cover
Contact Name
M. Arifki Zaianro
Contact Email
m.arifkiz@yahoo.com
Phone
+6285366376666
Journal Mail Official
m.arifkiz@yahoo.com
Editorial Address
Jalan Imam Bonjol Gang Sultan Anom Perumahan Sultan Anom Residence Blok D No 1
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
MAHESA : Malahayati Health Student Journal
Published by Universitas Malahayati
ISSN : 2746198X     EISSN : 27463486     DOI : 10.3324
Core Subject : Health,
MAHESA : Malahayati Health Student Journal, dengan nomor ISSN 2746-198X (Cetak) dan ISSN 2746-3486 (Online) adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh DIII Keperawatan Universitas Malahayati Lampung. MAHESA : Malahayati Health Student Journal merupakan jurnal yang memiliki fokus utama pada hasil penelitian dan ilmu-ilmu di bidang kesehatan yang dikembangkan dengan pendekatan interdispliner dan multidisiplin. Proses penerimaan naskah selalu terbuka setiap waktu, naskah yang sudah disubmit oleh penulis akan direview oleh reviewer yang ahli dalam bidang keperawatan dan kesehatan. MAHESA : Malahayati Health Student Journal telah menggunakan Open Journal System dimana penulis, editor dan reviewer bisa memantau proses naskah secara online. Dalam satu tahun MAHESA : Malahayati Health Student Journal terbit sebanyak 4 kali yaitu pada bulan Maret, Juni, September, Desember.
Articles 40 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)" : 40 Documents clear
Pengaruh Puasa 12 Jam Terhadap Kadar Asam Urat pada Mencit (Mus Musculus) Hiperurisemia Fakhirah, Muthiah Raghdah; Makmun, Armanto; Ningsih, Iin Widya; Kartika K, Irna Diyana; Murfat, Zulfitriani
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14700

