cover
Contact Name
Samsul Amri
Contact Email
jurnal.edukasifkip@gmail.com
Phone
+6285365757756
Journal Mail Official
jurnal.edukasifkip@gmail.com
Editorial Address
Kampus FKIP Universitas Islam Indragiri Jl. Soebrantas No. 10. Tembilahan Hilir. Kab. Indragiri Hilir. Riau. 29211
Location
Kab. indragiri hilir,
Riau
INDONESIA
EDUKASI
ISSN : 20870310     EISSN : 27217728     DOI : 10.61672
Core Subject : Education, Social,
JURNAL EDUKASI adalah jurnal yang mengkaji tentang pendidikan dan pembelajaran. Mencakup multidisplin ilmu pendidikan. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan April dan November. Dipublikasikan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Indragiri
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 42 Documents
MEMAKNAI BELAJAR DI SEKOLAH KEHIDUPAN AGAR LULUS MENGHADAPI MASALAH DI UNIVERSITAS KEHIDUPAN Dedi Saputra
Jurnal Edukasi Vol 10 No 1 (2022): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v10i1.1740

Abstract

Belajar seringkali dikaitkan dengan proses memperoleh ilmu pengetahuan yang dilaksanakan memalui institusi formal seperti di sekolah dan universitas. Padahal secara luas belajar itu merupakan proses yang senantiasa dijalani oleh setiap individu salama hidupnya. Maka dapat diartikan bahawa belajar itu selalu mengikuti seseorang salama individu itu masih hidup. Sehingga sangat pantas jika ada istilah long live education itu sebagai suatu konsep hebat dalam menjalani kehidupan. Sejalan dengan konsep belajar tersebut tentu terkait pula dengan permasalahan dalam kehidupan yang senantiasa ada selama seseoarng tersebut masih hidup. Artinya tak seorangpun yang hidup lepas dari masalah, besar atau kecil tetap saja masalah yang harus diselesaikan. Kemudian dari permasalahan hidup tersebut seseorang belajar. Belajar dan masalah pada hakikatnya adalah hidup itu sendiri. Belajar dari masalah atau belajar memecahkan masalah senantiasa akan hadir dalam kehidupan (Universitas Kehidupan) manusia.
HUBUNGAN FILSAFAT ILMU TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN Rahmat
Jurnal Edukasi Vol 10 No 1 (2022): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v10i1.1743

Abstract

Abstrak Filsafat ilmu diartikan sebagai cabang dari ilmu filsafat yang muncul pada akhir abad ke-19 atau memasuki abad ke-20. Perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan pedidikan mencapai puncaknya pada abad ke-19 di masa August Comte dan para penerusnya yang cenderung menjadikan ukuran kebenaran ilmu pada tataran aliran filsafat yang berpangkal pada suatu hal yang nyata, menjadikan ilmu pengetahuan semakin terlepas dari asumsi dasar filsafatnya. Hal inilah yang mengilhami lahirnya filsafat ilmu yang pada gilirannya mempunyai posisi yang amat penting dalam ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan. Filsafat ilmu juga mencoba memperkenalkan ilmu pengetahuan secara utuh. Pada hakekatnya, filsafat ilmu dapat berdiri di tengah-tengah cabang ilmu pengetahuan dengan berbagai aturan dan pengarah bagi penerapan perkembanangan pendidikan. Adapun hubungan filsafat ilmu terhadap perkembangan pendidikan merupakan upaya manusia dalam memahami suatu konsep dan metode dari sebuah disiplin Ilmu. perubahan dan perkembangan telah mengantar filsafat ke suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana ilmu pengetahuan berkembang dengan masing-masing disiplin ilmu.
ABAH LUKMANUL HAKIM TOKOH ISLAM KONTROVERSIAL DI KALANGAN UMAT ISLAM INDRAGIRI HILIR RIAU PADA TAHUN 1970-AN A. Muthalib
Jurnal Edukasi Vol 10 No 1 (2022): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v10i1.1969

