cover
Contact Name
Desy Ayu Krisna M
Contact Email
kdesyayu@gmail.com
Phone
+6281542316447
Journal Mail Official
kdesyayu@gmail.com
Editorial Address
Dalem Mangkubumen KT III/237, Kraton
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Arsitektur Pendapa
ISSN : 18580335     EISSN : 27155560     DOI : 1037631
Core Subject : Engineering,
Topik yang dapat dipublis dalam jurnal ini mencakup teoritisi, sejarah, filosofi, spiritual, kerajaan, bangsawan, kampung, perdesaan, cagar budaya (heritage), kawasan, lanskap (landscape), dan budaya arsitektur Jawa Mataram, arsitektur lokal Indonesia dan hal-hal seputar ilmu arsitektur pada umumnya baik teoritik, rancang bangun maupun teknologi.
Articles 124 Documents
Karakter Spasial Arsitektur Dalem Kabupaten di Kota-Kota Pesisir Utara Jawa Afriyanto , Deny Setya; Widyastuti , Dyah Titisari
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 5 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v5i2.749

Abstract

Bentuk pusat kota tradisional Jawa dibentuk dari serangkaian elemen yang utamanya terdiri dari alun-alun, masjid, dan istana/tempat tinggal pemimpin. Ruang pusat kota tradisional di pesisir utara Jawa merupakan miniatur keraton. Pada pusat kota pesisir utara Jawa, tidak terdapat istana kerajaan melainkan bangunan tempat tinggal pemimpin yang disebut sebagai Dalem Kabupaten. Sebagai bagian dari pusat kota tradisional Jawa, karakter spasial Dalem Kabupaten perlu untuk diketahui sebagai bagian dari perkembangan sejarah kawasan kota bersejarah. Dalam rangka mengetahui karakter spasial dari Dalem Kabupaten, penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sementara pengumpulan data melalui data literatur dan observasi. Kegiatan observasi di sini dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan mengenai aspek-aspek yang berhubungan dengan keruangan arsitektur Dalem Kabupaten seperti setting, orientasi, tata massa, dan denah bangunan. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat pola dominan dalam arah orientasi bangunan Dalem Kabupaten yaitu menghadap ke utara, sementara Jepara merupakan satu-satunya Dalem Kabupaten yang menghadap ke arah barat. Dalam skala denah dan tata massa bangunan Dalem Kabupaten memiliki komponen inti berupa pendopo, pringgitan, dalem, dan gandok. Diketahui pula bahwa bangunan dalem pada Dalem Kabupaten tidak memiliki senthong tengah. Hal ini merupakan pengaruh dari karakter kota pesisir dan berbeda dengan karakter kota pedalaman.
Prinsip urban responses dan energy matters di Digital Working Space BSD Alyfia, Tiara Putri; Winandari, Maria Immaculata Ririk; Tundono, Sri
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 6 No. 1 (2023): Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v6i1.421

Abstract

Iklim merupakan salah satu aspek penting ketika merancang suatu bangunan. Terutama pada bangunan kantor. Indonesia adalah salah satu negara yang beriklim tropis, jadi harus diperhatikan bagaimana agar iklim tersebut tidak mengganggu kenyamanan para pengguna. Penyesuaian bangunan terhadap iklim seperti curah hujan yang tinggi, panas matahari, kelembaban, serta kawasan yang terletak di wilayah rawan gempa bumi mempengaruhi hasil desain. Selain iklim, aspek lainnya yang tidak kalah penting adalah penggunaan energi. Sumber energi berasal dari material yang tidak dapat diperbaharukan seperti batu bara, minyak bumi, dan gas yang akan habis apabila digunakan terus menerus. Paper ini mengeksplorasi penerapan urban responses dan energy matters di Digital Working Space di BSD, seperti material yang digunakan pada fasad, pelindung sinar matahari langsung, orientasi bangunan, sistem penghawaan dan pencahayaan alami, serta sistem grey water. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan kasus lima kantor di sekitar Jabodetabek. Penerapan Urban Response diterapkan dalam bentuk teritisan, pelindung sinar matahari langsung, serta orientasi bangunan. Penerapan Eenergy Matters diterapkan dalam bentuk sistem penghawaan dan pencahayaan alami serta pengolahan grey water.
Potensi Penurunan Nilai Perpindahan Panas Menyeluruh Bangunan melalui Konfigurasi Desain Peneduh Efektif Ratnasari, Anisza; Asharhani, Imaniar Sofia
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 6 No. 1 (2023): Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v6i1.521

