cover
Contact Name
Dr. Kaswanto, SP, MSi
Contact Email
kaswanto@apps.ipb.ac.id
Phone
+628121939739
Journal Mail Official
jkebijakan@apps.ipb.ac.id
Editorial Address
Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (PSP3-LPPM IPB), Gedung Utama Kampus IPB Baranangsiang, Jl. Raya Pajajaran No.7, Bogor 16129, Jawa Barat
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan
ISSN : 23556226     EISSN : 24770299     DOI : https://doi.org/10.29244/jkebijakan
Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan merupakan jurnal terbitan kerjasama antara Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (PSP3-LPPM IPB) dan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) Alamat Penerbit Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (PSP3-LPPM IPB), Gedung Utama Kampus IPB Baranagsiang, Jl. Raya Pajajaran No.7, RT.02/RW.05, Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16129 P: +62 251 8345 724 F: +62 251 8344 113 E: psp3@apps.ipb.ac.id
Articles 191 Documents
KEBIJAKAN PEMANFAATAN LAHAN MELALUI SKEMA PHBM DI DESA TUGU UTARA, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Reza Purnomo; Dodik Ridho Nurrochmat
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 3 No 1 (2016): April
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk mengetahui hasil pelaksanaan kebijakan pemanfaatan lahan melalui skema PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) di Desa Tugu Utara dilakukan suatu proses analisis kebijakan yang bertujuan untuk mengkaji implementasi kebijakan pemanfaatan lahan, hambatan-hambatan pelaksanaan kebijakan, dan rekomendasi kebijakan yang dapat diberikan. Metode  yang digunakan dalam  menganalisis kebijakan tersebut adalah metode analisis kebijakan ex-post. Hasil analisis menunjukkan bahwa kebijakan pemanfaatan lahan melalui skema PHBM di Desa Tugu Utara dilaksanakan dalam tiga bentuk pemanfaatan lahan dan pola tanam yang berbeda yakni pemanfaatan lahan di bawah tegakan pinus dan damar adapun pola tanam adalah agroforestry yakni dengan menanam kopi, pemanfaatan lahan-lahan kosong dengan penanaman rumput gajah yang ditanam pada lahan-lahan kosong yan terletak pada bagian terluar dari areal yang dimanfaatkan, dan pemanfaatan lahan sebagai obyek wisata.  Hambatan-hambatan yang ditemui selama proses pelaksanaan kebijakan tersebut diantaranya adalah kondisi kelembagaan dan sumber daya manusia yang masih belum mapan, rendahnya nilai jual kopi di Desa Tugu Utara, dan masih minimnya upaya dari Perum Perhutani untuk menunjang terwujudnya peningkatkan kualitas dan nilai jual produk kopi di Desa Tugu Utara.
PERAN KAWASAN BERNILAI KONSERVASI TINGGI BAGI PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PROVINSI RIAU Siti Nurjannah; Ervizal Amzu; Arzyana Sunkar
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 3 No 1 (2016): April
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkebunan kelapa sawit dianggap menurunkan keanekaragaman hayati, namun keberadaan areal bernilai konservasi tinggi dapat digunakan untuk menurunkan anggapan tersebut. Sampai saat ini belum dilakukan penelitan mengenai keefektifan areal tersebut dalam kegiatan konservasi keanekaragaman hayati, sehingga penelitian ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana peran areal tersebut di dalam mempertahankan keberadaan tumbuhan dan satwaliar yang masih tersisa. Areal bernilai konservasi tinggi mulai diterapkan di perkebunan kelapa sawit pada tahun 2011- 2014. Hal ini disebabkan panduan mengenai identifikasi areal bernilai konservasi tinggi yang disusun tahun 2003 dan perkebunan kelapa sawit mulai berdiri sejak tahun 1990-an. Dari empat perusahaan kelapa sawit yang diteliti terdapat dua bentuk areal bernilai konservasi tinggi yaitu sempadan sungai dan sisa hutan. Dilihat dari perspektif keanekaragaman hayati, areal yang berupa sisa hutan lebih efektif. Nilai keanekaragaman tumbuhan lebih tinggi pada areal yang berbentuk hutan dibandingkan sempadan sungai, namun keanekaragaman satwaliar memiliki hampir seragam baik areal berhutan, sempadan sungai, maupun kebun sawit. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman tumbuhan yang masih tersisia memiliki peran dalam mempertahankan keberadaan satwaliar. Vegetasi di sempadan sungai didominasi oleh tegakan sawit dengan panjang zona sempadan sungai 50 m dari batas tepi sungai sehingga masih diperlukan pengkayaan spesies tumbuhan seperti Bambusa sp, Swietenia macrophylla, dan Albizia saman.
STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH ELEKTRONIK MELALUI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN Trina Ayuni; Dodik Ridho Nurrochmat; Nastiti Siswi Indrasti
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 3 No 1 (2016): April
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dari jumlah penjualan barang elektronik yang terus meningkat, Indonesia memiliki potensi limbah elektronik yang cukup besar dan setiap tahun terus bertambah. Dari jumlah tersebut, perangkat elektronik bekas sebagian besar diolah oleh sektor informal dengan cara yang tidak ramah lingkungan karena ketiadaan kebijakan khusus tentang limbah ini.  Jika hal ini terus terjadi, banyak pihak yang akan memanfaatkannya untuk menjadikan Indonesia menjadi salah satu tujuan pembuangan limbah elektronik ilegal di masa yang akan datang. Untuk mengatasinya, pemerintah harus memulai menjalankan sejumlah strategi pengelolaan limbah elektronik dengan dukungan berbagai stakeholder. Berdasarkan hasil analisis SWOT dan QSPM dengan responden yang berasal dari beberapa pihak yang terkait dengan pengelolaan limbah elektronik, maka diketahui bahwa strategi prioritas yang harus dilakukan saat ini adalah mengembangkan infrastruktur pengelolaan limbah elektronik ramah lingkungan sehingga sistem pengolahan dan daur ulang dapat berjalan dengan skema ramah lingkungan.
ESTIMASI NILAI PAJAK EMISI DAN KEBIJAKAN KENDARAAN UMUM BERBAHAN BAKAR BENSIN DI KOTA BOGOR Aceng Hidayat; Nuva Nuva; Sylviana Dewi Syafitri
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 3 No 1 (2016): April
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan jumlah sarana transportasi di Kota Bogor menyebabkan padatnya lalu lintas di Kota Bogor. Kendaraan yang dominan dipakai adalah sepeda motor dan mobil penumpang, kendaraan bermotor jenis mobil barang dan bus. Meningkatnya jumlah kendaraan tersebut menyebabkan peningkatan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan berdampak pada lingkungan. Pencemaran udara yang terjadi di kota besar termasuk di Kota Bogor pada umumnya berasal dari sumber bergerak, yaitu sebesar 70 persen. Konsumsi bahan bakar bensin di Kota Bogor sebanyak 90 persen dari total konsumsi semua bahan bakar di Kota Bogor. Kendaraan umum yang berbahan bakar bensin di Kota Bogor mengkonsumsi bahan bakar bensin sebesar tiga persen. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengestimasi nilai kerugian ekonomi akibat emisi kendaraan umum berbahan bakar bensin di Kota Bogor; 2) Mengestimasi nilai pajak emisi per zat pencemar yang dihasilkan oleh kendaraan umum berbahan bakar bensin di Kota Bogor; 3) Menganalisis persepsi masyarakat dan key person terhadap pencemaran udara dan pajak emisi kendaraan umum. Hasil estimasi nilai kerugian ekonomi akibat emisi kendaraan umum berbahan bakar bensin mencapai Rp 608.689.391 per tahun. Hasil estimasi nilai pajak emisi per zat pencemar yang dihasilkan oleh kendaraan umum berbahan bakar bensin adalah HC sebesar Rp 1,339/gram atau Rp 1.339/kg dan CO sebesar Rp 0,209/gram atau Rp 209/kg. Analisis pada persepsi pencemaran udara dan pajak emisi kendaraan umum adalah terdapat perbedaan persepsi di antara pengemudi angkutan kota, pengguna angkutan kota, dan pemerintah.