Abstract

Abah Lukmanul Hakim (Abah) ketika mudanya pernah mengenyam pendidikan di Mekkah, sekembalinya ke tanah air Abah mengajar agama kepada masyarakat di sekitarnya, disamping mengajar, dia juga bertani kelapa. Ketika semua jenis pertanian masayarakat di tempat tinggal Abah (Seberang Pasar Enok Inhil) sering dimangsa oleh gerombolan (babi-babi hutan), sehingga hasil pertanian mereka otomatis menurun. Abah melihat kondisi yang sangat merugikan tersebut, dia berinisiatif memelihara anjing dengan tujuan, agar semua jenis tanam-tanaman di kebun mereka bisa “aman.” Namun langkah Abah itu sepontan mendapat respon dari masyarakat, dengan kata-kata yang “tidak layak” terhadap Abah, tetapi di antara mereka itu tidak ada yang berani berhadapan langsung dengan Abah, mereka beranggapan bahwa Abah Lukman “salah dalam mengambil langkah,” kenapa memelihara anjing ? sementara dia sendiri nota-bene alumni Mekkah ?! Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban dari apa yang dipersoalkan di tengah masyarakat Inhil tersebut di atas. Dalam penelitian ini menemukan jawaban bahwa seorang muslim ternyata boleh hukumnya memelihara anjing, selama ada hajat tertentu. Misalnya, pelihara anjing untuk kepentingan berburu, menjaga hewan ternak, dan menjaga tanam-tanaman (kebun). Berdasarkan temuan ini, umat Islam tidak dilarang memelihara anjing.Justru hukum Islam itu flexibel, ketika kondisi normal (tanpa ada alasan tertentu) memelihara anjing hukumnya haram, akan tetapi ketika kondisi tidak normal, maka hukum pelihara anjing boleh. Jadi apa yang dilakukan Abah tersebut secara tidak langsung dia ingin memberikan pencerahan kepada masyarakat dengan cara halus, bahwa dalam menyikapi setiap fenomena itu jangan selalu berfikir dalam kondisi normal, tetapi kita juga harus melihat kondisi tidak normal, bagaimana hukum Islam itu memberikan alternatif. Sebagaimana diketahui masyarakat kita banyak yang bekerja di sektor perkebunan. Oleh karena itu, kita wajib mengetahui persoalan ini, jika tidak ? “su uzzhan” (buruk sangka) masyarakat Inhil terhadap Abah Lukman tempo dulu bukan tidak mungkin akan kembali terjadi masa mandatang.
INOVASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MASA PANDEMI COVID-19 Ahmad; Hasnawati; Hasirah
Jurnal Edukasi Vol 10 No 1 (2022): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v10i1.1970

Abstract

Konsep pembelajaran daring adalah bentuk inovasi, tentunya tidak dapat terlepas dari peran teknologi. Teknologi dapat mempermudah segala kebutuhan dalam proses belajar mengajar. Sejalan dengan pendapat Tounder yang mengatakan bahwa tegnologi digital dalam lembaga pendidikan sebagai sarana pendukung dalam pembelajaran, baik sebagai sarana dalam mengakses informasi sumber belajar ataupun sebagai sarana penunjang kegiatan belajar dan berkaitan dengan tugas. Seiring dengan perkembangan zaman teknologi semakin berkembang, saat ini banyak platform yang dapat membantu pelaksaan pembelajaran daring, Inovasi pembelajaran berupa teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai teori dan praktik dalam merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, dan menilai proses dan sumber untuk belajar. Internet merupakan salah satu media yang relevan jika dimanfaatkan demi menunjang mutu pendidikan agama Islam. Karena dapat memberikan kemudahan dan kecepatan dalam menyampaikan informasi sehingga proses pembelajaran PAI dapat berjalan secara efektif dan efisien.
TANTANGAN PENDIDIKAN IPS DI ERA MASYARAKAT MADANI Edi Susrianto Indra Putra
Jurnal Edukasi Vol 10 No 1 (2022): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v10i1.1971

