Articles
184 Documents
Analisis Kegiatan Pelayanan Delivery CBU ( Completely Built Up ) Di Terminal Domestik PT. Indonesia Kendaraan Terminal Tanjung Priok
Henita Rahmayanti;
Yuni Lizana Sari Siregar
LOGISTIK Vol 9 No 2 (2016): Logistik
Publisher : Universitas Negeri Jakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Transportasi laut berperan sebagai mobilitas manusia, barang dan jasa baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Jasa industri angkutan menggunakan kapal laut merupakan jasa angkutan yang bergerak dalam pengangkutan penumpang dan barang (cargo). Dalam melakukan Perdagangan intrnasional dan domestik banyak pemilik barang (shipper) menggunakan jasa transportasi laut, hal ini di karenakan jumlah barang yang akan diangkut relatif dalam jumlah yang besar serta ongkos pengangkutannya relatif lebih murah jika dibandingkan dengan moda lainnya. Kegiatan penelitian tugas akhir ini dilakukan selama melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Indonesia Kendaraan Terminal yang merupakan salah satu perusahaan pelayanan jasa untuk melakukan kegiatan receiving/delivery Completely Built Up (CBU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya pelayanan, pelaksanaan serta sistem dan prosedur kegiatan delivery. Kegiatan pelayanan CBU di terminal domestik masih terdapat permasalahan yang dapat menghambat kelancaran kegiatan pelayanan delivery. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti masih ada terjadinya keterlambatan pada proses delivery tersebut yang disebabkan kesalahan id pada cargo. Oleh karena itu berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, penulis menguraikan saran yaitu perlu adanya ketelitian dalam memeriksa barcode pada cargo dankomunikasi yang baik antara petugas pelayanan delivery dengan pengguna jasa dalam menyelesaikan proses kegiatan delivery agar tidak terjadi keterlambatan proses baik dalam kegiatan delivery nya maupun dalam masalah administrasi yang dapat mengakibatkan kerugian di PT.Indonesia Kendaraan Terminal.
Peranan Lapangan Penumpukan 101-101U Terhadap Kinerja Bongkar Muat PT. Daisy Mutiara Samudra
Winoto Hadi;
Sadewo Jiwanggo
LOGISTIK Vol 9 No 2 (2016): Logistik
Publisher : Universitas Negeri Jakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
PT. Daisy Mutiara Samudra pada bulan januari- februari 2015, yang merupakan perusahaan bongkar muat. pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lapangan penumpukan (YOR) terhadap kinerja bongkar muat. Lapangan penumpukan berperan penting terhadap kinerja suatu perusahaan bongkar muat dalam melaksanakan kegiatan bongkar muat. Tingkat kepadatan lapangan penumpukan dapat mempengaruhi kinerja bongkar muat (B/M). Lapangan penumpukan yang penuh membuat kegiatan cargodoring menjadi lama sehingga kegiatan stevedoring mengalami penurunan.
Proses Gudang 007 Pada Terminal Operasi I PT. Pelabuhan Indonesia II Dengan Menggunakan Metode First In – First Out
Winoto Hadi;
Tjetjep Karsafman
LOGISTIK Vol 9 No 2 (2016): Logistik
Publisher : Universitas Negeri Jakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
PT. Pelabuhan Indonesia II yang merupakan salah satu perusahaan pelayanan jasa untuk melakukan kegiatan penumpukan di gudang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode yang baik untuk kelancaran proses delivery di Gudang, Terminal Operasi I, PT. Pelabuhan Indonesia II. Untuk dapat memecahkan persoalan dalam tugas akhir, data yang digunakan berupa data sekunder, yaitu fasilitas yang ada. Data sekunder diolah menggunakan metode First in – First out, serta ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram. Data sekunder yang sudah diolah ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan kurang atau tidak bertambahnya kelancaran delivery di Gudang, Terminal Operasi I, PT. Pelabuhan Indonesia II. Berdasarkan hasil analisis data sekunder yang menunjukan proses clearance yang lambat. Sehingga dapat diambil solusinya yaitu perlunya metode First in – First out agar penumpukan tidak menumpuk melebihi batas waktu yang ditentukan untuk segera mengeluarkan kargo.
