cover
Contact Name
Sulistiono
Contact Email
ecep_s@apps.ipb.ac.id
Phone
+6281317011347
Journal Mail Official
jurnalfpik.ipb@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor Jalan Agatis, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Indonesia
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan
ISSN : 20874871     EISSN : 25493841     DOI : https://doi.org/10.24319
Tujuan Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan yaitu menyebarluaskan informasi ilmiah tentang perkembangan teknologi perikanan dan kelautan antara lain: teknologi perikanan tangkap, teknologi kelautan, inderaja kelautan, akustik dan instrumentasi, teknologi kapal perikanan, teknologi pengolahan hasil perikanan, teknologi budidaya perikanan, bioteknologi kelautan, teknik manajemen pesisir dan kelautan, teknik manajemen lingkungan perairan, dan sosial ekonomi perikanan dan kelautan.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 15 No 1 (2024): FEBRUARI 2024" : 10 Documents clear
ANALISIS PENANGANAN IKAN YANG BAIK DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA DENGAN METODE DESIGN THINKING Purwanto, Hadi; Alauddin, Muhammad Hery Riyadi; Ramli, Muhammad Suni
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 1 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.33-46

Abstract

The quality and safety of fishery products is an important thing to ensure the quality of fishery commodities. One form of concern for the quality of capture fishery products is the issuance of Good Fish Handling Practices (CPIB) certificates for fishing vessels. Nizam Zachman Ocean Fishing Port (PPS) of Jakarta is one of the largest fishing ports in Indonesia. However, fish demolition activities carried out at the Nizam Zachman Fishing Port are still manual and not hygienic. It is proven that a small number of ships based at the ocean fishery port have CPIB certificates. Of the approximately 1,700 vessels based on the ocean fishery port, only about 500 vessels have CPIB certificates. This activity aims to find problems faced in the process of handling fish properly so the quality of fish is maintained. The design thinking method was used in this research. Data analysis was carried out using the cumulative frequency analysis method presented in the form of Tables and Paretto Diagrams. In 2022, out of 34 vessels applying for CPIB certificates, 25 vessels did not fulfill the parameter of automatic temperature recorder. An automatic temperature recorder is one of the requirements to carry out export activities to the European Union. The design thinking method was used to solve the problem through an automatic temperature recording device innovation with an Internet of Things (IoT) approach.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Caulerpa lentillifera) Rendiansyah, Rendiansyah; Arbit, Nur Indah Sari; Saharuddin, Saharuddin
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 1 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.11-20

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk urea dengan dosis berbeda terhadap pertumbuhan rumput laut (Caulerpa lentillifera). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan yaitu perlakuan A (kontrol tanpa pemberian pupuk urea 0 mg/L), perlakuan B (pemberian pupuk urea 27 mg/L), perlakuan C (pemberian pupuk urea 47 mg/L), dan perlakuan D (pemberian pupuk 67 mg/L). Parameter yang diuji adalah tingkat pertumbuhan mutlak dan tingkat pertumbuhan spesifik. Analisis data menggunakan ANOVA. Biota rumput laut (Caulerpa lentillifera) dengan berat rata-rata 200 g (total 2.400 g), masing-masing 200 g rumput laut (Caulerpa lentillifera) dimasukkan ke dalam akuarium berukuran 40x40x35 cm dengan lama pemeliharaan 35 hari. Pertumbuhan mutlak diperoleh pada perlakuan A (tanpa pemberian pupuk) yaitu sebesar -111 g, kedua perlakuan D sebesar -115 g, ketiga perlakuan C sebesar -129,3 g, dan terendah pada perlakuan B sebesar -135,7 g. Pertumbuhan spesifik diperoleh pada perlakuan A (tanpa pemberian pupuk) yaitu sebesar -2,68 g, kedua perlakuan D sebesar -2,74 g, ketiga perlakuan C sebesar -3,00 g, dan terendah adalah perlakuan B sebesar -3,28 g. Berdasarkan hasil uji ANOVA dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan dengan penambahan pupuk urea dengan dosis yang berbeda tidak memiliki efek yang nyata (P>0,05) terhadap pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik rumput laut (Caulerpa lentillifera).
ANALISIS KONDISI POPULASI DAN KEBERLANJUTAN PERIKANAN LEMURU (Sardinella lemuru) DI TELUK AWANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH Kalih, Lalu Achmad Tan Tilar Wangsajati Sukmaring; Sativa, Denianto Yoga; Kasim, Kasim; Zaeni, Muhammad; Islamiah, Evita Rosalinda; Hamid, Hamid; Sumahiradewi, Luh Gede
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 1 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.1-10