Abstract

Radiasi panas melalui bukaan menyumbang nilai yang cukup signifikan terhadap perpindahan panas bangunan. Komponen utama penentu radiasi panas tersebut adalah rasio bukaan terhadap dinding, faktor matahari dan koefisien peneduh. Menentukan desain perangkat peneduh yang tepat adalah salah satu cara efektif untuk mengurangi panas ke bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan fenetrasi panas ke bangunan pada gedung Kampus 1 Universitas Pradita melalui konfigurasi desain peneduh. Untuk memperoleh nilai koefisien peneduh sebanyak 8 (delapan) desain, meliputi; peneduh horizontal, vertikal dan kombinasi disimulasikan menggunakan software Sketch Up. Analisis penurunan nilai perpindahan panas menyeluruh terhadap bangunan awal dilakukan dengan menerapkan 38 konfigurasi desain. Dari analisis diperoleh bahwa 22 dari 38 konfigurasi desain berpotensi menurunkan nilai menyeluruh panas ke bangunan. Dari 22 konfigurasi tersebut diperoleh bahwa konfigurasi peneduh horizontal, louvre horizontal dan louvre vertikal adalah yang peneduh yang paling efektif diantara desain lainnya dalam menurunkan nilai radiasi bukaan.
Pengaruh Arsitektur Tata Ruang Rumah Tinggal Kolonial Belanda Pada Tata Ruang Rumah Tinggal Komunitas Cina di Kawasan Kranggan Yogyakarta Wihardyanto, Dimas; Usman, Moneyzar
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 6 No. 1 (2023): Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v6i1.528

Abstract

Kawasan Kranggan Yogyakarta merupakan sebuah kawasan permukiman komunitas Cina di Yogyakarta. Kawasan tersebut berbeda dengan kawasan permukiman Cina yang lain di Kota Yogyakarta, dimana rumah-rumah tinggal di Kawasan Kranggan ini terpengaruh arsitektur kolonial Belanda pada aspek tata ruangnya. Penelitian ini menggunakan metode historical interpretative research terhadap arsip dokumen denah bangunan rumah tinggal di Kawasan Kranggan pada tahun 1949 yang dikeluarkan oleh Badan Pengelola Harta Peninggalan Belanda. Dari penelitian ini, peneliti mendapati bahwasanya terdapat pengaruh arsitektur tata ruang rumah tinggal kolonial Belanda pada tata ruang bangunan rumah tinggal komunitas Cina di kawasan Kranggan. Hal tersebut tampak dari adanya pembedaan antara bangunan inti dan bangunan servis, orientasi bangunan menghadap jalan, serta lebih mengedepankan aspek fungsi daripada bentuk. Namun demikian adanya courtyard, organisasi ruang yang jelas, serta penggunnaan prinsip “Jian” merupakan prinsip arsitektur tata ruang Cina yang tetap dipertahankan pada arsitektur tata ruang rumah tinggal komunitas Cina di Kawasan Kranggan.
Perwujudan Elemen Arsitektur Terhadap Aspek Kosmologis Rumah Adat Langkie Jiku Sorabi dan Sasadu Muhammad, Hidayat Hi.; Tungka, Aristolutus Ernst; Wuisang, Cynthia Virgin Erlita
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 6 No. 1 (2023): Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v6i1.532

Abstract

Rumah adat di Indonesia merupakan jejak perjalanan sejarah arsitektur Indonesia yang pada perwujudannya dipengaruhi oleh berbagai aspek dalam menyelaraskan kehidupan manusia dengan alam. Aspek lainnya seperti tradisi, kepercayaan dan politik, membentuk suatu pemahaman kosmologis dalam perwujudan rumah adat di setiap komunitas adat. Penelitian dilakukan pada rumah adat Langkie Jiku Sorabi di Tidore dan rumah adat Sasadu suku Sahu di halmahera Barat yang merupakan bagian dari arsitektur Maluku Utara. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perwujudan arsitektur masing-masing rumah adat, melalui tinjauan elemen arsitektur dan kaitannya terhadap aspek kosmologis. Hasil pada penelitian mengemukakan mengenai kedua rumah adat memiliki perbedaan mendasar pada perwujudan elemen arsitektur, hal ini didasari pada representasi kosmologis yang juga berbeda antar kedua meliputi pengaruh tradisi, kepercayaan dan penggambaran tentang alam semesta. Dalam hal lainnya, ditemukan beberapa kesamaan pada masing-masing rumah adat, yaitu pada pemaknaan kosmologis dalam konsepsi vertikal bangunan rumah adat.
Analisis Implementasi Konsep Sustainable Design Pada Kawasan SCBD di Jakarta ( Studi Kasus : Gedung PUPR ) Azizah, Latifah Nur; Darmayanti, Tessa Eka
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 6 No. 1 (2023): Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v6i1.551