Abstract

Pada era globalisasi saat ini, teknologi memegang peran yang sangat penting. Arus globalisasi tentuk membawa dampak positif dan negatif bagi masyarakat dunia. Untuk mengantisipasi dari dampak tersebut, dituntut peran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), karena Pendidikan IPS sangat erat kaitannya dengan isu-isu sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Disamping itu, materi pembelajaran Pendidikan IPS sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai sosial dan nilai-nilai budaya bangsa. Dalam memecahkan masalah sosial, Pendidikan IPS harus ikut berperan aktif. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah sosial ini melalui pendekatan reflective inquiry. Melalui pendekatan reflective inquiry, para siswa diajarkan bagaimana menggunakan keterampilan sosial untuk memecahkan masalah-masalah faktual yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Pendidikan IPS harus dapat membantu siswa mengontrol diri dalam kehidupan dan menerapkan tata nilai tersebut dalam berperilaku di tengah-tengah masyarakat. Pendidikan IPS harus mampu mengembangkan masyarakat menjadi warga negara yang baik, akrab dengan semua unsur lingkungan, bersifat arif dan bijaksana dalam membina hubungan, mengeksplorasi, dan mengembangkan berbagai bentuk unsur lingkungan budaya yang ada. Pendidikan IPS tidak hanya menekankan pada pengembangan aspek kognitif seperti kemampuan penguasaan konsep atau teori ilmu-ilmu sosial, kemampuan berfikir kritis dan analitis, atau menguasai keterampilan sosial saja, melainkan juga dapat mengembangkan aspek afektif siswa yang meliputi pengembangan sikap, nilai dan moral siswa. Pendekatan reflective inquiry akan mendorong siswa menggunakan pemikiran yang lebih kritis dan kreatif untuk memecahkan masalah-masalah sosial dan berpartisipasi secara lebih aktif di tengah-tengah masyarakat. Karena materi pembelajaran dari Pendidikan IPS sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai sosial dan budaya bangsa.
KONSEPSI ISLAM TENTANG MANUSIA DAN IMPLIKASINYA PADA PENDIDIKAN Khairuddin Khairuddin
Jurnal Edukasi Vol 10 No 1 (2022): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/judek.v10i1.1972