Abstract

ABSTRACT Gout is one condition that is categorized as a metabolic disease and is rather common in both developed and developing nations. Uric acid can accumulate in tissues and blood due to gout, a common inflammatory disease. The term hyperuricemia refers to the state in which an individual has an excess of uric acid in their blood, surpassing the upper limit of normal, which is 6.8 mg/dl. If the uric acid level in a man is more than 7 mg/dl, and more than 6 mg/dl in a woman, it is considered hyperuricemia. One of the religious practices that Muslims follow at Allah SWT's command is fasting. Blood levels of uric acid, cholesterol, and glucose can all be lowered by fasting. According to the research's results the patient had a uric acid level of 7.7 mg/dl prior to fasting, whereas men's normal uric acid levels are less than 7 mg/dl. It turned out that the same person's uric acid dropped to 6.6 mg/dl in the first ten days. The 21st day saw another drop in his uric acid level to 6.2 mg/dl. It was not specified, though, what kind of fasting was done based on this research. Thus, more thorough research is required to determine the best kind of fasting to lower blood levels of uric acid. Mice (Mus musculus) are mammals and are polyestrus animals, which means that over a period of one year there is a repeated reproductive cycle. Mice (Mus musculus) from their external shape are more practical and efficient for research in the laboratory. Analyze and determine the effect of 12 hours of fasting for 14 days on uric acid levels in hyperuricemic mice (Mus musculus). This type of research is true experimental research with a Pre-Test and Post-Test Control Group Design research design. Measurement of uric acid levels in mice (Mus musculus) was carried out before and after treatment. The population in this study were mice (Mus musculus) aged 6 - 8 weeks with a body weight of 20 - 40 grams. All mice were given food and drink twice a day with the same food and drink for 1 week. Then the mice were induced with potassium oxonate at a dose of 300 mg/kgBW or 6 mg/20gBW in the intravenous area. Mice were divided into 3 groups. Group 1 (Control), namely mice that did not fast 12 hours for 14 days. The second group, namely mice, fasted 12 hours during the day for 14 days. The third group, namely mice, fasted 12 hours at night for 14 days. This treatment was carried out for 14 days by providing the same type of food and drink. Mice uric acid levels were measured after being induced by potassium oxonate and on the last day of fasting. Mice blood was collected from the tail vein using a blood lancet. From the research results, it was found that there were insignificant changes in the control group of mice and significant changes in the group of mice with nighttime fasting intervention. The results of the study also showed a significant relationship in the three groups of mice after treatment. Then the group of mice that fasted at night was the group of mice that experienced the most significant changes in uric acid levels. From this research, the results showed that there were significant changes in the uric acid levels of mice before and after fasting for 12 hours at night for 14 days.  Keywords: Fasting, Gout, Mice, Research  ABSTRAK Salah satu penyakit yang memiliki prevalensi cukup tinggi di Negara berkembang bahkan di Negara maju yang tergolong kedalam penyakit metabolik adalah penyakit gout. Gout merupakan penyakit inflamasi yang umum terjadi dan memungkinkan terjadinya penumpukan asam urat dalam darah dan jaringan. Kondisi ini disebut dengan hiperurisemia yaitu kondisi seseorang yang mengalami kelebihan asam urat di dalam darah, yang mana asam uratnya melampaui batas atas normal yaitu 6,8 mg/dl. Pada laki-laki dikatakan hiperurisemia apabila kadar asam uratnya > 7 mg/dl dan pada perempuan apabila kadarnya > 6 mg/dl. Puasa adalah salah satu ibadah yang dilakukan oleh orang islam atas perintah Allah SWT. Puasa dapat menurunkan kadar glukosa, kolesterol, dan asam urat dalam darah. Berdasarkan hasil penelitian, sebelum puasa kadar asam urat pada pasien sebesar 7,7 mg/dl dimana nilai normal dari kadar asam urat untuk laki-laki yaitu dibawah 7 mg/dl. Ternyata dalam 10 hari pertama pada orang yang sama, asam uratnya mengalami penurunan menjadi 6,6 mg/dl. Pada hari ke-21, asam uratnya turun lagi menjadi 6,2 mg/dl. Namun, berdasarkan penelitian tersebut tidak disebutkan jenis puasa yang dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang lebih mendalam terkait jenis puasa yang tepat untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah. Mencit (Mus musculus) merupakan hewan mamalia dan termasuk hewan poliestrus yang artinya dalam periode satu tahun terjadi siklus reproduksi yang berulang-ulang. Mencit (Mus musculus) dari bentuk luarnya lebih praktis dan efisien untuk penelitian di laboratorium. Menganalisis dan mengetahui pengaruh puasa 12 jam selama 14 hari terhadap kadar asam urat pada mencit (Mus musculus) hiperurisemia. Jenis penelitian ini adalah penelitian true experimental dengan desain penelitian Pre-Test and Post-Test Control Group Design. Pengukuran kadar asam urat pada mencit (Mus musculus) dilakukan sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Populasi pada penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) yang berusia 6 - 8 minggu dengan berat badan 20 – 40 gram. Semua mencit diberikan makan dan minum dua kali sehari dengan makanan dan minuman yang sama selama 1 pekan. Kemudian mencit diinduksikan dengan kalium oksonat dosis 300 mg/kgBB atau 6 mg/20gBB di daerah intravena. Mencit dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 (Kontrol), yakni mencit yang tidak berpuasa 12 jam selama 14 hari. Kelompok kedua, yakni mencit yang berpuasa 12 jam siang hari selama 14 hari. Kelompok ketiga, yakni mencit yang berpuasa 12 jam malam hari selama 14 hari. Perlakuan ini dilakukan selama 14 hari dengan memberikan jenis makanan dan minuman yang sama. Pengukuran kadar asam urat mencit dilakukan setelah diinduksi kalium oksonat dan hari terakhir dipuasakan. Pengambilan darah mencit dilakukan pada pembuluh darah bagian ekornya dengan menggunakan blood lancet. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat perubahan yang tidak signifikan pada kelompok mencit kontrol dan perubahan signifikan pada kelompok mencit dengan intervensi puasa malam hari. Hasil penelitian juga menunjukkan hubungan yang signifikan pada ketiga kelompok mencit setelah perlakuan. Kemudian kelompok mencit pada puasa malam hari merupakan kelompok mencit yang mengalami perubahan kadar asam urat paling signifikan. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat perubahan signifikan pada kadar asam urat dari mencit sebelum dan sesudah berbuasa 12 jam di malam hari selama 14 hari. Kata Kunci: Puasa, Asam Urat, Mencit, Penelitian
Analisis Berat Badan Bayi terhadap Kejadian Ikterus Neonatorum Setelah Terjadinya Sepsis Neonatorum pada Bayi Baru Lahir Hasratati, Putri; Zulfia, Rahmatuz; Alfianur, Alfianur; Najihah, Najiha
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14634

