cover
Contact Name
Lukita Purnamayati
Contact Email
lukita.purnamayati@live.undip.ac.id
Phone
+6285753079256
Journal Mail Official
jitpi.thp.fpik@live.undip.ac.id
Editorial Address
Laboratory of Fish Processing Technology Department of Fisheries, Faculty of Fisheries and Marine Science Diponegoro University, Indonesia Telp. +6224-7474698 Fax. +6224-7474698 Email : jitpi.thp.fpik@live.undip.ac.id
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 26853701     DOI : -
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan menyajikan artikel hasil penelitian yang mencakup penerapan ilmu-ilmu perikanan(biologi perikanan, menejemen sumberdaya perikanan, budidaya perikanan) dan teknologi produk hasil perikanan yang berkaitan dengan penanganan hasil perikanan, penerapan teknologi tradisional dan baru, pendinginan dan pembekuan, pengemasan dan penyimpanan, keamanan produk hasil perikanan, dan pemanfaatan limbah hasil perikanan, serta ilmu-ilmu perikanan.
Articles 82 Documents
PENGARUH KONSENTRASI DAN KOMBINASI JENIS TEPUNG SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MUTU PETIS DARI AIR REBUSAN RAJUNGAN Syarifah Mumtazah; Romadhon Romadhon; Slamet Suharto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.13147

Abstract

Air rebusan rajungan mengandung berbagai zat gizi terlarut dari rajungan. Pemanfaatan air rebusan rajungan salah satunya dengan mengolah menjadi petis. Petis merupakan produk semi padat yang dikentalkan dari hasil samping perebusan ikan atau udang. Proses pembuatan petis perlu ditambahkan bahan pengisi untuk mengurangi bau amis dan mempercepat proses pemasakan. Bahan pengisi tepung terigu merupakan perlakuan yang paling disukai oleh konsumen, namun menghasilkan tekstur yang kurang kental. Penambahan tepung beras dan tapioka diharapkan mampu memperbaiki tekstur dan mutu petis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi dan kombinasi jenis tepung sebagai bahan pengisi terhadap karakteristik petis rajungan. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan perlakuan perbedaan komposisi (tepung terigu dengan tepung beras dan tepung terigu dengan tepung tapioka) dan konsentrasi (5%; 7,5%; 10%) bahan pengisi serta 3 kali pengulangan. Mutu petis rajungan dilihat melalui uji kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar asam glutamat, viskositas, dan hedonik. Hasil penelitian menunjukkan petis rajungan dengan penambahan konsentrasi dan kombinasi jenis tepung yang berbeda berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap mutu kimiawi secara keseluruhan dan hedonik pada parameter kenampakan dan tekstur. Perbedaan konsentrasi dan kombinasi jenis tepung mempengaruhi mutu petis dan bahan pengisi terbaik adalah kombinasi tepung terigu dan tepung tapioka konsentrasi 7,5% dengan nilai kadar air 49,31%; kadar abu 1,02%; kadar protein 10,70%; kadar asam glutamat 5,15%; nilai viskositas 5961cP; dan hedonik 6,92.
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA SABUN CAIR DENGAN PENAMBAHAN KOLAGEN TULANG IKAN AIR TAWAR YANG BERBEDA Widya Wijayanti; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Eko Susanto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.13142

Abstract

Limbah tulang ikan air tawar memiliki kadar protein yang berpotensi untuk diolah sebagai kolagen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas sabun cair dengan penambahan kolagen tulang ikan air tawar yang berbeda. Bahan baku yang digunakan yaitu tulang ikan Patin (Pangasius sp.), tulang ikan Nila (Oreochromis niloticus), dan tulang ikan Lele (Clarias batrachus). Pembuatan sabun cair dilakukan dengan penambahan kolagen konsentrasi terbaik 0,6%. Parameter yang diamati adalah hedonik, pH, kestabilan busa, alkali bebas, dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kolagen tulang ikan Patin, Nila, dan Lele mempunyai pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap pH, kadar alkali bebas, kestabilan busa, viskositas, dan hedonik sabun cair. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh produk terbaik yaitu sabun cair dengan penambahan kolagen tulang ikan lele yang memiliki: pH 10,21; kadar alkali bebas 0,042%; kestabilan busa 75,83%; viskositas 1211,67 cP; dan disukai panelis.
PENAMBAHAN ANTI KEMPAL MAGNESIUM KARBONAT (MgCO3) TERHADAP KARAKTERISTIK FLAVOR LEMI RAJUNGAN (Portunus pelagicus) Fina Aprelya Nur Fajri; Sumardianto Sumardianto; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.13148