Efektivitas Kinerja Bongkar Muat Petikemas Di Terminal Operasi I PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Tanjung Priok
Noto Palguno;
Usup Supangat
LOGISTIK Vol 9 No 2 (2016): Logistik
Publisher : Universitas Negeri Jakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Dalam dunia kepelabuhanan di Indonesia, PT. Pelabuhan Indonesia II (PERSERO) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sangatlah menuntut kemajuan agar tidak kalah saing dengan pelabuhan di Negara lain. Banyak sekali kendala dan masalah yang dialami oleh PT. Pelabuhan Indonesia II dalam proses bongkar muat petikemas yang jauh dari harapan. Setelah penulis amati dan telusuri serta melakukan wawancara selama melakukan Praktek Kerja Lapangan di Terminal Operasi I, salah satu kendala yang harus diperbaiki adalah dari system kinerja. Dimana kinerja yang belum optimal dikarenakan perekrutan Sumber Daya Manusia (SDM) dan alat yang belum memenuhi standar seperti Negara-negara lain. Oleh karena itu berdasarkan melakukan pengamatan di lapangan, penulis menguraikan solusi agar kinerjanya dapat ditingkatkan kualitasnya serta penggunaan alat yang optimal agar proses bongkar muat petikemas dapat lebih cepat dan efisien demi menarik kepuasan pelanggan dari Negara Negara lain dan menjadikan pelabuhan di Indonesia terus maju
Optimalisasi Muatan Pada Kapal Type Three-in-One Guna Meningkatkan Pendapatan Perusahaan Di PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Cabang Tanjung Priok
Dian Novita
LOGISTIK Vol 9 No 2 (2016): Logistik
Publisher : Universitas Negeri Jakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau disebut PT PELNI (Persero) adalah perusahaan pelayaran nasional yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang jasa angkutan penumpang antar pulau-pulau di Indonesia. Seiring pesatnya persaingan transportasi laut, PT PELNI (Persero) mengembangkan bidang usahanya pada jasa angkutan laut khusus barang dan kendaraan salah satunya dengan mengoperasikan Kapal Type three-in-one. Kapal type three-in-one adalah Kapal Motor (KM) milik PT PELNI (Persero) yang sudah dimodifikasi, sehingga selain mengangkut penumpang, dapat juga mengangkut petikemas dan kendaraan secara bersamaan ke pelabuhan tujuan. Akan tetapi, di dalam pengoperasiannya mengangkut muatan, muatan yang diangkut tidak sebanding dengan target optimal pengangkutan muatan kapal type three-in-one yang ditentukan secara umum 80% dari kapasitas masing-masing jenis muatan. Sehingga menyebabkan belum tercapainya titik optimal pengangkutan muatan pada kapal type three-in-one. Untuk mengoptimalkan pengangkutan muatan oleh kapal type three-in-one guna meningkatkan pendapatan perusahaan. Maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan pengangkutan penumpang, dan menggunakan ruangan kapal yang tidak terpakai untuk kegiatan seminar, rapat, atau acara pesta, serta mengurangi kapasitas penumpang dan meningkatkan kapasitas ruang muatan petikemas dan kendaran dikarenakan tingginya permintaan pengangkutan muatan petikemas dan kendaraan serta besarnya pendapatan yang dihasilkan dari pengangkutan muatan petikemas dan kendaraan.
