Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Analisis Efektivitas Biaya (Cost Effectiveness Analysis) Penggunaan Amitryptiline Dibandingkan Carbamazepine pada Pasien Nyeri Neuropatik (Studi Kasus Di Klinik Saraf Rumkital. Dr. Ramelan Surabaya) Qiyaam, Nurul; Rahem, Abdul; Pia, Dian Maria; Lestiono, Lestiono
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 2, No 2 (2015): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Nyeri neuropatik merupakan penyakit kronis yang memerlukan penanganan optimal, sehingga perlu memperhatikan aspek efektivitas dan biaya terapi. Efektivitas amitryptiline dan  carbamazepine untuk pengobatan nyeri neuropatik telah dibuktikan, tetapi belum  diketahui mana yang paling cost-effective. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efektivitas biaya (cost-effectiveness) amitryptiline dan carbamazepine pada pasien nyeri neuropatik di klinik Saraf Rumkital dr. Ramelan Surabaya. Pengumpulan data dilakukan selama Februari-Mei 2014 didapatkan sebanyak 62 pasien. Metode penelitian Randomized Controlled Trial (RCT)  kemudian dilakukan analisis efektivitas biaya dengan menghitung nilai Average Cost-Effectiveness Ratio (ACER) masing-masing terapi. Pengukuran efektifitas terapi dilihat dari penurunan intensitas nyeri menggunakan Numerical Rating Scale (NRS) sebelum dan 4 minggu sesudah terapi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan intensitas nyeri pre dan post pada terapi amitryptiline dan carbamazepine,akan tetapi tidak terdapat perbedaan efektifitas terapi dan nilai ACER antara amitryptiline dan carbamazepine. Biaya terapi amitryptilin (Rp.41.695) lebih murah dibandingkan carbamazepine (Rp.47.380) sehingga amitryptiline lebih menghemat biaya dari carbamazepine dengan efektivitas setara. Perbedaan biaya terapi hanya pada harga obat saja sehingga penelitian ini juga sesuai dengan metode Cost Minimation Analysis (CMA). Disarankan penelitian lebih lanjut cost-effectiveness menggunakan sampel yang lebih spesifik terkait penyebab nyeri neuropatik. Kata kunci :   nyeri neuropatik, amitryptiline, carbamazepine, cost-  effectiveness ABSTRACTNeuropathic pain is a chronic disease that requires optimum handling, so it needs to consider the aspects of the effectiveness and cost of treatment. Carbamazepine’s and amitryptiline’s effectiveness for the treatment of neuropathic pain has been demonstrated, but there were no data available regarding the cost-effectiveness between those medications. This study was conducted to analyze the cost-effectiveness  of amitryptiline and carbamazepine in patients with neuropathic pain in the Neurology Clinic in dr.Ramelan Navy Hospital  Surabaya. Data collection was conducted during February until May 2014, it was found as many as 62 patients. Randomized Controlled Trial studies (RCT) then was conducted to make a cost effectiveness analysis by the calculation of the value of Average Cost-Effectiveness Ratio (ACER) for each therapy.  Measurement of the effectiveness of therapy was obtained from a decrease in pain intensity using a Numerical Rating Scale (NRS) before and 4 weeks after therapy. Based on these results, it can be concluded that there was a difference in decreasing rate of pain intensity between pre and post amitryptiline and carbamazepine therapy, but there were no difference in therapeutic effectiveness and value of ACER between amitryptiline and carbamazepine. Cost of Amitryptiline therapy (Rp.41.695) was cheaper than Carbamazepine (Rp.47.380), so amitryptiline more cost- saving  than  carbamazepine with equal effectiveness. The difference is on the cost of the drug therapy alone so this study was also in accordance with the Cost Minimation Analysis (CMA). Further research suggested cost-effectiveness using a sample that is more specifically related to the causes of neuropathic pain.Keywords: neuropathic pain, amitryptiline, carbamazepine, cost-effectiveness
Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi di Puskesmas Pagesangan Mataram Adikusuma, Wirawan; Qiyaam, Nurul; Yuliana, Fita
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 2, No 2 (2015): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas pelayanan kesehatan, sikap, dan keterampilan petugasnya, tetapi juga dipengaruhi oleh kepatuhan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan penggunaan obat hipertensi dan beberapa variabel karakteristik pasien yang berpengaruh terhadap kepatuhan pasien hipertensi di Puskesmas Pagesangan, Mataram. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional crossectional dengan mengambil data secara prospektif selama periode Februari – Maret 2015. Pengukuran kepatuhan dilakukan dengan menggunakan kuesioner MMAS (Morisky Medication Adherence Scale) yang berisi 8 pertanyaan. Persentase tingkat kepatuhan berdasarkan kuesioner MMAS adalah kepatuhan tinggi 75 % dan kepatuhan rendah 25 %. Berdasarkan analisis Chi Square tidak ada karakteristik subyek penelitian yang berpengaruh terhadap kepatuhan (P>0,05).Kata kunci: Hipertensi, kepatuhan, MMAS ABSTRACTThe success of a treatment is not only influenced by the quality of health services, attitudes and skills of its health workes, but also influenced by patient adherence. This research is aimed to measure adherence to antihypertensive therapy in hypertensive patients at primary health center Mataram, and to investigate patient’s characteristic associated with such adherence. This research was carried out by observational cross-sectional design with prospective data collection during February – March  2015. The measurement of adherence is done by using a questionnaire MMAS (Morisky Medication Adherence Scale) which contains 8 questions. The percentage of the level of adherence by questionnaire MMAS is a high adherence 75% and 25% lower adherence. Based on the analysis of Chi-Square no characteristic of the study subjects that affect adherence (P>0,05).Key word : Hipertensive, Adherence, MMAS
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENYAKIT ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT) PADA BALITA DI PUSKESMAS PARUGA KOTA BIMA TAHUN 2016 Qiyaam, Nurul; Furqani, Nur; Febriyanti, Ayu
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.258 KB)

