cover
Contact Name
Lukita Purnamayati
Contact Email
lukita.purnamayati@live.undip.ac.id
Phone
+6285753079256
Journal Mail Official
jitpi.thp.fpik@live.undip.ac.id
Editorial Address
Laboratory of Fish Processing Technology Department of Fisheries, Faculty of Fisheries and Marine Science Diponegoro University, Indonesia Telp. +6224-7474698 Fax. +6224-7474698 Email : jitpi.thp.fpik@live.undip.ac.id
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 26853701     DOI : -
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan menyajikan artikel hasil penelitian yang mencakup penerapan ilmu-ilmu perikanan(biologi perikanan, menejemen sumberdaya perikanan, budidaya perikanan) dan teknologi produk hasil perikanan yang berkaitan dengan penanganan hasil perikanan, penerapan teknologi tradisional dan baru, pendinginan dan pembekuan, pengemasan dan penyimpanan, keamanan produk hasil perikanan, dan pemanfaatan limbah hasil perikanan, serta ilmu-ilmu perikanan.
Articles 82 Documents
APLIKASI METHYL RED SEBAGAI LABEL INDIKATOR KESEGARAN IKAN BANDENG (Chanos chanos) PADA SUHU PENYIMPANAN DINGIN YANG BERBEDA Ihsan Fadhli; Eko Nurcahya Dewi; Achmad Suhaeli Fahmi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.12694

Abstract

Kesegaran ikan merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan keseluruhan mutu dari suatu produk perikanan. Mutu kesegaran dapat mencakup kenampakan, rasa, bau, dan juga tekstur yang secara sadar ataupun tidak sadar akan dinilai oleh pembeli atau pengguna dari produk tersebut. Penentuan kesegaran produk perikanan meliputi uji TVBN, TPC, pH dan sensori. Salah satu metode yang dikembangkan dalam penentuan kesegaran produk perikanan yaitu label indikator kesegaran pada kemasan. Label tersebut akan memudahkan konsumen dalam menentukan kualitas ikan yang dikemas. Penelitian ini menggunakan indikator pH methyl red sebagai indikator kolorimetri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan laju kemunduran mutu ikan bandeng segar dengan perlakuan suhu 5oC dan 10 oC yang diuji secara destructive dan non-destructive melalui perubahan warna label indikator kesegaran methyl red yang diukur menggunakan image digital selama penyimpanan dingin. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, terjadi perubahan nilai pada uji kesegaran ikan dan uji perubahan warna label indikator kesegaran. Nilai TVBN dan TPC akan semakin bertambah selama penyimpanan. Nilai pH, organoleptik, kadar air dan WHC semakin turun selama penyimpanan. Warna label indikator kesegaran methyl red berubah dari merah menjadi kuning selama penyimpanan. Label indikator kesegaran methyl red menunjukkan respon yang baik selama penyimpanan. Nilai L*, b*, Red dan Green meningkat selama penyimpanan, sedangkan nilai a* dan Blue menurun selama penyimpanan.
PENGARUH PENAMBAHAN GULA TERHADAP LEMAK PADA TERASI UDANG REBON (Acetes sp.) DENGAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA Putri Islami; Laras Rianingsih; Sumardianto Sumardianto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.12873

Abstract

Shrimp paste atau terasi merupakan salah satu produk olahan tradisional yang terbuat dari udang yang difermentasi. Salah satu masalah pada penurunan mutu produk terasi adalah terjadinya oksidasi lemak. Penambahan gula pada fermentasi diharapkan dapat meningkatkan senyawa antioksidan yang dihasilkan dari reaksi Maillard. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan gula terhadap perubahan lemak selama penyimpanan pada terasi udang rebon. Metode penelitian yang digunakan yaitu experimental laboratories dengan pola percobaan faktorial 2x3 dan dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan perbedaan penambahan konsentrasi gula (0% dan 10%) dan lama fermentasi (0 hari, 30 hari, dan 90 hari). Data parametrik dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut Duncan. Berdasarkan hasil yang diperoleh konsentrasi gula 10% memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air dan angka iod, tetapi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar lemak dan fenol. Lama fermentasi memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air dan fenol, tetapi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar lemak. Hasil menunjukan bahwa uji kadar air terbaik pada perlakuan gula 10% dengan lama fermentasi 0 hari sebesar 44,06%; uji kadar lemak terbaik pada perlakuan gula 10% dengan lama fermentasi 30 hari sebesar 7,10%; uji kadar fenol terbaik pada gula 0% dengan lama fermentasi 90 hari sebesar 1,36%; dan angka iod terbaik pada gula 0% dengan lama penyimpanan 30 hari sebesar 10,14 mg/g.
PEMANFAATAN KOLAGEN GELEMBUNG RENANG IKAN MANYUNG (Arius thalassinus) SEBAGAI PENGEMULSI BODY CREAM Catur Sekarsari; Fronthea Swastawati; Retno Ayu Kurniasih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.13128

