teraktivasi (31,28%) dan tanah diatomit (43,36%). Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa reduksi ukuran adsorben yang akan meningkatkan luas permukaan, volume pori, dan radius pori dapat meningkatkan efisiensi adsorpsi minyak jelantah pada parameter warna dan asam lemak bebas secara signifikan Kata kunci: bentonit, zeolit, mesopori, minyak jelantah, penjerapan Abstract : In the research result, by using particle size reduction to less than 2 ?m, it can produce pore diameter were into mesoporous classification (2-50 nm). The ability testing for bentonite and zeolite mesopores as an adsorbent to improve the quality of used cooking oil so it can reuse, has been conducted by using a batch method. The batch concept selected because of research purpose was to determine the proper parameters that most influenced on the adsorbency process from predetermined variables. The research was conducted with the variation of time of 40, 55, and 70 minutes. The adsorbent dose as the main variable determined at 5, 15, and 25%. Stirring speed was a parameter affected the level of adhesion perfection that is determined on a scale of 3 and 6 (225 and 450 RPM). From the study results, indicated that the adsorbent ability of bentonite and zeolite mesopores could produce a good quality of cooking oil perfectly from color parameters, where the optimum condition reached during 70 minutes in process, adsorbent dose by 25%, and stirring speed on a scale of 6 (450 RPM) with the absorbency values of 0.0117 Abs(efficiency 88.26%) for bentonite and 0.0100 Abs (efficiency 89.97%) for zeolite, with a new form of cooking oil at 0.0000 Abs and used cooking oil at 0.0997 Abs. The form used was origin cooking oil before it used for frying, and its wavelength spectrophotometer used at 489.2 nm. In addition, the results of the experiment to get the efficiency of free fatty acid impairment optimum reach 68.75% (bentonite) and 62.50% (zeolite), well above the results of experiments with alkaline neutralization and use of activated bentonite adsorbent (31.28%) and soil diatomite (43.36%). From these results it can be concluded that the reduction in the size of the adsorbent will increase the surface area,  pore  volume  and  pore  radius  can  enhance  the  adsorption  efficiency  of  cooking  oil  on  the parameters of color and free fatty acids significantly. Key words: bentonite, zeolites, mesoporous, used cooking oil, adsorption 
PEMANFAATAN BIOMASSA DAUN PECAH BELING (STROBILANTHES CRISPUS) TERMODIFIKASI TANIN SEBAGAI SORBEN UNTUK LOGAM ORGANOLEAD Budiraharjo, Agung; Sukandar, Sukandar
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 21, No 2 (2015)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.05 KB) | DOI: 10.5614/jtl.2015.21.2.3

Abstract

Abstrak: Pb-organik atau senyawa organolead merupakan logam turunan dari Pb yang tingkatan toksisitasnya empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa logam Pb murni dan Pb ionik. Dalam penelitian ini, modifikasi tannin dari biomassa daun Strobilanthes cripus dimanfaatkan sebagai biosoben untuk mengurangi konsentrasi senyawa organolead. Biosorben yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis: biosorben dari biomassa tanpa perlakuan (BTP), biosorben polimerisasi dari biomassa daun (BDP), dan biosorben polimerisasi ekstrak tannin dari biomassa (BEP). y Scanning Electron Microscopy (SEM), kadar air, kadar abu, kadar volatil, dan kadar karbon terikat dilakukan untuk menentukan karakteristik fisik dan kimia biosorben yang dibandingkan dengan SNI 06-3730 dan SII 0258-79. Untuk memperkirakan kapasitas penyerapan logam organolead, maka dilakukan percobaan secara sistem batch, dengan parameter yang mempengaruhi proses adsorpsi terdiri dari variasi ukuran biosorben, dosis biosorben, waktu kontak, serta konsentrasi awal limbah artifisial organolead. Mekanisme penyerapan organolead dianalisis melalui uji