Abstract

ABSTRACT Neonatal sepsis is still a problem experienced by many newborns. Sepsis in newborns is an invasive bloodstream infection characterized by bacteria found in body fluids such as blood, bone marrow, or urine. The aim of this study was to analyze the relationship between infant weight and neonatal jaundice after neonatal sepsis in newborns. This type of research was a retrospective analytic observational approach The population was all newborns who were treated in the perinatology room at Tarakan City General Hospital. The newborn had been medically diagnosed with neonatal sepsis with neonatal jaundice. The sampling technique used is total sampling. The results showed that the incidence of neonatal jaundice after neonatal sepsis with low birth weight (79.7%) was greater than the normal (60.2%). The analysis obtained a p-value 0.012 so, which means that the p-value <0.05 with a prevalence ratio of 6.357. It means that babies with low birth weight are a risk factor for neonatal jaundice after neonatal sepsis at Tarakan City General Hospital in 2020-2021. The conclusion of this study was that there was a relationship between infant weight and neonatal jaundice after neonatal sepsis in infants. Newborns and babies with low birth weight have six times greater chance of experiencing neonatal jaundice after neonatal sepsis compared to the normal. Keywords: Birth Weight, Neonatal Jaundice, Neonatal Sepsis  ABSTRAK Sepsis Neonatal Masih Menjadi Permasalahan Yang Banyak Dialami bayi baru lahir. Infeksi aliran darah invasif yang dikenal sebagai sepsis pada neonatus ditandai dengan adanya bakteri dalam cairan tubuh termasuk urin, cairan sumsum tulang, atau darah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa hubungan berat badan bayi terhadap kejadian ikterus neonatorum setelah terjadinya sepsis neonatorum pada bayi baru lahir. Jenis penelitian ini adalah pendekatan observasional analitik retrospektif. Populasi adalah semua bayi baru lahir yang dirawat di ruangan perinatologi di Rumah Sakit Umum Kota Tarakan dan telah di diagnosis medis sepsis neonatorum dengan kejadian ikterus neonatorum pada bayi baru lahir. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kejadian penyakit kuning neonatal setelah sepsis dengan berat badan lahir rendah (79,7%) lebih tinggi dibandingkan kejadian setelah sepsis dengan berat lahir normal (60,2%). Berdasarkan analisis, rasio prevalensi sebesar 6,357 dan p-value <0,05 dengan p-value 0,012. Oleh karena itu, bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit kuning neonatal setelah adanya kasus sepsis neonatal di RSU Kota Tarakan pada tahun 2020–2021. Kejadian ikterus neonatorum setelah terjadinya sepsis neonatorum pada bayi baru lahir dan bayi dengan berat badan lahir rendah berpeluang mengalami ikterus neonatorum setelah terjadinya sepsis neonatorum 6 kali lebih besar dibandingkan dengan berat badan lahir normal. Kata Kunci: Berat Badan Lahir, Ikterus Neonatorum, Sepsis Neonatorum 
Hubungan Identifikasi Risiko Dekubitus Skala Braden dengan Penerapan Range of Motion pada Pasien Stroke Hadrianti, Dessy; Olviani, Yurida; Saherna, Jenny; M. Hidayatullah, M. Hidayatullah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14988

Abstract

ABSTRACT Stroke is usually characterized by paralysis of the limbs on one side of the body, which causes the sufferer to experience pressure ulcers. One of the treatments that can be done for stroke sufferers is Range of Motion which helps restore the condition of stroke sufferers who experience paralysis, so that there is no risk of pressure ulcers. Objective: to determine the relationship between range of motion management and prevention of pressure ulcers in stroke patients at H. Damanhuri Barabai Regional Hospital in 2023. Method: quantitative correlational with cross sectional research design. The population was all stroke patients who were admitted to class 1, 2 and 3 at H. Damanhuri Barabai Regional Hospital. The sampling technique was Consecutive sampling of 96 respondents. The instrument consists of the operational standard Range of Motion (ROM) and the risk of pressure ulcers using the Branden scale. Results: The majority of stroke patients were 46-55 years old, 57 respondents (59.4%), 49 respondents (51%) had a high school education and 28 respondents (29.2%) worked in the private sector. The majority of risk prevention of pressure ulcers in stroke patients was moderate, amounting to 38 respondents (39.6%). The majority of respondents' understanding of the management of range of motion in stroke patients was not carried out by 51 respondents (53.1%). There is a relationship between managing range of motion and preventing the risk of pressure ulcers in stroke patients at H. Damanhuri Barabai Regional Hospital in 2023 Keywords : Identification, Prevention of the Risk Pressure Ulcers, Braden Scale, Range of Motion, Stroke  ABSTRAK Edukasi Stroke biasanya ditandai dengan kelumpuhan anggota gerak di salah satu sisi anggota tubuh, yang menyebabkan penderita mengalami luka dekubitus. penatalaksanaan yang bisa dilakukan pada penderita stroke salah satunya yaitu Range of motion yang membantu memulihkan keadaan penderita stroke yang mengalami kelumpuhan, agar tidak terjadinya risiko dekubitus. Tujuan: mengetahui hubungan penatalaksaaan Range of motion dengan pencegahan resiko dekubitus pada pasien stroke di RSUD H. Damanhuri Barabai tahun 2023. Metode: kuantitatif korelasional dengan desain penelitian cross sectional. Populasi adalah seluruh pasien pederita stroke yang dirawat inap kelas 1, 2 dan 3 RSUD H. Damanhuri Barabai. Teknik sampling Consecutive sampling sebanyak 96 responden. Instrumen terdiri dari standar operasional Range Of Motion (ROM) dan resiko luka tekan menggunakan skala branden. Hasil: Pasien stroke mayoritas pasien stroke berumur 46-55 tahun sebesar 57 responden (59,4%), berpendidikan SMA sebesar 49 responden (51%) dan pekerjaan swasta sebesar 28 responden (29,2%). Pencegahan resiko dekubitus pada pasien stroke mayoritas sedang sebesar 38 responden (39,6%). Pemahaman responden terhadap penatalaksanaan Range of motion pada pasien stroke mayoritas tidak dilakukan sebesar 51 responden (53,1%). Terdapat hubungan penatalaksaaan Range of motion dengan pencegahan resiko dekubitus pada pasien stroke di RSUD H. Damanhuri Barabai tahun 2023 Kata Kunci: Identifikasi, Pencegahan Risiko Dekubitus, Skala Braden, Range of Motion, Stroke
Penerapan Range of Motion (ROM) Pasif terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke Non Hemoragik di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Kartikasari, Dian; Fidiastuti, Fidiastuti
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14549