Abstract

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang balita. Sejak 2008 ISPA merupakan penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Paruga Kota Bima, khususnya di Kelurahan Dara. Salah satu faktor terjadinya penyakit ISPA pada balita adalah pengetahuan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang penyakit ISPA berdasarkan karakteristik pendidikan, pekerjaan dan usia ibu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Observasional Deksriptif dan desain studi cross sectional selama periode Maret - April 2016. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi sejumlah  88 ibu yang memiliki balita. Data diperoleh dari pengisian kuesioner disertai dengan wawancara terhadap responden. Hasil penelitian didapatkan ibu yang memiliki pengetahuan baik sebesar (20,4%), cukup sebesar (53,4%) dan kurang sebesar (26,13%). Sehingga dapat disimpulkan tingkat pengetahuan ibu yang mendominasi pada kategori cukup.     
HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIDIABETIK ORAL TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN TERGLIKASI (HbA1c) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Adikusuma, Wirawan; Qiyaam, Nurul
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.262 KB)

Abstract

Kepatuhan minum obat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan terapi pada pasien diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji hubungan tingkat kepatuhan minum obat antidiabetik oral terhadap kadar HbA1c pasien DMT2. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode crossectional dengan mengambil data secara prospektik selama periode April – Juni 2017. Subyek penelitian ini adalah 40 pasien DMT2 rawat jalan di Poli penyakit dalam RSUP Nusa Tenggara Barat. Pengukuran kepatuhan menggunakan metode hitung pil (pill count) dan kadar HbA1c diambil berdasarkan hasil uji laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan pasien DMT2 yang tergolong patuh 50% dan yang tidak patuh 50% serta adanya korelasi negatif antara kepatuhan pengobatan pasien DMT2 terhadap kadar HbA1c (r=0,081, p=0,619). Berdasarkan hal tersebut  menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat kepatuhan minum obat antidiabetik oral terhadap kadar HbA1c
EVALUASI MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI GUDANG OBAT INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEDJONO SELONG LOMBOK TIMUR Qiyaam, Nurul; Furqoni, Nur; Hariati, Hariati
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.933 KB)

