cover
Contact Name
MOH. FADLI
Contact Email
mohammadfadli.10@gmail.com
Phone
+6282332287943
Journal Mail Official
jurnalterateksstaim@gmail.com
Editorial Address
JL. PESANTREN NO. 11 TARATE PANDIAN SUMENEP
Location
Kab. sumenep,
Jawa timur
INDONESIA
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS
ISSN : 25414607     EISSN : 25983989     DOI : -
Core Subject : Economy, Education,
Jurnal Islam Terateks yang berfokus pada Ilmu keislaman berisi kajian-kajian keislaman yang meliputi pendidikan Islam, syariah, pemikiran Islam, ekonomi, dan kajian Islam lainnya. Sebagai tempat perantara dalam penulisan karya ilmiah dari peneliti, akademisi, praktisi, mahasiswa, dan dosen. Sebagai tempat perantara dalam penulisan karya ilmiah dari peneliti, akademisi, praktisi, mahasiswa, dan dosen.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 148 Documents
Kekerasan Atas Nama Agama dalam Perspektif Islam dan Konstitusi Negara Moh Zeinudin
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 1 No 1 (2016): OKTOBER
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.603 KB)

Abstract

Peristiwa kekerasan atas nama agama kerap terjadi di berbagaidaerah di Indonesia. Kenyataan ini sungguh ironis terjadi, pada saat bangsaini telah berkometmen menggulirkan reformasi di segala bidang demi mewujudkankehidupan yang demokratis dan berkeadilan. Betapapun perangkathukum sudah disiapkan untuk mencapai tujuan reformasi, namun dalamkenyataannya keberagamaan yang eksklusif telah memunculkan ektrimismedan anarkisme beragama. Penghakiman yang dilakukan kelompok agamatertentu terhadap kelompok agama lain yang tidak sepaham dan se-alirankerap terjadi dimana-mana. Dalam situasi yang demikian, konstitusi negaradan peran pemerintah sebagai birokrasi negara kembali dipertanyakan keberadaannya.Bertitiktolak dari uraian diatas, maka muncul kritik-kritik ilmiah yangtajam terhadap doktrin agama yang diduga sebagai sumbu utama lahirnyakekerasan atas nama agama. Disamping itu, dialog antar iman dan antarmazhab (aliran) agama dianggap sebagai sebuah keniscayaan yang harus(terus) dilakukan untuk mewujudkan perdamaian, kerukunan hidup beragama,keadilan, dan kebebasan beragama dan berkeyakinan berdasarkankonstitusi yang berlaku di Indonesia.
Dimensi Epistemologi Tradisi Pemikiran Pendidikan Islam Mohammad Sholeh
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 1 No 1 (2016): OKTOBER
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.097 KB)

Abstract

Epistemologi dalam tradisi pemikiran pendidikan Islam pentingsekali untuk didalami guna melacak secara filosofis bagaimana cara memperolehpengetahuan, hakikat pengetahuan, dan sumber pengetahuan.Terdapattiga tipikal epistemologi dalam tradisi Islam, yaitu: bayani, ‘irfani, danburhani. Ketiganya terkadang disebut trilogi epistemologi Islam, yang kemudianmelahirkan berbagai hasil pemikiran dari para cedekiawan Muslim. Pemikiranpendidikan Islam memiliki ciri islami, yang dengan cara khas, iamembedakan dirinya dengan model pemikiran pendidikan lainnya. Metodeyang dipakai dengan cara: deduksi, induksi konsultasi, sehingga ditemukanteori yang kemudian didaftarkan ke dalam khazanah ilmu pendidikan Islam.
Hukum Islam dan Budaya Lokal Dainori Dainori
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 1 No 1 (2016): OKTOBER
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.438 KB)

Abstract

Secara teoritis bahwa urutan sumber hukum Islam adalah al-Qur’andan Sunnah yang merupakan dua sumber pokok (masadir) hukum Islam.Hasil pemikiran dan pendapat para ulama kemudian menjadi sumberhukum berikutnya. Pendapat yang disepakati semua ulama (ijmak)tentu lebih tinggi nilai dan kemungkinan benarnya hingga menjadi sumberketiga. Sedangkan yang bersifat metode khusus yang menganalogikanapa yang terdapat dalam nash dengan masalah yang tidak tercantumdalam nash tetapi memiliki krakteristik yang sama (al-qiyas) menjadisumber keempat.
Paradigma Pendekatan Ilmu Sosial-Humaniora dalam Kewarganegaraan dan Keberagamaan Mukhlishi Mukhlishi
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 1 No 1 (2016): OKTOBER
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.408 KB)

