cover
Contact Name
dwi rizki febrianti
Contact Email
dwirizkyfeby@gmail.com
Phone
+6285222400404
Journal Mail Official
jifi@stikes-isfi.ac.id
Editorial Address
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin Jl. Flamboyan III/7C Kayu Tangi 70123 Banjarmasin Kalimantan Selatan Telepon: (0511)-3301610, 3300221 Email: jifi@stikes-isfi.ac.id
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Jurnal Insan Farmasi Indonesia
ISSN : 26213184     EISSN : 26214032     DOI : https://doi.org/10.36387/jifi
Core Subject : Health, Science,
Focus and Scope Jurnal Insan Farmasi Indonesia (JIFI) is a broad-based primary journal covering all branches of pharmacy and its sub-disciplines that contains complete research articles, short communication and review articles. JIFI is a forum for the publication of quality and original works that open discussions in the field of pharmacy and health sciences.
Articles 314 Documents
KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK KOTRIMOKSAZOL PADA PASIEN ANAK DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI PUSKESMAS KUIN RAYA BANJARMASIN Erna Prihandiwati; Faridah Faridah; Antung Khairunnisa
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rasionalitas obat adalah pemakaian obat yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan klinis. Salah satu kriteria rasionalitas obat adalah tepat dosis. Ketepatan dosis merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan antibiotik. Ketepatan dosis yang diukur dalam penelitian ini adalah tepat takaran dosis, tepat frekuensi pemberian dan tepat lama penggunaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persentase ketepatan dosis dan ketidaktepatan dosis peresepan antibiotik kotrimoksazol  pasien anak umur 0 bulan sampai 5 tahun dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian observational bersifat deskriptif analitik dengan metode retrospektif. Analisis data dilakukan dengan membandingkan takaran dosis dan frekuensi pemberian dengan  Drug Information Handbook tahun 2011 dan membandingkan lama penggunaan dengan  Guideline for the management of upper respiratory tract infections tahun 2004. Hasil ketepatan dosis dari 176 resep yang menjadi sampel dari penelitian ini yaitu tepat takaran dosis  64,21 % (113 resep), tepat frekuensi  pemberian  100 % (176 resep), dan tepat lama penggunaan  77 % (136 resep). Persentase ketidaktepatan dosis yang meliputi ketidaktepatan takaran dosis 35,79 % (63 resep), yang  meliputi underdose  84,13% (53 resep), dan overdose  15,87 % (10 resep), ketidaktepatan frekuensi pemberian  0 % (0 resep), dan ketidaktepatan lama waktu penggunaan  23 % (40 resep).
STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT DESA SIDOREJO KECAMATAN TAMBAN KABUPATEN BARITO KUALA M. Arsyad
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang tinggi. Berbagai jenis tumbuhan tersebut dimanfaatkan masyarakat di antaranya sebagai tumbuhan obat. Salah satu kelompok masyarakat yang masih memanfaatkan tumbuhan sebagai obat adalah masyarakat desa Sidorejo Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan apa saja yang dimanfaatkan sebagai obat, bagian/organ tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat, dan cara pemanfaatan tumbuhan sebagai obat oleh masyarakat Desa Sidorejo Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengumpulan data secara langsung (survey eksploratif) dan proses studi dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses penumpulan data penelitian (Metode Participatory). Hasil penelitian menunjukkan ada 20 spesies tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat oleh masyarakat Desa Sidorejo Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala. Berdasarkan habitusnya ada 4 habitus tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat dengan persentase masing-masing yaitu herba (45%), perdu (40%), Pohon (10%), dan Terna (5%). Berdasarkan bagian tumbuhan yang dimanfaatkan yaitu Akar (9,68%), Batang (6,45%), Daun (45,16%), rimpang (22,58%), bunga (3,23%), Buah (9,68%), dan Biji (3,23%). Berdasarkan cara pemanfaatan tumbuhan obat ada tiga cara yaitu direbus dan minum (74,19%), Dioleskan atau digosokkan (6,45%), dan dimakan (19,35%)
UJI AKTIVITAS ANTI MIKROORGANISME EKSTRAK JERINGAU (Acorus calamus L.) TERHADAP JAMUR Candida albicans DAN BAKTERI Staphylococcus aureus Dwi Rizki Febrianti; Naila Khairina; Praptri Nur Alisa
