cover
Contact Name
Khurin In Wahyuni
Contact Email
lppm.stikesrsam@gmail.com
Phone
+628563002065
Journal Mail Official
jpham.stikesrsam@gmail.com
Editorial Address
Jl By Pass KM 33 Krian Sidoarjo
Location
Kab. sidoarjo,
Jawa timur
INDONESIA
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika
ISSN : 26548364     EISSN : 26847361     DOI : 10.36932/jpcam
Core Subject : Health,
Journal of Pharmaceutical care Anwar Medika (J-PhAM) mainly focuses on a current topic in Pharmaceutical Sciences are also considered for publication by the Journal. Discussions on a topic in Pharmaceutical Sciences, detailed scopes of articles accepted for submission to J-PhAM are: 1. Pharmaceutics & Biopharmaceutics. 2. Pharmaceutical Chemistry. 3. Biological Pharmacy 4. Clinical Pharmacy 5. Community Pharmacy
Articles 60 Documents
EFFECT OF CITICHOLINE CO-ADMINISTRATION WITH ANTIPLATELET IN HOSPITALIZED STROKE ISCHEMIC PATIENTS Rochmawati, Ike Dhiah; Saputra, Dosy Mulia; Rahmawati, Rosy
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 2 No 2 (2020): Volume 2, Nomor 2, Juni 2020
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.259 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v2i2.31

Abstract

Ischaemic stroke is a disease caused by the formation of thrombus or emboli in the cerebral artery. One of the most important medicines which analysed in several studies is Citicholine. The purpose of this study was to look at the effect of adding Citicholine with antiplatelets in Ischemic Stroke patients. The design used was an observational study with a retrospective approach. Patient demographics were analyzed descriptively. From the results of the study found 100 patients used as research samples. Based on the patient's characteristics, the greatest percentage was obtained in female patients, aged> 55 years and with accompanying hypertension, diabetes mellitus. After statistical analysis, there was no difference between the length of stay of patients in different age groups. Citicholine has been shown to provide better outcomes, by looking at the outcomes of patients who are totally cured compared with patients who are partially cured, statistically significant.
Hubungan Kebersihan Personal Dengan Infeksi Cacing Soil Transmitted Helminth (STH) Pada Feses Anak SDN 1 Kedamean Kabupaten Gresik Farida, Elis Anita; Salim, Siti Zainab; Masyithoh, Meilina Dewi; Charisma, Acivrida Mega; Wahyuni, Khurin In
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 2 No 1 (2019): Volume 2, Nomor 1, Desember 2019
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.34 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v2i1.15

Abstract

Infeksi cacing merupakan penyakit endemik kronik yang di akibatkan satu atau lebih cacing yang masuk kedalam tubuh manusia, dengan prevalensi tinggi terdapat pada anak-anak. Infeksi cacing yang menjadi masalah utama adalah kelompok Soil Transmitted Helminths (STH) diantaranya Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa SDN 1 Kedamean terinfeksi telur cacing Soil Transmitted Helminth (STH) dan untuk mengetahui adanya hubungan personal kebersihan dengan prevalensi kecacingan pada feses anak SDN 1 Kedamean. Penelitian ini menggunakan teknik Random Sampling yaitu semua siswa kelas 3 SD sampai kelas 5 SD yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Banyaknya sampel penelitian ini adalah 30 sampel yang diambil dari kelas 3, 4, dan 5 dan dianalisis menggunakan Statistika fisher exact. Pada penelitian ini diperoleh 5 siswa yang terinfeksi telur cacing Soil Transmitted Helminth (STH) yang ditemukan yaitu telur cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan Hookworm. Yang terinfeksi Soil Transmitted Helminth (STH) lebih banyak menginfeksi laki-laki (10%) sedangkan pada anak perempuan (6,7%). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara infeksi cacing dengan kebersihan personal siswa SDN 1 Kedamean.
Pengaruh Ekstrak Daun Ngokilo (Stachytarpheta Mutabilis, Vahl) Terhadap Penyakit Diabetes Mellitus Kustini, Kustini; Susila, Ida
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 1 No 2 (2019): Volume 1, Nomor 2, Juni 2019
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.97 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v1i2.10

