cover
Contact Name
Sudarmadji
Contact Email
jrl@ity.ac.id
Phone
+6282127738443
Journal Mail Official
jrl@ity.ac.id
Editorial Address
Institut Teknologi Yogyakarta Jalan Gedong Kuning No.2, Jomblangan, Banguntapan, Kec. Banguntapan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55171, Indonesia
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Rekayasa Lingkungan
ISSN : 14113244     EISSN : 27164470     DOI : 10.37412
Core Subject : Social, Engineering,
Journal Rekayasa Lingkungan provides immediate open access that publishes updates in environmental engineering sciences.
Articles 158 Documents
PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK DENGAN METODE FITOREMEDIASI PADA SSF-WETLAND MENGGUNAKAN TANAMAN OBOR (Typha Latifolia) dan TANAMAN TASBIH (Canna Indica.L) Maria, Ernastin
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 19, No 1 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.089 KB) | DOI: 10.37412/jrl.v19i1.16

Abstract

Industri batik merupakan salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi di Desa Wijirejo, Kabupaten Pandak, Bantul. Kandungan limbah batik dengan zat organik seperti BOD dan COD yang tinggi mnjadi penyebab pencemaran lingkungan. Umumnya para pengrajin industri batik Desa Wijirejo membuang limbah produksi batik secara langsung ke saluran air (selokan) menuju aliran sungai Bedog tanpa pengolahan terlebih dahul yang dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi tanaman air Typha latifola dan Canna Indica L. dalam menurunkan kadar pencemar air limbah industri batik COD pada SSF-Wetland dengan media pasir dan kerikil selama 8 hari. Air limbah yang digunakan adalah efluen dari salah satu industri batik di Desa Wijirejodengan konsentrasi awal COD sebesar 4800,215 mg/L.Berdasarkan proses fitoremediasi pada SSF-Wetland hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi COD dalam air limbah pada SSF-wetland menurun seiring bertambahnya waktu tinggal hidraulik (hydraulic retention time). Selama delapan hari penelitian, efisiensi penyisihan COD terbesar pada tanaman Typha dan tanaman Canna yakni pada hari ke-8 penelitian dengan penurunan konsentrasi cOD tanaman Typha sebesar 429,6 mg/L menunjukan persentase penyisihan sebesar 91 %, dan pada tanaman Canna penurunan konsentrasi COD 410,77 mg/L dengan persentase penyisihan 91,4 %. Dengan demikian hasil penelitian menunjukan bahwa tanaman Typha Latifolia dan tanaman Canna Indica L. mempunyai kemampuan yang sama dalam penyisihan limbah cair industri batik yakni COD.
POTENSI DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR DI KECAMATAN PATUK, YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) Aqwil Masithah, Reni; Handayani, Lily; Warsiyah, Warsiyah
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 18, No 2 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1235.442 KB) | DOI: 10.37412/jrl.v18i2.32

Abstract

Kecamatan Patuk termasuk salah satu Sub Zona Fisiografi Pegunungan Baturagung bersama Kecamatan Gedangsari, Ngawen dan Semin. Wilayah tersebut didominasi perbukitan-pergunungan, dengan ketinggian berkisar 200 - 700 m dan kelerengan berkisar 8 - kurang dari 40%. Di daerah Patuk ini juga terdapat formasi Geologi Nglanggeran, Wonosari, Sambipitu, Semilir, dan Nampol, sedangkan untuk jenis tanahnya mayoritas terdiri dari litosol, regosol dan grumusol yang relatif peka terhadap longsor. Curah hujan yang tinggi berkisar 2000-2500 mm/tahun membuat Kecamatan Patuk rawan terhadap terjadinya bencana longsor. Dengan dilakukan penelitian ini, akan diketahui persebaran dari risiko rawan longsor di Kecamatan Patuk dan usaha mitigasi yang dapat dilakukan.Pengumpulan data beberapa parameter melalui BAPPEDA tentang curah hujan, kondisi batuan, jenis tanah, penggunaan lahan dan kemiringan lereng. Selain itu juga dilakukan observasi secara langsung melalui fieldcheck. Data yang telah dikumpulkan lalu diolah melalui seperangkat komputer dengan software ArcGIS 10.3.Setelah dilakukan overlay dari kelima parameter maka didapatkan petadistribusi risiko bencana tanah longsor.  Analisis data hasil penelitian berupa peta rawan bencana tanah longsor akan dilakukan secara deskriptif.Wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi terletak pada Desa Nglegi dengan luasan 5,94 km2, Desa Terbah dengan luasan 4,96 km2 dan Desa Ngoro oro dengan luasan 2,91 km2. Pada 3 desa tersebut diketahui memiliki kemiringanlereng tinggi yaitu lebih dari 45% dan curah hujan tinggi berkisar 2000-2500 mm/tahun. Jenis tanah Desa Nglegi berupa komplek regosol dan grumusol memiliki kepekaan terhadap longsor tinggi. Wilayah yang memiliki tingkat kerawanan rendah berada di Desa Bunder dengan luasan yaitu 5,29 km2, kemiringanlereng yang cukup landai dan banyaknya kebun di Desa Bunder membuatsebagian besar daerah desa tidak mudah mengalami bencana longsor. Wilayah dengan tingkat kerawanan sedang yang cukup luas  terletak pada Desa Nglanggeran dengan luasan 6,31 km2, Desa Semoyo dengan luasan 5,70 km2 dan Desa Putat dengan luasan 5,21 km2. Tindakan mitigasi yang dapat dilakukan yaitu dengan papan peringatan rawan bencana tanah longsor, penggunaan webbing jute dan slope reshapping.
PENGARUH OLAHRAGA TREADMILL TERHADAP KONSENTRASI GAS ASETON (DIABETESMELLITUS BIOMARKER) PADA GAS HEMBUS MANUSIA Muyasaroh, Nurul
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 19, No 1 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.087 KB) | DOI: 10.37412/jrl.v19i1.11

