cover
Contact Name
Lukita Purnamayati
Contact Email
lukita.purnamayati@live.undip.ac.id
Phone
+6285753079256
Journal Mail Official
jitpi.thp.fpik@live.undip.ac.id
Editorial Address
Laboratory of Fish Processing Technology Department of Fisheries, Faculty of Fisheries and Marine Science Diponegoro University, Indonesia Telp. +6224-7474698 Fax. +6224-7474698 Email : jitpi.thp.fpik@live.undip.ac.id
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 26853701     DOI : -
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan menyajikan artikel hasil penelitian yang mencakup penerapan ilmu-ilmu perikanan(biologi perikanan, menejemen sumberdaya perikanan, budidaya perikanan) dan teknologi produk hasil perikanan yang berkaitan dengan penanganan hasil perikanan, penerapan teknologi tradisional dan baru, pendinginan dan pembekuan, pengemasan dan penyimpanan, keamanan produk hasil perikanan, dan pemanfaatan limbah hasil perikanan, serta ilmu-ilmu perikanan.
Articles 82 Documents
OPTIMASI SUHU DAN WAKTU PENGERINGAN NORI BERBAHAN BAKU Ulva lactuca DAN Gelidium sp. DENGAN PENAMBAHAN PERISA BUBUK KEPALA UDANG MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY Putra Aldi Pramudya; Akhmad Suhaeli Fahmi; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.13708

Abstract

Nori adalah produk pangan olahan rumput laut berupa lembaran tipis yang dikeringkan. Proses pengolahan nori terdiri dari perendaman rumput laut, penghalusan, pemasakan bubur, pencetakan, pengeringan dan disajikan sebagai penyedap makanan, lauk/pauk dan makanan ringan. Umumnya nori dibuat dari rumput laut Phorphyra, akan tetapi Phorphyra tidak banyak ditemukan di Indonesia, sehingga upaya untuk membuat nori dapat digunakan dari rumput laut lain yang tersedia melimpah di Indonesia seperti Ulva lactuca dan Gelidium. Nori berbahan baku Ulva lactuca dan Gelidium sp. tanpa penambahan penyedap rasa menghasilkan rasa nori yang hambar, sehingga ditambahkan perisa bubuk kepala udang untuk meningkatkan rasa nori. Proses pengeringan nori sangat mempengaruhi kualitas nori yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suhu dan waktu pengeringan terhadap kualitas nori serta menentukan suhu dan waktu pengeringan optimum menggunakan metode RSM (Response Surface Methodology) dengan rancangan CCD (Central Composite Design). Suhu pengeringan yang digunakan yaitu 60 s.d. 80oC sedangkan waktu pengeringan yang digunakan yaitu 8 s.d. 12 jam. Analisis data yang dilakukan pada proses pengeringan nori ini terdiri dari pengujian asam glutamat, kerenyahan, kadar air, uji hedonik dan uji warna. Data hasil pengujian kemudian dimasukkan pada metode permukan respon. Pengolahan data menggunakan Software Design Expert 11. Hasil solusi suhu dan waktu optimal yang diperoleh dari program yaitu suhu pengeringan 64oC dan waktu pengeringan 12 jam yang menghasilkan asam glutamat 4,49%, kerenyahan 398,56gf, kadar air 11,13%, dengan nilai desirability 0,728. Nori dengan suhu pengeringan 64oC dan waktu pengeringan 12 jam memiliki karakteristik berwarna hijau gelap, tekstur renyah, rasa gurih dan tidak beraroma amis.
PENGARUH KOMBINASI LEACHING DAN EGG WHITE POWDER (EWP) TERHADAP KUALITAS GEL KAMABOKO IKAN COBIA (Rachycentron Canadum) Ardya Risma Firmansyah; Apri Dwi Anggo; Lukita Purnamayati
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.13929