Abstract

Diabetes adalah suatu penyakit, dimana tubuh penderitanya tidak bisa mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya. Penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh yang tak mampu menggunakan insuin secara efektif, sehingga terjadi kelebihan gula di dalam darah. Kelebihan gula yang kronis di dalam darah (hiperglikemia) menjadi racun bagi tubuh.Tanaman ngokilo dipercaya mampu mengobati penyakit diabetes militus. Penelitian terdahulu menjelaskan bahwa ekstrak daun keji beling dapat menurunkan kadar glukosa darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Potensi Ekstrak Etanol Daun Ngokilo (Stachytarpheta mutabilis, Vahl ) sebagai Penurun Kadar Glukosa Darah pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). Pengujian dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan mencit (Rattus norvegicus) jantan strain Swiss Webster usia 2-3 bulan dengan barat badan 30-40 gram sebagai hewan uji. Penelitian ini menggunakan empat perbandingan dosis ekstrak daun ngokilo yakni 1:10:30:50 dan kontrol menggunakan aguadest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun ngokilo mempunyai nilai F Hitung 27.907 > F Tabel 2.60. Hal ini menunjukkan bahwa variable bebas (perbedaan konsentrasi ekstrak etanol daun ngokilo) terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (kadar gula darah). Artinya ekstrak daun ngokilo mempunyai efektivitas dalam menurunkan kadar gula darah mencit.
Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Sirup Anti Alergi Dengan Bahan Aktif Chlorpheniramin Maleat (CTM) Fickri, Djelang Zainuddin
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 1 No 1 (2018): Volume 1, Nomor 1, Desember 2018
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.354 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v1i1.5

Abstract

Sediaan Sirup merupakan sediaan cair yang berupa larutan yang ditandai dengan rasa manis dengan kandungan sakrosa tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66,0%. Pada penelitian formulasi ini digunakan bahan aktif Chlorpheniramin (CTM) yang merupakan zat yang berwarna putih, tidak berbau, rasa pahit yang mudah larut dalam air,etanol dan kloroform dan stabil pada ph 4-5. Bahan ini dapat digunakan dalam sediaan sirup, tablet kaplet, injeksi vial. Pada penelitian ini CTM digunakan dalam sediaan sirup 60 ml untuk usia 6-12 tahun, dan berkhasiat untuk meredakan gejala alergi. CTM ini akan diformulasikan menjadi bentuk sediaan sirup karena CTM mudah larut dalam air dan sirup sangat disukai untuk anak – anak karena dalam sediaan sirup terdapat sukrosa yang dapat digunakan untuk menutupi rasa pahit dari bahan obat tersebut selain itu sirup lebih mudah ditelan dibandingkan dengan bentuk sediaan padat seperti tablet atau kapsul, sehingga lebih cocok untuk pemberian pada bayi, anak-anak, dan usia lanjut yang susah menelan obat dalam bentuk kapsul atau tablet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi sirup dari bahan aktif chlorpheniraminmaleat (CTM) dan untuk mengetahui evaluasi yang dilakukan pada sediaan sirup chlorpheniraminmaleat. Penelitian ini dapat dimulai dengan memformulasikan bahan aktif chlorpheniraminmaleat (CTM) dengan bahan tambahan seperti pemanis, pengawet, buffer, antioksidan, perasa, pewarna, pelarut dan dapar kemudian menentukan kadar sesuai dengan literature kemudian akan di uji skala lab dan skala pilot, selanjutnya akan dilakukan peracikan bahan-bahan tersebut sesuai dengan perhitungan penimbangan yang dilakukan pada laboratorium sediaan liquida stikes rs.anwarmedika dan diakhiri dengan pengujian stabilitas fisik terhadap kualitas sirup CTM, yang meliputi uji organoleptis, pH, BJ, viskositas, kadar bahan aktif dan pengujian mikroba. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sirup berwarna kuning jernih beraroma jeruk dengan rasa jeruk stabil pada ph 4,5 dan terdapat perbedaan antara setelah pembuatan dengan pengujian 1 minggu setelah pembuatan. Pada pengujian setelah pembuatan viskositas sirup bermula 1,811 cps menjadi 1,89 cps, pada uji mikrobiologi bermula tidak ada jamur menjadi terdapat jamur, pada uji kejernihan bermula jernih menjadi keruh hal tersebut terjadi karena kurangnya zat pengawet yang digunakan pada sediaan sirup.
Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Etanol pada Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanol 50,70 dan 96% Sargassum polycystum dari Madura Riwanti, Pramudita; Izazih, Farizah; Amaliyah, Amaliyah
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 2 No 2 (2020): Volume 2, Nomor 2, Juni 2020
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.432 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v2i2.1