Abstract

Rajungan merupakan salah satu komoditi ekspor perikanan yang bernilai ekonomis tinggi. Peningkatan jumlah pengolahan rajungan mengakibatkan terjadinya peningkatan limbah salah satunya lemi. Lemi memiliki jumlah protein yaitu 15,65% yang tersusun dari asam amino. Satu asam amino tersebut yaitu asam glutamat yang memberikan rasa umami dalam flavor makanan. Flavor bubuk memiliki sifat higroskopis sehingga mudah mengalami penggumpalan. Salah satu cara untuk mencegah penggumpalan dengan penambahan anti kempal. Anti kempal adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah mengempalnya produk pangan yang ditambahkan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan anti kempal magnesium karbonat terhadap karakteristik flavor lemi rajungan. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimental laboratoris menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan penambahan anti kempal magnesium karbonat yaitu 0%, 0,5%, 1% dan 1,5% dengan 3 kali ulangan. Data parametrik dianalisis menggunakan ANOVA dan Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan penambahan anti kempal magnesium karbonat berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar air, kadar protein, kadar asam glutamat dan kelarutan pada flavor bubuk lemi rajungan. Penambahan anti kempal magnesium karbonat 1,5% memberikan hasil terbaik untuk rendemen 33,03%, nilai asam glutamat 28,80%, nilai kadar protein 57,03%, dan nilai kadar air 7,33%. Konsentrasi anti kempal magnesium karbonat 0% menghasilkan nilai kelarutan terbaik 73,20% dan bubuk flavor lemi rajungan ini memiliki aroma, rasa, kenampakan dan tekstur yang disukai panelis dengan selang kepercayaan 8,13 < μ < 8,35.
KUALITAS IKAN LAYANG (Decapterus sp.) ASIN ASAP DENGAN PERBEDAAN LAMA WAKTU PENGERINGAN Selvy Anita Br Perangin-angin; Retno Ayu Kurniasih; Fronthea Swastawati
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.13143

Abstract

Ikan layang asin asap merupakan produk olahan dengan proses penggaraman, perendaman dalam asap cair, dan pengeringan. Asap cair dapat meningkatkan cita rasa, aroma, dan daya awet ikan. Proses pengeringan berperan penting dalam meningkatkan kualitas dan nilai ekonomis ikan asin. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh lama waktu pengeringan yang berbeda terhadap kualitas ikan layang asin asap dan menentukan lama pengeringan terbaik. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan pada penelitian ini adalah perbedaan lama waktu pengeringan (8, 12, dan 16 jam) dengan 3 kali ulangan. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar lisin, TPC dan sensori. Lama waktu pengeringan yang berbeda pada ikan layang asin asap mempunyai pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar lisin, dan sensori (kenampakan, bau, rasa dan tekstur). Hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) ditunjukkan pada TPC dan sensori parameter jamur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu pengeringan pada ikan layang asin asap akan meningkatkan nilai kadar lemak, protein, dan sensori. Pengeringan ikan layang selama 16 jam memiliki kualitas yang terbaik dinilai dari kadar air 35,11%; kadar lemak 9,08%; kadar protein 56,96%; lisin 0,75%; TPC 4,043 cfu/g dan nilai sensori 8,47 < µ < 8,73.
FORMULASI DAN KARAKTERISASI FISIKOKIMIA SELAI LEMBARAN ANGGUR LAUT (Caulerpa racemosa) Jordan Maulana Ma&#039;arif; Eko Nurcahya Dewi; Retno Ayu Kurniasih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.13149