Abstract

Kamaboko merupakan salah satu produk berbasis lumatan daging ikan yang ditambahkan tepung, gula dan garam. Ikan sebagai bahan baku utama kamaboko memiliki kelemahan yaitu mudah mengalami kerusakan tekstur saat pengolahan akibat menurunnya kekuatan gel pada daging sehingga diperlukan perlakuan untuk meningkatkan kekuatan gel kamaboko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi leaching dan EWP 3% terhadap kualitas kamaboko ikan cobia dan menentukan pengaruh perlakuan terbaik terhadap kekuatan gel kamaboko ikan cobia. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories menggunakan model RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan perlakuan leaching 1 kali (K), leaching  3 kali (A), leaching 1 kali dan penambahan EWP 3% (B), leaching 3 kali dan penambahan EWP 3% (C) dengan 3 kali ulangan. Data kekuatan gel, daya ikat air, derajat putih, kadar air, kadar protein dianalisis menggunakan ANOVA dan BNJ. Data uji lipat dan uji gigit dianalisis menggunakan Kruskall-Wallis dan uji lanjut Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi leaching dan EWP 3% memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai kekuatan gel, daya ikat air, derajat putih, kadar air, kadar protein, uji lipat dan uji gigit. Kamaboko ikan cobia dengan perlakuan leaching 3 kali dan penambahan EWP 3% merupakan produk dengan hasil terbaik dengan karakteristik: kekuatan gel 1453,48 g.cm, daya ikat air 20,9%, derajat putih 72,62%, kadar air 69,24%, kadar protein 20,87%.
OPTIMASI SUHU DAN WAKTU PENGERINGAN KALDU BUBUK KEPALA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY Agus Hariyanto; Akhmad Suhaeli Fahmi; Apri Dwi Anggo
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.13094

Abstract

Ikan nila merupakan salah satu ikan air tawar yang menjadi komoditas ekspor dengan produk unggulan yaitu fillet ikan nila. Salah satu hasil samping pengolahan fillet ikan nila yaitu berupa kepala nila. Kepala ikan nila berpotensi menjadi alternatif atau peluang bahan baku kaldu bubuk sebagai salah satu upaya pemanfaatan limbah. Proses pembuatan kaldu bubuk kepala ikan nila dilakukan melalui proses pengeringan dimana proses pengeringan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu dan waktu pengeringan yang dapat mempengaruhi hasil akhir produk kaldu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh suhu dan waktu pengeringan terhadap kaldu bubuk kepala ikan serta menentukan suhu dan waktu pengeringan optimal menggunakan metode RSM (Response Surface Methodology) dengan rancangan CCD (Central Composite Design). Suhu yang digunakan yaitu 50-70 ℃ sedangkan waktu yang digunakan yaitu 3-5 jam. Analisis data yang dilakukan pada proses pengolahan kaldu bubuk kepala ikan nila ini terdiri dari pengujian asam glutamat, rendemen, kelarutan, kadar protein, kadar air dan uji warna. Pengolahan data dilakukan menggunakan Software Design Expert 11. Solusi perlakuan suhu dan waktu optimal yang diberikan oleh program yaitu pengeringan dengan suhu 70℃ selama 3,6 jam yang menghasilkan kandungan asam glutamat sebesar 4,59%, rendemen 9,05%, kelarutan 93,5%, kadar protein 23,85% serta kadar air 6,01% dengan nilai ketepatan (Desirability) 0,581. Kata kunci: Kaldu bubuk, Ikan nila, Suhu pengeringan, Waktu Pengeringan, RSM.
ANALISA KUALITAS DENDENG GILING IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG PORANG (Amorphophallus muelleri) Muhammad Nafi&#039; Khusaini; Retno Ayu Kurniasih; Eko Nurcahya Dewi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.14017