Abstract

Gelembung renang ikan manyung (Arius thalassinus) merupakan limbah perikanan hasil proses pembuatan ikan manyung asap dan jambal roti. Gelembung renang memiliki potensi sebagai sumber kolagen ikan. Kolagen merupakan protein pembentuk makhluk hidup yang memiliki sifat hidrofilik sehingga dapat dimanfaatkan dalam bidang pangan maupun kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan kolagen gelembung renang ikan manyung konsentrasi berbeda sebagai pengemulsi produk kosmetik body cream. Body cream dibuat dengan menambahkan kolagen gelembung renang ikan manyung dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 0%, 2,5%, 5%, dan 7,5%. Parameter yang diuji meliputi viskositas, stabilitas emulsi, pH, hedonik, daya lekat, dan daya sebar. Penelitian menggunakan metode eksperimental laboratoris dengan model Rancangan Acak Lengkap (RAL) tiga kali pengulangan dan data statistik diolah menggunakan SPSS 26. Pengujian parametrik dianalisis menggunakan uji sidik ragam dan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ). Pengujian non parametrik dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis dan uji lanjut Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi kolagen yang berbeda memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap karakteristik body cream, yaitu semakin tinggi konsentrasi kolagen maka semakin tinggi nilai viskositas, stabilitas emulsi, pH dan daya lekat. Semakin tinggi konsentrasi kolagen, semakin rendah daya sebar dan uji hedonik menunjukkan hasil fluktuatif. Secara umum formulasi body cream terbaik yaitu pada pengggunaan kolagen gelembung renang ikan manyung konsentrasi 7,5% berdasarkan stabilitas emulsi yang paling mendekati 100% yaitu 84,22±1,38%.
KUALITAS IKAN KEUMAMAH TONGKOL (Euthynnus affinis) KHAS ACEH DENGAN LAMA WAKTU PEREBUSAN YANG BERBEDA Said Nabil Amanullah; Eko Nurcahya Dewi; Romadhon Romadhon
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.12695

Abstract

Ikan keumamah merupakan salah satu produk olahan ikan khas Aceh yang diolah melalui proses perebusan dan pegeringan. Waktu perebusan dalam proses pembuatan ikan keumamah yang berlebihan dapat menurunkan kandungan nutrisi dan gizi dari produk. Lama waktu perebusan bertujuan untuk mempertahankan dan memastikan kualitas ikan keumamah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama waktu perebusan ikan keumamah terhadap kualitas kimia, fisik dan mikrobiologi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah model Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan lama waktu perebusan 20, 30 dan 40 menit sebanyak 3 kali pengulangan. Data parametrik dianalisa menggunakan uji ANOVA dan uji Beda Nyata Jujur, sedangkan non parametrik menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan lama waktu perebusan yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap parameter yang diuji. Lama perebusan yang efektif untuk mempertahankan nutrisi ikan keumamah namun tetap sesuai selera konsumen adalah 20 menit dengan penurunan kadar protein 62,02%, kadar lisin 1,202%, kadar lemak 1,25%, kadar air 19,62%, aktivitas air 0,563, nilai log angka lempeng total 2,93 kol/g dan nilai hedonik dengan selang kepercayaan 6,42 <μ< 6,46. Pengamatan permukaan daging dilakukan untuk mengetahui bagaimana kenampakan bentuk permukaan, jaringan dan serat dari daging ikan keumamah menggunakan metode scanning electron microscope menunjukkan ikan keumamah dengan waktu perebusan 20 menit memeliki memiliki rongga atau pori-pori pada daging yang cukup banyak dan masih terlihat.
PENGARUH PERBEDAAN METODE EKSTRAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG TULANG SOTONG (Sepia sp.) Naili Rohmah; Retno Ayu Kurniasih; Sumardianto Sumardianto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.13097

