cover
Contact Name
Nurul Inayah
Contact Email
inayah.nurul.NI@gmail.com
Phone
+628114137151
Journal Mail Official
aksioma.pendmat@gmail.com
Editorial Address
Jalan Soekarno Hatta Km. 9. City of Palu, Indonesia
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Aksioma
Published by Universitas Tadulako
ISSN : 14124505     EISSN : 27459241     DOI : https://doi.org/10.22487/aksioma.v9i2.219
Core Subject : Education,
Aksioma is provided for writers, teachers, students, professors, and researchers, who will publish their research reports or their literature review articles about mathematics education and its instructional. This journal publishes two times a year, in March and September. Aksioma encompasses original research articles, review articles, and short communications, including: Mathematics Education School Mathematics Development of mathematics learning
Articles 168 Documents
ANALISIS LEARNING TRAJECTORY SISWA KELAS VII SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH PECAHAN BERDASARKAN PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA Tria Bitara; Muh. Rizal
Aksioma Vol. 10 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v10i2.1371

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang learning trajectory siswa dalam memecahkan masalah pecahan berdasarkan perbedaan kemampuan matematika. Subjek terdiri dari seorang siswa perempuan yang berkemampuan matematika tinggi (S1) dan seorang siswa perempuan yang berkemampuan matematika rendah (S2). Data learning trajectory diperoleh melalui tes pemecahan masalah dan wawancara yang dianalisis secara kualitatif, yakni menelaah, mereduksi, mengelompokkan, mengkategorisasi, melakukan pengkodean, serta melakukan pemeriksaan data. Pada tahap memahami masalah, S1 dan S2 mula-mula mengidentifikasi satu per satu informasi yang diketahui, kemudian mengidentifikasi hal yang ditanyakan, hingga akhirnya menyatakan bahwa informasi yang tersedia telah cukup agar masalah dapat diselesaikan. Pada tahap menyusun rencana, S1 dan S2 memanfaatkan seluruh informasi yang tersedia, tetapi perencanaan S1 lebih ringkas dibandingkan perencanaan S2 yang bersifat berbelit-belit. Pada tahap melaksanakan rencana, S1 dan S2 menyelesaiakan masalah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun, tetapi penyelesaian S1 lebih ringkas dibandingkan S2. Pada tahap memeriksa kembali, S1 menggunakan alternatif pemeriksaan yang berbeda dari penyelesaian yang telah dilakukannya, sedangkan S2 menelusuri kembali perhitungan yang telah dilakukannya. Perbedaan keduanya di setiap tahapan pemecahan masalah menunjukkan bahwa learning trajectory siswa perempuan yang berkemampuan matematika tinggi lebih pendek dari siswa perempuan yang berkemampuan matematika rendah.
KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DENGAN RESOURCE BASED LEARNING Rahmat Jumri; Murdiana Murdiana
Aksioma Vol. 11 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v11i1.1901

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran terhadap kemampuan representasi matematis siswa dimana dalam pembelajaran matematika masih tergolong rendah, dikarenakan siswa masih ada yang bersikap pasif selama proses pembelajaran berlangsung, siswa hanya mendengarkan, mencatat, dan kurang aktif mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Dalam proses pembelajaran siswa sering mengalami kesulitan membedakan antara konsep objek dalam proses pembelajaran ketika dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam penerapan pembelajaran representasi matematis dengan pendekatan Resource Based Learning. Prosedur penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan langkah – langkah meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII C yang berjumlah 24 siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 09 Lebong. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi dan lembar tes. Data observasi dan tes kemampuan representasi matematis dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Resource Based Learning dapat meningkatkan representasi matematis siswa.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR Andi Alim Syahri; St. Nur Humairah Halim; Erni Ekafitria Bahar
Aksioma Vol. 11 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v11i1.1902

