cover
Contact Name
Andreliano Yosua Rompis
Contact Email
andrelianoyosua@gmail.com
Phone
+6281382719085
Journal Mail Official
essentialredaksi@gmail.com
Editorial Address
Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali - Indonesia
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Essential: Essence of Scientific Medical Journal
Published by Universitas Udayana
ISSN : 19790147     EISSN : 26556472     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Essence of Scientific Medical Journal (ESSENTIAL) merupakan salah satu media publikasi ilmiah yang dimiliki oleh Kelompok Ilmiah Hippocrates FK Unud. Jurnal Essential menerima karya ilmiah berupa penelitian dan tinjauan pustaka dari seluruh mahasiswa kesehatan di Indonesia. Essential (Essence scientific Medical Journal) menerima dan mempublikasikan artikel penelitian dan tinjauan pustaka dalam ruang lingkup ilmu kesehatan atau bidang kedokteran meliputi ilmu dasar kedokteran, ilmu klinis dan kesehatan komunitas, ataupun penelitian eksperimental hewan atau manusia.
Articles 103 Documents
EFEKTIVITAS FORMULASI EUGENOL EKSTRAK DAUN KAYU MANIS (CINNAMOMUM VERUM) DALAM SEDIAAN NASAL SPRAY PADA PNEUMONIA BAKTERIAL I Wayan Cahya Mahastya; Ni Putu Eka Frastika Sari; Ni Made Ersi Dwitami Barsua
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 2 (2022): Volume 20 No. 2 (Juli - Desember 2022) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v20i2.92945

Abstract

Pendahuluan: Pneumonia merupakan penyakit infeksi bakteri, virus, maupun jamur pada saluran pernafasan yang menyerang alveolus. Penanganan antibiotik pneumonia sering kali menyebabkan terjadinya suatu resistensi sehingga disperlukan suatu modalitas baru yang bisa menjadi alternatif antibiotik sekaligus antiinflamasi. Terdapat suatu senyawa eugenol pada daun kayu manis (Cinnamomum verum) yang memiliki spesifitas tersebut. Pembahasan: Pada pneumonia, antibakteri pada eugenol akan terjadi karena mekanisme pada membran sel bakteri dan menimbulkan sitotoksisitas pada DNA bakteri penyebab pneumonia. Sedangkan, sebagai antiinflamasi, eugenol akan berpengaruh terhadap migrasi leukosit, polimorfonuklear (PMN), dan makrofag. Penggunaan nasal spray dapat dijadikan pilihan alternatif yang baik dalam memberikan ekstrak eugenol pada pastien pneumonia karena mukosa nasal yang penuh dengan pembuluh darah memiliki daya absorbsi yang sangat baik. Simpulan: Dengan demikian, efek antiinflamasi yang terdapat pada eugenol dapat mencapai siklus sistemik dan efek antibakteri mampu meminimalisasi bakteri penyebab pneumonia di sekitar sistem pernapasan. Kata kunci: Cinnamomum verum, Eugenol, Nasal spray, dan Pneumonia
POTENSI HUMAN EMBRYONIC STEM CELL-DERIVED RETINAL PIGMENT EPITHELIUM SEBAGAI AGEN TERAPI REGENERATIF DRY AGE RELATED MACULAR DEGENERATION Sanjaya Winarta; Karen Kurnia; Gabriella Novelin Mundi
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 2 (2022): Volume 20 No. 2 (Juli - Desember 2022) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v20i2.85260

Abstract

Pendahuluan: Age related macular degeneration (AMD) adalah salah satu penyakit mata degeneratif pada kelompok usia lanjut akibat degenerasi lapisan epitel pigmen retina (RPE). Degenerasi ini menyebabkan kerusakan pada sel fotoreseptor. AMD merupakan penyebab kebutaan terbanyak di negara maju dan ke tiga secara global. AMD terbagi menjadi 2 tipe, yaitu wet dan dry AMD. Hingga saat ini, belum ada terapi yang terbukti dapat menyembuhkan dry AMD. Oleh sebab itu, masih dibutuhkan inovasi terapi terhadap dry AMD. Pembahasan: Didapatkan 5 jurnal utama yang berkorelasi dengan pembuatan tinjauan literatur ini dan diperoleh informasi bahwa penggunaan hESCs-RPE mempunyai potensi sebagai terapi regeneratif terhadap RPE. Penggunaan sel punca ini dapat meningkatkan pigmentasi pada retina yang dapat dinilai melalui gambaran funduskopi dan optical coherence tomography (OCT). Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan pada RPE dari pasien. Selain itu, didapatkan pula adanya perbaikan visus tanpa adanya tanda-tanda teratoma, reaksi penolakan akut, ataupun infeksi pascatransplantasi. Simpulan: Penggunaan hESCs-RPE dapat menjadi inovasi terapi dry AMD.
COVID-19 DAN SISTEM KARDIOVASKULAR: SEBUAH TINJAUAN PUSTAKA Leonardo Alpha Diaz; Anak Agung Istri Nanda Pramesthi Cahyani
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 2 (2022): Volume 20 No. 2 (Juli - Desember 2022) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v20i2.84158