Abstract

Sargassum polycystum merupakan jenis rumput laut coklat yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan karena mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktivitas sebagai obat. Analisis kadar flavonoid total dalam Sargassum polycystum perlu dilakukan untuk menjamin kualitas serta keamanan suatu bahan obat. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perolehan kadar flavonoid total adalah konsentrasi pelarut sehingga dalam penelitian ini digunakan pelarut etanol 50%, 70% dan 96% yang bertujuan untuk mengetahui konsentrasi pelarut etanol yang paling optimal dalam mendapatkan kadar flavonoid total Sargassum polycystum menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis dengan pembanding kuersetin. Metode tersebut perlu di validasi yang terdiri dari selektivitas, linearitas, presisi dan akurasi. Hasil selektivitas didapatkan λmaks yaitu 435,50 nm. Hasil linearitas diperoleh persamaan y=0,0763x-0,0790 dengan nilai r= 0,9936. Hasil presisi diperoleh % RSD yaitu 0,998% dan hasil % Recovery ekstrak etanol 50% adalah 100,4856%; ekstrak etanol 70% adalah 77,2643% dan ekstrak etanol 96% adalah 83,5053%. Kadar flavonoid total yang diperoleh untuk ekstrak etanol 50%, 70% dan 96% berturut-turut adalah 0,0539%b/b, 01300%b/b dan 0,1180%b/b sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar flavonoid total tertinggi terdapat pada ekstrak etanol 70%. Berdasarkan uji Kruskall Wallis diperoleh nilai signifikansi 0,027 (P<0,05) artinya terdapat pengaruh konsentrasi pelarut etanol terhadap kadar flavonoid total yang diperoleh.
Uji Aktifitas Antikoagulan Ekstrak Alkaloid Total Daun Alpukat (Persea americana Mill) Secara In Vitro Rohmah, Martina Kurnia; Fickri, Djelang Zainuddin; Damasari, Karina Putri; Azis, Rosidi; Wahyuni, Khurin In
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 2 No 1 (2019): Volume 2, Nomor 1, Desember 2019
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.903 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v2i1.16

Abstract

Sistem hemostasis yang tidak seimbang akan menyebabkan kelainan patologis. Kelainan patologis yang dapat terjadi yaitu perdarahan spontan karena darah tidak dapat membeku, atau terbentuknya trombus jika koagulasi berlebihan. Salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi kelainan tersebut adalah penggunaan obat antikoagulan. Alkaloid diketahui memiliki aktivitasabtikoagulan dengan menghambat jalur koagulasi secara ekstrinsik dan intrinsik melalui penghambatan produksi Fxa, trombin dan menghambat TNF-λ yang diinduksi oleh PAI-1. Daun alpukat memiliki sejumlah kandungan alkaloid yang belum banyak diketahui efek farmakologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan alkaloid total ekstrak Daun Alpukat (Persea americana Mill) sebagai antikoagulan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian experimental control study dengan menggunakan kontrol positif (darah + heparin) dan kontrol negatif (darah + etanol). Alkaloid yang telah dipisahkan dari ekstrak etanol daun alpukat dibuat larutan dengan 3 varian kosentrasi yaitu 0,1 mg/ml, 0,5 mg/ml dan 1 mg/ml. Penelitian ini dilakukan dengan cara melihat nilai persen (%) inhibisi koagulasi yang dilihat dari nilai CT dengan metode Lee and White. Hasil analisis statistik dengan SPSS dari penelitian ini menunjukan bahwa data berdistribusi tidak normal (Shapiro Wilk, P < 0,05) dan ada beda dengan kontrol positif dan negatif ( Kruskal Wallis P = 0,009). Dari hasil analisis uji pengaruh menunjukkan bahwa pemberian alkaloid total ekstrak daun alpukat dengan kosentrasi 0,1 mg/ml, 0,5 mg/ml dan 1mg/ml memiliki pengaruh yang signifikan terhadap % inhibisi koagulasi yang ditunjukkan dengan nilai Fhitung = 6,694 (Fhitung > Ftabel) dan P = 0,019 (P < 0,05). Hasil uji korelasi menunjukan bahwa hubungan antar kosentrasi bernilai positif namun hubungan tersebut dalam kategori lemah yang ditunjukan dalam nilai koefisien korelasi 0,145 dan signifikansi sebesar 0,303. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa ekstrak alkaloid total daun alpukat memiliki pengaruh terhadap aktivitas antikoagulan.
Aktivitas Antibakteri Daun Pepaya (Carica Pepaya) Menggunakan Pelarut Etanol Terhadap Bakteri Escherichia Coli Sudarwati, Tri Puji Lestari; Suryandari, Mercyska
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 1 No 2 (2019): Volume 1, Nomor 2, Juni 2019
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36932/jpcam.v1i2.11