Abstract

Lemuru (Sardinella lemuru) merupakan salah satu ikan pelagis kecil yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di Pulau Lombok, tidak hanya dalam pemenuhan kebutuhan pangan skala rumah tangga, namun juga dijadikan sebagai salah satu bahan baku pada skala industri. Keadaan tersebut menyebabkan tingginya tingkat pemanfaatan ikan lemuru di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Teluk Awang merupakan salah satu sentra penangkapan lemuru di provinsi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kondisi populasi dan status keberlanjutan perikanan lemuru di Teluk Awang berdasarkan kondisi biologi perikanannya. Pengambilan sampel ikan lemuru dilakukan di Teluk Awang selama bulan Juli-Augustus tahun 2022. Sampel ikan (n=306 ekor) diukur panjang dan beratnya. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa populasi ikan lemuru memiliki pola pertumbuhan alometrik negatif yang artinya bentuk tubuhnya kurus. Populasi ikan tersebut didominasi lemuru muda dengan ukuran kisaran panjang cagak 6,40-16,20 cm dan berat 3,0-39,0 g. Lemuru yang layak maturasi sebanyak 30%, layak tangkap 30%, dan layak konsumsi 37%. Nilai parameter kelayakan yang berkisar di bawah 50% mengindikasikan bahwa kegiatan perikanan lemuru selama bulan Juli-Agustus dapat dikatakan kurang berkelanjutan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu informasi dasar bagi pemerintah daerah setempat dalam menyusun kebijakan pengelolaan perikanan lemuru di Provinsi NTB.
PERBANDINGAN KOMPONEN PASANG SURUT YANG DIPEROLEH MELALUI PENGUKURAN TIDE GAUGE DAN SATELIT ALTIMETRI Handoko, Eko Yuli; Syariz, Muhammad Aldila; Ashiddiqi, Muhammad Hanan
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 1 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.79-91

Abstract

Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu karena adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Selain dengan adanya pengamatan tradisional menggunakan tide gauge, komponen pasang surut dapat ditentukan menggunakan satelit altimetri. Penggunaan tide gauge, hasil ekstraksi komponen pasang surut hanya dapat dilakukan secara akurat karena memiliki resolusi temporal yang sangat baik meskipun hanya tersedia pada titik-titik stasiun tersebut didirikan saja. Hal ini berkebalikan dengan yang menggunakan satelit altimetri. Data yang didapatkan dari satelit altimetri perlu diolah agar mendapatkan nilai sea surface height yang selanjutnya digunakan untuk penentuan komponen pasang surut dengan analisis harmonik metode kuadrat terkecil pada banyak titik yang berada di permukaan bumi. Akan tetapi, resolusi temporal yang lebih rendah daripada tide gauge juga menjadi batasan dalam pengestraksian komponen pasut. Tujuan penelitian adalah mengekstraksi sea surface height data satelit altimetri Jason-3 dan membandingkan hasil ekstraksi tersebut dengan pengamatan manual. Hasil dari penelitian ini adalah nilai amplitudo dan fase dari tiap komponen pasang surut. Kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil komponen dari data pengamatan stasiun pasang surut. Didapatkan bahwa perbedaan rata-rata (RMSE) terbesar sebesar 0,360 m pada komponen pasang surut K1 dan RMSE terkecil yaitu sebesar 0,003 m pada komponen pasang surut M4.
KLASTERISASI PERIKANAN TANGKAP SKALA KECIL UNTUK MENGETAHUI DINAMIKA KOMPETISI PENANGKAPAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PRIGI Prastica, Brillian; Harlyan, Ledhyane Ika; Sari, Wahida Kartika
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 1 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.47-56