Abstract

Manajemen penyimpanan obat di rumah sakit haruslah baik dan benar supaya ketersediaan perbekalan farmasi  selalu terjamin sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses penyimpanan obat di gudang obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Soedjono Selong sudah baik dan benar serta mengetahui bagaimana manajemen penyimpanan obat-obatan di gudang obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Soedjono Selong. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi.Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi disertai wawancara yang disesuaikan dengan standar parameter penyimpanan obat yang baik dan benar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan obat-obatan di gudang obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soedjono Selong sudah baik dan benar berdasarkan 5 indikator pengelolaan obat pada tahap distribusi yaitu : ketepatan data jumlah obat pada kartu stok, sistem penataan gudang, persentase nilai obat yang kadaluarsa, persentase stok mati dan tingkat ketersediaan obat, serta berdasarkan standar nilai penyimpanan obat yang memiliki 3 kategori yaitu: kategori manajemen stok tergolong “baik” dengan nilai 14, kategori Stock control tergolong “baik” dengan nilai sebesar 16 dan kategori kondisi penyimpanan tergolong “baik” dengan nilai 16.Kata kunci : Manajemen Obat, Penyimpanan Obat, Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
PERBANDINGAN PENGARUH EDUKASI MELALUI LAYANAN PESAN SINGKAT DAN BOOKLET TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS Adikusuma, Wirawan; Qiyaam, Nurul; Nurbaety, Baiq; Partini, Tien; Putra, Eko Satria
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.258 KB)

Abstract

Ketidakpatuhan serta kurangnya pemahaman pasien terhadap instruksi penggunaan antidiabetik oral merupakan salah satu masalah utama dalam pengobatan pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2). Kondisi tersebut membutuhkan intervensi untuk meningkatkan kepatuhan terapi pasien DMT2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode intervensi yang efektif antara layanan pesan singkat dan booklet terhadap peningkatan kepatuhan terapi pasien DMT2. Penelitian ini dilakukan dengan desain kuasi eksperimental dengan pengambilan data secara prospektif. Subjek penelitian ini adalah 49 pasien DMT2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat yang telah menerima obat antidiabetik oral minimal enam bulan terapi sebelum pengambilan data kepatuhan. Pasien dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu kelompok layanan pesan singkat dan kelompok booklet. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner kepatuhan Morisky Medication Adherence Scale (MMAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan kepatuhan pada kelompok layanan pesan singkat (1,15±1,04) dan kelompok booklet (3,22±1,99). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian edukasi melalui layanan pesan singkat dan booklet dapat meningkatkan kepatuhan tetapi tidak berbeda signifikan antara kedua kelompok (p>0,05).
GAMBARAN BIAYA MEDIS LANGSUNG PENGOBATAN NYERI NEUROPATIK PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD PROVINSI NTB TAHUN 2017 Nurul Qiyaam
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nyeri neuropatik merupakan nyeri yang berasal dari rusak atau tidak berfungsinya system saraf pusat ataupun saraf tepi dimana nyeri ini dapat disebabkan oleh penyakit tulang belakang degeneratif, diabetes, herpes zoster, Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), pembedahan, dan stroke. Pengobatan nyeri neuropatik digunakan dalam jangka waktu yang lama sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar juga. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui rata-rata biaya medis langsung yang dikeluarkan penderita nyeri neuropatik pasien rawat jalan di RSUD Provinsi NTB tahun 2017 berdasarkan perspektif pasien. Jenis penelitian ini ialah deskriptif retrospektif dengan menggunakan data rekam medik pasien  nyeri neuropatik yang datang ke Poliklinik Saraf RSUD Provinsi NTB periode Januari - Desember 2017 yang telah memenuhi kriteria inklusi. Penelitian memperlihatkan terdapat 19 kasus nyeri neuropatik yang tercatat. Hasil penelitian menunjukkan total biaya medis langsung pasien nyeri neuropatik di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB tahun 2017 sebesar Rp 1.181.257 dengan rincian biaya obat sebesar Rp 972.257, biaya jasa dokter sebesar Rp 161.500, biaya jasa perawat sebesar Rp 47.500. Sedangkan, rata-rata biaya medis langsung pengobatan nyeri neuropatik pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB tahun 2017 sebesar Rp 393.752.
Analisis Efektivitas Biaya (Cost Effectiveness Analysis) Penggunaan Amitryptiline Dibandingkan Carbamazepine pada Pasien Nyeri Neuropatik (Studi Kasus Di Klinik Saraf Rumkital. Dr. Ramelan Surabaya) Nurul Qiyaam; Abdul Rahem; Dian Maria Pia; Lestiono Lestiono
Jurnal Pharmascience Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v2i2.5822