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) dengan ujicoba terbatas yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik pada materi operasi hitung bentuk aljabar yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar (THB). Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VII MTs. Al-Muhajirin Pallangga, dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Thiagarajan atau model 4-D yang dimodifikasi menjadi 3D meliputi tiga tahap, yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), dan tahap pengembangan (development). Perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik yang telah dikembangkan dan telah divalidasi serta mengalami revisi dan telah memenuhi kriteria kevalidan dan kepraktisan sehingga perangkat pembelajaran ini layak untuk digunakan. Hasil dari ujicoba terbatas menunjukkan bahwa (1) tingkat kemampuan guru mengelola proses pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik termasuk dalam kategoti tinggi, artinya penampilan guru dapat dipertahankan; (2) dengan menggunakan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik, siswa jadi lebih aktif dalam proses pembelajaran; (3) pada umumnya siswa memberikan respons yang positif terhadap perangkat pembelajaran yang digunakan; (4) skor rata-rata yang diperoleh siswa pada tes hasil belajar adalah 77,83 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 7,420. Dimana 10 dari 12 siswa atau 83,33% memenuhi ketuntasan individu yang menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal tercapai.
METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH PENERAPAN INTEGRAL PADA MATA KULIAH KALKULUS DITINJAU DARI TIPE PERILAKU DISC Rahmi Yuliana M.
Aksioma Vol. 11 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v11i1.1903

Abstract

Kalkulus Integral merupakan mata kuliah dasar dari kalkulus mengenai definisi integral, pembuktian integral serta mencari nilai dan menyelesaikan persamaan integral. Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui metakognisi mahasiswa dalam pemecahan masalah integral pada matakuliah kalkulus multivariable ditinjau dari tipe perilaku DISC di STKIP Paris Barantai. Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini mendeskripsikan metakognisi mahasiswa dalam pemecahan masalah Integral pada materi kalkulus miltivariabel yang ditinjau dari perilaku DISC. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu angkat dan soal latihan. Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan bagi pihak kampus untuk mengembangkan kemampuan metakognisi mahasiswa. Publikasi ilmiah dalam jurnal nasional
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS TEORI VAN HIELE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP Sukayasa Sukayasa; I Nyoman Murdiana; Muh. Hasbi; Maxinus Jaeng
Aksioma Vol. 11 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v11i1.1904

Abstract

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa level berpikir siswa SMP dalam memahami konsep geometri sebagian besar berada pada level 0 dan level 1. Padahal secara teoritis menurut teori perkembangan intelektual Piaget, seharusnya level berpikir siswa SMP mencapai level 2. Ini Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian pengembangan dengan tujuan memperoleh perangkat pembelajaran geometri berbasis teori Van Hiele untuk meningkatkan berpikir ktitis siswa SMP. Peneliti menggunakan metode pengembangan Four D-Model yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu: (1) tahap definisi, (2) tahap desain, (3) tahap pengembangan; dan (4) tahap diseminasi. Pada tahap definisi, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain mengkaji karakteristik siswa, mengkaji isi kurikulum, menganalisis tugas dan tujuan pembelajaran. Draf awal (Draft I) perangkat pembelajaran dibuat pada tahap desain berdasarkan hasil tahap definisi. Draf I ini terdiri dari RPP, Buku Siswa, LKS dan Soal Latihan. Kemudian pada tahap pengembangan, kegiatan yang dilakukan adalah validasi Draf I dan uji keterbacaan Draf I (uji coba I). Hasil ini digunakan untuk merevisi Draf I dan menghasilkan Draf II. Pada tahap pengembangan ini juga dilakukan uji coba II terhadap Draf II. Uji coba II digunakan untuk mengetahui kepraktisan dan keefektifan perangkat pembelajaran yang dihasilkan. Hasil pengembangan perangkat pembelajaran ini adalah seperangkat perangkat pembelajaran geometri SMP berdasarkan teori Van Hiele yaitu Buku Siswa, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, LKS dan Soal Latihan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
REFLEKSI PENILAIAN KONTRIBUSI PADA TEAM-BASED PROJECT SECARA DARING Rahma Nasir; Churun Lu’lu’il Maknun
Aksioma Vol. 11 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v11i1.1905