Abstract

ABSTRACT Stroke is a cerebrovascular disease (brain blood vessels) due to the death of brain tissue (cerebral infarction). The cause of stroke is reduced blood and oxygen flow to the brain due to blockage, constriction or rupture of brain blood vessels which causes symptoms of hemiparase’s weakness of the limbs. Implementation of Range of Motion (ROM) exercise can be carried out in non-hemorrhagic stroke patients with physical mobility problems. ROM exercises can cause stimulation so that increasing chemical and neuromuscular activity which has an effect on increasing muscle strength, and is useful for improving muscle tone, preventing joint stiffness, improving blood circulation and increasing joint mobilization. Implementation of ROM exercises in stroke patients is very important at promoting patient independence. Gradual recovery of the extremities through ROM exercises can help achieve a level of independence and reduce the impact of weakening strength on daily activities.This study aims to determine implementation of Range of Motion (ROM) exercise is useful for increasing muscle strength in non-hemorrhagic stroke patients at RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. Descriptive research design in the form of a case study with a nursing process approach by implementing nursing on physical mobility disorders in non-hemorrhagic stroke patients by doing ROM exercises. The case subject is one subject with a medical diagnosis of non-hemorrhagic stroke at RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan. The results of this study showed that the patient's muscle strength increased from 3 to 4 and from 2 to 3 after being given ROM exercise for 3 x 24 hours. There is an effect of impelementation Range of Motion (ROM) on increasing muscle strength in non-hemorrhagic stroke patients, because patients ha increased in muscle strength scale after being given ROM exercises. Keywords: Range of Motion, Muscle Strength, Stroke  ABSTRAK Akibat dari stroke dapat menimbulkan hemiparise dan kelemahan anggota gerak yang menimbulkan masalah gangguan mobilita fisik. Guna memelihara dan meningkatkan kekuatan otot, mobilitas sendi, mencegah kekakuan sendi, memperbaiki tonus otot, dan memperlancar sirkulasi darah maka diperlukan latihan Range of Motion (ROM). Pemulihan  ekstremitas secara bertahap melalui latihan ROM bisa membantu mencapai tingkat kemandirian dan mengurangi dampak melemahnya kekuatan pada aktivitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan Range of Motion (ROM) bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke non hemoragik di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. Desain penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan dengan mengimplementasikan keperawatan pada gangguan mobilitas fisik pada pasien stroke non dengan melakukan latihan ROM. Adapun subyek kasus adalah satu kasus dengan diagnosa medis stroke non hemoragik di RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan otot pasien setelah diberikan latihan ROM selama 3x 24 jam mengalami peningkatan dari 3 ke 4 dan dari 2 ke 3. Terdapat pengaruh penerapan Range of Motion (ROM) terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke non hemoragik, karena pasien mengalami peningkatan skala kekuatan otot setelah diberikan latihan ROM. Kata Kunci: Range Of Motion, Kekuatan Otot, Stroke
Resiliensi Pasien Pre Operasi Katarak di Instalasi Bedah Sentral Marta, Ayu Putu; Tukan, Ramdya Akbar; Wijayanti, Dewi; Lesmana, Hendy; Pujianto, Ahmat; Iskandar, Ayuk Cucuk
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14740