ANALISIS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP DI WADUK CIRATA Aceng Hidayat; Dewi Marisa Marits; Prima Gandhi
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 3 No 2 (2016): Agustus
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu waduk di Jawa Barat yang berfungsi sebagai pembangkit lisrik Jawa-Bali adalah Waduk Cirata. Selain sebagai pembangkit listrik, waduk ini juga memiliki banyak manfaat bagi masyarakat. Salah satu manfaat yang dirasakan masyarakat dari Waduk Cirata adalah manfaat ekonomi sektor perikanan tangkap. Beberapa stakeholder mempunyai kepentingan berbeda dalam pemanfaatan sumberdaya waduk. Sistem pengelolaan yang tepat dan dapat mewadahi seluruh kepentingan stakeholder sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan waduk. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengestimasi potensi ekonomi perikanan tangkap di Waduk Cirata, (2) menganalisis kelembagaan pengelolaan perikanan tangkap di Waduk Cirata, (3) menganalisis persepsi stakeholder terhadap aktivitas perikanan tangkap di Waduk Cirata. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis konten/isi kelembagaan dan analisis persepsi stakeholder menggunakan skala likert. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelembagaan pengelolaan perikanan tangkap Waduk Cirata hanya terdiri atas aturan formal saja. Aturan tersebut telah mengatur seluruh kebutuhan stakeholder pengelola dan pemanfaat sumberdaya ikan. Stakeholder yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan terdiri atas pemerintah, swasta, penegak hukum, akademisi, dan masyarakat. Perbedaan persepsi stakeholder terlihat antara pemerintah dan pelaku usaha yaitu mengenai kejelasan aturan main. Kondisi perikanan tangkap Waduk Cirata dari tahun 2010 sampai 2015 cenderung berfluktuasi. Potensi sumberdaya ikan Waduk Cirata pada tahun 2014 dan 2015 secara berturut-turut sebesar 3.511,38 ton dan 3.583,41 ton dengan nilai produksi sebesar 28,39 miliar rupiah dan 29,06 miliar rupiah.Kata kunci:  Waduk Cirata, stakeholder, Kelembagaan, Perikanan Tangkap
STRATEGI PERDAGANGAN TUNA INDONESIA KE PASAR UNI EROPA Eko Sri Wiyono; Akhmad Solihin
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 3 No 2 (2016): Agustus
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan pertumbuhan penduduk dunia menuntut pasokan kebutuhan pangan, salah satunya dari protein ikan dari penangkapan ikan. Tekanan terhadap perikanan tangkap tersebut mengakibatkan gejala tangkap lebih yang disertai dengan masih tingginya angka kegiatan praktik perikanan ilegal. Dampak perikanan ilegal disikapi secara serius oleh masyarakat dunia dengan ditetapkannya berbagai instrumen internasional, baik yang mengikat maupun tidak. Sementara itu, komunitas Uni Eropa membuat peraturan khusus yang mengatur perdagangan ikan yang bebas dari praktik perikanan ilegal. Tujuan penelitian ini yaitu:  (1) menganalisis aturan Uni Eropa; (2) menganalisis level kompatibilitas peraturan Indonesia dengan peraturan Uni Eropa; dan (3) menyusun strategi perdagangan tuna Indonesia di pasar Uni Eropa. Metode yang digunakan analisis hukum dan A'WOT. Analisa hukum mengungkapkan bahwa untuk memberantas perikanan ilegal, Uni Eropa mengeluarkan Peraturan Dewan No 1005/2008, yang disikapi oleh Pemerintah Indonesia dengan cara mengeluarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.13/MEN/2012 tentang Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan. Sementara A'WOT menghasilkan strategi, yaitu: monitoring dan evaluasi implementasi Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan berkala; sosialisasi pemerataan SHTI di pelabuhan perikanan, dan penataan sistem data terpadu.Kata kunci:  perikanan iIlegal, Uni Eropa, sertifikat hasil tangkapan ikan
KESIAPAN DAERAH DALAM IMPLEMENTASIKAN PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL PASCA TERBITNYA UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Christine Wulandari; Pitojo Budiono; Dodik Ridho Nurrochmat
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 3 No 2 (2016): Agustus
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijakan pengembangan perhutanan sosial telah terbit pada akhir tahun 2016 dalam rangka menyesuaikan kebijakan yang termaktub dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Namun penerbitan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.83 Tahun 2016 (PermenLHK 83/2016) tentang Perhutanan Sosial belum bisa secara langsung dapat menjawab pemasalahan yang ada di lapangan sebagai dampak atas terbitnya UU Pemerintahan Daerah.  Dalam PermenLHK 83/2016 disebutkan adanya persyaratan bahwa pemerintah daerah harus mempunyai program perhutanan sosial dan menyediakan anggaran untuk memgimplementasikannya. Persyaratan inilah yang dalam tindak lanjutnya memerlukan adanya pertimbangan dan strategi lebih lanjut agar dapat dilaksanakan oleh pemerintah daerah sebagaimana harapan pemerintah pusat.Kata kunci:  perhutanan sosial, pemerintahan daerah, pemerintah pusat
RISET DAN INOVASI TERUMBU KARANG DAN PROSES PEMILIHAN TEKNIK REHABILITASI: SEBUAH USULAN MENGHADAPI GANGGUAN ALAMI DAN ANTROPOGENIK KASUS DI KEPULAUAN SERIBU Hawis Madduppa; Beginer Subhan; Dondy Arafat; Neviaty Putri Zamani