Abstract

Secara tegas Allah menyatakan bahwa manusia merupakan puncak ciptaan-Nya dengan tingkat kesempurnaan dan keunikannya yang prima dibanding makhluk lainnya (QS.At-Tin:4). Namun begitu Allah juga memperingatkan bahwa kualitas kemanusiaannya masih belum selesai (setengah jadi), sehingga masih harus berjuang untuk menyempurnakan dirinya (QS.Asy-Syams:7-10). Proses penyempurnaan ini amat dimungkinkan karena pada dasarnya manusia itu fitri, hanif dan berakal ditambah lagi dengan datangnya para Rasul Tuhan pembawa kitab suci sebagai petunjuk hidup manusia (QS.An-Nisa:174). Kesempurnaan itu tidak akan tercapai bilamana manusia tidak mempergunakan akal secara baik dan benar serta tidak mengimplementasikan petunjuk Allah, maka derajat manusia sama dengan hewan (QS.al-A’raf: 179). Pendidikan secara sederhana adalah sebagai sebuah proses memanusiakan manusia, “man is the core of the educational process”, bahwa manusia adalah inti dari sebuah proses pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa manusia adalah obyek dan sekaligus pelaku pendidikan. Oleh sebab itu formulasi dan implementasi pendidikan harus selalu disandarkan pada konsepsi tentang hakekat manusia. Potensi akal yang dimiliki oleh manusia mampu menghasilkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tersebut harus ditumbuhkembangkan secara optimal dan terpadu melalui proses pendidikan. Pendidikan hendaklah mengembangkan potensi manusia secara simultan dan seimbang sehingga membimbing dan mengarahkan manusia agar mampu mengemban amanat dari Allah yaitu menjalankan tugas-tugas hidupnya sebagai ‘abdullah” (hamba Allah) dan sebagai “Khalifatullah” (wakil Allah) dimuka bumi
KIYAI MUHAMMAD JEDDAWI SANG “SINGA JAMBI” DI ERA 1960-1980-AN A. Muthalib
Jurnal Edukasi Vol 10 No 2 (2022): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa lalu di wilayah Tahtul Yaman Seberang kota Jambi, Provinsi Jambi ada salah seorang Kyai Pondok yang dijuluki masyarakat sebagai “Singa Jambi,” karena tindak tanduknya ada kesamaan dengan Umar bin Khaththab, sehabat Rasulullah yang kedua, sebagaimana diketahui bahwa Umar bin Khaththab digelar “Singa Padang Pasir” karena sikapnya yang pemberani, baik bagi kawan maupun lawan, namun sikapnya itu hanya terhadap “seseorang atau kelompok masyarakat yang melanggar aturan Allah Ta’ala. Seperti melakukan judi, minum-minuman yang memabukkan, dan sebagainya Bagitulah pula yang dilakukan Kyai Muhammad Jeddawi. Metode dalam penelitian ini penulis menggunakan landasan metode sejarah, yaitu melalui empat tahap, yaitu: Heuristik, Kritik, Interpretasi,dan historiografi (penulisan).sementara teorinya adalah teori kualitatif, riset perpustakaan dan wawancara; Kyai Jeddawi memiliki sikap pemberani, tegas dan cerdas. Oleh karena itulah gelar tersebut disematkan kepada Kyai Jeddawi. Namun perlu diketahui, sikap yang ditunjukkan Kyai tersebut hanya fokus kepada hal-hal yang terkait dengan syari’at Allah apabila di antara masyarakatnya yang melanggar dengan sengaja. Misalnya “anak-anak muda” mabuk-mabukan di tengah jalan raya, kaum wanita yang “mengumbar” aurat mereka di tengah jalan raya, dan sebagainya barulah Kyai Jeddawi bertindak. Selain hal itu, dia tidak pernah menganggu kegiatan masyarakat, namun “masyarakat sendirilah yang kadang-kadang tau diri.” Kalau diamati lebih jauh, kehadiran figur seperti Kyai Jeddawi tersebut, sangat dibutuhkan umat Islam di zaman ini, karena sikapnya itu sangat membantu masyarakat dibanding “tindakan polisi ?” Karena itu, masyakat Jambi, sejak wafatnya Kyai Jeddawi pada tahun 1988 yang silam, mereka merasa kehilangan sosok seperti Kyai tersebut.
MIGRASI ORANG BANJAR KE KABUPATEN INDRAGIRI HILIR (Studi Etno-Sosiologi tentang Peranan Modal Sosial dan Jaringan Sosial Orang Banjar) Edi Susrianto Indra Putra
Jurnal Edukasi Vol 10 No 2 (2022): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orang Banjar yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir adalah salah satu contoh etnis yang memiliki modal sosial dan jaringan sosial yang baik. Keberhasilan mereka dalam beradaptasi dan berinteraksi dengan berbagai etnis yang ada, menjadikan mereka sukses dan berhasil di perantauan. Keberhasilan orang Banjar di Indragiri Hilir, tidak hanya ditopang oleh etos kerja yang baik, tetapi juga karena keberhasilan mereka dalam membangun jaringan sosial antar sesama etnis maupun dengan berbagai etnis yang ada. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana peranan modal sosial dan jaringan sosial yang dimiliki orang Banjar dalam pembentukan relasi antar etnis yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir. Orang Banjar dalam konsep penelitian ini adalah orang atau keturunan etnis Banjar yang berasal dari Kalimantan Selatan yang sekarang sudah lama tinggal dan bermukim di Kabupaten Indragiri Hilir. Migrasi orang Banjar ke Kabupaten Indragiri Hilir telah berlangsung sejak puluhan tahun yang lalu. Kedatangan mereka ke daerah ini tidak terlepas dari kondisi politik dan ekonomi yang terjadi di daerah asal mereka pada waktu itu. Akibat tekanan politik dan ekonomi di daerah asalnya, mereka bermigrasi ke berbagai daerah di Indonesia, khususnya ke Kabupaten Indragiri Hilir. Untuk mempertahankan eksistensi mereka di daerah tujuan, mereka dituntut untuk melakukan adaptasi. Dengan modal sosial yang dimiliki, mereka mampu melakukan adaptasi di daerah yang baru, salah satunya melalui jaringan sosial. Metode atau pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan studi kasus. Melalui pendekatan studi kasus, diharapkan dapat mengungkapkan berbagai fenomena migrasi, modal sosial dan jaringan social orang Banjar di Kabupaten Indragiri Hilir.
KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM (Sebuah Pendekatan Normatif) Khairuddin Khairuddin; Ali Murtopo
Jurnal Edukasi Vol 10 No 2 (2022): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Agama adalah kebenaran yang datang dari Tuhan maka agama memiliki nilai kemutlakan. Apa yang dapat dilakukan manusia adalah mencoba mendekati kebenaran itu, sedangkan yang sesungguhnya mengetahui kebenaran mutlak hanyalah Allah semata, Itulah pandangan dasar Islam dalam usaha memahami ajaran agama yang kemudian diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Melalui pendekatan studi kepustakaan, terdapat berbagai istilah pemimpin dalam Islam diantaranya ada kata Khalifah, Ulil Amri, Imam dan Ro’in. Ada dua bentuk paradigma umat terhadap kepemimpinan yang Islami diantaranya paradigma formalistic dan paradigma substantif. Kepemimpinan/ kekuasaan, menurut pandangan Islam merupakan sebuah amanah dan tanggungjawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada manusia tetapi juga akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah. Jadi pertanggungjawaban kepemimpinan/kekuasaan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal sesama manusia, tetapi juga bersifat vertikal kepada Allah diakhirat, barangkali inilah hakekat kepemimpinan/kekuasaan dalam Islam yang menjadi pembeda dengan kepemimpinan sekuler saat ini. Pemimpin yang ideal menurut konsep Islam adalah pemimpin yang mempraktekan prinsip-prinsip dasar kepemimpinan dalam Islam seperti prinsip Tauhid (QS.an-Nisa;48, QS.al-Ikhlas:1-4), prinsip Musyawarah (QS.al-Imran:159), prinsip Keadilan (QS.an-Nisa:58, QS.al-Maidah:8), prinsip Persamaan (QS. Al-Huzarat:13), prinsip Kebebasan yang bertanggung jawab (QS.al-Baqarah:256, QS.al-Kahfi:29). Disamping prinsip-prinsip diatas, seorang pemimpin yang ideal adalah kepemimpinan seperti apa yang telah dicontohkan Rasullullh SAW karena dalam dirinya terdapat suri tauladan yang baik, hal ini tercermin dalam sifat atau karakter yang ada pada diri Rasulullah yakni Siddiq (Jujur), Tabligh (menyampaikan kebenaran), Amanah (dipercaya), Fathannah (Cerdas).
PENERAPAN PEMIKIRAN IBNU MISKAWAIH SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENDIDIKAN AQIDAH Muhammad Akbar Khan; M. Reza Pahlevi; Alaika M. Bagus Kurnia PS
Jurnal Edukasi Vol 10 No 2 (2022): JURNAL EDUKASI
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta memahami penerapan pemikiran seorang pemikir filosof yang bernama Ibnu Miskawih sebagai sumber belajar pendidikan aqidah. Pendidikan sendiri ialah mempunyai arti yang sangat luas namun disini pendidikan memiliki makna sebagai perubahan kesistem yang lebih baik maka pendidikan selalu dapat berubah ke sisi manapun dan aqidah ialah kepercayaan dasar atau keyakinan pokok dari agama yang dianut oleh manusia, seringkali terjadi penyangkalan terhadapnya atas nama pendidikan serta aqidah dimana mulai dari perdebatan dan kontroversi mengenai pengajaran pendidikan aqidah ini. Ibnu miskawih ialah seorang filosof muslim ia memiliki sumbangsih besar terhadap pendidikan muslim terlebih di ranah aqidahnya, pemikiran inilah yang di adopsi untuk tujuan penelitian dimana manusia dengan akalnya mampu untuk survive dan memilah mana yang seharusnya dilakukan dan wajib di tinggalkan, buah dari pemikiran Ibnu Miskawih ini lebih bertumpu pada manusia dan pendidikan Aqidah dimana aqidah ini adalah jalan menuju Tuhan apalagi di era modern ini secara tidak langsung mengakibatkan sedikit banyaknya pergeseran Aqidah.