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Pada tahun 2019, infeksi virus SARS-Cov-2 pertama kali dilaporkan di Wuhan, China. Penularan virus SARS-Cov-2 sangat cepat dengan menggunakan media droplet maupun aerosol, sehingga dengan mudah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Hingga kini, total jumlah kasus COVID-19 global telah mencapai angka ratusan juta kasus. COVID-19 sendiri telah banyak dilaporkan memiliki hubungan dengan sistem kardiovaskular. Pembahasan: Virus SARS-Cov-2 menginfeksi tubuh manusia dengan cara berikatan pada reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2). Selain pada paru-paru, reseptor ACE2 dapat ditemukan pada beberapa organ tubuh lainnya, seperti jantung, hati, ginjal, dan lain-lain. Maka dari itu, pasien COVID-19 sering kali memiliki manifestasi klinis di luar paru-paru. Beberapa kondisi patologik yang terdapat pada pasien COVID-19 (seperti respon imun yang berlebih, disfungsi endotel dan gangguan pembekuan darah, ataupun infeksi langsung dari virus SARS-Cov-2) berpotensi menyebabkan kerusakan pada sistem kardiovaskular. Simpulan: COVID-19 memiliki hubungan erat dengan sistem kardiovaskular. Komorbiditas pada sistem kardiovaskular meningkatkan kerentanan seorang individu terserang COVID-19 dan memperparah perjalanan penyakitnya. Begitu juga sebaliknya, COVID-19 berpotensi memicu gangguan dan penyakit pada sistem kardiovaskular.
Potensi dan Keamanan Penggunaan Magnetic Resonance Imaging-Guided Focused Ultrasound Sebagai Terapi Penyakit Parkinson Avisa Cetta Cresma; Arila Atalia; Salsabila Farradisya
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 2 (2022): Volume 20 No. 2 (Juli - Desember 2022) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v20i2.84411

Abstract

Pendahuluan: Penyakit Parkinson (PP) merupakan penyakit neurodegeneratif kompleks yang terdiri dari berbagai gejala motorik dan non-motorik seiring dengan perkembangan penyakit. Peningkatan beban sosial ekonomi dan konsekuensi yang besar memerlukan penanganan tepat yang harus disesuaikan dengan prioritas dan kebutuhan masing-masing individu. Kombinasi gejala progresif PP dan efek samping pengobatan juga dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup. Terapi yang seimbang dalam manajemen gejala dan menghindari efek samping pengobatan diperlukan dalam mengelola PP. Metode: Tinjauan ini merangkum uji klinis yang memenuhi kriteria inklusi dari hasil pencarian yang dilakukan di PUBMED, Cochrane, ScienceDirect, dan EuropePMC, dan disusun menggunakan kriteria PICOS. Pembahasan: Sebanyak 14 studi dimasukkan dalam tinjauan literatur. Fungsi motorik dan kualitas hidup pasien menunjukkan peningkatan yang signifikan setelah penggunaan prosedur MRgFUS. Namun, MRgFUS juga menyebabkan banyak kejadian buruk pada pasien baik karena kerangka stereotaktik atau gejala neurologis. Simpulan: MRgFUS merupakan terapi non-invasif yang memiliki potensi tinggi untuk meningkatkan fungsi motorik dan meningkatkan kualitas hidup pasien PP, tetapi dapat menyebabkan sejumlah kejadian buruk, baik selama prosedur maupun setelah prosedur.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP GEN ANTI APOPTOSIS BCL-2 CONTINOUS CELL T47D PADA KANKER PAYUDARA Devin Mahendika; Luthfi Darnez
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 2 (2022): Volume 20 No. 2 (Juli - Desember 2022) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v20i2.85245