Abstract

Penderita diabetes mellitus dianjurkan untuk melakukan terapi olahraga. Penyakit diabetes mellitus memiliki penanda biologis berupa gas aseton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan konsentrasi gas aseton pada gas hembus seseorang sebelum dan setelah berjalan di atas treadmill, menggunakan spektrometer fotoakustik laser CO2. Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui apakah benar olahraga dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah. Konsentrasi gas aseton pada gas hembus orang setelah berjalan di atas treadmill mengalami penurunan sebesar 38% hingga 60% dibandingkan dengan sebelum berjalan di atas treadmill.
KUALITAS PUPUK ORGANIK LIMBAH AMPAS KELAPA DAN KOPI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN Adi H, Adi H; Winarti, Cuti; Warsiyah, Warsiyah
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 18, No 2 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.891 KB) | DOI: 10.37412/jrl.v18i2.27

Abstract

Ampas kopi dan ampas kelapa masih menjadi limbah padat yang sering dibuang di lingkungan tanpa diolah. Di daerah Yogyakarta, banyak kedai kopi  dengan sengaja membuang ampas kopi begitu saja ke tempat sampah. Ampas kelapa juga masih sering dianggap kurang bermanfaat bagi sebagian pihak dari industri minyak yang hanya menggunakan daging kelapa parutnya saja. Namun disisi lain sebenarnya banyak kandungan nutrisi yang dapat dimanfaatkan dari ampas kopi dan ampas kelapa, dan juga dapat mengurangi limbah padat di lingkungan.Penelitian dilakukan dengan cara mengolah ampas kopi dan ampas kelapa menjadi pupuk organik. Pupuk organik dibuat 2 macam yaitu pupuk A dengan kadar ampas kelapa 200 gram dan pupuk B dengan kadar ampas kelapa 300 gram. Proses pembuatan pupuk dibutuhkan waktu selama 3 minggu. Dilanjutkan dengan proses pemberian pupuk organik ke tanaman tomat. Pada penelitian ini menggunakan 7 perlakuan yaitu Po (Kontrol), Pa, Pb, Pc, Pd, Pe dan Pf. Setiap perlakuan diamati pertumbuhan tinggi tanamannya setiap minggu selama 3 minggu.Berdasarkan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan pada pupuk A yaitu 1,119 % N, 1,748 % P, dan 1,19 % K dan kandungan pupuk B sebesar 1,035 % N, 1,873 % P, dan 1,15 % K. Pertumbuhan tanaman tomat yang telah diamati setiap minggu menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik dari ampas kopi dan ampas kelapa menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman. Tinggi tanaman paling rendah adalah Po karena merupakan perlakuan pada tanaman tomat yang tidak diberi pupuk organik. Varian pemberian pupuk organik dari ampas kopi dan ampas kelapa paling efektif adalah perlakuan Pb dengan pemberian 150 gram pupuk pada media tanam 1 kg.
Analisis Kesediaan Membayar WTP (Willingness To Pay) Dalam Upaya Perawatan Lingkungan Alun- Alun Kota di Kabupaten Lumajang Jawa Timur Syahputri, Yasinta Daniar; Nasirudin, Nasirudin
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 19, No 2 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.266 KB) | DOI: 10.37412/jrl.v2i2.6