Abstract

Selai lembaran anggur laut dengan penambahan karagenan sebagai stabilizer diharapkan menghasilkan selai yang kompak, plastis, dan kaya akan serat. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh konsentrasi karagenan yang berbeda terhadap karakteristik produk selai lembaran. Data parametrik dianalisis dengan uji sidik ragam (ANOVA) dan Beda Nyata Jujur (BNJ), sedangkan data non parametrik dianalisis dengan Kruskal Wallis dan Mann-Whitney. Penelitian dilakukan menjadi dua tahap yaitu tahap pertama untuk mencari konsentrasi karagenan untuk membentuk selai lembaran dan diperoleh konsentrasi minimalnya 1,5%. Tahap kedua adalah penelitian utama untuk mencari konsentrasi karagenan yang optimal dengan konsentrasi 1,5%; 1,75% dan 2%, sedangkan 0% digunakan sebagai pembanding. Parameter yang diujikan adalah tekstur, serat kasar, kadar air, sineresis dan hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi karagenan yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap nilai hardness, serat kasar, kadar air, sineresis dan hedonik. Parameter hardness menunjukan hasil tertinggi pada konsentrasi 2% (0,50 kgf). Nilai serat kasar tertinggi pada perlakuan 2% (2,23%). Hasil pengujian kadar air terendah pada perlakukan 1,5% yaitu sebesar 37,98%. Hasil pengujian sineresis terendah pada perlakukan 2% (10,97% ). Hasil uji hedonik perlakuan karagenan 2% menjadi yang terbaik yaitu dengan selang kepercayaan 6,64 < µ < 7,17.
PENGARUH JENIS ASAM TERHADAP KARAKTERISTIK GELATIN KULIT IKAN AYAM-AYAM (Abalistes stellaris) Adilla Wahyu Nugraheni; Apri Dwi Anggo; Eko Nurcahya Dewi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.13144

Abstract

Ikan Ayam-ayam merupakan salah satu jenis ikan laut yang memiliki kulit tebal dan keras. Hal ini mengakibatkan kulit ikan ayam-ayam hanya dijadikan sebagai limbah disisi lain sebenarnya kulit tersebut dapat dimanfaatkan menjadi gelatin. Proses pembuatan gelatin yang berasal dari kulit ikan biasanya dilakukan dengan menggunakan larutan asam lemah untuk mencegah terjadinya hidrolisis lanjutan yang dapat merusak kolagen yang ada di kulit ikan sehingga struktur gelatin tidak dapat terbentuk. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan larutan asam lemah yaitu asam fosfat (H3PO4), asam oksalat (H2C2O4), asam sitrat (C6H8O7) dan asam asetat (CH3COOH) terhadap nilai rendemen, kekuatan gel, pH, kadar air, kadar protein, kadar abu dan viskositas selain itu untuk mengetahui jenis asam lemah terbaik dalam proses pembuatan gelatin kulit ikan ayam-ayam. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan jenis asam lemah yang berbeda. Data yang diperoleh diuji dengan uji normalitas, uji homogenitas, uji ANOVA dan uji lanjut BNJ untuk mengetahui adanya perbedaan antar perlakuan. Hasil analisa data menunjukkan bahwa penggunaan asam lemah yang berbeda mempunyai pengaruh berbeda nyata terhadap parameter uji yaitu rendemen kekuatan gel, pH, kadar air, kadar protein, kadar abu dan viskositas. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa perlakuan dengan menggunakan asam asetat menghasilkan gelatin dengan nilai kekuatan gel dan viskositas tertinggi sebesar 294,47 bloom dan 3,61 cP, sedangkan perlakuan asam fosfat menghasilkan gelatin dengan mutu dan daya simpan terbaik dengan nilai rendemen, kadar air dan kadar protein tertinggi dibandikan perlakuan jenis asam lainnya.
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH PEMINDANGAN BERBAGAI JENIS IKAN TERHADAP KANDUNGAN GIZI TERASI UDANG REBON (Acetes sp.) Jevika Dwitasari Rochminta; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Romadhon Romadhon
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.13145

