cover
Contact Name
Rizky Ardian Hartanto Sawal
Contact Email
rizkyardianhartanto@gmail.com
Phone
+6282242543071
Journal Mail Official
lppm.stiferasemarang@gmail.com
Editorial Address
LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Semarang Jl. Medoho III No. 2, Semarang
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Farmasi dan Sains Indonesia (JFSI)
ISSN : 26219360     EISSN : 26863529     DOI : https://doi.org/10.52216
Core Subject : Health, Science,
Focus and Scope Jurnal Farmasi & Sains Indonesia is an open-access journal that published twice a year by Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera. This journal is a media of research publication on all aspects of pharmaceutical & science that is innovative, creative, original and based on scientific. Articles published in this journal about drug discovery, drug delivery systems and drug development with specific field include: 1. Medicinal chemistry 2. Pharmacology 3. Pharmacokinetics 4. Pharmacodynamics 5. Pharmaceutical analysis 6. Drug delivery systems 7. Pharmaceutical technology 8. Pharmaceutical biotechnology 9. Herbal medicines and active components 10. Clinical evaluation of the medicine
Articles 244 Documents
SIFAT FISIK DAN INDEKS IRITASI SEDIAAN SHOOTING GEL KOMBINASI LIDAH BUAYA DAN BUAH RAMBUTAN Lilies Wahyu Ariani; Ririn Suharsanti
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Shooting gel merupakan kosmetika yang sekarang ini menjadi trend di masyarakat untuk perawatan kulit terutama untuk kulit kering.Pada penelitian ini dibuat formulasi sediaan shooting gel dengan kombinasi lidah buaya (Aloe vera) dan buah rambutan (Nephelium lappaceum) dimana merupakan tanaman yang banyak dikonsumsi masyarakat dan digunakan untuk pengobatan. Tanaman tersebut dapat digunakan sebagai bahan pelembap kulit dan bersifat sebagai antioksidan. Variasi kombinasi konsentrasi formulasi sediaan shooting gel yang digunakan yaitu FI (85%); FII (90%) dan FIII (95%). Pengujian yang dilakukan antara lain : karakteristik fisik meliputi organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, daya lekat, daya sebar dan indeks iritasi pada kulit menggunakan tikus secara in vitro. Data dianalisis dengan SPSS 16,0 dengan Oneway anova dan Uji t berpasangan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna pada tiap formula. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sediaan shooting gel dengan kombinasi lidah buaya dan buah rambutan semua sediaan homogen dan pada uji statistik terhadap pengujian daya lekat tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) tetapi berbeda signifikan dengan pH, viskositas dan daya sebar (p<0,05). Pada uji daya iritasi menunjukkan pada semua konsentrasi formula sediaan shooting gel tidak menimbulkan iritasi pada kulit tikus.
FORMULASI SEDIAAN MASKER PEEL OFF EKSTRAK ETANOL DAUN MATOA (Pometia pinnata J.R. FORST & G. FORST) DENGAN VARIASI KONSENTRASI PVA SEBAGAI GELLING AGENT Yahya Febrianto; Anna Dwiningsih
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sediaan masker peel off dari ekstrak daun matoa dan untuk mengetahui apakah formulasi sediaan masker peel off ekstrak etanol daun matoa (Pometia pinnata J.R. Forst & G. Forst) dengan variasi konsentrasi PVA 5%, 8%, 10%, 12% dan 15% sebagai geeling agent mempengaruhi sifat fisik sediaan. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental. Dengan menggunakan analisis deskriptif yang dilakukan yaitu skrining fitokimia yang meliputi uji alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin. Selain itu dilakukan uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas dan uji daya lekat. Variasi konsentrasi PVA 5%, 8%, 10%, 12% dan 15% sebagai gelling agent menunjukan adanya perbedaan pada karakteristik fisik sediaan masker gel peel off, hasil organoleptis menunjukan bahwa sediaan yang dihasilkan berwarna hijau kecoklatan, berbau khas, memiliki rasa pahit dan memiliki tekstur semisolid/semipadat, sediaan masker yang terbentuk masih memenuhi persyaratan dari pH kulit, yaitu 4,5-6,5, viskositas naik seiring dengan peningkatan PVA yang berkisar antara 50 – 110 dPa, diameter daya sebar sediaan berkisar antara 5-7cm2 dengan luas rata-rata berkisar antara 13-58 cm2. Hasil daya lekat sediaan gel ektrak daun matoa yaitu sebesar 17-36 detik.