Abstract

Lumajang merupakan Kabupaten dengan pertumbuhan jumlah penduduk mencapai 1% setiap tahunnya. Banyaknya penduduk akan mempengaruhi kebutuhan transportasi yang berdampak pada pencemaran udara. Salah satu cara untuk mengurangi polusi udara yaitu pembangunan ruang terbuka hijau. Masalah yang lambat laun muncul yaitu terjadinya kerusakan sarana dan prasarana yang memerlukan perawatan. Karena masalah tersebut, peneliti bermaksud menggunakan metode WTP untuk mengetahui kesediaan membayar jasa lingkungan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis kondisi vegetasi, menganalisis hubungan faktor sosiodemgrafi dan psikografi masyarakat serta membuat strategi yang sesuai untuk perawatan.Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan rumus vegetasi, program SPSS16.0, WTP dan SWOT. Pengambilan sampel vegetasi dengan metode jalur dan garis berpetak. Pengambilan sampel responden dengan metode non probability. Variabel bebas terdiri dari faktor sosiodemografi dan faktor psikografi serta variabel terikat yaitu WTP.Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi vegetasi di Alun- Alun Lumajang terdiri dari 22 species dengan nilai kerapatan dan frekuensi yang berbeda. Nilai WTP yang banyak dipilih responden yaitu nominal Rp 5.000,-. Variabel sosiodemografi dan psikografi berpengaruh dengan nilai positif kecuali status pernikahan. Strategi yang mendesak dalam upaya perawatan Alun- Alun Lumajang berada pada kuadran I yang memiliki peluang dan kekuatan.
ANALISIS DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN PEMETAAN LAHAN POTENSI BUDIDAYA PERIKANAN Masduqi, Edy; H.T., Alwi; Agung N, Abet
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 18, No 1 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.95 KB) | DOI: 10.37412/jrl.v18i1.22

Abstract

Kelautan dan perikanan mempunyai potensi dalam mewujudkan salah satu tujuan pembangunan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum. Pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan harus dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.Salah satu subsektor bidang perikanan yang mempunyai angka subsektor bidang perikanan yang mempunyai angka peyumbang devisa untuk peningkatan perekonomian adalah perikanan budidaya. Dimana lahan merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan perikanan budidaya.Metode yang digunakan untuk analisis kesesuaian lahan budidaya perikan adalah melalui Sistem Informasi Geografis dan skoring.Berdasarkan penelitian ini, Luas kesesuaian lahan perikanan budidaya di DIY adalah Kolam permanen 18.049,73 hektar; tambak biocrete 1.169,51 hektar; dan kolam mina padi 12.578,29 hektar.
KAJIAN MODEL MANAJEMEN LABORATORIUM LINGKUNGAN SEBAGAI UPAYA MENUJU GREEN CAMPUS R, Lintang Maulana; Yuniarti, Sri; Adisiswanto, Kasiat
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 19, No 2 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.025 KB) | DOI: 10.37412/jrl.v2i2.1

Abstract

Laboratorium Kampus AKATIRTA merupakan laboratorium yang memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung proses belajar, pada laboratorium AKATIRTA perlu adanya audit tentang pengelolaan limbah yang berdasarkan standar KAN-G-15 selain itu adanya audit ini akan memunculkan rekomendasi dari hasil evaluasi tentang sistem pengelolaan limbah laboratorium agar sesuai dengan standar.Kajian lingkungan ini dilakukan di laboratorium kampus AKATIRTA dengan melakukan evaluasi dan pemberian rekomendasi model yang sesuai dengan standar KAN-G15. Didalam pengkajian tersebut dibutuhkan data primer dan sekunder diantaranya wawancara dan observasi langsung ke lapangan setelah data didapatkan setelah itu dilakukan pengkajian serta evaluasi dan pemberian model pengelolaan limbah dan struktur organisasi sesuai dengan standar KAN-G15Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan mengisi form penilaian yang mengacu pada Pedoman Teknis Untuk Pengelolaan Limbah Laboratorium yaitu berdasarkan standar kriteria penilaian (KAN-G15). Aspek yang dikaji berdasarkan standar (KAN-G15) yaitu pengelolaan limbah laboratorium meliputi limbah bahan kimia kadaluwarsa, limbah analisa laboratorium, limbah sisa sampel dan limbah cucian alat. Masing-masing item yang ditanyakan mendapatkan jawaban yang sudah melakukan, hanya sebagian melakukan atau belum sekali dilakukan sama sekali hal sebut dikarenakan pergantian kepengurusan baru atau pergantian manajemen laboratorium yang baru sehingga kekurang tahuan data - data apa saja baik yang sudah ada atau dilakukan maupun data yang belum ada atau belum dilakukan. Untuk pengelolaan limbah sendiri selama ini belum dilakukan pengelolaan, selama ini limbah yang dihasilkan baik dalam kegiatan praktikum atau lainnya dibuang langsung ke dalam wastafle tanpa adanya unit pengelolaan sendiri ataupun prosedur pengelolaan. Untuk struktur organisasi laboratorium sendiri di laboratorium kampus AKATIRTA belum memilikinya, struktur organisasi itu sendiri hanya ada struktur organisasi kampus saja.
PEMBUATAN PLASTIK BIODEGRADABLE NATA DE CASSAVA SEBAGAI BAHAN EDIBLE FILM RAMAH LINGKUNGAN Bernanetha, Prilly; Nasirudin, Nasirudin; Prihandoko, Diananto
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 18, No 1 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.67 KB) | DOI: 10.37412/jrl.v18i1.17