Abstract

Pembelajaran berbasis MBKM menjadi isu hangat ditingkat perguruan tinggi karena setiap perguruan tinggi memiliki target mencapai persentase mata kuliah S1 yang menggunakan pemecahan kasus dan proyek tim sebagai bobot evaluasi. Kriteria evaluasi yaitu 50% (lima puluh persen) dari bobot nilai akhir harus berdasarkan kualitas partisipasi diskusi kelas (case method) dan/atau presentasi akhir pembelajaran proyek berbasis kelompok (team-based project). Namun cenderung sulit untuk menemukan informasi secara teknis tentang cara melaksanakan penilaian proyek kelompok secara daring. Langkah-langkah untuk memfasilitasi pembelajaran proyek yaitu design, execute, assess dan reflect. Refleksi dilakukan bukan hanya pada akhir proyek tetapi pada proses. Sehingga, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan refleksi penilaian proses kerja kelompok mahasiswa secara daring. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menyebarkan angket kepada mahasiswa yang memprogram mata kuliah metodologi penelitian kuantitatif. Mahasiswa diberikan tugas untuk menyusun draft proposal terkait permasalahan pembelajaran matematika. Mahasiswa mengerjakan tugas kelompok di google document, sehingga pengajar dapat melihat riwayat pengerjaan tugas. Nama dan waktu mahasiswa terekam selama proses pengerjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 90,9 % menyatakan bahwa proses evaluasi kerja kelompok menggunakan google doc belum jelas dan belum baik. Sehingga peneliti menyimpulkan dari hasil reflesi untuk menentukan alternatif lain dalam mengevaluasi kerja kelompok mahasiswa secara daring yaitu menggunakan peer and self assessment.
PROFIL KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL TURUNAN SISWA MADRASAH ALIYAH DI KOTA PALU BERDASARKAN GAYA KOGNITIF Bakri M.; Evie Awuy; Ishariyadi Ishariyadi; Ibnu Hadjar
Aksioma Vol. 11 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v11i1.1958

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh profil kemampuan menyelesaikan soal turunan siswa Madrasah Aliyah di Kota Palu berdasarkan gaya kognitif. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian 4 orang siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Palu yaitu 2 orang siswa bergaya kognitif FI dan 2 orang siswa bergaya kognitif FD yang berkemampuan matematika berbeda. Instrumen yang digunakan adalah Tes GEFT untuk mengumpulkan data gaya kognitif siswa dan Tes untuk data kemampuan menyelesaikan soal materi turunan. Data dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1). Subjek yang bergaya kognitif FI dan FD serta berkemampuan matematika tinggi menyelesaikan soal turunan menggunakan rumus turunan fungsi pangkat berkoefisien a, rumus turunan fungsi konstan, rumus turunan penjumlahan dan pengurangan fungsi. Subjek bergaya kognitif FI dapat menggunakan rumus turunan pembagian fungsi dengan baik dan teliti sementara subjek bergaya kognitif FD juga menggunakan rumus turunan pembagian fungsi tetapi tidak teratur dan lengkap. Subjek bergaya kognitif FI menggunakan titik stasioner dan membuat ilustrasi fungsi naik dan turun dalam bentuk grafik sedangkan subjek FD hanya menyatakan dalam bentuk pertidaksamaan. 2). Subjek yang bergaya kognitif FI dan FD serta berkemampuan matematika rendah menyelesaikan soal turunan menggunakan rumus dengan tidak teratur dan tidak jelas proses penentuan suku-suku yang diturunkan. Kedua subjek menggunakan rumus turunan fungsi pangkat berkoefisien a, rumus turunan fungsi konstan dan rumus turunan penjumlahan dan pengurangan fungsi. Subjek bergaya kognitif FI dapat menggunakan konsep titik stasioner sementara subjek bergaya Kognitif FD tidak dapat menggunakan konsep titik stasioner.
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEPTUAL PECAHAN SISWA SMP KELAS VII BERGAYA KOGNITIF FI DAN FD Muh Rizal; Evie Awuy; Linawati Linawati; Alfisyahra Alfisyahra
Aksioma Vol. 11 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v11i1.1963

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh deskripsi pemahaman konseptual pecahan siswa SMP kelas VII bergaya kognitif FI dan FD. Untuk mendapatkan data pemahaman konseptual pecahan siswa bergaya kognitif FI dan FD digunakan tes tertulis dan wawancara tidak terstruktur. Analisis data mengacu pada yang dikembangkan oleh Miles, Huberman dan Saladana (2014), yaitu condensation data, display data dan drawing and verifying conclusion. Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa FI dan siswa FD melakukan penjumlahan pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama dengan menyamakan penyebut menggunakan KPK, kemudian menyelesaikan menggunakan konsep penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Dalam menyamakan penyebut, siswa FI langsung mengalikan penyebut kedua pecahan, sedangkan siswa FD terlebih dahulu mencari faktor dari masing-masing penyebut lalu mengalikan faktor-faktor tersebut.
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA Alfisyahra Alfisyahra; Welli Meinarni
Aksioma Vol. 11 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v11i1.1964