PENGARUH KOMBINASI ARISTOFLEX® AVC DAN GLYCERIN PADA FORMULA GEL EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) TERHADAP SIFAT FISIK DAN AKTIVITAS SEBAGAI SUNSCREEN Daniel Maharai; Gunawan Pamudji Widodo; Endang Diyah
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) mempunyai kandungan kimia yang dapat digunakan untuk melindungi tubuh dari pengaruh radiasi. Kelemahan pembuatan sediaan topikal menggunakan bahan aktif ekstrak tanaman adalah bentuk, warna, dan bau yang khas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kombinasi Aristoflex® AVC dan Glycerin terhadap stabilitas fisik dan aktivitas sebagai sunscreen agar dapat memperbaiki kelemahan dari ekstrak sebagai bahan aktif sediaan topikal. Ekstrak diperoleh melalui metode maserasi dengan pelarut n-heksan dan ethanol 70%. Paramater yang diuji meliputi daya sebar, daya lekat, pH, viskositas dan nilai SPF. Nilai SPF dihitung secara in vitro menggunakan alat spektrofotometer. Spektrum absorbansi sampel dalam bentuk larutan diperoleh pada kisaran 320-290 nm, setiap interval 5 nm. Nilai SPF sediaan gel dianalisis menggunakan metode Mansur. Hasil yang diperoleh kemudian diamati pengaruh masing-masing kombinasi Aristoflex® AVC dan Glycerin terhadap sifat fisik dan nilai SPF. Penambahan Aristoflex® dapat menaikkan nilai viskositas (317 dPas), daya lekat (2,01 detik), pH (5,10) dan nilai SPF (5,47), namun menurunkan nilai daya sebar (3,0 cm). Penambahan Glycerin dapat menaikkan nilai daya sebar (5,10 cm), dan pH (5,10), namun menurunkan nilai daya lekat (1,10 detik), viskositas (143 dPas) dan nilai SPF (3,18).
AKTIVITAS ANTIARTRITIS KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora cordifolia W) DAN TANAMAN CIPLUKAN (Physallis angulata L) TERHADAP TIKUS YANG DIINDUKSI COMPLETE FREUND’S ADJUVANT (CFA) Milda Rianty Lakoan; Gunawan Pamudji Widodo; Rina Herowati
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artritis adalah istilah umum bagi peradangan (inflamasi) dan pembengkakan di daerah persendian. Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Batang brotowali dan tanaman ciplukan diduga mempunyai khasiat sebagai antiartritis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antiartritis ekstrak etanol batang brotowali, ekstrak etanol tanaman ciplukan dan kombinasi kedua tanaman ini pada tikus putih jantan. Pengujian efek antiartritis dibagi dalam 5 kelompok perlakuan, tiap kelompok diinduksi Complete freund’s adjuvant. Kelompok pertama diberi perlakuan ekstrak batang brotowali (40 mg/200 g BB), kelompok kedua diberi ekstrak tanaman ciplukan (50 mg/200 g BB), kelompok ketiga diberi kombinasi ekstrak batang brotowali dan tanaman ciplukan (0,5:0,5), kelompok keempat diberi triamsinolon (0,072 mg/200 g BB), dan kelompok kelima diberi CMC 1 %. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah peningkatan berat badan dan penurunan volume udema yang diukur dari hari ke-0 sampai hari ke-7, parameter lain yang digunakan adalah dengan melihat adanya penurunan jumlah leukosit dan uji histopatologi yang diamati pada hari ke-12, dimana hewan uji dikorbankan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak batang brotowali, ekstrak tanaman ciplukan dan kombinasi ekstrak batang brotowali dan tanaman ciplukan memberikan efek antiartritis bila dibandingkan dengan kontrol negatif. Kelompok kombinasi ekstrak batang brotowali dan tanaman ciplukan yang paling efektif sebagai antiartritis ditunjukkan dengan parameter penurunan volume udema, penurunan jumlah leukosit dan adanya perbaikan profil histopatologi. Berdasarkan uji statistik ANOVA dua jalan aktivitas antiartitis yang ditunjukkan sebanding dengan efek triamsinolon (P>0,05).