isoterm adsorpsi berdasarkan model Langmuir dan model Freundlich)  Kata kunci: organolead, biosorpsi, pecah beling (Strobilanthes cripus), polimerisasi tannin Abstract : Organic-Pb or organolead compound is a derivative of Pb metal which have toxicity levels four times higher than the pure metal Pb and Pb ionic. In this research, the modification of tannin from the Strobilanthes crispus  leaves biomass was utilized as an adsorbent material for the removal of organolead  from artificially contaminated solution. Biosorbent used in this study consists of three types: biosorbent from biomass without treatment (BTP), biosorbent treatment polymerization from the biomass (BDP), and biosorbent treatment polymerization from the tannin extract from biomass (BEP). The Scanning Electron Microscopy (SEM), moisture content, ash content, volatile content, and fixed carbon content was conducted to determine the physical and chemical characteristics of biosorbent compared to SNI 06-3730 and SII 0258-79. Batch experiments were used to predict the adsorption capacity of lead ion. Different parameters affecting the adsorption process were tested including initial adsorbent particle size, adsorbent dose, contact time and adsorbate dose.  The adsorption process of organolead was tested with Langmuir and Freundlich model. Key words: organolead, biosorption, pecah beling leaves, polymerization of tannin
OPTIMASI PENURUNAN WARNA PADA LIMBAH TEKSTIL MELALUI PENGOLAHAN KOAGULASI DUA TAHAP Sartika Putri, Agustine; Soewondo, Prayatni
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 16, No 1 (2010)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (891.486 KB) | DOI: 10.5614/j.tl.2010.16.1.2

Abstract

Abstrak : Limbah tekstil sebagian besar terdiri dari zat warna  yang digunakan untuk proses pencelupan dan pencapan pada kain. Jenis zat warna yang paling sering digunakan  dalam kegiatan industri adalah zat warna reaktif  azo seperti Remazol Red RB 133 yang digunakan dalam penelitian kali ini. Limbah zat warna ini akan sulit  terurai dan menyebabkan pencemaran bila dibuang tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah limbah warna melalui koagulasi dua tahap (Two Stages Coagulation) yang merupakan proses koagulasi dengan dua kali pembubuhan koagulan disertai dua kali pengadukan cepat dan dilanjutkan satu kali proses flokulasi (Dewi.2008). Proses ini merupakan salah satu alternatif pengolahan air secara koagulasi untuk air dengan warna dan zat organik tinggi (Carlson et al, 2000) dan diperlukan karena proses koagulasi secara konvensional seringkali tidak berhasil pada beberapa kondisi air. Hal ini disebabkan jenis material dalam air berbeda-beda, setiap jenis material membutuhkan kondisi proses koagulasi yang bermacam-macam. Dosis optimum didapat melalui percobaab Jartest, pada pengolahan One Stage Coagulation didapatkan pada 0,2 mg/L Poly Aluminium Chloryde (PAC) dengan kondisi basa (pH 9), efisiensi penurunan konsentrasi warna mencapai 98,11%. Pada Two Stage Coagulation didapatkan dosis optimum yang lebih rendah yaitu 0,16 mg/L sehingga pemakaian PAC menjadi lebih ekonomis. Efisiensi penurunan konsentrasi warna mencapai 100% dengan membagi dosis koagulan secara merata (50:50) untuk setiap tahap diikuti pengaturan pH pada kondisi asam untuk tahap pertama dan kondisi basa untuk  tahap kedua. Namun secara garis besar, kondisi pH netral (pH 7) untuk kedua tahap juga memberikan hasil yang cukup maksimal.Abstract : Wastewater from textile industries consist of dye which is used for dyeing and printing the fabrics. Most of dye types commonly used are reactive azo such as Remazol Red RB 133 which is used in this research. It was undegradable and can caused pollution if  it was disposed without a treatment. This research done to treat dyes wastewater with Two Stages Coagulation. It is a kind of process which coagulant added and rapid mixing were done two times and