Abstract

One of the hotbeds flowering of law is the problem of social life and contemporary issues. To open the horizons of academics and practitioners need to be confronted with the problem of social life and contemporary issues. They dituntutberfikir hard to assess, understand, look for the solution of social problems in your life. What is the meaning of a person’s faith if it is not susceptible to a question of life and the nation’s neighbors. Yet according to the true religion there is a very strong linkage which can not be disconnected between spiritual intelligence with social intelligence. To understand the teachings of the first through the text, because the text are the symbols and values, and then needed a contextual understanding, and komperhensip because the law there are born and live in a vacuum. In addition, people who practice have never been aware of a law without knowing their mashlahah behind. Contextual understanding to be assessed holistically, through the paradigm of social-humanities with an effort to combine form Multiperspective paradigms and theories of contemporary scientific and attention to the elements of the legal, philosophical, the psychological, sociological, cultural and anthropological. Such an approach is necessary and should be appreciated by academics.
Tradisi Sharah dan Hashiyah dalam Fiqih dan Masalah Stagnasi Pemikiran Hukum Islam Dainori Dainori
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 2 No 1 (2017): APRIL
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.405 KB)

Abstract

Kalau kita mencoba mengkontekkan antara nash (teks suci) dan al-Waqi’ (kenyataan) maka prasarat yang harus dipahami adalah bahwa keduanya merupakan dua wilayah yang jika dapat dikawinkan maka akan memunculkan pemahaman yang komprehensip. Corak dalam membaca teks menurut asy-Syatibi ada tiga yaitu qira<’ah salafiyyah, qira<’ah ta’wiliyyah, dan qira<’ah maqash{idiyyah. Sementara dalam wilayah al-Waqi’ ada beberapa disiplin ilmu yang digunakan dalam memahami fenomena-fenomena sosial, politik dan sebagainya misalnya sosiologi, antropologi, dan seterusnya. Dengan demikian idealnya adalah ketika melakukan pembacaan teks kemudian dikontekkan pada fenomena sosial seharusnya tidak boleh meninggalkan disiplin ilmu yang ada pada wilayah al-Waqi’. Jika tidak maka pemahaman atas teks tersebut akan out of date, sehingga tidak aplicable. Oleh karenanya ijtihad harus selalu digelorakan dan pintu ijtihad tidak pernah ditutup. Dalam kontek menggelorakan ijtiha<d, Ilmu ushul Fiqh merupakan perangkat metodologi baku yang telah dibuktikan perannya oleh para pemikir Islam semisal Imam mazhab dalam menggali hukum Islam, dan dalam bidang yang lain, dari sumber aslinya (al-qur’an dan as-Sunnah). Namun dewasa ini fiqh Islam dianggap mandul karena peran kerangka teoritik ilmu ushul fiqh dirasa kurang relevan lagi untuk menjawab problem kontemporer. Oleh karenanya, kiranya cukup alasan jika muncul banyak tawaran metodologi baru dari para pakar Islam kontemporer dalam usaha menggali hukum Islam dari sumber aslinya untuk disesuaikan dengan dinamika kemajuan zaman. Kenyataan ini tidak bisa ditolak karena fenomena keangkuhan modernitas dan industrialisasi global telah menghegemoni seluruh lini kehidupan anak manusia sehingga memicu dinamika pemikiran Islam kontemporer dengan segala perangkat-perangkatnya termasuk metodologi ushul fiqih (qawa<id ush{u<liyah) dan metodologi pemahaman fiqih (qawa<id al-Fiqhiyyahi). Hal ini merupakan pekerjaan besar yang harus dilakukan dalam rangka membangun cita diri Islam (self image of Islam) di tengah kehidupan modern yang senantiasa berubah dan berkembang. Di Indonesia pada dasawarsa terakhir telah muncul perkembangan pemikiran hukum Islam yang disesuaikan dengan kondisi riil kehidupan di Indonesia. Hal ini dilatarbelakangi oleh kesadaran bahwa fiqh klasik dengan perangkat metodologinya sudah tidak mampu menjawab persoalan-persoalan kontemporer. Oleh karenanya, upaya rekonstruksi bangunan teori bermazhab secara manhajiy yang telah didefinisikan di atas adalah sebuah keniscayaan. Usaha itu dilakukan dalam rangka pengembangan pemikiran metodologis menuju –meminjam istilah Qodri Azizi- “ijtihad saintifik modern” dengan metode “manhajiy eklektis” atau “manhajiy plus saintifik”, sebagai implementasi al-Muhafad{zoh ‘ala< al-Qadim al-Sh{aleh wa al-Akhd{zu bi al-Jadi>d al-As}lah. Dalam implementasinya, pengawinan dua metodologi tersebut menurut hemat saya harus memenuhi prasyarat utama yaitu menjadikan al-maslahah al-‘ammah (kepatutan umum) sebagai pertimbangan penentu dalam menggali sebuah hukum pada tiga ranah utamanya yaitu dharuriyat (kebutuhan mendesak), hajiyat (kebutuhan normal), dan tahsiniyat (kebutuhan komplementer). Mengapa, karena menurut Abdul Wahab Khallaf, pada hakikatnya hukum Islam selalu dibangun atas dasar mewujudkan maslahah. Sementara untuk menilai ada atau tidaknya mas{lahah pada suatu perbuatan hukum harus selalu memperhatikan kondisi riil. Pada titik inilah kontekstualisasi teks-teks agama menjadi kebutuhan.
Menyoal Sosiologi (Reposisi Ilmu dalam Islam) Zainul Huda
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 2 No 1 (2017): APRIL
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.952 KB)