Pengaruh Trouble Terhadap Produktivitas Alat QUAYSIDE CONTAINER CRANE (QCC) Di PT. Mustika Alam Lestari
Yusfita Chrisnawati;
Bathari Fitra
LOGISTIK Vol 9 No 2 (2016): Logistik
Publisher : Universitas Negeri Jakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
PT. Mustika Alam Lestari merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa kepelabuhanan, serta melayani kegiatan bongkar muat petikemas. Di dalam kegiatan bongkar muat peran alat Quayside Container Crane (QCC) sangatlah penting dalam produktivitas perusahaan agar Box Crane per Hour (BCH) yang dihasilkan dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan, yaitu waktu yang dibutuhkan alat untuk memindahkan petikemas dalam waktu per jam. Dari hasil pengamatan yang mendasarkan pada observasi dan juga dengan beberapa sumber data, dapat disimpulkan bahwa kinerja alat harus didukung dengan kondisi alat, keahlian operator dan kondisi di lapangan. Pencapaian produktivitas alat QCC di PT. MAL pada bulan januari sudah memenuhi standar yaitu 47 boxes/hour, tetapi pada bulan februari produktivitasnya menurun menjadi 32 boxes/hour. Hal itu dikarenakan penanganan pada salah satu kapal yaitu MV. WAN HAI 171 V.157 SN mengalami trouble yang disebabkan oleh kesalahan pengoperasian alat oleh operator. Produktivitas QCC 03 yang tertinggi hanya dapat menghasilkan 6 box/hour, sedangkan pada QCC 02 dan QCC 01 menghasilkan produktivitas yang terendah. Maka dari itu penulis memberikan masukan yaitu dengan meningkatkan kinerja operator QCC agar lebih ahli dan teliti dalam mengoperasikan QCC supaya tidak terjadi kecerobohan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat. Untuk bagian peralatan jugta harus memeriksa kondisi alat sebelum atau sesudah digunakan demi kelancaran kegiatan bongkar muat
Target Bongkar Kapal Petikemas Ocean Going Di Terminal III PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok
Henita Rahmayanti;
Ardhiansyah Fariz Wicaksono
LOGISTIK Vol 8 No 1 (2015): Logistik
Publisher : Universitas Negeri Jakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Target dalam kegiatan bongkar kapal merupakan salah satu dari beberapa faktor yang dapat menurunkan tingkat produktivitas dalam kegiatan bongkar di pelabuhan terutama Ocean Going di Terminal Operasi III PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang masih kurang efektif sehingga menyebabkan banyaknya waktu yang terbuang. Target pada Ocean Going di Terminal Operasi III dapat dikatakan belum maksimal dalam segi produktivitas Ocean Going seharusnya memiliki daya bongkar container yang lebih optimal dan saat ini kegiatan berikut masih memperlukan banyak waktu. Kurang efektifnya kegiatan bongkar yang terjadi karena faktor-faktor seperti kerusakan alat, cuaca, trucking dan sistem yang masih digunakan masih manual, dan berkurangnya tingkat kepercayaan si pengguna jasa. Oleh karena itu berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, dalam meningkatkan target penulis melakukan pengecekan alat sebelum maupun sesudah pemakaian alat dan bagian sistem harus efisien, agar dapat menghemat waktu dan tenaga petugas operasional Ocean Going di Terminal Operasi III
Analisis Perbandingan Biaya Truck Lossing (TL) Dengan Biaya Penumpukan Di PT. Daisy Mutiara Samudra
Winoto Hadi;
Andini Kartikasari
LOGISTIK Vol 8 No 1 (2015): Logistik
Publisher : Universitas Negeri Jakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Dalam proses bongkar muat terdapat 3 (tiga) tahapan yaitu, stevedoring, cargodoring dan receiving & delivery. Dalam proses bongkar muat melibatkan beberapa instansi seperti: Pelayaran, PBM, EMKL dan Bea Cukai. Dalam proses bongkar muat ada 2 jenis yaitu bongkar muat langsung ataum yang sering disebut truck lossing(TL)/ship side delivery dan bongkar muat tidak langsung (dari lapangan maupun gudang) atau penumpukan. Kedua jenis bongkar muat tersebut membutuhkan kerja sama yang baik antar pihak, namun untuk bongkar muat langsung (TL) membutuhkan kerja sama yang lebih agar tercapainya kelancaran proses TL tersebut.Dalam proses TL terdapat beberapa permasalahan yaitu antrian truck yang tidak beraturan di dalam lapangan sehingga menghambat kelancaran keluarnya barang, truck tidak tepat waktu dan juga jumlah truck yang tidak memadai. Hasil analisis serta pembahasan menunjukkan bahwa ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk meminimalisir permasalahan TL dan juga hasil analisis menunjukan biaya TL lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya lapangan.