Abstract

ABSTRACT The resilience of patients undergoing cataract surgery will have an impact on the patient’s ability to recover and heal after facing surgery. A Patient facing surgery that will be undergone requires high endurance, strong confidence to recover and remain productive after undergoing surgery. This study aimed to describe the resilience of pre-surgery cataract patients at the Central Surgical Installation of dr. H. Jusuf SK Hospital North Kalimantan Provincial Government. This design of research is descriptive. This study used purposive sampling techniques with a total of 81 respondents. The data collection method used a resilience questionnaire. Data analysis techniques used univariate analysis, namely frequency test. The result of this study showed that the resilience of pre surgery cataract patients has a minimum – maximum value of 30-40 which mean the patient’s resilience value was high. The results showed that the patient felt ready and comfortable while undergoing cataract surgery. Patients showed a high value resilience by not feeling depredded before undergoing cataract surgery and they can adapt to the changes that will occur after cataract surgery. Optimizing the role of nurses ang providing support to patient is one of efforts to maintain the nurse motivation in improving the quality of patient life. Keywords: Cataract, Preoperative, Resilience  ABSTRAK Ketahanan pasien yang menjalani operasi katarak akan berdampak pada kemampuan pasien untuk pulih dan sembuh setelah menghadapi operasi. Seresponden pasien menghadapi operasi yang akan dijalani membutuhkan daya tahan tubuh yang tinggi, kepercayaan diri yang kuat untuk pulih, dan tetap produktif setelah menjalani operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan resiliensi pasien pre operasi katarak di Instalasi Bedah Sentral RSUD dr. H. Jusuf SK Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara. Desain penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling  dengan jumlah responden 81 responden. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner resiliensi. Teknik analisis data menggunakan analisis univariat yaitu uji frekuensi.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resiliensi pasien pra operasi katarak memiliki nilai minimal -maksimum 30-40 yang berarti nilai resiliensi pasien tinggi. Hasil menunjukkan bahwa pasien merasa siap dan nyaman saat menjalani operasi katarak. Pasien menunjukkan nilai resiliensi yang tinggi dengan tidak merasa tertekan sebelum menjalani operasi katarak dan dapat beradaptasi dengan perubahan yang akan terjadi setelah operasi katarak. Mengoptimalkan peran perawat dan memberikan dukungan kepada pasien merupakan salah satu upaya untuk menjaga motivasi perawat dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. Kata Kunci: Katarak, Pre Operasi, Resiliensi
Efektifitas Edukasi Terhadap Pengetahuan dan Efikasi Diri Pasien Dalam Pencegahan Kaki Diabetik Maslikan, Sunarti; Wijayanti, Dewi; Lesmana, Hendy; Najihah, Najihah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14653

Abstract

ABSTRACT Diabetes  mellitus  can  cause  acute  and  chronic  complications,   one  of which  is diabetic foot ulcers. This can be prevented with a comprehensive  foot management including risk assessment,  foot care, education and support  of a multidisciplinary team.  The purpose of the research  was to determine  the effect  of heaJth  education on patient knowledge and self-efficacy in preventing diabetic foot ulcers. This was quantitative  research using a quasi-experiment design pretest-posttest  control group design. The research  sample was diabetic patients  who did not have diabetic foot ulcers and they were treated at RSU Kota Tarakan. The sampling used systematic sampling with a total sample of 18 people in the treatment group and 18 people in the control  group.  The data collection was done through a questionnaire. The data were analyzed using the Wilcoxon Sign Rank Test and the Mann Whitney U Test. The results showed  that there  was a significant  difference in  the value of knowledge   (p=0.001)   and   self-efficacy   (p=0.001)   after   being   given   health education between the treatment and control groups. Health education has increased their  knowledge  and self-efficacy;  it  influences  their knowledge  and self-efficacy in  preventing diabetic foot ulcuses. Keywords: Education, Knowledge, Efficacy, Diabetic Foot  ABSTRAK Penyakit diabetes melitus jika tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan komplikasi akut dan kronis, salah satunya adalah ulkus kaki diabetik. Ulkus kaki diabetik dapat dicegah dengan pengelolaan kaki secara komprehensif meliputi penilaian resiko, perawatan kaki, pendidikan dan dukungan tim multidisiplin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan efikasi diri pasien dalam pencegahan ulkus kaki diabetik. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain quasy experiment pre test-post test control group desain. Sampel penelitian adalah penderita DM yang belum mempunyai ulkus kaki diabetik yang dirawat di RSU Kota Tarakan. Tehnik pengambilan sampel menggunakan sampling sistematis dengan jumlah sampel 18 orang pada kelompok perlakuan dan 18 orang kelompok kontrol. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test dan Mann Whitney U Test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan nilai pengetahuan (p=0,001) dan efikasi diri (p=0,001) setelah diberikan pendidikan kesehatan antara kelompok perlakuan dan kontrol. Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan efikasi diri pasien. Pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap pengetahuan dan efikasi diri pasien dalam pencegahan ulkus kaki diabetik. Kata Kunci: Edukasi, Pengetahuan, Efikasi, Kaki Diabetik 
Penerapan Buku Saku “Peduli Stunting” Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu di Wilayah Pinggiran Sungai Kapuas Kota Pontianak Masmuri, Masmuri; Seprian, Dwin; Limansyah, Dodik; Rusnaini, Rusnaini
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14609