Abstract

Dendeng ikan merupakan salah satu bentuk upaya diversifikasi pengolahan dengan bahan baku utama yang digunakan berupa daging ikan. Berdasarkan cara pengolahan dendeng ikan terbagi menjadi dua jenis, dendeng fillet dan giling Dendeng yang tebuat dari bahan baku ikan memiliki kelemahan yaitu teksturnya yang kurang kompak. Tepung porang merupakan tepung yang dihasilkan dari umbi porang (Amorphophallus muelleri) yang memiliki kandungan glukomanan yang tinggi dapat merekatkan daging ikan sehingga diharapkan dendeng memiliki tekstur yang kompak. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh konsentrasi tepung porang yang berbeda terhadap tekstur dendeng giling dan menentukan konsentrasi tepung porang terbaik yang digunakan dalam dendeng giling. Dendeng giling dibuat dengan mencampurkan lumatan daging ikan lele dumbo dengan bumbu. Perlakuan penelitian adalah penambahan jumlah tepung porang yang berbeda yaitu 0%, 1,5%, 3% dan 4,5%. Adonan dendeng kemudian dicetak dan dikeringan. Parameter pengujian yang dilakukan yaitu uji hedonik, uji tekstur (kerenyahan) dan uji proksimat (kadar air kadar protein, kadar lemak, kadar abu, kadar karbohidrat. Data parametrik dianalisis dengan uji sidik ragam (ANOVA) dan Beda Nyata Jujur (BNJ), sedangkan data non parametrik dianalisis dengan Kruskal Wallis dan MannWhitney. Penambahan konsentrasi tepung porang meningkatkan nilai kerenyahan, kadar lemak, kadar abu, dan kadar karbohidrat, namun menurunkan nilai kadar air dan kadar protein (p<0,05). Berdasarkan uji hedonik didapatkan konsentrasi terbaik pada penambahan tepung porang 3%. dendeng giling ikan lele dumbo dengan tepung porang 3% memiliki nilai kerenyahan sebesar 476,48 gf, kadar air 17,80%; kadar protein 38,45%; kadar lemak 21,68%; kadar abu 5,62% dan kadar karbohidrat 23,60% . 
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG IKAN NILA (Oreochromis niloticus) TERHADAP KUALITAS DAN DAYA TERIMA FISH FLAKES Egidya Safitri; Apri Dwi Anggo; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2023.15698

Abstract

Flakes merupakan salah satu makanan sarapan (breakfast cereal) siap saji yang mudah disajikan, cepat, praktis dan bergizi untuk mengisi kebutuhan energi. Flakes dibuat melalui proses pencampuran bahan, pemanasan, pencetakan serta pemanggangan, dan pendinginan. Ikan nila sebagai bahan pangan memiliki kandungan gizi yang tinggi salah satunya kandungan protein. Tepung ikan nila dapat digunakan sebagai sumber protein di dalam produk fish flakes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas dan daya terima fish flakes dengan penambahan tepung ikan nila, serta menentukan formulasi konsentrasi penambahan tepung ikan nila yang menghasilkan fish flakes terbaik. Penelitian dilakukan di laboratorium, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan penelitian adalah penambahan tepung ikan nila dengan konsentrasi berbeda yaitu 0%, 7,5%, 10% dan 12,5%. Data non parametrik hedonik dan parametrik, kadar air, protein, asam amino, tekstur dan analisa warna diolah dengan menggunakan SPSS 16. Analisis profil asam amino dilakukan pada fish flakes dengan perlakuan terbaik. Hasil terbaik didapatkan dengan konsentrasi penambahan tepung ikan 10% dengan nilai kadar air 4,49%, kadar protein 7,95% (BB) dan 8,32% (BK), analisis kerenyahan (crispiness) 605,87 gf, analisis warna 27,53 (L), 19,27 (a*) dan 20,33 (b*) dan rata-rata hasil uji hedonik 7,72 < µ < 7,94. Fish flakes dengan penambahan tepung ikan nila 10% mengandung asam amino baik asam amino esensial maupun asam amino non-esensial yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan penambahan tepung ikan 0% (kontrol). Hasil analisis menunjukkan asam amino yang tertinggi yaitu asam glutamat, asam aspartat, leusin, lisin, alanin dan treonin.
PENGARUH AIR KELAPA DAN PENGGUNAAN SUHU YANG BERBEDA TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK AGAR-AGAR KERTAS RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) Prastika Anadia Putri; Romadhon Romadhon; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2023.14638