Optimalisasi Lapangan Penumpukan Terhadap Kegiatan Penanganan Petikemas Impor di PT. Mustika Alam Lestari
Tjetjep Karsafman;
Ibrahim Saleh Siman
LOGISTIK Vol 8 No 1 (2015): Logistik
Publisher : Universitas Negeri Jakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Sebelum pelaksanaan kegiatan impor dilakukan, pihak perusahaan mempersiapkan lapangan penumpukannya yang terdiri dari: perencanaan dermaga, perencanaan bongkar petikemas dan perencanaan lapangan penumpukan. Dimana pada saat pelaksanaan tugasnya, faktor yang sering menjadi hambatan dalam menangani petikemas impor yaitu, minimnya kegiatan overbrengen oleh pengelola perusahaan, barang yang terkena larangan impor dari instansi terkait serta proses delivery yang tidak bisa di ukur dalam pengambilan petikemasnya oleh pemilik barang. Hasil analisa dari daily report dan YOR harian pada bulan januari 2014 dapat disimpulkan bahwa petikemas yang ditumpuk melebihi kapasitas yang ditentukan dan dapat dikatakan tidak optimal dalam memberikan pelayanan penanganan petikemas impor di PT. MAL. Untuk itu penulis memberikan berupa saran atau masukan yang mungkin dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan. Adapun saran penulis yaitu, mengatur jadwal kedatangan kapal tujuan yang akan sandar di PT. MAL, Perusahaan harus memberikan biaya penumpukan yang tinggi agar proses pengeluaran petikemas impor dari terminal semakin lancar dan akan menjadi optimal bila yard occupancy rationya di bawah 65% atau setara dengan jumlah teus petikemasnya sebesar 1852 teus dalam kondisi setiap hari, diperlukan adanya penambahan kuota penumpukan untuk petikemas impor dengan menyewa lahan penumpukan kepada perusahaan lain serta barang yang terkena larangan impor, seharusnya dipindahkan ke tempat pemeriksaan terpadu CDC banda MTI, agar lapangan behandle dapat dijadikan sebagai tempat penumpukan petikemas impor
Peran Yard Planner dalam Mengoptimalkan Kelancaran Arus Petikemas di Lapangan Penumpukan Terminal Petikemas Koja (KSO TPK KOJA)
Tjetjep Karsafman;
Lutfi Ramadhan
LOGISTIK Vol 8 No 1 (2015): Logistik
Publisher : Universitas Negeri Jakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Dalam perencanaan terhadap penumpukan petikemas KSO TPK Koja menggunakan sistem segregasi (pemisahan) untuk menumpuk petikemas ekspor. Dan segregasi tersebut berdasarkan atas kapal pengangkut, jenis petikemas, tujuan, dan kargo-nya. Sedangkan untuk petikemas impor TPK Koja menggunakan sistem sistem zero blok system, yaitu bahwa lapangan impor harus siap bebas untuk mengantisipasi penumpukan petikemas-petikemas yang akan datang berikutnya. Dan dalam memecahkan masalah penulis menggunakan 2 (dua) metode, yang pertama metode pengumpulan data berupa penelitian lapangan langsung (field research) dan penelitian data perpustakaan (library research). Sedangkan metode analisa data penulis menggunakan Statistik Deskriptif. Hasil daripada analisis serta pembahasan menunjukkan bahwa berdasarkan report activity per shift pada tanggal 1-7 mei 2014 yang telah di olah menjadi data arus petikemas/hari menunjukan ada beberapa hari dimana arus petikemas yang masuk ke lapangan penumpukan tidak begitu padat atau minim melakukan kegiatan ekspor dan impor, dan ada juga arus petikemas yang hanya arus petikemas impor maupun ekspor nya saja yang jauh lebih dominan, dan data tersebut juga menunjukan ada beberapa hari yang arus kedua nya begitu padat. Sebaiknya yard planner dalam mengatur perencanaan penumpukan petikemas harus rutin mengatur letak petikemas yang berada pada block yang padat untuk di pindahkan ke block-block yang kapasitasnya tidak begitu padat pada hari-hari yang minim daripada kegiatan, entah itu kegiatan ekspor maupun impor sehingga mobilitas daripada petikemas dilapangan penumpukan dapat terjaga saat menangani banyaknya arus petikemas dihari-hari yang lain atau guna menghadapi bersamaannya kedatangan arus petikemas ekspor dan impor