ANALISIS BIAYA DAN OUTCOME TERAPI PENGGUNAAN OBAT MOOD STABILIZER PADA PASIEN GANGGUAN BIPOLAR RAWAT INAP DI RSJD SURAKARTA TAHUN 2017 Ferdinan Jalung; Tri Murti Andayani; Gunawan Pamudji Widodo
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gangguan afektif bipolar adalah salah satu gangguan otak yang menyebabkan ketidakstabilan suasana hati, energi, tingkat aktivitas, dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari yang disebut juga dengan manik-depresi, dimana gangguan kronik dari regulasi mood yang dihasilkan pada episode depresi dan manik yang dapat terjadi selama seumur hidup seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan mood stabilizer, untuk mengetahui biaya rata-rata pengobatan pasien bipolar yang menjalani rawat inap dan untuk melihat outcome terapi penggunaan mood stabilizer pada pasien bipolar di Rumah sakit Jiwa Daerah Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasi deskriptif dan pengambilan data diambil secara retrospektif dari berkas rekam medik untuk memperoleh biaya dan outcome terapi penggunaan mood stabilizer pada pasien gangguan bipolar rawat inap di RSJD Surakarta. Subyek dalam penelitian ini adalah pasien bipolar rawat inap yang di diagnosa dengan gangguan bipolar yang mendapatkan terapi mood stabilizer golongan antipsikotika. Biaya yang dihitung meliputi, biaya obat mood stabilizer golongan antipsikotika, ruang perawatan, asupan gizi, penunjang, tindakan medis, obat dan alkes. Outcome yang diukur meliputi skor PANSS, perubahan berat badan dan frekuensi kejadian ekstrapiramidal. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 60 orang. Rata-rata total biaya terapi bipolar adalah Rp 8.018.974 untuk satu episode rawat inap. Biaya rata-rata tertinggi yaitu kelompok antipsikotik tipikal (Rp. 6.406.123), kelompok antipsikotik kombinasi (Rp. 5.357.665), kelompok antipsikotik atipikal (Rp. 3.890.713). Outcome terapi penggunaan mood stabilizer antipsikotik atipikal skor PANSS rata-rata 46.2, perubahan berat badan 0,0 kg dan kejadian EPS sebesar 10%, kelompok tipikal skor PANSS 38.87, perubahan berat badan 0,53 kg dan kejadian EPS 0 %, sedangkan kombinasi atipikal-tipikal skor PANSS 41,38, berat badan 0,95 kg dengan kejadian EPS 2,38%. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan mood stabilizer atipikal lebih efektif dalam penurunan skor PANSS, tetapi memiliki kecenderungan terjadinya kejadian ekstrapiramidal.