Abstract

Gracilaria verrucosa merupakan salah satu rumput laut yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Salah satu produk dari Gracilaria verrucosa adalah agar-agar kertas. Agar-agar kertas sering dimanfaatkan sebagai pembentuk gel, penstabil dan pengemulsi pada bahan pangan maupun minuman. Air kelapa adalah cairan endosperma dari buah kelapa yang sering dibuang dan tidak dimanfaatkan. Kalapa yang sudah tua memiliki air kelapa dengan pH berkisar 4-5, dimana menunjukkan air kelapa bersifat asam. Sifat asam dari air kelapa dapat dimanfaatkan dalam perebusan Gracilaria verrucosa untuk melunakkan dan memecah dinding sel, sehingga memudahkan keluarnya kandungan agar-agar saat proses ekstraksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perebusan rumput laut Gracilaria verrucosa dengan air kelapa pada suhu perebusan yang berbeda, terhadap karakteristik fisik agar-agar kertas yang dihasilkan. Metode penelitian yang digunakan yaitu experimental laboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan perbedaan suhu perebusan rumput laut menggunakan air kelapa tua yaitu (A) 60℃, (B) 80℃, dan (C) 100℃ dengan tiga kali ulangan. Data parametrik dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut Tukey HSD. Data nonparametrik dianalisis dengan Kruskal-Wallis dan uji lanjut Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu terbaik berdasarkan karakteristik fisik agar-agar kertas diperoleh pada suhu 60℃ dengan nilai rendemen 4,76%, ketebalan 0,10mm, viskositas 38,2cP, kekuatan gel 207,00gf, pH 7,25 dan sensori dengan selang kepercayaan 8,71 ˂ µ < 8,95 pada tingkat kepercayaan 95%.
EKSTRAKSI ASTAXANTHIN DENGAN SUHU YANG BERBEDA DARI KARAPAS UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) MENGGUNAKAN PELARUT MINYAK KELAPA Natasha Rizky Maharani; Retno Ayu Kurniasih; Sumardianto Sumardianto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2023.15309

Abstract

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) memiliki hasil samping berupa karapas. Karapas udang vaname ini mengandung senyawa pigmen astaxanthin yang termasuk kedalam golongan senyawa karotenoid turunan dari xantofil. Astaxanthin merupakan pembentuk warna merah pada karapas udang vaname. Astaxanthin dapat diekstrak menggunakan pelarut minyak kelapa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu ekstraksi terhadap ekstrak astaxanthin. Suhu yang digunakan adalah suhu ruang (27oC), 50oC, 60oC, 70oC dan 90oC. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratorium dengan model Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data uji total astaxanthin, warna, dan aktivitas antioksidan dianalisis menggunakan analisis varians (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur (BNJ). Hasil pengujian menunjukkan bahwa perbedaan suhu ekstraksi yang digunakan berpengaruh nyata terhadap total astaxanthin, warna dan aktivitas antioksidan (P<0,05). Suhu ekstraksi yang lebih tinggi dapat meningkatkan total astaxanthin yang terekstrak dan tingkat warna yang dihasilkan. Ekstrak astaxanthin menunjukkan total astaxanthin dan warna tertinggi pada suhu 70°C, dengan total astaxanthin sebesar 11,718 µg/g, nilai L* 53,23, nilai a* 3,477, nilai b* 10,560, dan aktivitas antioksidan yang dimiliki sebesar 13,08%. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak astaxanthin dari karapas udang vaname ini berpotensi dengan baik sebagai pewarna alami.
KAJIAN PEMBUATAN CHIKUWA DENGAN BAHAN BAKU JENIS IKAN YANG BERBEDA Banon Agung Wijaya; Eko Susanto; Lukita Purnamayati
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2023.13125

Abstract

Chikuwa merupakan makanan tradisional dari Jepang yang terbuat dari bahan baku daging ikan yang dicampurkan dengan tepung serta bahan campuran lainnya, kemudian adonan tersebut dibalutkan pada bambu atau pipa kemudian dipanggang hingga matang. Chikuwa belum begitu populer di Indonesia, sehingga pengolahan chikuwa di Indonesia masih belum banyak serta variasi bahan baku yang digunakan untuk membuat chikuwa masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu chikuwa dari segi sensori dan kimiawi dengan perlakuan perbedaan jenis bahan baku ikan yaitu ikan bandeng, ikan belanak, ikan nila. Penelitian ini bersifat experimental laboratories model rancangan acak lengkap dengan satu factor yaitu perbedaan bahan baku ikan. Mutu chikuwa dilihat melalui uji kekuatan gel, uji lipat, uji gigit, uji kadar protein, uji kadar air dan uji hedonik kesukaan panelis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh perbedaan jenis ikan memberikan pengaruh nyata terhadap uji kekuatan gel, uji hedonik, uji lipat, dan uji gigit. Nilai kekuatan gel, uji lipat, uji gigit dan uji hedonik tertinggi pada chikuwa dengan bahan baku ikan nila yaitu berturut-turut sebesar 2480,10 g/cm2; 3,77; dan 8,20. Hasil yang tidak berbeda nyata ditunjukkan pada kadar protein dan kadar air chikuwa.
PENGARUH PERBEDAAN METODE EKSTRAKSI RUMPUT LAUT Caulerpa sp. TERHADAP KUALITAS MASKER WAJAH Mas Ut Alwi Saputro; Eko Nurcahya Dewi; Lukita Purnamayati
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2023.13474