Abstract

Perikanan tangkap skala kecil dicirikan oleh multigear dan multispecies. Kondisi perikanan multigear dan multispecies dapat menyebabkan tekanan terhadap stok sumberdaya perikanan akibat dari meningkatnya jumlah alat tangkap. Jumlah armada perikanan tangkap di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi mengalami peningkatan. Meningkatnya jumlah armada penangkapan ikan di PPN Prigi mengakibatkan terjadinya kompetisi dalam memperoleh hasil tangkapan. Oleh karena itu, kegiatan perikanan tangkap skala kecil yang dinamis perlu diklasterisasikan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis klasterisasi perikanan tangkap skala kecil di PPN Prigi dan menganalisis terjadinya dinamika kompetisi perikanan tangkap skala kecil di PPN Prigi dengan mengetahui sebaran daerah penangkapan dan jenis ikan yang ditangkap. Penelitian ini menggunakan metode analisis klasterisasi Hierarchical Cluster Analysis (HCA) dengan menggunakan data hasil enumerasi tahun 2010-2021, dan melakukan analisis spasial menggunakan data titik koordinat daerah penangkapan yang diperoleh melalui pemetaan partisipatif. Hasil penelitian menunjukkan terjadi pengelompokan alat tangkap dengan posisi klaster yang berubah setiap tahun. Perubahan dipengaruhi oleh keanekaragaman hasil tangkapan dari setiap alat tangkap. Jaring insang selalu berada pada klaster yang sama dengan alat tangkap lain, kecuali pada tahun 2015, 2017, dan 2019. Hasil analisis CPUE menunjukkan nilai produktivitas alat tangkap payang dan pancing tonda stabil. Hasil analisis spasial berupa peta daerah penangkapan yang menunjukkan lokasi penangkapan saling berdekatan pada alat tangkap pancing ulur, pancing tonda, dan jaring insang diikuti dengan keanekaragaman spesies hasil tangkapan yang tinggi.
STATUS KEBERLANJUTAN EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI DESA PURWOREJO, KECAMATAN PASIR SAKTI, LAMPUNG TIMUR Lestari, Sepnina Like; Salsadila, Chantika Killa; Maharani, Henni Wijayanti
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 1 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.21-31

Abstract

Masyarakat Purworejo mulai menanam mangrove untuk mencegah abrasi dan pasang naik sampai ke pemukiman masyarakat. Pengelolaan sumberdaya hutan mangrove dilakukan sejak tahun 2011 dan membuka ekowisata pada tahun 2018. Pengelolaan ekowisata di Desa Purworejo tidak berjalan dengan baik, oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan keberlanjutan dalam pengelolaan ekowisata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status keberlanjutan ekowisata hutan mangrove di Desa Purworejo berdasarkan dimensi keberlanjutan (ekologi, ekonomi, dan kelembagaan) dan menganalisis faktor yang memengaruhi indeks keberlanjutan ekowisata hutan mangrove di Desa Purworejo. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni hingga Agustus 2022, di kawasan wisata mangrove Register 15, Desa Purworejo, Kecamatan Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Analisis data yang digunakan adalah Multidimensional Scaling (MDS) dengan bantuan aplikasi Rapfish dan analisis Leverage. Hasil penelitian menunjukkan nilai status keberlanjutan ekowisata yaitu 51,82 dalam ketegori indeks 50,01-75,00 atau cukup berkelanjutan. Atribut yang memengaruhi nilai indeksi keberlanjutan yaitu tipe substrat, potensi penjualan bibit mangrove, dan ketersediaan peraturan perencanaan. Hasil tersebut membuktikan bahwa ekowisata dapat beroperasi dengan baik melalui peningkatan beberapa faktor pendukung untuk ekowisata yang berkelanjutan.
ESTIMASI RADIUS DEFORMASI UPWELLING DARI DATA SATELIT DAN ARGO FLOAT Noor, Hariansyah; Gaol, Jonson Lumban; Nurjaya, I Wayan
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 1 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.69-77