Abstract

Industri pengolahan sotong meningkat seiring dengan permintaan produk tersebut sebagai komoditas unggulan dalam ekspor. Pengolahan sotong seperti pengolahan fillet sotong dan produk olahan sotong lainnya menyebabkan adanya hasil samping, salah satunya tulang sotong. Kandungan mineral dalam tulang sotong utamanya kalsium dan fosfor dapat dimanfaatkan sebagai tepung tulang sotong. Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji pengaruh perbedaan metode ekstraksi terhadap karakteristik tepung tulang sotong serta menentukan metode terbaiknya. Pembuatan tepung tulang sotong dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan perbedaan metode ekstraksi yaitu ekstraksi menggunakan presto dengan aquades selama 3 jam, ekstraksi alkali dengan NaOH 1,5 N selama 2 jam serta gabungan metode presto dan alkali. Masing-masing metode dilakukan 3 kali ulangan. Parameter uji tepung tulang meliputi rendemen, derajat putih, kadar air, kadar protein, kadar abu, kadar kalsium dan kadar fosfor. Data parametrik dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan analisis uji lanjut yaitu Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan metode ekstraksi berpengaruh nyata (p<5%) terhadap karakteristik tepung tulang sotong. Metode ekstraksi alkali efektif dalam menghasilkan kadar abu 94,14%, kadar kalsium 35,14%, kadar fosfor 0,08%, dengan rendemen 58,20%, derajat putih 85,41%, kadar air 3,02%, serta kadar protein 2,35%. 
KARAKTERISTIK MINYAK IKAN MAS (Cyprinus carpio) DARI HASIL DRY RENDERING DENGAN SUHU DAN WAKTU YANG BERBEDA Koko Seviyanto; Slamet Suharto; Apri Dwi Anggo
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.13236

Abstract

Pemanfaatan ikan mas (Cyprinus carpio) selama ini hanya sekedar pada dagingnya saja sedangkan isi perut atau jeroan ikan mas belum dimanfaatkan dan biasanya hanya dibuang. Jeroan ikan mas memiliki kandungan minyak ikan yang dapat dimanfaatkan. Minyak ikan merupakan asupan minyak esensial yang mengandung banyak nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Pemanfaatan minyak ikan dapat dilakukan memalui proses ekstraksi. Salah satu metode ekstraksi minyak ikan yang sering digunakan yaitu dry rendering. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap. Tahap I menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan suhu (40oC, 60oC, 80oC, dan 100oC) dan waktu (2 jam, 3 jam, dan 4 jam) yang berbeda. Hasil dari tahap I diketahui bahwa waktu dry rendering selama 2 jam memberikan hasil yang paling optimal. Parameter uji tahap I meliputi nilai rendemen (11,05%), citra warna (R:148, G:109, B:14), dan organoleptik (8,53<µ<8,86). Penelitian kemudian dilanjutkan pada tahap II dengan menerapkan waktu dry rendering optimal pada tahap I. Rancangan percobaan pada tahap II menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan suhu 40oC, 60oC, dan 80oC selama 2 jam. Data nonparametrik dianalisis dengan Kruskal-Wallis dan uji lanjut Mann-Whitney. Data parametrik dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut Tukey HSD. Berdasarkan tahap I dan tahap II dry rendering minyak ikan mas optimal pada suhu 80oC selama 2 jam dengan slip melting point (35,13oC), warna hunlab (L:60,86, a:-5,31, b:17,6), angka iod (6,76%), angka peroksida (8,63%), kadar air (0,86%), dan angka asam lemak bebas (1,44%).
PENGARUH PENAMBAHAN JENIS GULA YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS PETIS DARI CAIRAN PEMINDANGAN IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) Sasti Nuriza Ramandhani; Tri Winarni Agustini; Slamet Suharto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.13199