followed with a flocculation process (Dewi, 2008)  . Two stages coagulation is one of water treatment alternatives by coagulation especially for water treatment with high color and organic matter (Carlson et al,2000). Because of mineral variaty in the water, some conventional coagulation are often not success to remove them, so it necessary to get an optimum condition of coagulation.The efficiency of Poly Aluminium Chloryde (PAC) in discoloration of dying wastewater has been investigated with the Jartest methode.The results show that  optimum dosage of one stage coagulation was 0,2 mg/L at pH 9, the efficiency of removal color reaches 98,11%. While the optimum dosage of Two Stages Coagulation is 0,16mg/L,  lower than One Stage Coagulation so that the consumption of PAC can be minimazed. The color removal efficiency reaches 100% by dividing coagulant added 50% of dosage for the first stage and the 50% other for the second stage, The pH adjustmet for the first stage before coagullant added was 5 (acid condition) and then pH should be incresed till 9 for the second stage. But, for overall the neutral condition (pH 7) give the optimum performance for color removal. But initially, when the initial pHis neutral for both stages, the two stages coagulation gives the best performance to color removal.Key words:  One Stage Coagulation,  pH, Poly Aluminium Chloryde (PAC), Two Stages Coagulation
OPTIMASI PELAYANAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN PDAM MELALUI PENGEMBANGAN KAPASITAS DISTRIBUSI AIR BERSIH PADA WILAYAH BERDAYA BELI TINGGI Rosmayasari, Muliani; Iqbal, Rofiq
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 24, No 2 (2018)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: PDAM Kota Pekalongan merupakan perusahaan yang memiliki fungsi ganda yaitu sebai perusahaan yang profit oriented dan juga public service dimana kedua fungsi tersebut harus mampu mencapai keseimbangan karena mempunyai hubungan kausalitas yang erat dalam menjaga eksistensi usaha yang dijalankan. Tambahan suplai air bersih pada tahun 2019 sebesar 150 l/d yang akan diperoleh PDAM dari SPAM Regional Petanglong merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan meningkatkan skala pelayanan melalui pengembangan jaringan saluran distribusi sekaligus meningkatkan pendapatan PDAM. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan kapasitas distribusi air bersih di wilayah yang berdaya beli tinggi. Dari hasil survey yang dilakukan terhadap 285 responden non pelanggan jenis niaga di 10 kelurahan yang menjadi sasaran pengembangan diketahui 38,25% responden berminat untuk menjadi pelanggan PDAM. Pemilihan wilayah sasaran optimasi yang dilakukan berdasarkan parameter BEP menunjukan Kelurahan Pringrejo, Tirto, Medono, Buarankradenan, Pasirkratonkramat, Jenggot, Banyurip dan Bendankergon merupakan wilayah yang memberikan BEP lebih cepat dari 8 tahun. Analisis optimasi menunjukan hasil kapasitas air bersih yang diperlukan untuk optimasi golongan niaga di wilayah berdaya beli tinggi adalah 2,1 l/d dari 150 l/d kapasitas tambahan yang diterima PDAM. Pengembangan kapasitas distribusi air bersih di wilayah berdaya beli tinggi mampu meningkatkan pendapatan PDAM sebesar Rp 604.610.849/tahun dengan peningkatan profit margin sebesar 1,25% dibandingkan sebelum adanya pengembangan. Analisa ekonomi berdasarkan analisis BCR diperoleh nilai BCR >1, nilai NPV positif dan IRR sebesar 14% dimana berarti proyek dinyatakan layak untuk dilaksanakan. Kata kunci: optimasi, distribusi air bersih, pendapatan, PDAM Kota Pekalongan Abstract: PDAM Pekalongan City is a company that has a dual function, profit oriented and public service, where both functions must be able to achieve balance because it has a close causality relationship in maintaining the existence of the business being run. The additional 150 l/s water supply that will be obtained by PDAM in 2019 from the Regional