ANALISIS KESESUAIAN BIAYA RIIL TERAHADAP PENETAPAN TARIF INA-CBG’S PASIEN NEFROPATI DIABETIK RAWAT INAP DI RSUD IR.SOEKARNO SUKOHARJO TAHUN 2018 Halimah Hayul; Oetari; Tri Murti Andayani
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nefropati diabetik merupakan penyakit kronik salah satu penyebab utama gagal ginjal dan kematian tertinggi dari semua komplikasi diabetes mellitus. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa biaya terapi pada pasien nefropati diabetik apakah terdapat perbedaan antara biaya riil dengan tarif INA-CBG’s dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi biaya terapi pada pasien nefropati diabetik. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional menurut prespektif rumah sakit. Subyek penelitian ini adalah pasien nefropati diabetik rawat inap tahun 2018. Metode pengambilan data secara retrospektif. Analisis kesesuaian biaya riil dengan tarif INA-CBG’s menggunakan one sample t-test, sedangkan analisis faktor-faktor yang memengaruhi biaya riil menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan biaya rata-rata untuk pengobatan nefropati diabetik di RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo tahun 2018 kelas 1, 2 dan 3 masing-masing Rp.5.557.875, Rp.4.327.216 dan Rp.4.225.696. Terdapat perbedaan biaya riil terhadap penetapan tarif INA-CBG’s pada kelas perawatan 2 tingkat keparahan I, kelas 3 tingkat keparahan I dan kelas 3 dan tingkat keparahan III. Selisih biaya terapi dengan tarif INA-CBG’s pada 61 pasien sebesar Rp.-11.888.021. Faktor yang mepengaruhi biaya riil nefropati diabetik adalah LOS (Length of Stay), kelas perawatan dan tingkat keparahan penyakit.
IMPLEMENTASI METODE KAIZEN TERHADAP WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG Sri Suwarni; Qorri Ainun Naimah; Agustina Ratna Wulandari
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Waktu tunggu menjadi salah satu standar minimal pelayanan di rumah sakit. Dalam upaya peningkatan waktu tunggu perlu dilakukannya analisis lebih mendalam mengenai penerapan konsep budaya kaizen sebelum dan sesudah dilaksanakannya konsep kaizen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi metode Kaizen dalam perbaikan waktu tunggu pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif yang bersifat Eksperimental Obsevasional. Jumlah sampel yang diteliti 240 Resep menggunakan teknik sampling Random Sampling. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari data waktu tunggu pelayanan resep dan data sekunder diperoleh dari Depth Interview. Analisis masalah dengan DMAIC (Define, Analyze, Improve, dan Control) dan Fishbone. Menganalisis dan mengolah data dengan menggunakan uji pengaruh dalam SPSS. Hasil rata-rata waktu tunggu pelayanan resep sebelum dilakukan implementasi metode kaizen adalah 62 menit untuk resep racikan dan 33 menit untuk resep non racikan. Setelah dilakukan implementasi metode kaizen mengalami penurunan waktu tunggu pelayanan resep yaitu 28 menit untuk resep non racikan dan 57 menit resep racikan. Hasil uji Mann Whitney diperoleh nilai p = 0,029 < 0,05 untuk yang non racikan yang artinya ada beda yang signifikan pada data sebelum dan sesudah. Karena ada perbedaan dapat disimpulkan implementasi metode kaizen mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep non racikan. Dan nilai p = 0,359 > 0,05 untuk yang racikan yang artinya tidak ada beda yang signifikan pada data sebelum dan sesudah. Karena tidak ada beda dapat disimpulkan implementasi metode kaizen tidak mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep racikan.
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI SERBUK KAYU MAHONI (Swietenia macrophylla King) Harjono; Iis Naeni Putri Wahyuni; Akhmad Darmawan; Dante Alighiri
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produk-produk alami telah banyak berkontribusi pada pengembangan obat obatan baru. Oleh karena itu, sangat penting untuk meneliti tanaman obat dan herbal untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktifnya. Kayu mahoni (Swietenia macrophylla King), selain dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan furniture, juga telah diketahui khasiatnya sebagai antimikroba, antioksidan, antidiabetes, anti inflamasi, analgesik, serta antijamur. Dalam penelitian ini, telah dilakukan ekstraksi serbuk kayu mahoni dan skrining fitokimia dari ekstrak metanolnya, yang menunjukkan kandungan senyawa flavonoid, saponin, alkaloid, dan tanin. Ekstrak metanol kemudian dipisahkan untuk mengisolasi senyawa tunggal dan karakterisasi senyawa. Isolasi senyawa dengan berbagai metode kromatografi dan karakterisasi senyawa dengan NMR menghasilkan senyawa ?-sitosteron yang termasuk ke dalam senyawa golongan steroid.
