cover
Contact Name
MOH. FADLI
Contact Email
mohammadfadli.10@gmail.com
Phone
+6282332287943
Journal Mail Official
jurnalterateksstaim@gmail.com
Editorial Address
JL. PESANTREN NO. 11 TARATE PANDIAN SUMENEP
Location
Kab. sumenep,
Jawa timur
INDONESIA
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS
ISSN : 25414607     EISSN : 25983989     DOI : -
Core Subject : Economy, Education,
Jurnal Islam Terateks yang berfokus pada Ilmu keislaman berisi kajian-kajian keislaman yang meliputi pendidikan Islam, syariah, pemikiran Islam, ekonomi, dan kajian Islam lainnya. Sebagai tempat perantara dalam penulisan karya ilmiah dari peneliti, akademisi, praktisi, mahasiswa, dan dosen. Sebagai tempat perantara dalam penulisan karya ilmiah dari peneliti, akademisi, praktisi, mahasiswa, dan dosen.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 148 Documents
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN DI SMA MUHAMMADIYAH 2 KERTOSONO AMINUL WATHON
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 4 No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dari permasalahan yang muncul pada cara menggunakan media pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar. Dalam penelitian ini banyak didapat perlunya seorang pendidik untuk membuat klasifikasi kemampuan yang pada akhirnya akan memunculkan klasifikasi media pembelajaran yang tepat. Dengan adanya permasalahan tersebut di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pendidik secara luas, bagaimana cara mengembangkan media pembelajaran yang tepat yang dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Dengan memiliki tujuan awal, pendidik mampu membuat klasifikasi media pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu juga bermanfaat bagi pembelajaran pada umumnya bahwa pendidikan sangat memerlukan klasifikasi sebelum media pembelajaran apa saja yang perlu dirancang, dipublikasikan, dipraktekkan peserta didik untuk melihat seberapa jauh tingkat motivasi belajar terhadap materi yang disampaikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mana menggunakan acuan pada data observasi dan dokumentasi. Dari pembahasan, peneliti melihat perlu adanya klasifikasi media pembelajaran yang dirancang dengan melihat kondisi kebutuhan sumber yang ada, sehingga media pembelajaran yang dibuat akan menjadikan proses belajar mengajar menjadi lebih kondusif
ANALISIS KONSEP PERSEPSI KONSUMEN SYARI’AH DAN REPUTASI MINAT BELI KONSUMEN DEDI EKO RIYADI
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 4 No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persepsi konseumen syari’ah dapat dikatakan sebagai pemikiran yang berkaiatan dengan pilihan rasa setiap individu dalam menentukan pilahannya sesuai dengan ketentuan nilai nilai agama yang dapat menciptakan terwudunya kemaslahatan dan kebaikan. Persepsi konseumen syari’ah ini dapat dipertanggung jabkan secara ilmiah karena hal ini sangat erat kaitannya dengan pendengaran, penglihatan, pengahayatan, perasaan, penciuman yang hubungannya dengan masalah falsafah social masyarakat muslim, dan sangat berhubungan dengan etika social atau akhlak yang tidak boleh tidak harus dipegang oleh masyarakat muslim. Oleh karena itu untuk mengetahui dengan baik akan persepsi syari’ah, diperlukan konsep yang jelas tentang syari’ah terlebih dahulu dibandingkan dengan konvensional dan ini akan dibahas lebih detil dalam bab pembahasan. Persespsi konsumen syari’ah ini tidak bisa dipisahkan dengan reputasi minat beli konsumen. Karna bagaimanapun juga pada realitas yang terjadi keinginan yang kuat dari konsumen untuk membeli tidak lepas dari dorongan yang kuat dari dalam diri individu konsumen. Konsumen dalam membeli prudak disadari atau tidak akan mempertimbangkan dua unsure penting yakni unsur syari’ah dan trend masa kini.