Abstract

ABSTRACT Stunting is one of the problems that exists in communities along the Kapuas River in West Kalimantan. Low levels of knowledge and inadequate attitudes or practices regarding the care of children with stunting are some of the causes of stunting. The characteristics of the people on the banks of the Kapuas River are generally people who are still very closely related to the culture they adhere to. This research aims to examine the effectiveness of implementing the "Peduli Stunting" pocketbook on the level of knowledge and attitudes of mothers with stunted children in the Kapuas River area, Pontianak City. Research method is a quantitative quasi-experiment with a pre-test and post-test with a control group approach with 100 respondents using Total Sampling which is divided into 2 groups (50 respondents in the intervention group and 50 respondents in the control group). The results of the analysis found differences in the level of knowledge and attitudes of mothers before and after intervention with the pocketbook media "Peduli Stunting" with a significant value of 0.000 (p < 0.05). In this study, mothers' knowledge and attitudes cannot be separated from the influence of culture held by marginalized communities Sungai Kapuas which believes that breastfeeding mothers should not give their babies first breast milk because it is thought to contain bacteria and spoiled milk and before they are six months old, babies are given additional food, such as banana "lothe" so that they do not fuss. This research concludes that the pocketbook "Peduli Stunting" increases the knowledge and attitudes of mothers on the Kapuas River in fulfilling and managing the nutrition of children with stunting. In areas where people live on the banks of rivers, there are still many myths and beliefs according to the culture held by the community about what foods can and cannot be given to toddlers. Most of these prohibited foods meet the nutritional needs of toddlers as they grow and develop. The mother's unfavorable attitude is influenced by the culture adopted based on the community's ethnicity. Education with the pocketbook "Peduli Stunting" can be applied Keywords: Stunting, Pocketbook, Knowledge, Attitude  ABSTRAK Stunting merupakan salah satu permasalahan yang ada pada masyarakat pinggiran sungai Kapuas di Kalimantan Barat. Tingkat pengetahuan yang rendah dan sikap atau praktik yang kurang memadai tentang perawatan anak dengan stunting adalah beberapa penyebab terjadinya stunting. Karakteristik masyarakat pinggiran sungai Kapuas juga pada umumnya ialah masyarakat yang masih sangat erat kaitannya dengan budaya yang dianutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji efektivitas penerapan buku saku “Peduli Stunting” Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap pada Ibu dengan Anak Stunting Di Wilayah Pinggiran Sungai Kapuas Kota Pontianak. Metode Penelitian ini adalah kuantitatif quasy experiment dengan pendekatan pre-test post-test with control group dengan responden berjumlah 100 responden menggunakan Total Sampling yang dibagi menjadi 2 kelompok (50 responden kelompok intervensi dan 50 responden kelompok kontrol). Hasil analisis ditemukan perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan sesudah intervensi dengan media buku saku “Peduli Stunting” dengan nilai signifikan yaitu 0,000 (p < 0,05), pada penelitian ini pengetahuan dan sikap ibu tidak lepas dari pengaruh budaya yang dianut masyarakat pinggiran sungai Kapuas yang beranggapan bahwa ibu menyusui tidak boleh memberikan ASI pertama pada bayinya karena dianggap mengandung bakteri dan susu yang basi dan sebelum berusia enam bulan, bayi diberikan makanan tambahan, seperti "lothe" pisang, agar mereka tidak rewel. Kesimpulan dari penelitian ini adalah buku saku “Peduli Stunting” meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu pinggiran sungai kapuas dalam pemenuhan dan pengelolaan gizi anak dengan stunting. Pada wilayah lingkungan tempat tinggal yang berada di tepian sungai masih memiliki banyak mitos dan kepercayaan sesuai dengan kebudayaan yang dianut masyarakat tentang makanan apa yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada balita. Sebagian besar makanan yang dilarang tersebut memenuhi kebutuhan nutrisi balita saat tumbuh kembangnya. Sikap ibu yang kurang baik dipengaruhi oleh budaya yang dianut berdasarkan suku masyarakat. Edukasi dengan buku saku “Peduli Stunting” dapat diterapkan Kata Kunci: Stunting, Buku Saku, Pengetahuan, Sikap
Pengaruh Puasa 12 Jam Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa dan Berat Badan Pada Mencit (Mus Musculus) Hiperglikemia Induksi Aloksan Junaid, Nurul Maghfirah; Makmun, H. Armanto; Ningsi, Iin Widya; Julyani, Sri; Rasfayanah, Rasfayanah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14787