Abstract

Salah satu penyebab kelemahan sumber daya manusia Islam berakar pada cara pandang mereka terhadap ilmu. Terdapat kelompok-kelompok ilmu yang dipandang kurang penting, bahkan pada tataran ekstrim dianggapnya sebagai ilmu ‘kafir’ hanya karena berasal dari dunia Barat, bukan dari dunia Islam dengan stempel merek asli Arab Saudi. Pandangan semacam ini mempunyai dampak luas, baik secara pribadi maupun umat Islam pada umumnya. Hal ini menyebabkan umat Islam lemah di bidang ilmu. Tulisan ini hendak ‘meluruskan’ pandangan, atau paling tidak semacam menyumbangkan opini agar memikirkan ulang pandangan soal ilmu menurut Islam. Islam di sini digunakan sebagai tolok ukur dalam mendudukkan persoalan ilmu ke dalam wadah dan takaran yang semestinya. Digunakannya Islam sebagai kaca mata dikarenakan pemilik pandangan kurang proporsional ini adalah umat Islam. Dengan begitu akan terlihat nantinya bagaimana Islam memandang dan memposisikan ‘makhluk’ yang bernama ilmu.
Tafsir Ilmiah Salman ITB (Telaah Kritis Perspektif Ulum al-Qur’an) Abdul Basid
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 2 No 1 (2017): APRIL
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.094 KB)

Abstract

Tafsir merupakan salah satu proses penguraian dan pengungkapan makna al-Qur’an. Salah satu manusia yang mendapatkan otoritas langsung untuk menafsirkan al-Qur’an adalah Muhammad Saw, namun setelah beliau meninggal diganti oleh para sahabat dan diteruskan oleh para tabi’ien serta para ulama’-ulama maupun klasik, pertengahan, bahkan modern sehingga banyak kitab-kitab hasil karya mereka sampai saat ini. Di antara karya para tokoh-tokoh kontemporer yang baru-beru ini adalah Tafsir Salman ITB. tafsir ini merupakan satu karya tafsir yang menggunakan pendekatan scientific. Karya ini juga tidak bisa dikategorikan sebagai tafsir jika tidak sesuai dengan standart epistemologi tafsir yang dikenal dengan Ulum al-Qur’an, baik dari aspek metodologi, asbab al-nuzul, ungkapan kebahasaan, dan lain-lain.
Tinjauan Maqasid Al Syariah Perspektif Jasser Audah Mukhlishi Mukhlishi
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 2 No 1 (2017): APRIL
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.331 KB)