Abstract

Introduction: Breast cancer ranks first in the most cases of malignancy in Indonesia. Phytochemical studies of acetogenin as the main substance of soursop have the potential as a cytotoxic agent and trigger apoptosis of breast cancer cells. Method: This research is a true experimental type using in-vitro studies using continuous cell T47D, the treatment group was given a solution of soursop leaf ethanol extract. The results of this study are seen from the RT-PCR cycle quantification which will be analyzed of the Mann-Whitney Test, and determination of gene expression using the Livak formula. Result: The results showed that the treated T47D cells expressed 1.36 times higher than the control group cells to express the anti-apoptotic protein BCL-2. It’s a significant difference between the treatment and control groups for the expression of the BCL-2 T47D gene, p=0.002 (p<0.005). Discussion: Acetogenin is a strong inhibitor of NADH dehydrogenase which can decrease the production of ATP which can cause death in cancer cells. This inhibition can trigger the activation of the apoptotic pathway and the activation of the BCL-2 gene which can stop the cell cycle which will prevent uncontrolled proliferation. Conclusion: There was a significant difference value of the cycle quantification RT-PCR of the BCL-2 gene in group treatment and control. In addition, soursop leaf extract containing acetogenin was not effective in reducing the expression levels of the anti-apoptotic gene BCL-2 in continuous T47D cells of breast cancer. Keywords: Acetogenin, BCL-2 gene, Continuous cell T47D, Soursop leaf extract, RT-PCR.
POTENSI Epigallocatechin-3-gallate TERMIKROENKAPSULASI NANOLIPOSOME SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT PARKINSON Ritma Ratri Ayunda Putri; Amanda Belva Almira; Maghfira Rahma Azizah
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 2 (2022): Volume 20 No. 2 (Juli - Desember 2022) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v20i2.85264

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang ditandai dengan hilangnya neuron dopamin di substansia nigra pars compacta. Saat ini ada beberapa agen manajemen untuk mengobati penyakit parkinson, namun hanya mengobati gejalanya saja bukan faktor pemicunya. Epigallocatechin-3-gallate (EGCG) adalah komponen bioaktif teh hijau yang paling terkenal (misalnya, Camellia sinensis) yang berpotensi mencegah penyakit Parkinson (PD). Untuk mengoptimalkan efek antioksidan, EGCG harus dienkapsulasi dengan nanoliposom sebagai sistem pengiriman untuk melindungi stabilitas dan bioaktivitasnya. Tujuan: Mengetahui efektivitas Epigallocatechin-3-gallate dengan mikroenkapsulasi nanoliposom dalam mencegah penyakit parkinson. Metode: Tinjauan ini menggunakan mesin pencari seperti Pubmed dan Sciencedirect untuk mencari artikel. Kata kunci utama yang digunakan dalam proses pencarian ini adalah “Epigallocatechin-3-gallate”, “Pencegahan”, dan “Penyakit Parkinson” menggunakan operator boolean untuk mendapatkan hasil pencarian yang terstruktur. Kami menemukan 10 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi didasarkan pada kerangka PICOS yang berisi lima dimensi, yaitu population (pasien parkinson, model kultur sel parkinson, model hewan penyakit parkinson), intervention (Epigallocatechin-3-gallate atau EGCG), comparison (kontrol), outcome ( perbaikan gejala parkinson atau penurunan progresivitas penyakit parkinson, dan study design (eksperimental) Hasil dan Pembahasan: EGCG terbukti aman dan efektif dalam mencegah penyakit parkinson. Penelitian lain menyatakan bahwa penggunaan nanoliposom sebagai agen mikroenkapsulasi terbukti efektif dalam mempertahankan viabilitas EGCG. Kesimpulan: EGCG dengan mikroenkapsulasi nanoliposom terbukti efektif dalam mencegah penyakit parkinson. Kata kunci: Epigallocatechin-3- gallate, Nanoliposom, Neuroprotektif, Penyakit Parkinson
Potensi Photodynamic Therapy (PDT) Berbasis Inhalable Curcumin sebagai Modalitas Terapi COVID-19 Aizar Vesa Prasetyo; Putri Ayu Wulandari; Putu Sinta Elix Wahyuni
Essence of Scientific Medical Journal Vol 20 No 2 (2022): Volume 20 No. 2 (Juli - Desember 2022) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v20i2.84933