DISINTEGRASI DINASTI ‘ABBASIYAH DAINORI DAINORI
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 4 No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bani ‘Abbasiyah atau Kekhalifahan ‘Abbasiyah (Arab: العبّاسدين, al-Abbāsidīn) adalah kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kota Irak). Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dengan menerjemahkan dan melanjutkan tradisi keilmuan Yunani dan Persia. Kekhalifahan ini berkuasa setelah merebutnya dari Bani Umayyah dan menundukan semua wilayahnya kecuali Andalusia. Bani ‘Abbasiyah dirujuk kepada keturunan dari paman Nabi Muhammad yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul-Muthalib (566-652), oleh karena itu mereka juga termasuk ke dalam Bani Hashim. Berkuasa mulai tahun 750 dan memindahkan ibu kota dari Damaskus ke Baghdad. Berkembang selama dua abad, tetapi pelan-pelan meredup setelah naiknya bangsa Turki yang sebelumnya merupakan bahagian dari tentara kekhalifahan yang mereka bentuk, dan dikenal dengan nama Mamluk. Selama 150 tahun mengambil kekuasaan memintas Iran, kekhalifahan dipaksa untuk menyerahkan kekuasaan kepada dinasti-dinasti setempat, yang sering disebut amir atau sultn. Menyerahkan Andalusia kepada keturunan Bani Umayyah yang melarikan diri, Maghribiyah dan Ifriqiyah kepada Aghlabid dan Fatimiyah. Kejatuhan totalnya pada tahun 1258 disebabkan serangan bangsa Mongol yang dipimpin Hulagu Khan yang menghancurkan Baghdad dan tak menyisakan sedikitpun dari pengetahuan yang dihimpun di perpustakaan Baghdad.
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MATERI OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PADA SISWA KELAS IV SDN PASONGSONGAN IV SUMENEP VERI IKRA MULYADI
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 4 No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournment (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa materi operasi perkalian dan pembagian pada siswa kelas IV SDN Pasongsosngan IV Sumenep. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournment (TGT) ini terdiri dari empat tahap/fase, yang meliputi fase (1) penyajian kelas, fase (2) kelompok (team), fase (3) game tournament, dan fase (4) penghargaan kelompok. Penelitian ini dilakukan 2 siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Hasil dari siklus I adalah dari 35 siswa yang tuntas 16 siswa (45,7%) sedangkan yang tidak tuntas 19 siswa (54,3%) dengan nilai rata-rata 60,57. Hasil dari siklus II adalah dari 35 siswa yang tuntas 31 siswa (88,57%) sedangkan yang tidak tuntas 4 siswa (11,43%) dengan nilai rata-rata 81,7. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournment (TGT) dapat meningkatkan hasil hasil belajar dan aktivitas siswa materi operasi perkalian dan pembagian pada siswa kelas IV SDN Pasongsosngan IV Sumenep
MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI FLASHCARD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR JONI ISKANDAR
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 4 No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berdasarkan masalah pembelajaran yang terjadi di kelas dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris yang dilakukan untuk siswa kelas lima. Banyak siswa kesulitan untuk mengingat atau menguasai kosakata pada waktu pembelajaran bahasa Inggris. Dengan masalah tersebut, peneliti terpanggil untuk mengatasinya dengan tindakan di kelas. Tujuan pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa melalui flashcard. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjeknya adalah siswa kelas lima semester dua Sekolah Dasar di Sumenep dan dilaksanakan pada tahun ajaran 2018/2019. Data nilai pembelajaran kosa kata telah dianalisis untuk melihat kemajuan setelah tindakan diberikan dua kali. Hasil menunjukkan bahwa penguasaan kosakata siswa-siswi meningkat. Tindakan yang diaplikasikan dengan media flashcard dalam proses belajar mengajar yang dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa inggris siswa kelas lima di Sekolah Dasar Sumenep. Rata-rata nilai dari siklus pertama hingga kedua meningkat dan telah mencapai target kriteria minimum. Kesimpulan dari penelitian PTK ini menunjukkan bahwa Penggunaan Flashcard dapat meningkatkan penguasaan kosakata dalam pembelajaran bahasa Ingrris di Sekolah Dasar. Flashcard adalah juga sebagai media pembelajaran yang baik, efektif dan menyenangkan di dalam kelas serta untuk mencapai target dalam penguasaan kosakata dalam pembelajaran bahasa inggris.
FAKTOR INDIVIDU, LINGKUNGAN DAN MARKETING MIX YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN JAMU TRADISIONAL DI KABUPATEN SUMENEP NURUL HUDA
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 4 No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel Faktor Individu, Lingkungan dan Marketing Mix secara simultan dan parsial terhadap Keputusan Konsumen dalam Pembelian Jamu Tradisional serta melihat sejauh mana ketiga variabel tersebut berpengaruh secara dominan terhadap Keputusan Konsumen dalam Pembelian Jamu Tradisional di Kabupaten Sumenep. Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli jamu tradisional di counter-counter jamu tradisional yang tersebar di Kabupaten Sumenep. Jumlah populasi yang ada tidak dapat diketahui secara tepat, sehingga untuk pengambilan sampelnya ditentukan dari jumlah variabel yang berjumlah 19 variabel dikalikan 4 kali. Sehingga jumlah yang akan diteliti adalah 116, yang akan diambil dengan menggunakan tekhnik Accidental sampling yaitu pemilihan sampel melalui siapa saja yang ditemui pada saat itu. Perumusan ini diperoleh dari syarat yang ditetapkan oleh Malhotra (1996) yang menyebutkan bahwa jumlah sampel/responden yang diambil paling sedikit 4 atau 5 kali dari jumlah variabelnya.[1] Penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda dalam menganalisa data yang diperoleh dari hasil kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor produk yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian jamu tradisional di Kabupaten Sumenep. Hasil uji secara parsial Variabel Faktor Individu, Lingkungan dan Marketing Mix berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap Keputusan Konsumen dalam Pembelian Poduk Jamu Tradisonal di Kabupaten Sumenep. Faktor Produk adalah variabel dominan yang berpengaruh terhadap Keputusan Konsumen dalam Pembelian Produk Jamu Tradisonal di Kabupaten Sumenep.