Abstract

Isolasi zat aktif dari herba menimbulkan pandangan baru bahwa tiap herba memiliki zat aktif (satu atau lebih). Carica papaya L memiliki zat aktif yang berhasil diisolasi, zat – zat tersebut dapat menggantikan pemakaian herba untuk tujuan pengobatan. Escherichia coli merupakan bakteri yang banyak terdapat di usus besar (colon) manusia dan sebagai flora normal colon, sifat Escherichia coli dapat menyebabkan infeksi primer pada usus besar sehingga menyebabkan penyakit diare. Sampel yang digunakan adalah Daun Pepaya tua berwarna hijau tua yang diperoleh dari UPT Materia Medika Batu. Dicuci bersih kemudian dikeringkan, kemudian dihaluskan dengan cara diblender. Proses ekstraksi menggunakan metode maserasi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan 5 konsentrasi dan kontrol negatif. Metode pengujian antibakteri yang digunakan adalah difusi kertas cakram. Diameter zona hambat pada tiap konsentrasi dianalisis menggunakan statistik menggunakan uji ANOVA. Berdasarkan hasil pengujian dengan melakukan replikasi sebanyak 6 kali pada konsentrasi 20 µ g/mL dengan rata – rata 7,25 mm, 40 µ g/mL dengan rata – rata 7,43 mm, 60µ g/mL dengan rata – rata 7,7 mm, 80 µ g/mL dengan rata – rata 7,8 dan 100 µ g/mL dengan rata – rata 7,9 mm dengan kategori sedang. Dapat dikatakan terdapat pengaruh aktivitas antibakteri pada Daun Pepaya (Carica papaya L) dengan bakteri Escherichia coli maka, semakin tinggi konsentrasi maka daya hambat yang dihasilkan semakin tinggi.
Uji Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Daun Salam (Eugenia Polyantha Wight) Pada Mencit Putih (Mus Musculus) Jantan Galur Balb-C Ambari, Yani
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 1 No 1 (2018): Volume 1, Nomor 1, Desember 2018
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.187 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v1i1.6