Abstract

ABSTRAK Nyeri neuropatik merupakan penyakit kronis yang memerlukan penanganan optimal, sehingga perlu memperhatikan aspek efektivitas dan biaya terapi. Efektivitas amitryptiline dan  carbamazepine untuk pengobatan nyeri neuropatik telah dibuktikan, tetapi belum  diketahui mana yang paling cost-effective. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efektivitas biaya (cost-effectiveness) amitryptiline dan carbamazepine pada pasien nyeri neuropatik di klinik Saraf Rumkital dr. Ramelan Surabaya. Pengumpulan data dilakukan selama Februari-Mei 2014 didapatkan sebanyak 62 pasien. Metode penelitian Randomized Controlled Trial (RCT)  kemudian dilakukan analisis efektivitas biaya dengan menghitung nilai Average Cost-Effectiveness Ratio (ACER) masing-masing terapi. Pengukuran efektifitas terapi dilihat dari penurunan intensitas nyeri menggunakan Numerical Rating Scale (NRS) sebelum dan 4 minggu sesudah terapi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan intensitas nyeri pre dan post pada terapi amitryptiline dan carbamazepine,akan tetapi tidak terdapat perbedaan efektifitas terapi dan nilai ACER antara amitryptiline dan carbamazepine. Biaya terapi amitryptilin (Rp.41.695) lebih murah dibandingkan carbamazepine (Rp.47.380) sehingga amitryptiline lebih menghemat biaya dari carbamazepine dengan efektivitas setara. Perbedaan biaya terapi hanya pada harga obat saja sehingga penelitian ini juga sesuai dengan metode Cost Minimation Analysis (CMA). Disarankan penelitian lebih lanjut cost-effectiveness menggunakan sampel yang lebih spesifik terkait penyebab nyeri neuropatik. Kata kunci :   nyeri neuropatik, amitryptiline, carbamazepine, cost-  effectiveness ABSTRACTNeuropathic pain is a chronic disease that requires optimum handling, so it needs to consider the aspects of the effectiveness and cost of treatment. Carbamazepine’s and amitryptiline’s effectiveness for the treatment of neuropathic pain has been demonstrated, but there were no data available regarding the cost-effectiveness between those medications. This study was conducted to analyze the cost-effectiveness  of amitryptiline and carbamazepine in patients with neuropathic pain in the Neurology Clinic in dr.Ramelan Navy Hospital  Surabaya. Data collection was conducted during February until May 2014, it was found as many as 62 patients. Randomized Controlled Trial studies (RCT) then was conducted to make a cost effectiveness analysis by the calculation of the value of Average Cost-Effectiveness Ratio (ACER) for each therapy.  Measurement of the effectiveness of therapy was obtained from a decrease in pain intensity using a Numerical Rating Scale (NRS) before and 4 weeks after therapy. Based on these results, it can be concluded that there was a difference in decreasing rate of pain intensity between pre and post amitryptiline and carbamazepine therapy, but there were no difference in therapeutic effectiveness and value of ACER between amitryptiline and carbamazepine. Cost of Amitryptiline therapy (Rp.41.695) was cheaper than Carbamazepine (Rp.47.380), so amitryptiline more cost- saving  than  carbamazepine with equal effectiveness. The difference is on the cost of the drug therapy alone so this study was also in accordance with the Cost Minimation Analysis (CMA). Further research suggested cost-effectiveness using a sample that is more specifically related to the causes of neuropathic pain. Keywords: neuropathic pain, amitryptiline, carbamazepine, cost-effectiveness
Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi di Puskesmas Pagesangan Mataram Wirawan Adikusuma; Nurul Qiyaam; Fita Yuliana
Jurnal Pharmascience Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v2i2.5823