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jeringau (Acorus calamus L) merupakan tumbuhan air banyak dijumpai tumbuh liar di sungai, di rawa-rawa maupun lahan yang tergenang air sepanjang tahun. Masyarakat secara tradisional memanfaatkan tanaman ini untuk mengobati diare, disentri, cacingan atau digunakan pada wanita setelah bersalin bersama bahan obat lain. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol rimpang jeringau terhadap pertumbuhan mikroorganisme jamur Candida albicans dan bakteri Stapylococcus aureus.  menggunakan metode difusi lubang sumuran dengan konsentrasi ekstrak rimpang jeringau yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsentrasi 100mg/mL,200mg/mL,dan 300mg/mL, kontrol positif jamur yang digunakan adalah ketoconazole 50µg, kontrol positif antibakteri adalah Klindamisin konsentrasi 50µg/mL sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah aquadest. Hasil skrining fitokimia menunjukan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder dalam ekstrak etanol rimpang jeringau diantaranya flavonoid, alkaloid, saponin, polifenol, dan triterpenoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang jeringau memiliki aktivitas daya hambat terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dan bakteri Staphylococcus aureus. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa setiap kelompok perlakuan memiliki perbedaan yang signifikan.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 96% DAUN KARAMUNTING (Melastoma malabathricum L.) TERHADAP Salmonella typhi Rakhmadhan Niah
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam tifoid merupakan demam yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Penyakit tersebut merupakan penyebab kematian terbanyak dengan jumlah kasus sebanyak 22 juta per tahun di dunia dan menyebabkan 216.000-600.000 kematian. Pengobatan Salmonella typhi menggunakan antibiotik yang biasanya menyebabkan efek samping yang sering merugikan kepekaan pasien terhadap penggunaan antibiotik. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan mencari alternatif pengobatan dari bahan alam, seperti daun karamunting. Tanaman tersebut diduga memiliki kandungan metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, tannin, fenol dan saponin. Daun karamunting merupakan obat tradisional yang sering digunakan penduduk Kalimantan sebagai pengobatan demam tifoid. Namun berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan kadar zat aktif dimasing-masing wilayah Kalimantan dapat mempengaruhi efektivitas terhadap pengobatan demam tifoid. Berdasarkan kajian tersebut dilakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas metabolit sekunder ekstrak etanol 96% daun karamunting didaerah Hulu Sungai Selatan terhadap Salmonella typhi penyebab demam tifoid. Penelitian dilakukan menggunakan metode sumuran dan hasil dianalisis melalui SPSS.Berdasarkan hasil tersebut, terlihat yang memiliki daya hambat tertinggi berturut-turut adalah kontrol positif (22,83 mm) kategori sangat kuat, konsentrasi 20% ekstrak etanol daun karamunting (11,43 mm) kategori kuat, konsentrasi 10% ekstrak etanol daun karamunting (6,00 mm) kategori sedang dan konsentrasi 5% ekstrak etanol daun karamunting (1,98 mm) kategori lemah.
UJI DAYA HAMBAT SUPPOSITORIA VAGINA EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) TERHADAP Candida albicans Selfyana Austin Tee; Musdalipah Musdalipah
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun sirih merupakan obat tradisional yang digunakan untuk mengatasi keputihan. Ekstrak daun sirih dibuat dalam bentuk suppositoria vagina agar mempermudah penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat suppositoria vagina ekstrak daun sirih hijau terhadap Candida albicans. Jenis penelitian adalah eksperimen yang terdiri atas lima perlakuan dengan tiga kali pengulangan. Penelitian dilakukan dengan metode RAL (Rancangan Acak Lengkap). Ekstrak daun sirih hijau diperoleh dari hasil maserasi. Formulasi dibuat menggunakan basis larut air yaitu gelatin tergliserinasi dengan konsentrasi ekstrak 25%, 30%, dan 35%. Evaluasi fisik yang dilakukan yaitu uji organoleptik, uji homogenitas, dan uji keseragaman bobot telah memenuhi syarat sediaan. Uji daya hambat suppositoria vagina ekstrak daun sirih hijau menggunakan metode Cylinder cup. Hasil penelitian menunjukkan suppositoria vagina ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25%, 30% dan 35% memiliki daya hambat rata-rata sebesar 4,67 mm, 7,5 mm, dan 10,96 mm. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa data Fhitung (121,59) > Ftabel (3,48) dan dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil) yang menunjukkan bahwa ketiga konsentrasi suppositoria vagina berbeda nyata dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans.