Abstract

Upwelling adalah proses naiknya massa air laut dari lapisan bawah ke permukaan akibat perbedaan tekanan permukaan. Terjadi proses upwelling akan meningkatkan kesuburan perairan karena massa air di lapisan dalam naik ke permukaan yang kaya nutrisi yang dibutuhkan fitoplankton untuk berkembang. Luas sebaran daerah upwelling (radius deformasi) akan menentukan dampak proses upwelling di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses upwelling dan radius deformasi dari data satelit sensor termal. Data yang digunakan adalah data satelit termal harian dan rata-rata bulanan selama tahun 2014-2018. Data dari buoy Argo digunakan untuk memvalidasi data satelit dan menghitung radius deformasi upwelling. Analisis statistik seperti korelasi, Root Mean Square Error (RMSE), bias, dan standar deviasi digunakan untuk menguji keakuratan perkiraan data Suhu Permukaan Laut (SPL) dari satelit. Data perhitungan radius deformasi dari Argo menunjukkan bahwa pada musim timur terjadi upwelling, SPL berkisaran antara 24-26ºC, normalnya berkisaran antara 27-29ºC. Korelasi antara SPL dari data satelit dan data SPL dari Argo adalah 0,92, nilai RMSE 0,0236, bias 0,017, dan standar deviasi 0,287. Koefisien korelasi antara radius deformasi dari data in situ dan data satelit yang dihitung tinggi (r=0,9) menunjukkan bahwa citra satelit dapat digunakan untuk menentukan radius deformasi.
KOMBINASI BAHAN PENYALUT MIKROENKAPSULASI PEPTON DARI IKAN BUSUK MULTISPESIES HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN (HTS) Ibrahim, Bustami; Nurhayati, Tati; Swastikawati, Ayu Setiti
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 1 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.103-114

Abstract

Pepton merupakan salah satu produk yang bersifat higroskopis ketika terkena udara, mudah berikatan dengan air, dan mengalami penggumpalan selama penyimpanan, sehingga mudah mengalami kerusakan mutu secara fisik dan kimiawi. Penelitian ini bertujuan membuat mikroenkapsulat pepton ikan hasil tangkapan sampingan (HTS) multispesies busuk dengan rasio penyalut antara kombinasi bahan penyalut maltodekstrin dan natrium kaseinat yang terbaik. Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan yaitu pembuatan pepton cair dengan ikan HTS yang sudah dibusukkan selama 12 jam, lalu dimikroenkapsulasi dengan bahan penyalut maltodekstrin dan natrium kaseinat, dan kemudian mengujicobakan mikroenkapsulat pepton yang sudah dikarakterisasi untuk media pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio penyalut antara kombinasi bahan penyalut maltodekstrin dan natrium kaseinat yang terbaik adalah 75:25. Mikroenkapsulat pepton ikan HTS multispesies busuk memiliki komposisi kimia yaitu kadar air 6,61%, kadar abu 1,67%, kadar protein 32,40%, dan kadar lemak 0,38%. Karakteristik kimia produk yang dihasilkan antara lain kelarutan 45,28%, total nitrogen 4,20%, α-amino nitrogen bebas 0,21 g/100 g, AN/TN 5%, kadar garam 0,40%, pH 5,66, dan gula pereduksi 16,22%. Karakteristik fisik yang diukur adalah derajat putih dengan nilai 95,37%. Nilai aktivitas air (aw) produk pada saat 4 jam pertama menunjukkan nilai lebih rendah daripada nilai aw standard yaitu ≤0,53. Hasil pengukuran Optical Density (OD) menunjukkan adanya pola pertumbuhan pada bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN MANGROVE DAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN CITRA MULTI SPEKTRAL DI TALIBURA, KABUPATEN SIKKA Parera, Guido Roberto Jerun; Siregar, Vincentius P.; Agus, Syamsul Bahri
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 1 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.57-67