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 3 No 2 (2016): Agustus
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Riset dan inovasi pada ekosistem terumbu karang sangat diperlukan dalam upaya menghadapi gangguan alami dan antropogenik yang merusak. Hal ini untuk memahami bagaimana prioritas intervensi manusia dalam usaha perbaikan melalui rehabilitasi atau restorasi. Berdasarkan informasi ilmiah bahwa dalam beberapa dekade terakhir dimana sudah banyak terumbu karang yang telah sangat terganggu, sehingga diperlukan terobosan riset dan inovasi. Beberapa riset dan inovasi yang dapat diinisiasi untuk mendukung program rehabilitasi adalah: (1) Pergeseran komunitas terumbu karang; (2) Perbaikan komunitas terumbu karang dari fenomena pemutihan massal, spesies invasive, dan penyakit karang lainnya; (3) Persediaan bibit transplan berdasarkan analisis konektivitas, resiliensi dan keragaman genetika Terumbu Karang untuk restorasi; (4) Interaksi antara koral, alga dan mikroba, serta implikasinya untuk ekologi dan bahan obat; (5) Makroekologi, fungsi ekosistem dan biogeografi; dan (6) Pembuatan pelayanan pemetaan ilmiah biodiversitas dan rehabilitasi/restorasi berbasis website. Sebagai contoh, ekosistem terumbu karang di Kepulauan Seribu yang terletak di utara Jakarta, merupakan lokasi yang sangat cocok untuk mempelajari tentang pengaruh alami dan antropogenik, dan bagaimana memberikan pemilihan terhadap teknik rehabilitasi yang sesuai. Teknik restorasi atau rehabilitasi (Misalnya: Ecoreef, Reefball, Rockfile, Artificial Reef, dan Transplantasi karang) sudah banyak dikembangkan di Indonesia. Teknik tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan dan tidak ada satu metodepun yang bisa memuaskan semua pihak dan tidak ada satu metodepun yang bisa diterapkan pada berbagai kondisi dan kesehatan terumbu karang. Dukungan riset dan inovasi terumbu karang akan memberikan peluang untuk partisipasi inklusif bagi seluruh komponen masyarakat untuk memelihara ekosistem terumbu karang di Kepulauan Seribu secara tepat guna.Kata kunci: Transplantasi karang, rehabilitasi, restorasi, pemutihan masal, spesies invasive
FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PALA FAKFAK Mokhamad Syaefudin Andrianto; Sapta Rahardja
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 3 No 2 (2016): Agustus
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pala Fakfak (Myristica argentha) memiliki karakteristik yang berbeda dengan pala Banda (Myristica fragrance). Perbedaan utama pala Fakfak, daging buah lebih tebal tetapi kandungan minyak atsirinya lebih rendah. Pala Fakfak, sebagai produk agroindustri, digunakan untuk manisan, sirup, permen, kecap dan bumbu masak. Tujuan kajian adalah merumuskan strategi pengembangan agroindustri khususnya pemasaran pala Fakfak. Pengumpulan data selain studi pustaka juga menggunakan survey dan FGD. Kajian menggunakan alat analisis IFE-EFE, SWOT dan QSPM. Pengembangan pasar menggunakan Ansoft Strategy. Hasil analisis IFE-EFE, SWOT dan QSPM, prioritas strategi untuk jangka pendek adalah pelatihan dan pendampingan usaha pala, prioritas jangka menengah dan panjang adalah mendirikan pusat pendidikan, penelitian dan pengembangan pala Fakfak. Strategi penetrasi pasar melalui promosi dan kerjasama dengan hotel, restoran dan katering. Strategi pengembangan produk baru dilakukan dengan standarisasi kualitas dan perbaikan kemasan sehingga lebih menarik. Diversifikasi dilakukan untuk pasar industri dalam bentuk bubuk bumbu (seasoning) ataupun puree/pasta.Kata kunci:  agroindustri pala, pala Fakfak, puree pala, pengembangan produk baru
PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI LINGKUNGAN SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI TWA KAWAH IJEN Restian Alif Junianti; Rinekso Soekmadi; Nyoto Santoso
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 3 No 2 (2016): Agustus
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

TWA Kawah Ijen merupakan kawasan pelestarian alam dengan potensi dan keunikan kawasan sebagai sarana rekreasi dan pariwisata bagi masyarakat dan pengunjung. Visi dan misi pengelolaan TWA Kawah Ijen yaitu mewujudkan kegiatan ekowisata. Namun, ekowisata di kawasan ini belum dikembangkan dengan optimal dan program pendukung konservasi kawasan masih terbatas. Untuk itu diperlukan perencanaan program interpretasi lingkungan agar membantu pengunjung mengetahui dan memahami (knowledge) potensi kawasan dan meningkatkan kepuasan (satisfaction) pengunjung. Program interpretasi yang disusun bertema “Eksplorasi Biodiversitas dan Keunikan Kawasan TWA Kawah Ijen” dengan target sasaran pengunjung kelompok umur remaja, dewasa dan orang tua. Teknik interpretasi yang digunakan yaitu teknik interpretasi langsung (personal service). Dalam mendukung pengembangan ekowisata maka pelibatan masyarakat sekitar kawasan dalam perencanaan program interpetasi lingkungan adalah sebagai jasa pemandu (interpreter) yang berkualitas dan berkompeten.Kata kunci:  program interpretasi, ekowisata, konservasi, pengunjung, interpreter

Page 7 of 20 | Total Record : 191