SPAM Petanglong is an opportunity for companies to increase service scale through the development of distribution channel networks while increasing PDAM revenues. One effort that can be done is by developing clean water distribution capacity in areas with high purchasing power. From the results of a survey conducted on 285 respondents, non-commercial customers in the 10 urban villages that were targeted for development, 38.25% of respondents were interested in becoming PDAM customers. The selection of the optimization target area based on BEP parameters shows Pringrejo, Tirto, Medono, Buarankradenan, Pasirkratonkramat, Jenggot, Banyurip and Bendankergon villages are areas that provide BEP faster than 8 years. Optimization analysis shows that the results of clean water capacity needed for optimization of commercial groups in high purchasing power areas are 2.1 l/s from 150 l/s of additional capacity received by the PDAM. Development of clean water distribution capacity in high purchasing power areas can increase PDAM revenue by IDR 604,610,849/ year with an increase in profit margin of 1.25% compared to before the development. Economic analysis based on BCR analysis obtained BCR> 1 value, positive NPV value and IRR of 14% which means the project is declared feasible to be implemented. Keywords: optimization, distribution of clean water, revenue, PDAM Kota Pekalongan
ANALISIS STRATEGI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT UNTUK DAERAH RELOKASI PASCA BANJIR BANDANG SUNGAI CIMANUK KABUPATEN GARUT Besoni, Berlyan; Iqbal, Rofiq
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 25, No 2 (2019)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Lengkong Jaya 4 merupakan salah satu daerah di Kabupaten Garut yang dialokasikan sebagai daerah relokasi untuk korban banjir bandang Sungai Cimanuk tahun 2016. Sistem penyediaan air minum merupakan salah satu infrastruktur utama yang dibutuhkan oleh penghuni daerah relokasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis nilai kemampuan dan kemauan membayar responden calon penghuni daerah relokasi serta menentukan strategi yang tepat terkait sistem penyediaan air minum di daerah relokasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, Contingent Valuation Method (CVM), merupakan metodologi berbasis survey yang digunakan untuk mengestimasi seberapa besar penilaian masyarakat terhadap komoditas lingkungan. Berdasarkan survey yang telah dilakukan dengan menggunakan metode CVM, rata-rata angka kemauan responden dalam membayar fasilitas air bersih adalah sebesar Rp 1.455/m3, sedangkan rata-rata angka kemampuan responden dalam membayar fasilitas air bersih adalah sebesar Rp 3.013/m3.  Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa angka kemauan membayar responden calon penghuni daerah relokasi lebih rendah daripada angka kemampuan mereka dalam membayar fasilitas air bersih. Selain itu, akan dilakukan analisis terhadap beberapa alternatif sistem penyediaan air minum. Alternatif sumber air bersih yang terdapat didaerah relokasi diantaranya sungai, mata air, dan sumur dalam. Alternatif terpilih merupakan sistem dengan biaya air bersih per m3 paling rendah. Hasil dari penelitian ini adalah rekomendasi sistem penyediaan air minum terbaik yang dapat digunakan di daerah relokasi. Kata kunci: banjir bandang, CVM, daerah relokasi, Lengkong Jaya 4, sistem penyediaan air minum Abstract: Lengkong Jaya 4 is one of the areas in Garut Regency which is allocated as a relocation area for Cimanuk River flash flood victims in 2016. Water supply system is one of the main infrastructure needed by the relocation area?s residents. The purpose of this study is to analyze the the relocation area?s  prospective residents ability to pay and willingness to pay as well as determine the appropriate strategy regarding the water supply system in the relocation area. The method used in this study, Contingent