Abstract

Pendahuluan: COVID-19 telah menjadi krisis kesehatan baru yang mengancam dunia. Upaya preventif seperti edukasi dan vaksinasi telah dilakukan. Satu-satunya pilihan yang tersedia adalah penggunaan obat antivirus spektrum luas, tetapi beberapa obat tersebut cenderung mahal dan memiliki efek samping yang berbahaya. Curcumin memiliki efek terapeutik potensial untuk COVID-19 karena efek antivirus dan anti-inflamasinya. Curcumin dapat dikemas dalam bentuk inhalable dengan memformulasinya menjadi bubuk kering. Penggunaan photodynamic therapy (PDT) dapat meminimalisasi toksisitas sistemik dan efek samping yang tidak diinginkan. Pembahasan: Curcumin telah terbukti menghambat replikasi virus dengan menghambat glikoprotein S dan ACE 2, menghambat aksi TMPRSS2, Main protease (Mpro), dan menurunkan ekspresi pompa vakuolar (ATPase). Curcumin juga dapat menurunkan respon inflamasi dengan menghambat aktivasi translokasi NF-kB yang dimediasi STAT3. Formulasi terapi inhalasi Curcumin sebagai produk serbuk kering dapat meningkatkan bioavailabilitas Curcumin dan kepatuhan pasien. Curcumin-PDT pada sel Vero yang terinfeksi SARS-CoV2 memberikan efek anti-COVID-19 secara in vitro tanpa menyebabkan sitotoksisitas dan apoptosis dalam sel, dan tidak memiliki efek buruk pada kualitas plasma. Simpulan: Inhalable Curcumin berbasis terapi fotodinamik berpotensi sebagai inovasi terapi COVID-19.
Meningkatkan Potensi Terapeutik Kurkumin melalui Formulasi Nano Berbasis Eksosom untuk Fibrosis Paru Idiopatik Mario Valentino Anggarkusuma; I Dewa Made Gede Yudiarta; Aisyah Lathifah Taqiyyaa
Essence of Scientific Medical Journal Vol 21 No 2 (2024): Volume 21 No. 2 (Juli - Desember 2023) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v21i2.109393

Abstract

Introduction: Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF) is a chronic lung disease that is included in the category of chronic fibrous interstitial lung disease with unknown causes. The incidence increases with age and is often found in men. Several existing treatments can prevent fibrosis but cannot completely cure IPF. Therefore, there is a need to explore the potential of easily available natural ingredients as alternative therapies. One of the ingredients in question is curcumin contained in turmeric. Exosome-encapsulated curcumin will increase the effectiveness of curcumin as a treatment for IPF. Discussion: Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF) occurs when there is an irreversible accumulation of scar tissue related to genetic, epigenetic, and environmental factors, causing damage to epithelial cells and triggering abnormal activation of epithelial cells. Abnormally activated epithelial cells secrete TGF-?1 which is the main cytokine in fibrosis. Curcumin works by reducing the expression of TGF-? which regulates the deposition of extracellular matrix, including collagen, in fibrotic tissue, and blocking the release of TNF-?, Hydroxyproline (HYP), and PDGF. Curcumin encapsulated in exosomes will be digested more slowly and increase the stability of curcumin in the bloodstream. Additionally, exosomes have the potential to be delivered as aerosols that have similarities to lung surfactants and can be absorbed through respiratory mucus. Conclusion: Using curcumin through exosome-based nanoformulations is expected to improve the prognosis in IPF patients.
POTENSI SELADA LAUT (Ulva Lactuca L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI, ANTIINFLAMASI, DAN ANTIOKSIDAN DALAM TERAPI ACNE VULGARIS Luh Putu Widya Amritha Dewi; Kadek Yuma Kusuma Dewi
Essence of Scientific Medical Journal Vol 21 No 1 (2023): Volume 21 No. 1 (Januari - Juni 2023) Essential: Essence of Scientific Medical J
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v21i1.100695