Abstract

ABSTRAK Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas pelayanan kesehatan, sikap, dan keterampilan petugasnya, tetapi juga dipengaruhi oleh kepatuhan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan penggunaan obat hipertensi dan beberapa variabel karakteristik pasien yang berpengaruh terhadap kepatuhan pasien hipertensi di Puskesmas Pagesangan, Mataram. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional crossectional dengan mengambil data secara prospektif selama periode Februari – Maret 2015. Pengukuran kepatuhan dilakukan dengan menggunakan kuesioner MMAS (Morisky Medication Adherence Scale) yang berisi 8 pertanyaan. Persentase tingkat kepatuhan berdasarkan kuesioner MMAS adalah kepatuhan tinggi 75 % dan kepatuhan rendah 25 %. Berdasarkan analisis Chi Square tidak ada karakteristik subyek penelitian yang berpengaruh terhadap kepatuhan (P>0,05).Kata kunci: Hipertensi, kepatuhan, MMAS ABSTRACTThe success of a treatment is not only influenced by the quality of health services, attitudes and skills of its health workes, but also influenced by patient adherence. This research is aimed to measure adherence to antihypertensive therapy in hypertensive patients at primary health center Mataram, and to investigate patient’s characteristic associated with such adherence. This research was carried out by observational cross-sectional design with prospective data collection during February – March  2015. The measurement of adherence is done by using a questionnaire MMAS (Morisky Medication Adherence Scale) which contains 8 questions. The percentage of the level of adherence by questionnaire MMAS is a high adherence 75% and 25% lower adherence. Based on the analysis of Chi-Square no characteristic of the study subjects that affect adherence (P>0,05).Key word : Hipertensive, Adherence, MMAS
Pengaruh Kepatuhan dan Ketepatan Waktu Minum Obat Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi Primer Baiq Leny Nopitasari; Wirawan Adikusuma; Nurul Qiyaam; Ayu Fatmala
Jurnal Ulul Albab Vol 23, No 1 (2019): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.282 KB) | DOI: 10.31764/jua.v23i1.646