Valuation Method (CVM), is a survey-based methodology used to estimate how much the community evaluates to environmental commodities. Based on the survey which has been done using the CVM method, the respondents willingness to pay average number for clean water facilities is Rp 1,455/m3, while the respondents ability to pay average number for clean water facilities is Rp 3,013/m3. From these data, it can be concluded that the relocation area?s prospective occupants respondents had their willingness to pay average number lower than their ability to pay for clean water facilities. In addition, several water supply system alternatives will be analyzed. Alternative water sources for the relocation areas include rivers, springs and deep wells. The chosen alternative is the system with the lowest water cost per m3. The results of this study are recommendations for the best water supply system that  can be used in the relocation area. Keywords: CVM, flash flood, Lengkong Jaya 4, relocation area, water supply system 
PERHITUNGAN NERACA AIR TAWAR DI PULAU PRAMUKA, JAKARTA Dzulfikar H, R Achmad; Sofyan, Asep
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 24, No 1 (2018)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau kecil yang terletak di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau yang mengalami kekurangan air tawar saat musim kering. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah surplus/defisit lensa air tawar pada Pulau Pramuka berdasarkan neraca air alami, menentukan kekurangan ketersediaan air tawar, dan menentukan jumlah air yang harus di produksi oleh instalasi reverse osmosis yang akan dibuat. Penelitian ini dilaksanakan pada periode Juni ? Desember 2017. Perhitungan neraca air alami dihitung per-tahun dari tahun 2012 sampai 2016 berdasarkan data karakteristik tanah dan data cuaca. Data cuaca yang digunakan adalah data curah hujan dan temperatur yang diambil dari stasiun terdekat, yaitu stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara. Berdasarkan perhitungan neraca air, pada tahun 2016 Pulau Pramuka memiliki nilai surplus sebesar 369 mm dan defisit sebesar 669 mm. Kemudian, berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa nilai sustainable yields dari lensa air tawar lebih kecil dari kebutuhan air total. Pada tahun 2016 Pulau Pramuka mengalami defisit air rata-rata sejumlah 164 m3 per hari. Kapasitas produksi instalasi reverse osmosis yang harus dibangun adalah sebesar 226 m3/hari kata kunci: Pulau Pramuka, pulau kecil, air tanah, neraca air, Thornthwaite-Mather, sustainable yield. Abstract: Pramuka island is one of the small islands which located in Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pramuka island is one of the islands that encounter water scarcity when dry season.  The objective of the research are to determine the amount of freshwater lens surplus/deficit on Pramuka island based on natural water balance, to determine amount of freshwater deficit based on water consumption and to determine amount of freshwater that has to be provided by new reverse osmosis installation. The research was held in June - December 2017 period. Water balance measurement is counted per year from 2012 to 2016 based on rainfall and temperature data from the nearest station, which is Tanjung Priok station, Jakarta Utara. The calculation of water balance measured by using the Thornthwaite Mather method. Based on water balance measurement, in 2016 Pramuka Island has 369 mm surplus and 669 mm deficit. Later, it discovered from the calculation that the value of sustainable yields is lower than total water need each year. In 2016 Pramuka island experienced water deficit that equal to 164m3 per day. The rate of freshwater production that needed from new reverse osmosis instalation is 226 m3 per day Keywords: Pramuka island, small island, groundwater, water balance, Thornthwaite-Mather, sustainable yield.