Abstract

Ikan pindang merupakan salah satu olahan hasil perikanan yang diolah dengan proses penggaraman dan perebusan. Proses pengolahan ikan pindang akan menghasilkan limbah cair hasil perebusan yang dibuang keperairan yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Padahal air rebusan ikan pindang mengandung zat gizi protein (asam glutamat) yang dapat dimanfaatkan lebih optimal lagi sebagai bahan baku pembuatan penyedap, salah satunya yaitu ditambahkan pada terasi. Terasi udang rebon merupakan salah satu penyedap makanan yang cukup terkenal di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah pemindangan berbagai jenis ikan pada terasi udang rebon berdasarkan kandungan gizi dan untuk mengetahui perlakuan terbaiknya dengan melihat nilai profil asam amino tertinggi. Metode penelitian yang digunakan yaitu experimental laboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan A (tanpa penambahan), B (dengan penambahan air rebusan ikan pindang layang), C (dengan air rebusan ikan pindang bandeng), D (dengan penambahan air rebusan ikan pindang nila) dengan tiga kali ulangan. Parameter uji meliputi rendemen, profil asam amino, kadar air, kadar protein, pH dan organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis asam amino terbanyak terdapat pada perlakuan D yaitu 20,621%. Rendemen udang rebon sebesar 59,7% setelah menjadi terasi. Penambahan limbah pemindangan berbagai jenis ikan pada terasi udang rebon memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar protein dan profil asam amino, serta tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) pada kadar air dan pH. Perlakuan D merupakan perlakuan terbaik dengan jumlah asam amino sebesar 20,621% dengan kadar protein 34,01%, kadar air 38,49%, pH 7,18 dan selang kepercayaan 7,65 < µ < 7,95.
ANALISIS KUALITAS DENDENG IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI JENIS DAN KONSENTRASI GULA Bayu Fajar Nugraha; Sumardianto Sumardianto; Slamet Suharto; Fronthea Swastawati; Retno Ayu Kurniasih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2021.13146

Abstract

Dendeng merupakan pengawetan bahan makanan semi basah yang dibuat dari daging atau ikan, berbentuk tipis dan lebar, dibumbui dan dikeringkan. Informasi jenis dan konsentrasi gula yang tepat pada bumbu dendeng ikan belum diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu dendeng ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan formulasi yang digunakan, mengetahui pengaruh perbedaan jenis dan konsentrasi gula terhadap karakteristik dendeng ikan nila dan menentukan kombinasi jenis dan konsentrasi gula yang terbaik yang digunakan dalam pengolahan dendeng ikan nila. Penelitian ini bersifat experimental laboratories model Rancangan Acak Faktorial dengan pola 2x2 dan tiga kali pengulangan. Faktor pertama adalah jenis gula, yang terdiri dari gula pasir dan gula aren. Faktor kedua adalah konsentrasi gula, yang terdiri dari 20% dan 25%. Parameter yang diuji yaitu kadar air, Aw, kadar protein, tingkat kesukaan panelis (hedonik), uji warna dan total mikroba. Hasil uji menunjukkan mutu dendeng ikan nila yang dihasilkan dengan formulasi gula yang digunakan telah sesuai dengan persyaratan mutu dendeng, penggunaan perbedaan jenis dan konsentrasi gula berpengaruh nyata (P<5%) pada kadar air, Aw, dan kadar protein, sedangkan hasil yang tidak berbeda nyata ditunjukkan pada tingkat kesukaan panelis pada bau serta tekstur, total mikroba, dan warna. Kombinasi penambahan jenis dan konsentrasi gula terbaik adalah pada penambahan gula pasir sebesar 25% dengan kadar air 16,233% ± 0,24; Aw 0,631 ± 0,004; kadar protein 47,264% ± 0,63; nilai total mikroba 1x104 ; tingkat kecerahan (nilai L) 32,370 ± 4,04; nilai a* 3,997 ± 2,42; nilai b* 1,450 ± 2,32 dan tingkat kesukaan lebih disukai oleh panelis.
APLIKASI TEKNOLOGI IONISASI TEGANGAN TINGGI UNTUK PENGAWET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) Diana Melantina; Fronthea Swastawati; Abdul Syakur
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.12061