Abstract

Pendahuluan: Acne Vulgaris merupakan gangguan unit pilosebasius yang memiliki prevalensi tinggi pada populasi umum, terutama pada usia remaja. Pada beberapa kasus, Acne vulgaris dapat membentuk jaringan parut yang berpotensi menyebabkan penurunan kualitas hidup hingga gangguan psikologis. Penggunaan antibiotik sebagai terapi Acne Vulgaris saat ini tidak sepenuhnya memuaskan dan aman karena dapat menyebabkan resistensi terutama terhadap Staphylococcus Aureus. Oleh karena itu, penggunaan obat herbal dapat menjadi solusi yang menjanjikan. Pembahasan: Ulva lactuca L merupakan salah satu bahan alam yang dapat digunakan dalam pengobatan Acne Vulgaris karena memiliki kandungan bioaktif yang berperan sebagai antibakteri, antiinflamasi, dan antioksidan. Aktivitas antibakteri yang dihasilkan oleh kombinasi senyawa metabolit Ulva lactuca L. mencapai konsentrasi 750 ppm dan aktivitas hambat pertumbuhan bakteri S. aureus memiliki grade kuat sampai sangat kuat. Diameter zona hambat terbesar didapatkan pada konsentrasi 100% yaitu sebesar 22 ± 0,577 mm. Sebagai antiinflamasi, kandungan flavonoid dan karotenoid pada Ulva lactuca L. dapat mencegah sintesis mediator proinflamasi dan menetralkan radikal bebas. Selain itu, hasil IC50 dari pengujian menggunakan metode DPPH dari Ulva Lactuca L. sebesar 60,975 ppm yang menandakan aktivitas antioksidannya tergolong kuat. Sediaan bahan aktif Ulva Lactuca L. yang tepat dalam penanganan Acne vulgaris adalah gel dengan gelling agent hydroksipropil metilselulosa (HMPC) 3%. Simpulan: Ekstraksi Ulva lactuca L. dalam sediaan gel memiliki potensi yang sangat baik sebagai terapi Acne Vulgaris oleh kandungan saponin, flavonoid, dan triterpenoid, alkaloid, tokoferol, melatonin, tanin, dan senyawa karotenoid dalam bentuk astaxanthin, ?-karoten, fucoxanthin, dan lutein yang terkandung di dalamnya.
Potensi Ekstrak Bunga Gemitir (Tagetes erecta L.) sebagai Upaya Preventif terhadap Infeksi Sekunder oleh Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus Putu Nindya Krisnadewi Rahadi; Ananda Eka Raharja; Winnie Chandra; I Putu Bintang Pradita Kirana; I Gede Krisna Arim Sadeva; Ledwin Meikel Wibisono; Agus Eka Darwinata
Essence of Scientific Medical Journal Vol 21 No 1 (2023): Volume 21 No. 1 (Januari - Juni 2023) Essential: Essence of Scientific Medical J
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/essential.v21i1.99577

Abstract

Pendahuluan: Staphylococcus aureus (S. aureus) merupakan bakteri penyebab berbagai penyakit infeksi, khususnya infeksi nosokomial di seluruh dunia. Infeksi sekunder mengakibatkan peningkatan mortalitas, morbiditas, serta berdampak buruk terhadap prognosis pasien yang dirawat di rumah sakit. Infeksi nosokomial tak hanya berdampak buruk secara medis, namun juga mengakibatkan kerugian ekonomi pada pasien karena memperpanjang durasi perawatan. Penanganan penyakit infeksi yang ditimbulkan oleh S. aureus, khususnya Methicillin-Resistant S. aureus (MRSA) sering menimbulkan resistensi terhadap antibiotik. Oleh sebab itu, diperlukan modalitas baru sebagai upaya preventif terhadap infeksi MRSA. Sementara itu, bunga gemitir banyak dibudidayakan di Bali karena memiliki berbagai manfaat. Bunga yang mencerminkan kearifan lokal Bali ini juga memiliki aktivitas antibakteri, sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi modalitas preventif terhadap infeksi sekunder oleh MRSA. Pembahasan: S. aureus adalah bakteri gram positif berbentuk bulat yang dapat mengalami resistensi terhadap metisilin sehingga berevolusi menjadi MRSA, yang lebih berbahaya dibandingkan S. aureus lainnya. Pengobatan MRSA dengan vancomycin menunjukkan aktivitas antibiotik yang lambat serta risiko cedera ginjal akut jika dikonsumsi. Bunga gemitir (Tagetes Erecta L.) mengandung berbagai senyawa yang memiliki aktivitas antimikroba efektif dalam membunuh bakteri patogen dan menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian membuktikan bahwa ekstrak bunga gemitir memiliki daya hambat terhadap perkembangan dari MRSA, dimana konsentrasi yang lebih tinggi menghasilkan daya hambat pertumbuhan bakteri MRSA yang semakin besar. Simpulan: Bunga gemitir berpotensi menjadi modalitas baru sebagai upaya preventif terhadap infeksi sekunder oleh MRSA. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji formulasi efektif sehingga potensi bunga gemitir dapat terwujud menjadi produk yang dapat digunakan oleh masyarakat secara luas.

Page 8 of 11 | Total Record : 103