UJI EFEKTIFITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SIRSAK TERHADAP SEL T47D Firstca Aulia Rachma; Haryoto; Peni Indrayudha
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Tanaman sirsak (Annona muricata L.) merupakan bahan alam yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sitotoksik dari simplisia kulit batang sirsak (Annona muricata L.) terhadap sel T47D. Uji sitotoksik dilakukan dengan metode MTT dengan menggunakan 4 seri konsentrasi, yaitu 250; 125; 62,50; 31,25 dan 15,63 µg/mL dengan kepadatan sel 10.000 sel/sumuran. Identifikasi golongan senyawa kimia menggunakan metode kromatografi lapis tipis dengan fase diam silika GF254 dan fase gerak etil asetat : n-heksan 8:2 menggunakan beberapa pereaksi semprot yaitu FeCl3, Lieberman Burchard, Vanilin, Sitroborat, dan Dragendorff. Hasil uji sitotoksik menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit batang sirsak (Annona muricata L.) kurang poten dalam menghambat sel kanker payudara dengan nilai IC50 sebesar 221,81 µg/mL.
UJI EFEK PROTEKSI MUKOSA LAMBUNG LARUTAN PATI KANJI PADA TIKUS WISTAR TERINDUKSI ASETOSAL Ismi Puspitasari; Meta Kartika Untari
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tukak lambung adalah penyakit yang ditandai dengan luka karena terkikisnya lapisan mukosa lambung akibat pengaruh peningkatan kadar asam lambung dan enzim pepsin yang disekresikan. Salah satu obat herbal yang dimiliki oleh Indonesia dan digunakan secara empiris untuk terapi tukak lambung adalah umbi singkong (Manihot utilissima Pohl.). Penelitian terhadap umbi singkong tersebut dilakukan dengan mengolahnya menjadi pati atau tepung yang oleh masyarakat dikenal dengan istilah pati kanji atau tapioka. Pada pengujian efek proteksi mukosa lambung digunakan sebanyak 25 ekor tikus secara acak yang dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan CMC 0,5%, kelompok II sebagai kontrol positif diberikan sukralfat 500 mg/kgBB, dan kelompok III-V diberikan larutan pati kanji dengan konsentrasi berturut-turut 12,5%, 25% dan 50%. Sebelum perlakuan, semua kelompok dipuasakan 24 jam dan diberikan minum secara ad libitum. Pengujian efek proteksi mukosa lambung diawali dengan memberikan sediaan uji pada masing-masing kelompok uji. Setelah 30 menit pemberian sediaan uji, dilakukan induksi tukak dengan asetosal dosis 200 mg/kg BB tikus pada semua kelompok hewan uji. Semua perlakuan diberikan secara oral dan diulang setiap 24 jam selama 7 hari. Pada hari ke-7, tikus dipuasakan selama 18 jam dan pada hari ke-8, tikus dikorbankan dengan cara dislokasi leher kemudian dilakukan pembedahan untuk diamati keadaan makroskopis organ lambungnya, histopatologi dan analisa data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan pati kanji konsentrasi 12,5%, 25% dan 50% memberikan efek proteksi mukosa lambung pada tikus Wistar terinduksi asetosal. Konsentrasi efektifnya adalah 50% namun berdasarkan analisa statistik, tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kelompok kontrol positif sukralfat dan larutan pati kanji konsentrasi 12,5%, 25% dan 50%.

Page 5 of 25 | Total Record : 244