Abstract

Masker wajah merupakan salah satu sediaan kosmetik perawatan kecantikan yang sudah dipakai banyak orang. Caulerpa sp. merupakan salah satu jenis rumput laut yang bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi masker wajah karena antioksidan yang terkandung di dalamnya. Senyawa tersebut dapat meremajakan kulit wajah, antioksidan pada kandungan rumput laut dapat menghambat radikal bebas pada kulit wajah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari metode ekstraksi rumput laut Caulerpa sp. yang berbeda terhadap kualitas masker Wajah. Penelitian ini bersifat experimental laboratories dengan model Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktorial yaitu perbedaan metode ekstraksi rumput laut (ekstrak bubur Caulerpa sp., ekstrak maserasi dan ekstrak maserasi-sonikasi) dengan tiga kali ulangan dalam pembuatan masker wajah Caulerpa sp. Parameter pengujian yang dilakukan yaitu iritasi, warna, pH, total fenol, antioksidan, dan hedonik. Data parametrik dianalisis dengan uji sidik ragam (ANOVA) dan Beda Nyata Jujur (BNJ), sedangkan data non parametrik dianalisis dengan Kruskal Wallis dan Mann-Whitney. Hasil penelitian didapatkan uji iritasi 2,7-3,9 menunjukkan kriteria cocok dan sangat cocok yaitu tidak menimbulkan iritasi terhadap kulit  ; nilai pH 5,8-6,3; uji warna dengan nilai kromatisitas 26,7, 56,7 dan 60,4; nilai total fenol 0,08-0,12 %, nilai aktivitas antioksidan IC50 6808,85-10098,22 ppm; dan hedonik 5,5-7,5 yang menunjukkan masker wajah masuk dalam kategori sedikit disukai, dan disukai oleh panelis. Kesimpulan menunjukkan penambahan ekstrak Caulerpa sp. dari metode ekstraksi yang berbeda mempunyai pengaruh terhadap penurunan pH, tingkat warna, meningkatkan senyawa total fenol, dan aktivitas senyawa antioksidan.
PENGARUH APLIKASI ASAP CAIR PADA EDIBLE COATING KARAGENAN TERHADAP UMUR SIMPAN PRODUK BAKSO IKAN TENGGIRI (Scomberomus Commerson) Livia Ayu Nanda; Putut Har Riyadi; Slamet Suharto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2023.14866

Abstract

Ikan tenggiri merupakan salah satu jenis ikan pelagis dan merupakan ikan dengan kandungan proteinnya yang tinggi yang bagus untuk pertumbuhan. Karagenan berasal dari ganggang merah dan merupakan campuran kompleks dari berbagai polisakarida yang memberikan perlindungan efektif terhadap oksidasi lemak. Edible coating adalah lapisan tipis yang melapisi dan dibentuk langsung pada permukaan suatu bahan makanan bertindak sebagai pengawet. Asap cair merupakan kondensat hasil pembakaran bahan baku yang mengandung senyawa antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan asap cair pada edible coating karagenan terhadap lama umur simpan bakso ikan tenggiri dan mengetahui mutu bakso ikan selama penyimpanan melalui nilai pH, nilai organoleptik, nilai TPC, nilai TBA, dan warna. Aplikasi edible coating pada bakso ikan tenggiri menggunakan metode pencelupan, bakso disimpan dingin ±5°C selama 6 hari. Metode penelitian yang digunakan adalah laboratorium eksperimental dengan rancangan percobaan Split Plot in Time. Hasil uji pH terbaik pada penyimpanan hari ke-6 yaitu 6,067. Hasil uji organoleptik mendapatkan selang kepercayaan pada penyimpanan hari ke-6 7,9  < μ < 8,24. Nilai TPC pada hari terakhir penyimpanan adalah 2,903 log koloni/gram yang masih sesuai dengan SNI 7266:2017. Nilai TBA mengalami kenaikan lebih lambat dibandingkan dengan kedua sampel lainnya. Nilai uji warna L* sebesar 28,92; a* sebesar 0,18; dan b* sebesar 3,87.