Abstract

Degradasi lahan mangrove menyebabkan perubahan pada garis pantai. Wilayah pesisir Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka merupakan salah satu wilayah yang memiliki ekosistem mangrove. Keberadaan penduduk di wilayah ini, menyebabkan adanya interaksi antara penduduk dengan ekosistem mangrove sehingga terjadinya degradasi pada ekosistem mangrove. Pada wilayah pesisir Kecamatan Talibura, belum ada sama sekali penelitian yang menunjukkan perubahan tutupan lahan mangrove dan garis pantai selama 30 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tutupan lahan mangrove dan garis pantai pada tahun 1990-2019 di Kecamatan Talibura. Tutupan lahan mangrove diperoleh menggunakan metode Supervised Classification dan untuk mengetahui perubahan garis pantai digunakan metode DSAS yang menghitung statistik laju perubahan garis pantai dari data citra landsat perekaman tahun 1990, 2004, dan 2019. Hasil penelitian menunjukkan adanya degradasi mangrove 60,84 ha periode waktu 1990-2004 dan mengalami penambahan 2,43 ha, yang dapat terlihat adanya abrasi di daerah degradasi mangrove dengan nilai tertinggi -487,54 m dan nilai akresi tertinggi 307,45 m di daerah yang masih terjaga ekosistem mangrovenya selama 30 tahun.
PENDUGAAN POTENSI LESTARI IKAN LAYANG BIRU (Decapterus macarellus) DI PERAIRAN SEBELAH BARAT SUMATERA UTARA Fuah, Ricky Winrison; Lase, Wanda Fernanda; Samiaji, Joko; Rahayu, Rosi; Riza, Femi
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 1 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.93-102

Abstract

Penangkapan ikan layang biru yang dilakukan secara terus-menerus, tidak terkontrol, dan tidak adanya proses rekruitmen akan menyebabkan stok ikan mengalami degradasi. Sebagian besar stok ikan layang biru saat ini bergantung pada sumber daya alam, yang menyebabkan stok dan kelimpahan ikan tidak stabil, jika ditangkap tanpa adanya pengelolaan yang baik. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian terkait dengan pendugaan potensi lestari ikan layang biru. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung Catch Per Unit Effort (CPUE), mengkaji nilai Maximum Sustainable Yield (MSY), dan Total Allowable Catch (TAC/JTB) ikan layang biru. Penelitian dilaksanakan di PPN Sibolga dengan metode pengumpulan data secara survei, sementara metode surplus produksi dianalisis dengan model Schaefer. Hasil penelitian diperoleh bahwa nilai CPUE standarisasi pada 2018 sebesar 0,639 ton/trip, pada 2019 mengalami peningkatan menjadi 0,764 ton/trip, pada 2020 menurun menjadi 0,527 ton/trip, pada 2021 menjadi 0,506 ton/trip, dan pada 2022 meningkat menjadi 0,639 ton/trip. Alat tangkap pukat cincin merupakan alat tangkap yang paling berperan dalam sumber daya ikan layang biru. Sementara itu, nilai CMSY dengan menggunakan model scheafer diperoleh 8.699,7 sehingga disimpulkan bahwa status penangkapannya sudah fully exploited. Sedangkan nilai FMSY diperoleh sebesar 5.447 trip, dimana statusnya sudah overfishing karena upaya penangkapan setiap tahunnya sudah berada di atas nilai FMSY. Jumlah tangkapan yang diperbolehkan (TAC/JTB) sebesar 6.959,7 ton.

Page 1 of 1 | Total Record : 10