REPOSISI ILMU DALAM ISLAM ZAINOL HUDA
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 4 No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semangat iqra’ sebagai wahyu pertama yang mengawali kelahiran Islam nampaknya belum mengakar dalam setiap pribadi muslim. Perintah membaca belum sepenuhnya dipahami dan dihayati. Kata membaca seharusnya mempunyai objek yang dibaca, namun wahyu pertama tersebut tidak menyertakan objek bacaan yang tertera secara jelas dalam kalimat berikutnya. Sepertinya Tuhan memang sengaja membuat objek itu begitu liar dan bebas, sehingga manusia bisa leluasa membaca apa saja yang mampu dibaca dengan rambu-rambu yang berujung pada satu muara, yakni dengan nama Tuhanmu. Penghayatan dan pemahaman yang dangkal ini menjadi penyebab lemahnya sumber daya manusia di kalangan umat Islam. Mereka lupa bahwa akar sebuah ilmu itu berawal dari membaca. Kondisi ini juga mengakibatkan pandangan yang keliru dalam memahami bidang disiplin ilmu. Dikotomi ilmu agama dan umum nampaknya berakar pada kesalahan cara pandang terhadap ilmu. Artikel ini bermaksud memberikan perspektif yang berbeda dengan apa yang selama ini dipahami. Setidaknya menggugah kesadaran untuk memikirkan ulang soal dikotomi ilmu. Islam digunakan sebagai acuan dan barometer dalam memperbincangkan ilmu ke dalam wadah dan takaran yang proporsional. Islam diletakkan sebagai acuan bukan tidak beralasan. Alasan yang paling masuk akal dikarenakan pandangan yang kurang meneyluruh ini berasal dari umat Islam. Dengan demikian, akan terlihat dan mampu memberikan penilaian sendiri nantinya ketika memahami bagaimana pandangan Islam terhadap ilmu.
IMPLEMENTASI MATERI STANDAR KECAKAPAN UBUDIYAH DAN AKHLAKUL KARIMAH (SKUA) DALAM MEMBENTUK SPIRITUAL QUOTIENT PESERTA DIDIK ABD. HAMID
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 4 No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan materi tambahan dari Kemenag Kanwil Jawa timur yang dikemas dalam Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) dan proses implementasinya dalam pembentukan spiritual quotient peserta didik di Madrasah Aliyah Nurul Islam Kab. Sumenep. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian lapangan yang bersifat deskriptif-kualitatif dengan pendekatan naturalistik dan studi kasus. Analisis datanya menggunakan analisis model interaktif yang digagas oleh Miles dan Huberman yaitu: reduksi data, display data, pengambilan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konten materi SKUA ini sesuai dengan konten materi yang ada dalam rumpun mata pelajaran PAI. Pada proses implementasinya, SKUA di MA Nurul Islam sudah melalui tahapan ideal implementasi kurikulum, dimulai dari perencanaan kemudian pelaksanaan dan diakhiri dengan evaluasi. Kondisi spiritual quotient peserta didik ada pada kategori baik dengan implementasi SKUA.