Abstract

ABSTRACT The term "hyperglycemia" comes from the Greek words hyper (high), glykys (sweet/sugar) and haima (blood). Insulin deficiency, or the inability of cells to respond to insulin, causes high blood sugar levels (hyperglycemia), which is a clinical sign of diabetes. Diabetes, is a serious, long-term (or "chronic") condition that occurs when blood sugar levels rise because the body is unable to produce the hormone insulin or cannot use the insulin it produces effectively. Diabetes mellitus is currently a global health treath. Alloxan is one of the common diabetogenic agents that is often used to assess the antidiabetic potential of purified compounds and plant extracts in studies involving diabetes. Intermittent fasting is time-restricted feeding, where food can only be eaten at certain times of the day, usually in conjunction with a 16 - 20 hour fast. Several studies have proven that intermittent fasting is effective in reducing weight and stabilizing blood glucose levels. Circadian rhythms are also called biological clocks which refer to behavioral, physiological and molecular changes with a cycle length of about 24 hours. Intermittent fasting can maintain circadian rhythm and regulate the metabolic system. Intermittent fasting results in reductions in energy intake, body weight, body fat, blood pressure, blood glucose, glucose tolerance, and inflammatory markers. This research was conducted to find out whether there is a difference in blood glucose levels when doing intermittent fasting for 12 hours during the day and at night. This research is true experimental research with a Pre-Test and Post-Test Control Group Design research design. Measurement of blood sugar levels in mice (Mus musculus) was carried out before and after treatment. Take samples of mice that weigh 20-40 grams and are 2-3 months old. All of these mice were male and had fasting blood glucose levels >108 mg/dL after alloxan induction. This research has two variables, namely independent and dependent. The independent variable here is the effect of fasting 12 hours during the day and 12 hours at night for 14 days. Meanwhile, the dependent variables in this study were blood glucose levels and body weight of hyperglycemic mice (Mus musculus) before and after fasting 12 hours during the day and 12 hours at night for 14 days. The equipment used in this research included mouse cages, AD 1 mouse feed, electric scales, glucometer, glucose strips, blood lancet, pen lancet, 1 ml syringe, handscone, and mask. From the results of this study, data was obtained that mice that fasted for 12 hours for 14 days, both day and night, experienced a decrease in blood glucose levels and body weight. Interestingly, mice that fasted at night lost more weight and glucose than those that fasted during the day. Intermittent Fasting is able to reduce blood glucose levels and body weight effectively. Keywords: Mice, Fasting, Glucose, Body Weight  ABSTRAK Istilah "hiperglikemia" berasal dari kata Yunani hyper (tinggi), glykys (manis/gula) dan haima (darah). Kekurangan insulin, atau ketidakmampuan sel merespons insulin, menyebabkan kadar gula darah tinggi (hiperglikemia), yang merupakan tanda klinis diabetes. Diabetes, adalah kondisi serius jangka panjang (atau "kronis") yang terjadi ketika kadar gula darah meningkat karena tubuh tidak mampu memproduksi hormon insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkannya secara efektif. Diabetes melitus saat ini menjadi salah satu ancaman kesehatan global2,4,5. Aloksan adalah salah satu agen diabetogenik umum yang sering digunakan untuk menilai potensi antidiabetes dari senyawa murni dan ekstrak tumbuhan dalam studi yang melibatkan diabetes. Intermittent fasting adalah pemberian makan dengan batasan waktu, di mana makanan hanya boleh dimakan pada waktu tertentu dalam sehari, biasanya bersamaan dengan puasa 16 - 20 jam.  Beberapa penelitian telah membuktikan intermittent fasting efektif dalam menurunkan berat badan dan menstabilkan kadar glukosa darah8,9. Ritme sirkadian juga disebut jam biologis yang mengacu pada perubahan perilaku, fisiologis, dan molekuler dengan panjang siklus sekitar 24 jam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pada kadar glukosa darah ketika melakukan intermittent fasting 12 jam pada siang hari dan malam hari. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan desain penelitian Pre-Test and Post-Test Control Group Design. Pengukuran kadar gula darah pada mencit (Mus musculus) dilakukan sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Mengambil sampel mencit yang memiliki berat 20-40 gram dan berusia 2-3 bulan. Semua mencit ini berjenis kelamin laki-laki dan mempunyai kadar glukosa darah puasa >108 mg/dL setelah diinduksi aloksan. Penelitian ini memiliki dua variabel, yakni independen dan dependen. Variabel independen di sini adalah pengaruh puasa 12 jam siang hari dan 12 jam malam hari selama 14 hari. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kadar glukosa darah puasa dan berat badan mencit (Mus musculus) hiperglikemia sebelum dan setelah puasa 12 jam siang hari dan 12 jam malam hari selama 14 hari. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kandang mencit, pakan mencit AD 1, timbangan elektrik, glukometer, strip glucosa, blood lancet, pen lancet, spuit 1 ml, handscone, serta masker. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan data bahwa mencit yang berpuasa 12 jam selama 14 hari baik di waktu siang maupun malam mengalami penurunan kadar glukosa darah serta berat badan. Menariknya, mencit yang berpuasa di malam hari, penurunan glukosanya lebih banyak ketimbang yang berpuasa di siang hari dan yang tidak berpuasa sedangkan penurunan berat badan lebih banyak pada kelompok yang tidak berpuasa. Intermittent Fasting ternyata mampu menurunkan kadar glukosa darah puasa dan menjaga agar berat badan tidak terlalu menurun pada pasien hiperglikemia. Kata Kunci: Mencit, Puasa, Glukosa, Berat Badan
Terapi Kognitif Efektif Meningkatkan Konsep Diri Mahasiswa dalam Menghadapi Resesi Ekonomi Pasca Pandemi Covid 19 Laela, Sri; Hartati, Suryani
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14710