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit seumur hidup yang tidak bisa disembuhkan secara permanen sehingga banyak pasien yang jenuh dan tidak patuh dalam pengobatan yang menyebabkan tidak terkontrolnya tekanan darah. Salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah pasien hipertensi yaitu tingkat kepatuhan dan waktu minum obat yang tepat. Tingkat kepatuhan penderita dalam minum obat merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan terapi, terutama untuk penyakit hipertensi. Penggunaan amlodipin di RSUD Provinsi NTB untuk pasien hipertensi bervariasi yaitu menggunakan 5 mg dan 10 mg dan belum ada ketentuan dalam penggunaannya, sebagian dokter memberikan terapi pagi hari dan sebagian juga memberikan terapi malam hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepatuhan dan ketepatan waktu minum obat terhadap tekanan darah pasien hipertensi primer. Penelitian ini menggunakan desain kuasi-eksperimental dengan mengambil data pasien secara prospektif selama periode Juli-Oktober 2018. Populasi  yang digunakan adalah pasien yang menjalani rawat jalan di poliklinik jantung dan poliklinik penyakit dalam RSUD Provinsi NTB, sedangkan sampel penelitian adalah pasien yang menjalani rawat jalan di poliklinik jantung dan poliklinik penyakit dalam RSUD Provinsi NTB dengan diagnosa utama hipertensi dan diberikan terapi tunggal amlodipin 5 mg selama periode penelitian. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Data yang didapatkan selanjutnya akan dianalisis statistik menggunakan program SPSS versi 16.0.Abstract:: Hypertension is a condition where there is an increase in blood pressure which gives a continuing symptom for the organ. There were so many research has been done on anti-hypertensive drugs. One of them is a study of Amlodipine, which claimed that there were differences in blood pressure in the use of amlodipine at the morning and night in 24-hour blood pressure profile against the calcium channel blockers. The aim of this study was to compare the effects of amlodipine administration on blood pressure in primary hypertensive patients which is given in the morning with those given at night and the adherence to taking medication. This research used quasi experimental design by taking prospective data of the patients. The study was done at the Regional Hospital of West Nusa Tenggara Province (NTB Provincial Hospital). The research sample consisted of 30  out patient of NTB Provincial Hospital with a primary diagnosis of hypertension that given with single therapy of amlodipine. The results of this study showed that there was no significant difference in blood pressure reduction (systole and diastole) of primary hypertension outpatient and there was a significant effect of systolic blood pressure based on the adherence of taking medication. However, there was no significant effect between adherence of taking medication and diastole blood pressure.
Co-Authors Abdul Rahem Abdul Rahem, Abdul Abdul Rahman Wahid Affandi, Rizal Alvi Kusuma Wardani Alvi Kusuma Wardani Ana Pujianti Harahap Anak Agung Gede Sugianthara Anisa Anisa Anjeli Amalia Anna Pradiningsih Anna Pradiningsih Arif Rahman Atis Anggraini Aulia Amini Ayu Fatmala Ayu Febriyanti Ayu Febriyanti, Ayu Baiq Leny Nopitasari Baiq Leny Nopitasari Baiq Lenysia Pupita Anjani Baiq Lenysia Puspita Anjani Baiq Lenysia Puspita Anjani, Baiq Lenysia Puspita Baiq Nurbaety Bimantika, Fara Mutia Cyntiya Rahmawati Damayanti, Elok Dara Junia Hartanti Dian Maria Pia Dian Maria Pia, Dian Maria Dzun Haryadi Ittiqo Eko Satria Putra Erwinayanti, Gusti Ayu Puti Sri Fita Yuliana Fita Yuliana, Fita Furqani, Nur Furqani, Nur Furqoni, Nur Hapsari, Yunita Hariati Hariati Hariati, Hariati Hartanti, Intan Sri Igayatni, Rahayu Irmatika Hendriyani Isnaini, Marlinda Ittiqo, Dzun Haryadi Lestiono Lestiono Lestiono Lestiono, Lestiono Mahacita Andanalusia Maharani, Anggina Putri Nabila Mardiyah WD, Siti Mayada, Silhiyatun Melati Permata Hati Muhammad Faisal Mutmainah, Umul Ni Wayan Ari Adiputri Nopitasari, Baiq Leny Novianti Novianti Nur Furqani Nur Furqani Nur Furqoni Ocktaviana Saputri, Legis Partini, Tien Pradiningsih, Anna Purnama Supyan Assauri Puspita Anjani, Baiq Lenysia Puspita Putra, Eko Satria Rahmawati, Cyntiya Rendy Alya Praja Rihhadatul Aisy Risma Widia Ningsih Rosdiawati, Rosdiawati Rozali Bayu Sugarda Safitri, Santi Safwan Safwan Safwan Safwan Saptahadi, Lalu Iman Saputra, Yoga Dwi Shah Iqbal Ikraman Akbar Sierly, Nadia Tien Partini Tri Murti Andayani Wahid, Abdul Rahman Widayatul Khairi Wiratama, I Ketut Wisnu Arya Wirawan Adikusuma Yuli Fitriana Zulyadaen Zulyadaen