Abstract

Esesensi Maqashid as-Syari’ah adalah mencapai, menjamin, dan melestarikan kemaslahantan bagi umat manusia, khususnya umat Islam. Untuk itu, dicanangkanlah tiga sekala prioritas yang berbeda tetapi saling melengkapi yaitu; adh-Dharuriyyat, al-Hajiyyat, dan at-Tahsinat. Adh-Dharuriyyat tujuan-tujuan primer didefinisakan sebagai tujuan yang harus ada, yang ketiadaannya akan berakibat menghancurkan kehidupan secara total. Ada lima kepentingan yang harus dilindungi; agama, jiwa, akal, harta, dan keturunan. Untuk menyelamatkan agama, Islam mewajibkan ibadah, sekaligus melarang hal-hal yang merusaknya. Untuk menyelamatkan jiwa, Islam mewajibkan umat manusia untuk makan sesuai dengan kebutuhan. Untuk menyelamatkan akal, Islam mewajibkan antara lain pendidikan sekaligus melarang hal-hal yang merusak akal seperti minuman keras. Untuk menyelamatkan harta, Islam mewajibkan antara lain hukum-hukum mu’amalah sekaligus melarang langkah-langkah yang akan merusaknya seperti pencurian dan perampokan. Untuk menyelamatkan keturunan, Islam mengatur pernikahan dan melarang pernikahan.
Metode Cerita dalam Pendidikan Islam Siswa Kelas III MI Nurul Iman Lenteng Ach. Puniman; R. Firman Nurbudi Prijambodo
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 2 No 1 (2017): APRIL
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.619 KB)

Abstract

Pendidikan Islam merupakan sesuatu yang sangat penting untuk mengarahkan anak dalam menghadapi masa selanjutnya untuk itulah MI Nurul Iman melakukan hal-hal yang terkait dalam pendidikan Islam dengan metode cerita. Kriteria cerita yang baik menurut para guru MI Nuurul Iman adalah cerita yang sesuai dengan ajaran dan mengandung nilai-nilai pendidikan Islam. Untuk mengetahui kualitas sebuah cerita itu baik atau tidak, para guru MI Nuurul Iman mengambil dari jenis-jenis cerita, cerita campuran/kombinasi, cerita sejarah (tarikh), cerita fiksi (khayalan), dan cerita Legenda (fiksi sejarah). Para orang tua dan pendidik haruslah mampu untuk menyeleksi, memfilter buku-buku cerita yang pantas diberikan kepada anak-anaknya. Karena pendidikan anak akan lebih berhasil dan dapat tertanam dalam diri manusia ketika pendidikan dimulai sejak dini. Salah satu dari metode pendidikan Islam adalah metode pelajaran berhikmah dan kisah (cerita). Metode ini telah digunakan sejak diturunkannya wahyu sampai sekarang. Dengan adanya berbagai macam jenis pilihan buku-buku cerita yang ada saat ini diperlukan pula suatu pedoman, petunjuk untuk dapat memilih cerita (buku) yang mengandung nilai-nilai Islam untuk mewujudkan anak shaleh yang didambakan. Dengan metode yang tertulis dalam karya yang sederhana ini penulis berharap agar salah satu metode ini (cerita) selalu mendapat tempat dihati dan pikiran para pendidik mengingat, mengingat salah satu metode yang efektif dalam pendidikan Islam, metode ini juga banyak sekali menfaatnya dalam kaitannya dengan hubungan komunikasi antara pendidik dan yang terdidik. Dari hasil yang telah penulis lakukan, dapat penulis kemukakan bahwasanya dari pentingnya cerita bagi anak-anak, khususnya dalam proses pendidikan Islam, tidak dapat dilakukan begitu saja oleh satu lembaga pendidikan semata. Jadi dalam hal ini penulis menyarankan agar semua pihak yang terkait dalam pendidikan Islam khususnya anak-anak, baik perorangan maupun kelompok turut serta dalam menggunakan metode cerita dalam mendidik anak-anaknya.
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN ISLAM DI MALAYSIA Basar Dikuraisyin
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 1 No 3 (2017): OKTOBER
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.566 KB)

Abstract

Malaysia merupakan negara dengan penduduk muslim mayoritas.Namun tidak menggunakan hukum Islam secara kaffah atau tidak bersistemhukum khilafah al-Islamiyah. Kekuasaan kebijakan hukum tertinggidipegang oleh negara federal yang merupakan penguasa pusat dalam penentuanarah dan kebijakan hukum negara. Bahkan, negara federal ini memilikiyurisdiksi yang dimiliki oleh lembaga peradilan syariah. Walau demikian,efektifitas hukum perkawinan melalui sistem peradilan mampu memayungikebutuhan masyarakat.Penelitian ini menggunakan metode penelitian pustaka (library research)dengan pendekatan data kualitatif. Seluruh data primer maupun sekunderbersumber dari buku-buku, jurnal dan artikel lainnya baik berbahasa indonesiamaupun inggris. Dari pengumpulan data dokumentatif, dianalisamenggunakan analisis isi pustaka (content analysis).

Page 1 of 15 | Total Record : 148