IDENTIFIKASI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP POTENSI LIMBAH ELEKTRONIK GAWAI DI KOTA BANDUNG Pramudita, Allan Darma Putra; Rahardyan, Benno
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 25, No 1 (2019)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Kemajuan teknologi membuat masyarakat semakin tergantung pada alat elektronik. Perkembangan alat elektronik sangat pesat khususnya gawai memiliki potensi menghasilkan limbah elektronik. Pengolahan limbah elektronik di Kota Bandung belum memiliki sistem yang memadai. Oleh karena itu perlu diketahui bagaimana perilaku masyarakat sebagai konsumen terhadap potensi limbah elektronik di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prilaku masyarakat dalam mengeluarkan gawai dan potensi limbah elektronik hingga 8 tahun yang akan datang. Identifikasi prilaku masyarakat menggunakan tabulasi silang. Untuk memprediksi pontensi limbah gawai di masa yang akan datang menggunakan model pertumbuhan logistik. Pada penelitian ini jumlah alat elektronik yang dikeluarkan konsumen paling dominan adalah telepon genggam, charget dan headset. Dari tabulasi silang diketahui bahwa prilaku umum konsumen adalah menyimpan setelah gawai tidak terpakai. Sedangkan untuk aksesoris gawai konsumen lebih memilih untuk dibuang karena dinilai tidak memiliki nilai ekonomis. Model logistik menunjukan pertumbuhan aksesoris elektonik seperti headset dan charger lebih pesat dibandingkan gawai dalam 8 tahun kedepan. Hasil dari pendekatan weilbull jenis gawai kamera digital memiliki kemungkinan paling besar untuk mendapat perlakuan konsumen..      Kata kunci: gawai, tabulasi silang, model logistik, prilaku konsumen Abstract: Technology development makes people become more dependent on electronic devices. Electronic devices are developing very rapid, especially gadgets that have the potential to produce electronic waste. Electronic waste processing in Bandung does not yet have an adequate system. Therefore need to know what is the behaviour of consumers in the city of Bandung. This study aims to determine the behavior of people in removing unused gadgets and predicts potential electronic waste up to 8 years to come. Identify community behavior using cross tabulation method. Predict future gadgets consumer released using the logistic growth model. At this time, the best known number of electronic devices includes its accecories are mobile phones,tabulate, music player, laptop, digital wacth, digital camera, charger and headsets. From the cross tabulation, you can find information about unused gadgets. As for gadgets consumers prefer to keep and discard accecories because its economic value. Logistic model show gadgets accecories like headset and charger growth more faster than gadgets itself in the next 8 years. The result of weilbull distribution approach of digital camera gawai type has the highest value to get consumer treatmentKeywords: gawai, crossing tabulation, logistic models, consumer behaviour
EVALUASI KINERJA DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM BANK SAMPAH SEBAGAI SALAH SATU PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN KONSEP 3R Triana, Anisa Putri; Sembiring, Emenda
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 25, No 1 (2019)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Saat ini Pemerintah Kota Cimahi telah membangun sarana pengolahan termasuk pengolahan sampah anorganik berupa unit ? unit bank sampah yang tersebar di seluruh Kota Cimahi sebagai penerapan pengelolaan sampah yang mengacu pada Undang-Undang no 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, namun saat ini masih terdapat unit bank sampah yang tidak berfungsi. Melihat kondisi itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap kinerja program bank sampah tersebut sehingga dapat berjalan secara berkelanjutan dan efektif dalam mengurangi sampah. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengukuran langsung, kuesioner, wawancara dan observasi yang dilakukan terhadap nasabah dan pengelola unit bank sampah serta stakeholder juga pihak terkait. Lokasi studi terdiri dari unit bank sampah yang masih berfungsi dan tidak berfungsi dengan empat jenis kategori yaitu kategori sekolah, pemukiman, kantor dan fasilitas umum. Faktor yang mempengaruhi keberlanjutan program unit bank sampah di seluruh kategori yaitu variabel standar operasional prosedur unit bank sampah. Hasil analisis kelayakan ekonomi skenario 1 dan 2 didapatkan nilai untuk seluruh kategori yaitu BCR > 1 (layak) kecuali untuk kategori fasilitas umum yaitu puskesmas padasuka dengan nilai BCR<1 (tidak layak). Hasil analisis