Abstract

Bangunan ramah lingkungan menjadi salah satu topik yang banyak diangkat sejak beberapa tahun lalu dikarenakan bangunan ramah lingkungan memiliki kontribusi dalam menahan laju pemanasan global dengan cara membenahi iklim mikro. Salah satu isu dalam pembangunan arsitektur berkelanjutan yaitu sejalan dengan pesatnya urbanisasi dan industrialisasi. Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat membuat pembangunan menjadi semakin marak dilakukan dan tanpa mereka sadari dalam pembangunan tersebut menimbulkan dampak negatif pada sisi lingkungan. Bangunan ramah lingkungan saat ini penting untuk dibahas mengingat semakin tingginya degradasi lingkungan yang terjadi akibat ulah manusia. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsep arsitektur berkelanjutan serta menganalisa konsep arsitektur berkelanjutan yang sudah diterapkan pada studi kasus. Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kita terkait arsitektur berkelanjutan, dan para arsitek di Indonesia dapat berkontribusi besar dalam merancang bangunan yang ramah terhadap lingkungan.
Transformasi dan Pola Spasial Permukiman Perajin Perak Tradisional di Desa Celuk, Gianyar Anasta Putri, Ni Putu Ratih Pradnyaswari; Gunawarman, Anak Agung Raka; Prabawa, Made Suryanatha
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 6 No. 1 (2023): Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v6i1.576

Abstract

Kawasan bermukim perajin perak tradisional di Desa Celuk, Sukawati, Gianyar tidak dapat lepas dari pengaruh modernitas global maupun perkembangan alamiah penghuninya seperti terjadinya perubahan jumlah penduduk, profesi, kebiasaan/gaya hidup dan bahkan tata nilai. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa di Desa Celuk memiliki potensi dalam konteks tata nilai arsitektur dan pola keruangan permukimannya. Hal ini mendorong peneliti untuk melaksanakan riset terhadap transformasi   yang terjadi baik transformasi terhadap rumah bermukim maupun pola spasialnya. Penelitian yang dilakukan inimerupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif dalam lingkup penelitian deskriptif. Penentuan sumber informasi ini dilakukan dengan cara purposive sampling serta snowball sampling dengan menerapkan metode kajian pustaka, observasi dan wawancara dalam upaya pengumpulan datanya. Searah dengan pendekatan penelitian kualitatif, analisis data telah mulai dilakukan sejak awal pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara memverikasi relevansi data ataupun melengkapinya. Data-data diskriptif akan dianalisis menurut isinya, untuk melihat transformasi dan pola spasial yang terjadi di permukiman perajin perak di Desa Celuk, Gianyar.
Studi Karakteristik Arsitektur Masjid di Wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara (1789-1937) Kusuma, Syandy Diantrisna; Kurniawan, Harry
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 6 No. 1 (2023): Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v6i1.641