UJI POTENSI ANTIDIABETIK EKSTRAK BUNGA PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP MENCIT JANTAN Balb/C YANG DIINDUKSI STREPTOZOCIN (STZ) Wahyuni Wahyuni; Muhammad Ilyas; Rohana Agusraeni
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bunga pepaya (Carica papaya L.) mengandung senyawa flavonoid, tanin, steroid-triterpenoid yang dapat berperan sebagai antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antidiabetik ekstrak bunga pepaya (Carica papaya L.) terhadap mencit jantan Balb/C yang diinduksi streptozotocin. Mencit dibuat model diabetes dengan diinduksi streptozotocin dengan dosis 150 mg/kg BB. Sebanyak 75 ekor mencit dibagi 5 kelompok secara homogen, yang terdiri dari kelompok dosis 200 mg/kg BB, kelompok dosis 400 mg/kg BB, kelompokdosis 500 mg/kg BB, kelompok kontrol negatif (Na. CMC) dan kelompok kontrol positif (glibenklamid).Mencit diberi perlakuan secara oral perhari selama 7 hari. Kadar glukosa darah diukur menggunakan photometer 5010V5+.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga dosis memiliki potensi antidiabetik, dan pada ekstrak bunga pepaya dengan dosis 400 mg/kg BB dan dosis 500 mg/kg BB memilikiefek yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol positif (glibenklamid).
UJI TOKSISITAS AKUT DAN GAMBARAN HISTOLOGI HEPAR MENCIT (Mus musculus) YANG DIBERIKAN EKSTRAK TERPURIFIKASI BATANG GALING (Cayratia trifolia L. Domin) Muhammad Ilyas; Sri Susanty; Asriullah Jabbar; Hajah Ermawati
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Batang galing memiliki manfaat sebagai antidiabetik, menurunkan kadar kolesterol dalam darah, meningkatkan kekebalan tubuh, sebagai antioksidan, antivirus, antibakteri dan antikanker. Namun keamanan adalah suatu syarat penting yang harus dimiliki suatu obat, oleh karena itu perlu dilakukan uji untuk mengetahui keamanan pemanfaatan batang galing perlu diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui LD50 ekstrak terpurifikasi batang galing yang diberikan pada mencit dan mengetahui efek toksisitas akut ekstrak terpurifikasi batang galing terhadap gambaran histopatologi hepar mencit. Penelitian ini adalah penelitian ekperimental, dengan rancangan  post test only controlled group design yang terdiri dari 5 kelompok perlakuan, tiap kelompok terdiri dari kelompok 1 yang merupakan kontrol yang diberi Na CMC 0,5%, kelompok perlakuan 2, kelompok perlakuan 3, kelompok perlakuan 4 dan kelompok perlakuan 5 adalah kelompok perlakuan yang diberi ekstrak terpurifikasi 50 mg/kgBB, 500 mg/kgBB, 5.000 mg/kgBB dan 50.000 mg/kgBB. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak terpurifikasi batang galing bersifat sangat toksik berdasarkan klasifikasi toksisitas dengan nilai LD50 adalah 131,4 mg/kgBB. Dari hasil pemeriksaan histopatologi hepar mencit pada perlakuan dosis 50 mg/kgBB, 500 mg/kgBB, 5.000 mg/kgBB, dan 50.000 mg/kgBB mengalami kerusakan sel hepar.
KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN BPJS KESEHATAN DENGAN FORMULARIUM NASIONAL DI RSD IDAMAN KOTA BANJARBARU Erna Prihandiwati; Hiliyanti Hiliyanti; Asny Waty
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Formularium Nasional yang telah dibuat oleh komite Nasional Penyusunan Formularium Nasional 2013 diharapkan dapat memudahkan dokter dalam menuliskan resep pasien Jaminan Keshatan Nasional (JKN) sesuai kelas terapi, namun pada kenyataannya justru menimbulkan permasalahan kebanyakan dokter menulis resep tidak sesuai dengan Formularium Nasional. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan studi deskriptif tentang kesesuaian peresepan obat pasien BPJS Kesehatan dengan Formularium Nasional di Instalasi Farmasi RSUD Banjarbaru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian peresepan obat pasien BPJS Kesehatan dengan Formularium Nasional berdsarkan kelas terapi dan ketersediaan obat-obat yang tidak sesuai dengan Formularium Nasional di Instalasi Farmasi RSUD Banjarbaru periode Oktober sampai Desember 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh resep yang ditulis dokter untuk pasien BPJS Kesehatan di Instalasi Farmasi RSUD Banjarbaru periode Oktober sampai Desember 2015. Sedangkan  Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah  resep pasien BPJS Kesehatan poliklinik penyakit dalam. Penelitian dilakukan dengan metode dokumentasi peresepan obat. Hasil penelitin diperoleh kesesuaian peresepan obat pasien BPJS Kesehatan dengan Formularium Nasional berdasarkan kelas terapi di Instalasi Farmasi RSUD Banjarbaru periode Oktober sampai Desember 2015 sebanyak 2277 Item obat(84,14%)  dan 361 item obat (15,85%) yang tidak sesuai dengan Formularium Nasional. Ketersediaan obat-obat yang tidak sesuai dengan Formularium Nasional berdsarakan kelas terapi di Instalasi Farmasi RSUD Banjarbaru periode Oktober sampai Desember 2015 yaitu  tersedia 359 item obat  (99,44%) dan yang tidak tersedia 6 item obat. Tediri dari 2 item tidak sesuai dan tidak tersedia 4 item obat Sesuai dan tidak tersedia.Kata kunci: Kesesuaian Peresepan obat, Pasien BPJS,Formularium Nasional
GAMBARAN BIAYA MEDIS LANGSUNG PENGOBATAN NYERI NEUROPATIK PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD PROVINSI NTB TAHUN 2017 Nurul Qiyaam
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nyeri neuropatik merupakan nyeri yang berasal dari rusak atau tidak berfungsinya system saraf pusat ataupun saraf tepi dimana nyeri ini dapat disebabkan oleh penyakit tulang belakang degeneratif, diabetes, herpes zoster, Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), pembedahan, dan stroke. Pengobatan nyeri neuropatik digunakan dalam jangka waktu yang lama sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar juga. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui rata-rata biaya medis langsung yang dikeluarkan penderita nyeri neuropatik pasien rawat jalan di RSUD Provinsi NTB tahun 2017 berdasarkan perspektif pasien. Jenis penelitian ini ialah deskriptif retrospektif dengan menggunakan data rekam medik pasien  nyeri neuropatik yang datang ke Poliklinik Saraf RSUD Provinsi NTB periode Januari - Desember 2017 yang telah memenuhi kriteria inklusi. Penelitian memperlihatkan terdapat 19 kasus nyeri neuropatik yang tercatat. Hasil penelitian menunjukkan total biaya medis langsung pasien nyeri neuropatik di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB tahun 2017 sebesar Rp 1.181.257 dengan rincian biaya obat sebesar Rp 972.257, biaya jasa dokter sebesar Rp 161.500, biaya jasa perawat sebesar Rp 47.500. Sedangkan, rata-rata biaya medis langsung pengobatan nyeri neuropatik pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB tahun 2017 sebesar Rp 393.752.
EVALUASI TINGKAT KETERSEDIAAN OBAT PADA ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RSUD BLUD H. HASAN BASRY KANDANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017 Mochammad Maulidie Alfiannor Saputera; Sujud Abdillah
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketersediaan obat di rumah sakit sangat menentukan tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal. Salah satu upaya rumah sakit yaitu mengelola ketersediaan obat di rumah sakit menjadi lebih baik. Hasil observasi yang dilakukan adanya ketidaksesuaian antara pengadaan obat dengan kenyataan pakai obat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi ketersediaan obat dengan melihat tingkat ketersediaan obat di RSUD BLUD H. Hasan Basry Kandangan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data retospektif tahun 2017.Data yang digunakan merupakan data kuantitatif dari pengamatan secara observasi dan secara kualitatif dengan wawancara mendalam kepada kepala IFRSUD dan petugas gudang farmasi. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu kesesuaian item obat dengan formularium, kesesuaian item obat dengan formularium nasional, kesesuaian item obat dengan e-katalog dan tingkat ketersediaan Obat. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling jenuh.Hasil penelitian menunjukkan dari berbagai variabel yang digunakan dapat dilihat kesesuaian item obat dengan formularium sebesar 27,93%, kesesuaian item obat dengan formularium nasional sebesar 19,35%, kesesuian obat dengan e-katalog sebesar 16,53% dan rata-rata tingkat ketersediaan obat sebesar 17,245 bulan. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketersediaan obat RSUD BLUD H. Hasan Basry Kandangan masih belum efesien karena masih ada obat yang berlebih pada tingkat ketersediaan obat.

Page 2 of 32 | Total Record : 314