Abstract

ABSTRAKPetis merupakan salah satu jenis bumbu masakan yang diperoleh dari hasil pengentalan air rebusan ikan yang dipanaskan selama waktu tertentu hingga kandungan air berkurang. Petis ikan yang dihasilkan dari cairan pemindangan cenderung memiliki rasa asin karena kadar garam tinggi. Penambahan jenis gula berbeda dalam proses pembuatan petis diharapkan dapat mengurangi rasa asin pada petis dan memenuhi kriteria organoleptik yang disukai konsumen. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh jenis gula terhadap karakteristik kimia, hedonik petis dan memperoleh informasi jenis gula terbaik dalam pembuatan petis serta disukai oleh konsumen. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan (gula pasir, gula cair glukosa, dan gula cair fruktosa) dengan 3 kali pengulangan. Parameter uji yang dilakukan yaitu kadar air, kadar protein, kadar garam, asam glutamat, aw dan sensori. Data parametrik (kadar air, kadar protein, kadar garam, asam glutamat dan aw) dianalisa menggunakan uji ANOVA dan uji lanjut BNJ, sedangkan data nonparametrik (hedonik) menggunakan uji Kruskal Wallis dan uji lanjut Mann Whitney. Hasil uji hedonik  menunjukkan bahwa petis dengan penambahan gula cair fruktosa memiliki nilai tertinggi yaitu 7,05<µ<7,44. Penambahan jenis gula berbeda memberikan pengaruh nyata (P≤0,05) terhadap kadar air, kadar asam glutamat serta hedonik (rasa dan tekstur). Perlakuan terbaik yaitu pada penambahan gula cair fruktosa dengan nilai kadar air 24,59%; kadar protein 8,74%; kadar garam 3,89%; kadar asam glutamat 3,52%; nilai aw 0,5, nilai hedonik kenampakan (6,8), aroma (6,83), rasa (7,6) dan tekstur (7,76).
PENGARUH PENAMBAHAN STPP TERHADAP KEMEKARAN KERUPUK IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp.) DENGAN BUBUR RUMPUT LAUT Caulerpa Agung Purnama; Sumardianto Sumardianto; Apri Dwi Anggo
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.13465

Abstract

Kerupuk ikan dengan penambahan rumput laut merupakan salah satu inovasi dalam menambah nilai gizi kerupuk. Rumput laut menambah kadar serat pada kerupuk namun menghambat daya mekar kerupuk. STTP (sodium tripolipospat) adalah alkali fosfat yang mampu menambah daya mekar kerupuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi terbaik dalam mendapatkan kemekaran dan tekstur kerupuk ikan serta persentase tertinggi kemekaran kerupuk ikan. Desain percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perbedaan konsentrasi menggunakan STPP 0%; 0,1%; 0,3% dan 0,5% dilakukan 3 kali pengulangan. Data analisis menggunakan ANOVA, dilanjutkan dengan uji BNJ untuk parametrik sedangkan Kruskal-Wallis dan Mann Whitney untuk data non parametrik. Kerupuk dengan penambahan STPP memiliki kemekaran linier tertinggi yaitu 52,39±2,15 cm² atau 316%, kerenyahan tertinggi yaitu 1305,39±72,5 gf, kadar air terendah yaitu 10,78±0,20%, kadar protein tertinggi 5,92±0,07%, kadar serat kasar tertinggi yaitu 6,35±0,34%, kadar lemak tertinggi yaitu 0,62±0,23%, dan tingkat kesukaan kerupuk ikan terbaik yaitu 7,441 <µ< 7,443 (suka). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan STPP pada kerupuk ikan kembung dan bubur rumput laut Caulerpa memberikan pengaruh nyata (P<5%) terhadap kemekaran, kerenyahan dan tingkat kesukaan.
PENGARUH PENAMBAHAN SARI MENTIMUN (Cucumis sativus) PADA PEMBUATAN Spirulina platensis BUBUK TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA BISKUIT Rebecca Cindy Ariyanto; Eko Nurcahya Dewi; Retno Ayu Kurniasih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.13244