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pemahaman konsep matematika siswa ditinjau dari gaya kognitif siswa Labschool UNTAD Palu Kelas XI Mia 3. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan subjek didasarkan pada sifat konsistensi data yang diperoleh dari suatu subjek dengan mempertimbangkan kategori gaya kognitif siswa (field independent (FD), field dependent (FI)) dan kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi. Instrumen dalam penelitian ini yaitu: (1) Tes GEFT, (2) tes Pemahaman Konsep Matematika, dan (3) pedoman wawancara. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui langkah-langkah: 1) pemberian tes pemahaman konsep matematika, 2) verifikasi data melalui wawancara, 3) mereduksi data, abstraksi, transformasi, dan pengkategorian data, 4) melakukan triangulasi metode, dan 5) melakukan penafsiran. Teknik analisa data dalam penelitian ini mengacu pada analisa data kualitatif menurut Miles dan Huberman yang meliputi: 1) reduksi data; 2) penyajian data; 3) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh didasarkan pada indikator kemampuan pemahaman konsep matematika yaitu subjek SFD (Field Dependent) dan subjek SFI (Field Independent) keduanya dapat menyatakan konsep secara verbal, menerapkan konsep dalam berbagai bentuk representasi yantu dengan merepresentasikan konsep yang digunakan untuk menyelesaikan soal dalam 2 metode serta dapat menerapkan konsep secara algoritma yaitu menerapkan konsep yang telah tentukan untuk menyelesaikan soal yang diberikan, namun dalam hal ini subjek SFI cenderung lebih detail dalam mengaitkan beberapa konsep
PROFIL PENALARAN ANALOGI SISWA MTs ALKHAIRAAT SANDANA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PYTHAGORAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA Sri Wahyuni; Evie Awuy; Pathuddin Pathuddin; Nurhayadi Nurhayadi
Aksioma Vol. 11 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v11i1.1965

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai profil penalaran analogi siswa kelas IX MTs Alkahairaat Sandana yang memiliki kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah dalam menyelesaikan masalah pythagoras. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 3 orang siswa yang diambil dari 27 siswa kelas IX A MTs Alkhairaat Sandana. Subjek dipilih berdasarkan nilai rapor dan rekomendasi dari guru mata pelajaran. Data diperoleh dari hasil tes tertilis dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek berkemampuan matematika tinggi yaitu MM dapat menyelesaiakan dengan baik keempat indikator tahapan penalaran analogi, yaitu encoding (Pengkodean), inferring (Penyimpulan), mapping (Pemetaan), dan applying (penerapan). Subjek berkemampuan matematika sedang yaitu MA hanya dapat menyelesaiakn tiga indikator tahapan penalaran analogi, yaitu encoding (Pengkodean), inferring (Penyimpulan), dan mapping (Pemetaan). Pada indikator ke-empat applying (penerapan), subjek tidak mampu meyelesaikan masalah target dari proses pengaplikasian struktur penyelesaian masalah sumber atau subjek tidak dapat menentukan panjang sisi AC pada M2. Subjek MA berkemampuan matematika rendah yaitu RA dalam menyelesaikan masalah pythagoras dari keempat indikator tahapan penalaran analogi, subjek hanya dapat menyelesaiakn dua indikator tahapan penalaran analogi, yaitu encoding (Pengkodean), dan inferring (Penyimpulan). Pada indikator ke-tiga yaitu mapping (Pemetaan), subjek RA tidak mengetahui kesamaan/kemiripan dari masalah sumber dan masalah target, subjek RA hanya dapat menemukan panjang sisi BD dengan cara membagi dua panjang sisi AB. Pada indikator ke-empat applying (penerapan), subjek RA tidak mampu meyelesaikan masalah target dari proses pengaplikasian struktur penyelesaian masalah sumber atau subjek tidak dapat menentukan panjang sisi AC pada M2.