Abstract

Limbah cair tapioka berasal dari air perasan singkong.Limbah ini seringkali hanya dibuang dan tidak dimanfaatkan oleh masyarakat.Penggunaan limbah cair tapioka ini dimanfaatkan sebagai alternatif untuk pembuatan bioplastik yang berasal dari nata de cassava.Penggunaan pemlastis yaitu sorbitol menjadikan perbandingan dan pengaruh terhadap pembuatan bioplastik.Dari segi pemanfaatan hal ini merupakan hal positif yang dapat dijadikan alternatif bagi masyarakat untuk lebih memanfaatkan limbah cair tapioca.Telah dibuat bioplastik dengan bahan dasar yaitu nata de cassava serta pemlastisnya yaitu sorbitol.Nata de cassava terlebih dahulu di fermentasi kemudian di proses dengan penambahan asam asetat, ZA dan gula pasir. Kemudian didiamkan selama 7 hari hingga masa panen tiba. Lalu pembuatan bioplastik bisa dilakukan setelah panen, dengan melakukan pemotongan, kemudian diblender dan disaring hingga mendapatkan bubur nya, setelah itu dilakukan penimbangan dengan variasi bubur nata de cassava 85 gram, 90 gram dan 100 gram. Penambahan sorbitol sebanyak 2%, 4% dan 6% dari bubur nata.Hasil pengujian menunjukan bahwa kuat tarik yang dihasilkan oleh bioplastik dengan variasi 85 gram bubur bioselulosa dan penambahan sorbitol 2% yaitu sebesar 7.123 MPa, untuk 4% sebesar 7.169 MPa, dan 6% 8.19 MPa. Untuk pemanjangan yang dihasilkan masing-masing sebesar 21.78 %, 41.87% dan 39.21%. Pada berat nata 90 gram didapatkan hasil kuat tarik dengan penambahan sorbitol 2% sebesar 7,31 MPa, 4% sebesar 19.50 MPa dan 6% sebesar 35,03 MPa. Dan pada 100 gram nata bioplastik dengan konsentrasi sorbitol sebesar 2%, 4% dan 6% hasil rata-rata utk tiga ulangannya adalah 11.19 MPa, 11.84 MPa dan 20.59 MPa. Kemudian unttuk pemanjangan (elongation) dengan sorbitol 47.47 %, 52.37% dan 19.48%. dan untuk berat nata 100 gram dengan penambahan sorbitol masing masing 2%, 4% dan 6% didapatkan hasil kuat tarik sebesar 11.19 MPa, 11.84 MPa, dan 20.59 MPa. Nilai pemanjangan atau elongasi pada 2% sorbitol 13.13%, pada 4% sorbitol sebesar 21.90% dan untuk 6% sorbitol adalah 17.47%.
STUDI KARAKTERISTIKPROSES PIROLISIS DAN ARANG DARI BRIKET SERBUK KAYU DENGAN VARIASI LAJU PEMANASAN MENGGUNAKAN METODE PIROLISIS SINGLE ROCKET STOVE Ayuningtyas, Endah; Aridito, M.Noviansyah
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 19, No 1 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.132 KB) | DOI: 10.37412/jrl.v19i1.12