Abstract

Ikan tongkol merupakan salah satu produk perairan yang rentan terhadap kemunduran mutu dan umur simpan yang singkat. Salah satu cara untuk memperlambat penurunan mutu ikan segar adalah dengan menambahkan ozon selama penyimpanan. Ozon dipilih sebagai pengawet ikan karena ozon merupakan senyawa yang dapat membunuh bakteri dan memiliki kemampuan oksidasi yang kuat. Ikan segar membutuhkan proses pengawetan yang baik untuk memperlambat penurunan mutu dan memperpanjang umur simpan. Proses pengawetan ikan dilakukan dengan cara ikan dicuci dengan air bersih, ikan ditimbang, ikan diletakkan pada chamber, selanjutnya ikan diawetkan menggunakan ozon. Analisa terdiri dari organoleptik, kadar air, kadar lemak, kadar protein, dan TPC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengawetan dengan ozon terhadap karakteristik ikan tongkol dengan lama pengawetan terbaik. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan lama waktu pengawetan (0 menit, 30 menit dan 60 menit) sebanyak 3 kali ulangan. Data yang diperoleh diuji dengan uji normalitas, uji homogenitas, analisis sidik ragam (ANOVA), dan beda nyata jujur (BNJ) untuk mengetahui perbedaan nyata pada perlakuan. Hasil analisa data menunjukkan bahwa ozon dengan lama waktu pengawetan yang berbeda mempunyai pengaruh yang berbeda nyata (P<5%) terhadap semua parameter uji yaitu organoleptik, kadar air, kadar lemak, kadar protein dan TPC. Berdasarkan hasil penelitian, ikan tongkol terbaik yaitu lama pengawetan menggunakan ozon selama 30 menit dengan nilai organoleptik 7,93 ≤ µ ≤ 7,99, kadar air 72,09  0,20 (%), kadar lemak 1,44  0,03 (%), kadar protein 26,20  0,15 (%), dan TPC 1,3 x 103(CFU/ml).
APLIKASI LABEL INDIKATOR MUTU ALAMI DARI EKSTRAK KAYU SECANG PADA KEMASAN IKAN BANDENG (Chanos chanos) PRESTO Febri Aji Prakoso; Achmad Suhaeli Fahmi; Retno Ayu Kurniasih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.12922

Abstract

Penentuan mutu produk perikanan dinilai masih sulit dilakukan, tidak praktis dan bersifat destructive. Beberapa tahun terakhir dikembangkan metode untuk menentukan mutu produk perikanan kemasan komersial mengunakan label indikator mutu. Penelitian ini menggunakan indikator alami ekstrak kayu secang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola penurunan mutu bandeng presto dan pola perubahan warna label dengan perlakuan suhu dingin (10℃) dan suhu ruang (28℃) yang disimpan selama 72 jam serta untuk mengetahui kehandalan label indikator mutu bandeng presto. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, terjadi perubahan nilai pada uji mutu bandeng presto dan uji perubahan warna label indikator mutu. Nilai pH naik dengan rentang nilai dari 5,35 s.d. 5,58 pada suhu 10℃ dan 5,35 s.d. 6,89 pada suhu 28℃. Nilai TVBN naik dengan rentang nilai 11,6 s.d. 22,56 mgN/100g pada suhu 10℃ dan 11,6 s.d. 48,82 mgN/100g pada suhu 28℃. Nilai TPC juga semakin bertambah selama penyimpanan dengan rentang nilai 1,6×10⁴ s.d. 4,03×10⁴ pada suhu 10℃ dan 1,6×10⁴ s.d. 5,17×10⁴ pada suhu 28℃. Nilai sensori semakin turun selama penyimpanan dengan rentan nilai dari 8,67 s.d. 7,55 pada suhu 10℃ dan 8,67 s.d. 6,4 pada suhu 28 Label indikator mutu bandeng presto menunjukkan respon yang baik selama penyimpanan. nilai L*a*b label indikator ketika bandeng presto segar dengan nilai TVBN 11,6 mgN/100g yaitu berturut turut 62,96 ; 27,81 ; 45,85. Nilai L*a*b label indikator ketika bandeng presto dalam kondisi busuk dengan nilai TVBN 48,82 mgN/100g yaitu berturut turut 40,62; 48,96; 14,94. Hal ini menunjukkan penurunan kualitas bandeng presto memiliki hubungan dengan perubahan warna label indikator.