Abstract

Daun salam telah digunakan oleh masyarakat sebagai obat antidiare yang berlandaskan pada pengetahuan empiris. Selain itu, dikarenakan penyebaran daun salam cukup banyak di Indonesia dan mudah diperoleh oleh semua kalangan masyarakat menyebabkan daun ini dapat dijadikan salah satu alternatif pengobatan antidiare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antidiare pada ekstrak etanol daun salam (Eugenia polyantha Wight) pada mencit putih jantan (Mus musculus) yang diinduksi dengan minyak jarak, untuk mengetahui perbandingan aktivitas antidiare ekstrak daun salam (Eugenia polyantha Wight) pada beberapa dosis tertentu pada mencit putih jantan (Mus musculus) yang diinduksi dengan minyak jarak serta untuk mengetahui harga ED50 dari ekstrak etanol daun salam (Eugenia polyantha Wight) dengan menggunakan anaisis probit. Jenis penelitian uji aktivitas antidiare ini adalah eksperimental laboratoris. Pada penelitian ini bahan yang digunakan adalah suspensi ekstrak etanol daun salam dengan dosis 100 mg/kgBB; 200 mg/kgBB; 400 mg/kgBB; 800 mg/kgBB dan Loperamide HCl dosis 1.3 mg/kgBB. Loperamide HCl disini berfungsi sebagai pembanding (kontrol positif) sedangkan suspensi ekstrak etanol daun salam dosis 100 mg/kgBB; 200 mg/kgBB; 400 mg/kgBB; 800 mg/kgBB digunakan sebagai kelompok uji. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih jantan Balb-C dengan jumlah 24 ekor, yang dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol positif dan kontrol negatif, kelompok uji I, uji II, uji III dan uji IV. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Bass yang termodifikasi yaitu dengan menggunakan “castor oil–induced diarrhea” atau metode diare yang diinduksi oleh minyak jarak (Olleum Riccini). Perubahan konsistensi feses, frekuensi defekasi dan bobot feses merupakan parameter yang diteliti pada uji aktivitas antidiare. Dari nilai frekuensi defekasi dan bobot feses maka selanjutnya dapat dianalisis dengan One Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% serta uji probit untuk melihat ED50. Berdasarkan hasil dari ketiga parameter tersebut maka dapat dilihat bahwa daun salam memiliki aktivitas antidiare. Aktivitas antidiare terbesar terdapat pada daun salam dengan dosis 800 mg/kgBB karena aktivitas antidiarenya tidak berbeda signifikan dengan kontrol positif (Loperamide HCl).
Pengaruh Perbedaan Metode Ekstraksi Rimpang Kunyit (Curcuma domestica) Terhadap Rendemen dan Skrining Fitokimia Ningsih, Arista Wahyu; Nurrosyidah, Iif Hanifa; Hisbiyah, A'Yunil
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 2 No 2 (2020): Volume 2, Nomor 2, Juni 2020
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.06 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v2i2.27

Abstract

Kunir, kunyit (Curcuma domestica) adalah tanaman yang berada di daerah Asia Tenggara yang digunakan sebagai tanaman rempah dan obat. Tanaman ini kemudian mengalami perseberan ke Indonesia. Kunyit adalah tanaman obat yang memiliki peluang untuk dieksplorasi dalam pemanfaatannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui ada perbedaan metode ekstraksi maserasi dan remaserasi memiliki pengaruh terhadap % rendemen ekstrak dan skrining fitokimianya. Hasil rendemen paling tinggi adalah rendemen dengan menggunakan metode ekstraksi remaserasi sebesar 23.3% sedangkan ekstraksi menggunakan maserasi menghasilkan rendemen ekstrak sebesar 22%. Hasil uji penapisan fitokimia terhadap ekstrak rimpang kunyit dengan teknik remaserasi dan maserasi keduanya sama-sama mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, polifenol, antrakuinon, triterpenoid dan steroid. Hasil dari analisis kualitatif dengan metode penapisan fitokimia menunjukkan bahwa metode ekstaraksi maserasi dan remaserasi tidak mempengaruhi kandungan senyawa kimia dalam tumbuhan tetapi mempengaruhi % rendemen ekstrak yang dihasilkan. Kata kunci : Rendemen, maserasi, remaserasi
Uji Aktivitas Antibakteri Kombucha Rosela (Hibiscus Sabdariffa L.) Terhadap Bakteri Escherichia Coli dan Staphylococcus Aureus Chofidah, Adinda Ismu; Danu, M. Dwi; Rosyidah, Iif H.
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 2 No 1 (2019): Volume 2, Nomor 1, Desember 2019
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.209 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v2i1.17

Abstract

Rosela merupakan salah satu tanaman obat keluarga yang sering digunakan sebagai obat tradisional untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Rosela memiliki potensi untuk dijadikan minuman teh kombucha. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antibakteri kombucha rosela (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Kombucha rosela dibuat dengan cara memfermentasikan ekstrak rosela, starter dan gula selama 7 hari dengan variasi konsentrasi ekstrak 20, 30 dan 40 gram. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas antibakteri dengan metode disk diffusion (tes Kirby & Bauer) . Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa kombucha rosela pada konsentrasi 20, 30 dan 40 gram dapat menghambat dan membunuh bakteri dengan baik, namun paling optimum menghambat bakteri adalah kombucha dengan konsentrasi rosela 40 gram menghasilkan zona hambat 6,5 mm terhadap bakteri E.coli yang dikategorikan dengan daya aktivitas antibakteri sedang. Sedangkan kombuca rosella memiliki daya hambat kurang dari 5 mm (daya hambat lemah) terhadap bakteri S.aureus.