Abstract

Biskuit biasanya hanya mengandung karbohidrat yang tinggi tetapi proteinnya rendah. Penambahan S. platensis ke dalam biskuit meningkatkan nilai protein namun menimbulkan aroma amis (off-odor). Mentimun merupakan buah yang memiliki senyawa volatile yang dapat mereduksi aroma amis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh rasio sari mentimun (C. sativus) dan S. platensis dalam pembuatan S. platensis bubuk terhadap karakteristik fisikokimia biskuit. Metode penelitian experimental laboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Penelitian dilakukan dengan menambahkan S. platensis bubuk yang telah diberi perlakuan dengan sari mentimun dengan perbandingan rasio 1:3, 1:4, 1:5, 1:0 (b/v) pada adonan biskuit. Adonan dicetak kemudian dipanggang pada suhu 110° selama 40 menit, dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi rasio mentimun dalam biskuit maka semakin tinggi kadar abu, kadar lemak, kadar air, nilai warna L*, nilai warna b* dan tingkat kesukaan panelis namun akan menurunkan kadar protein, nilai warna a* dan hardness biskuit S. platensis. Dengan demikian rasio mentimun yang berbeda pada S. platensis yang ditambahkan ke dalam biskuit memberikan pengaruh nyata (p < 0,05) terhadap karakteristik fisik, kimia, dan hedonik. Formulasi biskuit S. platensis terbaik yaitu biskuit dengan rasio 1:4 memiliki tingkat kesukaan khususnya aroma yang lebih disukai panelis. Biskuit S. platensis dengan penambahan sari mentimun dengan rasio 1:4 memiliki kadar air 3,45%, kadar lemak 16,83%, kadar protein 6,94%, kadar abu 1,52%, nilai warna L* 47,67, nilai warna a* -30,44, nilai b* 32,67, dan hardness 4503,53 gf.
PENGARUH EDIBLE COATING BERBASIS GELATIN-ALGINAT TERHADAP KEMUNDURAN MUTU BAKSO IKAN LELE (Clarias sp.) PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG Khusnul Chotimah; Eko Nurcahya Dewi; Slamet Suharto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2022.13508

Abstract

Penggunaan Edible coating yang bersifat antimikroba berpotensi mencegah kontaminasi patogen dan memperbaiki mutu pangan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan formula edible coating berbasis gelatin-alginat dengan konsentrasi terbaik, dan mengetahui pengaruh aplikasi formula edible coating terhadap umur simpan produk dan mutu bakso ikan setelah dicoating. Bahan yang digunakan yaitu gelatin ikan, alginat dan bakso ikan lele. Metode penelitian yang digunakan bersifat eksperimental laboratories dengan rancangan percobaan Rancangan factorial split plot terbagi oleh waktu. Parameter yang diamati adalah uji viskositas, total fenol, dan uji hedonic, pengamatan visual (lendir), uji TVBN, serta uji TPC. Data dianalisis menggunakan Analisa sidik ragam (ANOVA). Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan, data diuji dengan uji lanjut BNJ. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa edible coating gelatin-alginat dengan konsentrasi terbaik adalah edible coating gelatin dengan penambahan alginat 1,5% dengan kadar fenol 102,2±0,67, nilai viskositas 14150±753,28 cP dan nilai hedonik dengan selang kepercayaan 6,72<µ<7,04.  Aplikasi edible coating  gelatin-alginat efektif untuk dapat meningkatkan mutu pada bakso ikan selama penyimpanan selama 24 jam pada suhu ruang dibandingkan dengan kontrol. Hal ini dapat disimpulkan dari nilai organoleptik dengan nilai selang kepercayaan 95% yakni 6,37<µ<6,65. Nilai TVBN dan TPC mengalami penurunan paling rendah yakni 22,21±1,16 mgN% dan 4,61±0,31 log koloni/g. dan penampakan visual (lendir) bakso ikan lele masih lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.