SWOT didapatkan posisi program unit bank sampah berada pada kuadran I yang merupakan posisi yang menguntungkan namun masih diperlukan beberapa perbaikan dalam pengembangam program di masa yang akan datang untuk keberlanjutan program serta peningkatan kinerja unit bank sampah ke depan. Kata kunci: unit bank sampah, berkelanjutan, regresi logistik, faktor yang mempengaruhi program, BCR, SWOT Abstract: At present the City Government of Cimahi has built processing facilities including processing inorganic waste in the form of recycle bank units spread throughout Cimahi as an application of waste management that refers to Law No. 18 of 2008 concerning waste management, but currently there are still bank units garbage that doesn't work. Seeing this condition, it is necessary to study the performance of the waste bank program so that it can run sustainably and effectively in reducing waste. . Data collection is done by direct measurement methods, questionnaires, interviews and observations made to customers and managers of waste bank units as well as stakeholders and related parties. The study location consists of a waste bank unit that is still functioning and does not function with four types of categories, namely categories of schools, settlements, offices and public facilities. Factors that influence the sustainability of the waste bank unit program in all categories, namely the operational standard variables of the waste bank unit procedure. The results of the economic feasibility analysis of scenarios 1 and 2 obtained values for all categories, namely BCR> 1 (feasible) except for the category of public facilities, namely puskesmas padasuka with a BCR value <1 (not feasible). The SWOT analysis results found that the position of the waste bank unit program is in quadrant I which is a favorable position, but still needs some improvement in future program development for the sustainability of the program as well as improving the performance of the waste bank unit going forward. Keywords: recycle bank units, sustainable, logistic regression, factors that affect the program, BCR, SWOT 
IDENTIFIKASI TINGKAT PENGURANGAN SAMPAH DENGAN ADANYA PROGRAM KAWASAN BEBAS SAMPAH Djulianti, Yuke; Ainun, Siti
Jurnal Teknik Lingkungan Vol 24, No 2 (2018)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Kawasan Bebas Sampah (KBS) merupakan salah satu program Kota Bandung dalam upaya pengurangan sampah. Salah satu Rukun Warga (RW) di Kelurahan Kebon Pisang Kota Bandung yaitu RW 7 merupakan salah satu wilayah yang sudah termasuk Kawasan Bebas Sampah sejak tahun 2015 dan sudah menerapkan pengelolaan sampah berbasis 3R (reduce, reuse, dan recycle) yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengurangan sampah dengan adanya program Kawasan Bebas Sampah di RW 7. Pengukuran timbulan sampah dan komposisi sampah dilakukan berdasarkan SNI 19-3964-1994. Total Timbulan sampah RW 7 Kelurahan Kebon Pisang didapatkan sebesar 758.7 kg/hari atau 5816.7 liter/hari dengan satuan timbulan sampah yaitu 0.45 kg/orang/hari atau 3.45 liter/orang/hari. Berdasarkan hasil pengukuran timbulan sampah yang tereduksi dari upaya-upaya pengurangan sampah yang telah dilakukan, didapatkan hasil dengan adanya program Kawasan Bebas Sampah dalam upaya pengurangan sampah di RW 7 Kelurahan Kebon Pisang ini mencapai tingkat pengurangan sampah sebesar 16.43% terhadap total timbulan sampah RW 7 Kelurahan Kebon Pisang. Kata kunci: Program Kawasan Bebas Sampah, Timbulan Sampah, Tingkat Pengurangan Sampah. Abstract: Kawasan Bebas Sampah (KBS) is one of Bandung City programs as an effort for waste reduction. One of the Rukun Warga (RW) in Kebon Pisang Bandung, RW 7, is one of the Kawasan Bebas Sampaharea since 2015 and has implementing the 3R (reduce, reuse, and recycle) based waste management, independently by the community. The purpose of this research is to identify the level of waste reduction with the existence of the Kawasan Bebas Sampah program in RW 7. Waste quantity and waste composition measurement is carried out based on SNI 19-3964-1994. Waste quantity total of RW 7 Kebon Pisang is obtained at 758.7 kg / day or 5816.7 liters / day with a waste quantity unit of 0.45 kg / person / day or 3.45 liters / person / day. Based on the results of measurements of reduced waste generation from waste reduction efforts that have been made, the results obtained with the Kawasan Bebas Sampah program in efforts to reduce waste in RW 7 of Kebon Pisang District reach a level of waste reduction of 16.43% of the total waste generation of RW 7. Keywords: Kawasan Bebas Sampah Program, Waste Generation, Waste Reduction Level.