Abstract

Limbah serbuk kayu memiliki posisi strategis yakni untuk mengurangi volume limbah biomassa dan menjadi sumber energi baru terbarukan. Hal ini membuat permintaan terhadap briket arang serbuk kayu cukup baik di pasar global. Namun, kendala produksi dari briket kayu yakni pada proses produksi yang relatif lama dengan oven lebih dari 8 jam, menghasilkan asap dan abu sehingga terkadang menghasilkan reject dan gangguan lingkungan. Teknologi pirolisis dengan metode Single Retort Rocket Stove menjadi salah satu solusinya dimana memiliki desain pemanasan di bagian tengah sehingga lebih merata dari bawah ke atas dan lebih cepat dengan memanfaatkan kembali gas pirolisisnya sebagai bahan bakar sehingga dapat mereduksi polusi asap dan efisiensi energi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik proses dan produk dari pirolisis briket serbuk kayu dengan Single Retort Rocket Stove dimana dilakukan variasi laju pemanasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pirolisis menggunakan Retort Pirolisis Rocket Stove dapat mempirolisis briket arang limbah serbuk kayu dengan menghasilkan gas pirolisis mempan bakar yang dapat digunakan untuk pemanasan tanpa menghasilkan abu. Proses berlangsung selama 90 menit dan menghasilkan gas pirolisis mempan bakar paling cepat pada menit ke-10 dengan laju pemanasan paling tinggi (15 ⁰C/m).Karakteristik produk berupa briket arang menunjukkan nilai kalor antara 6913,58- 7039,83 kkal/kg; kadar karbon terikat antara 80,33 - 80,89 %, Kadar air antara 6,59 - 7,02% , kadar zat terbang antara 11,92-12,54% dan kadar abu 6,20-6,27%. Terdapat kecenderungan pada pengaruh laju pemanasan pada proses dan produk dimana laju panas yang tinggi cenderung menghasilkan gas pirolisis yang lebih cepat dan briket arang serbuk kayu dengan nilai kalor, kadar karbon, kadar abu dan kadar air yang lebih rendah.Keseluruhan sampel memenuhi standar briket arang Jepang, Amerika dan Inggris untuk nilai kalor, kadar karbon terikat, kadar zat terbang namun belum memenuhi untuk kadar abu dan kadar air.
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS JEJAK KARBON (CARBON FOOTPRINT ) DARI PENGGUNAAN LISTRIK DI INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA Kusuma Admaja, Wikan; Nasirudin, Nasirudin; Sriwinarno, Handayani
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 18, No 2 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.347 KB) | DOI: 10.37412/jrl.v18i2.28

Abstract

Pemanasan global atau Global Warming adalah fenomenameningkatnya temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect). Saat ini diperkirakan konsentrasi karbondioksida adalah yang paling dominan di atmosfer. Nilai emisi karbon yang dihasilkan oleh suatu organisasi, peristiwa, produk, dan aktivitas manusia disebut sebagai jejak karbon. Jejak karbon adalah suatu ukuran dari aktivitas manusia yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan oleh manusia, maka semakin tinggi nilai emisi yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan terjadinya hubungan antara aktivitas manusia dengan kualitas udara di atmosfer. Salah satu kontribusi pertama bagi suatu institusi untuk melakukan mitigasi pemanasan global adalah dengan menilai emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari kegiatan sendiri baik emisi langsung maupun tidak langsung. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui berapa besar emisi CO₂ yang dihasilkan dari penggunaan listrik Institut Teknologi Yogyakarta, mengetahui sebaran jejak karbon dari tiap – tiap penggunaan alat elektronik di Institut Teknologi Yogyakarta, mengetahui berapa besar penurunan emisi CO₂ yang dapat direduksi dari penghematan penggunaan listrik di Institut Teknologi Yogyakarta.   Metode yang dilakukan pada penelitian kali ini adalah kuantitatif. Metode kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Metode ini bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Institut Teknologi Yogyakarta menghasilkan jejak karbon (Carbon Footprint) dari penggunaan listrik sebesar 6951,589 KgCO₂/bulan. Jadi setiap tahunnya Institut Teknologi Yogyakarta rata-rata menghasilkan jejak karbon (Carbon Footprint) sebesar 83419,07 KgCO₂/tahun. Jejak karbon tertinggi dari penggunaan listrik ada pada ruang B sebesar 53,652 KgCO₂. Untuk mengurangi jejak karbon, dapat dilakukan dengan cara Mematikan alat elektronik di waktu jam istirahat. Mematikan alat elektronik jika tidak dipakai. Menggunakan AC hanya pada waktu jam pelajaran saja.

Page 3 of 16 | Total Record : 158