ANALISIS JUDICIAL REVIEW PASAL 6 ANGKA 30 NO. I TAP MPRTAHUN 2003TENTANG PENCABUTAN KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA DARI SOEKARNO BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 75/PUU-XII/2014 ABD MUNI
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 4 No 2 (2019): OKTOBER
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tap MPRS No.XXXIII/MPRS/1967 yang termuat dalam Pasal 6 Angka 30 Tap MPR No. I/MPR/2003 adalah belum dapat dikatakanfinal(einmalig), karena Tap MPR/S tersebut memang belum pernah selesai; juga tidak dapat dikategorikan telah dicabut, karena tidak seperti Tap MPR/S sejenisnya yang telah dicabut dengan Tap MPR lainnya; dan tidak dapat dikatakan telah selesai dilaksanakan,sebabTap MPR/S tersebut belum pernah selesai dilaksanakan. Terhadap putusan Mahkamah Konstitusi No. 75/PUU-XII/2014 yang menyatakan tidak berwenang mengadili perkara tersebut adalah tidak argumentatif. Karena, dipandang dari sisi kompetensi Mahkamah Konstitusi yang dikenal sebagai the court of law, the guardian of constitutional justice, penafsir tertinggi UUD NRI 1945, dan juga penyelesai masalah konstitusi yang masih belum jelas status hukumnya.Mengingatjuga kedudukan MPR pasca amandemen adalah sama dengan DPR, DPD, BPK dan Presiden, serta dilihat dari asas peradilan yang meliputi asas ius curia novit, kewenangan hakim untuk berijtihad, dan menghindari terjadinya recht vacuum adalah alasan yang kuat dan sah bagi Mahkamah Konstitusi untuk melakukan judicial review terhadap Pasal 6 Angka 30 Tap MPR No. I/MPR/2003 tersebut.
KODIFIKASI HADITH SECARA RESMI (HADITS PADA MASA TABI’I AL-TABI’IN) DAINORI DAINORI
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 5 No 1 (2020): APRIL
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa Nabi Muhammad saw merupakan periode pertama sejarah dan perkembangan hadith. Masa ini cukup singkat, hanya 23 tahun lamanya dimulai sejak tahun 13 sebelum Hijriah atau bertepatan dengan 610 Masehi sampai dengan tahun 11 Hijriah atau bertepatan dengan 632 Masehi. Saat itu hadith diterima dengan mengandalkan hafalan para sahabat Nabi saw. Para sahabat pada masa itu belum merasa ada urgensi untuk melakukan penulisan hadith-hadith Nabi, mengingat Nabi saw masih mudah untuk dihubungi dan dimintai keterangan-keterangan tentang segala hal yang berhubungan dengan ‘ibadah dan mu'amalah keseharian umat Islam. Polemik dibolehkan tidaknya penulisan hadith timbul karena ada beberapa hadis yang mendukung, baik yang memperbolehkan penulisan hadith maupun yang melarang. Hadith pelarangan seringkali diangkat tanpa didampingi dengan hadith pembolehan, oleh sebab itu banyak orang yang salah paham dengan hanya mengkaji satu hadith saja. Polemik ini dapat mudah diselesaikan dengan mengkaji hikmah dibalik adanya pelarangan penulisan hadith-hadith Rasulullah saw. Untuk menganalisa pelarangan penulisan hadith pada zaman Rasulullah Saw, sebaiknya kita menilik kembali penyebaran hadith-hadith pada masa Rasulullah Saw. Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwasanya hadith-hadith Rasulullah Saw tersebar bersamaan dengan turunnya wahyu Ilahi kepada Rasulullah Saw sejak awal masa dakwah Islam dimulai. Sedangkan faktor-faktor yang mendukung tersebarnya sunah ke berbagai penjuru, antara lain, Kegigihan Rasulullah Saw dalam menyampaikan dakwah Islam, Kegigihan dan kemauan keras para sahabat dalam menuntut, menghafal dan menyampaikan ilmu, Para Ummul Mu'minin dan Sahabiyat, Para utusan Rasulullah Saw. Sementara itu, Rasulullah pada suatu kesempatan menyampaikan sutau ungkapan yang melarang penulisan hadis-hadis beliau, dan pada kesempatan lain Rasulullah saw memperbolehkan para sahabat menulis apa-apa yang disampaikan Rasulullah Saw. Kodifikasi hadith secara resmi dipelopori Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz (khalifah kedelapan pada masa Bani Umayyah yang memerintah tahun 99-101 H.). Dia menginstruksikan kepada para Gubernur di semua wilayah Islam untuk menghimpun dan menulis hadis-hadis Nabi. Selain itu khalifah juga memerintah Ibn Hazm dan Ibn Syihab al-Zuhri (50-124 H) untuk menghimpun hadith Nabi SAW. Motif ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dalam mengkodifikasikan hadith adalah Kekhawatiran akan hilang Hadis dari perbendaharaan masyarakat, sebab belum dibukukan, Untuk membersihkan dan memelihara Hadith dari hadith-hadith maudhu' (palsu) yang dibuat orang-orang untuk mempertahankan ideologi golongan dan mazhab, Tidak adanya kekhawatiran lagi akan tercampurnya al-Qur’an dan hadith, keduanya sudah bisa dibedakan. al-Qur’an telah dikumpulkan dalam satu mushaf dan telah merata diseluruh umat Islam, ada kekhawatiran akan hilangnya hadith karena banyak ‘ulama hadith yang gugur dalam medan perang.

Page 3 of 15 | Total Record : 148