Abstract

Kutai Kartanegara adalah kerajaan di bagian timur pulau Kalimantan yang mulai mengalami islamisasi pada abad ke 16. Proses islamisasi Kutai Kartanegara tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di kerajaan-kerajaan Nusantara lainnya. Kutai Kartanegara mengalami asimilasi budaya lokal dan nilai-nilai keislaman yang termanifestasikan ke dalam artefak bangunan-bangunannya termasuk pada bangunan masjid. Penelitian ini membahas mengenai karakteristik arsitektur masjid di wilayah Kutai Kartanegara dengan objek penelitian 11 bangunan masjid pada rentang waktu tahun 1789 hingga 1937. Pembatasan ini diambil dengan asumsi pada wilayah dan periode tersebut pembangunan masjid masih terpengaruh oleh kebudayaan kerajaan Kutai Kartanegara periode islam (1575 - 1960). Informasi mengenai objek penelitian diperoleh dari data sekunder berupa foto-foto yang dikumpulkan saat survei lokasi maupun pencarian arsip. Data berupa foto tersebut kemudian dilakukan sketsa ulang untuk mendapatkan bentuk dasar yang kemudian diobservasi dan dianalisa. Karakteristik masjid Kutai Kartanegara dapat dilihat pada 5 poin komponen bangunan, yakni 1) Ruang Sholat memiliki bentuk dasar persegi atau bujur sangkar simetris. 2) Mihrab memiliki bentuk simetris dengan bentuk dasar yang variatif dapat berbentuk persegi dan persegi enam. 3) Teras memiliki 3 jenis peletakan 4) Menara biasanya memiliki unsur persegi delapan, dan 5) Atap masjid berbentuk limasan bujur sangkar simetris bersusun.
Perilaku Struktur Bangunan Joglo Lambang Gantung Pendapa Agung Dalem Mangkubumen Yogyakarta akibat Gaya Lateral Wismantoro, Bayu Dwi; YE. Suharno; Tri Yuniastuti
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 6 No. 1 (2023): Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The beauty of Pendapa Agung Mangkubumen which is located in the Dalem Mangkubumen area has not been widely revealed. Pendapa Agung Dalem Mangkubumen has the uniqueness of using a pole structure located at the corner of the takir cross and hanging from the dudur to function as a place to attach the sunduk lambang gantung and behave as a pull rod. While the sunduk serves as a place for the long wood and the roof of the penanggap. This fringe roof is completely dependent on the rods so that it can freely sway when exposed to lateral forces. The purpose of this study is to examine in detail the resistance of the lambang gantung structure used in Pendapa Agung Dalem Mangkubumen against lateral forces. The research method used is observation and modeling the structure of Pendapa Agung Dalem Mangkubumen into a miniature form. The next step is structural stability analysis by testing the model against lateral forces using an earthquake resistant simulation tool (SIMUTAGA). The result of this research is that Pendapa Agung Dalem Mangkubumen is still able to withstand lateral movement with moderate vibration on a scale IV – V MMI. As a result of this movement, several Saka Guru columns shifted from their original position of about 5 mm and the sunduk kili connection was slightly stretched from its original position of about 2 mm. Meanwhile, in the South-West corner, three penanggap columns collapsed and their purus was released.
Penerapan Simbolisasi Noken dan Rumah Honai pada Disain Bentuk Arsitektur Pusat Budaya Noken Papua di Nabire auwe, yospia; Wibowo, Satrio Hasto Broto; Prabasmara, Padmana Grady
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 6 No. 1 (2023): Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v6i1.867

Abstract

Noken merupakan kebudayaan asli Indonesia yang berkembang di pulau Papua dengan beragam ciri khasnya masing- masing. Noken Papua tidak sekedar beruwujud tas untuk fungsi wadah, namun lebih dari itu memiliki nilai filsafati tinggi yang mendasari kehidupan masyarakat Papua. Walaupun noken telah ditetapkan oleh UNESCO menjadi warisan budaya dunia tak benda, namun bermunculan beragam permalasalahan yang sangat berpotensi mengaburkan, menghilangkan noken Papua dengan segala makna filsafatinya. Atas dasar itulah diperlukan kehadiran Pusat budaya noken Papua di Nabire untuk menjaga, pengembangan, pembinaan dan edukasi terhadap noken Papua di Nabire. Secara arsitektural disain bentuk bangunan Pusat Budaya Papua di Nabire berkonsep simbolisasi terhadap noken anggrek dan rumah honai. Hal tersebut dimaksudkan agar wujud Pusat Budaya Noken Papua di Nabire menjadi simbol yang menyiratkan bahwa di dalamnya terdapat aktivitas pelestarian dan pengembangan noken Papua. Untuk mencapai disain simbolisasi tersebut dipilih metode simbolisasi denotatif. Diharapkan kehadiran bangunan gedung Pusat Budaya Noken Papua di Nabire dengan segala aktivitasnya dapat melestarikan, mengembangkan noken Papua dan mampu memberikan edukasi kepada masyarkat Papua di Nabire tentang noken Papua sebagai karya bangsa dan identitas Nabire. Kata kunci: Noken; Papua; konsep simbolisasi; Pusat Budaya Noken

Page 9 of 13 | Total Record : 124