Abstract

ABSTRACT Students are at risk of experiencing self-concept disorders as a result of their families being affected by the Covid-19 pandemic which has caused an economic recession. An economic recession occurred marked by a weakening of the global economy, high unemployment rates, due to massive layoffs by companies, a decline in exports and investment as well as a decline in state revenues from taxes and a lowering of economic growth targets by the government. Self-concept disorders experienced by students such as: shame, lack of self-confidence and feeling like a burden on the family will certainly affect students' academic achievement. The aim of this research is to identify the effect of cognitive therapy on students' self-concept in facing the economic recession after the Covid-19 pandemic. The methodology used was a quasi-experiment one group with pretest - posttest design using a consecutive sampling method. The respondents were 27 students Academy of Nursing Hermina Manggala Husada. The research was conducted from August to January 2024. The questionnaire was used a self-concept questionnaire consisting of 30 statements. The research results show that cognitive therapy is able to improve students' self-concept in dealing with the economic recession after the Covid-19 pandemic. In conclusion, Cognitive therapy is recommended to overcome students' self-concept problems.) Keywords: Self-Concept, Students, Cognitive Therapy  ABSTRAK Mahasisiwa beresiko mengalami gangguan konsep diri sebagai akibat dari keluarga yang terkena dampak pandemic covid 19 yang menyebabkan resesi ekonomi. Resesi ekonomi terjadi ditandai dengan pelemahan ekonomi global, tingginya angka pengangguran, karena PHK besar – besaran oleh perusahaan, turunnya ekspor dan investasi serta penurunan penerimaan negara dari pajak serta diturunkannya target pertumbuhan ekonomi oleh pemerintah. Gangguan konsep diri yang di alami oleh mahasiswa seperti : malu, tidak percaya diri dan merasa menjadi beban keluarga tentunya akan mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh terapi kognitif terhadap konsep diri mahasiswa dalam menghadapi resesi ekonomi pasca pandemic covid 19. Metodologi yang digunakan quasi-experiment one group with pretest – posttest design dengan metode consecutive sampling. Responden berjumlah 27 mahasiswa Akper Hermina Manggala Husada. Penelitian dilakukan Agustus sampai Januari 2024. Kuesioner yang di gunakan adalah kuesioner konsep diri yang terdiri dari 30 pernyataan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi kognitif mampu meningkatkan konsep diri mahasiswa dalam mengadapi resesi ekonomi pasca pandemic covid 19. Kesimpulannya Terapi kognitif di rekomendasikan untuk mengatasi masalah konsep diri mahasiswa. Kata Kunci: Konsep Diri, Mahasiswa, Terapi Kognitif
Pola Asuh Orang Tua dan Tingkat Percaya Diri Mahasiswa Stikes di Surabaya Lestarina, Ni Nyoman Wahyu; Purwantini, Dwi; Wiguna, yunita
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14637

Abstract

ABSTRACT Good parenting is seen as providing a welcoming and friendly environment so that children have high self-confidence. The purpose of this research is to see the relationship between parenting styles and the level of self-confidence of STIKES students in Surabaya. The research design used is a correlational study with a cross-sectional approach. The variables in this research are parents' parenting style and level of self-confidence. The number of respondents for this research was 138 STIKES students in Surabaya who were taken using purposive sampling techniques. The measuring tools used are the Parental Authority Questionnaire (PAQ) and a self-confidence questionnaire. The statistical test used is the Spearman Rank (Rho) correlation test. As many as 80% of parents have a democratic parenting style, and as many as 69% of students have a moderate level of self-confidence. The results of statistical tests obtained a p-value of 0.002, which means there is a relationship between parental parenting and students' level of self-confidence. Parental parenting style has a major contribution to teenagers' self-confidence. There is a need for education regarding the implementation of effective parenting patterns for parents and character education for students so that it can help increase self-confidence. Keywords: Parenting Style, Self-Confidence, Students  ABSTRAK Pola asuh orang tua berpengaruh terhadap rasa percaya diri anak. Lingkungan keluarga yang bersahabat dan ramah dapat meningkatkan interaksi antara anak dan orang tua sehingga dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak.  Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pola asuh orang tua dan Tingkat percaya diri mahasiswa STIKES di Surabaya. Penelitian ini menggunakan studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Variabel dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua dan tingkat percaya diri. Jumlah responden penelitian ini sebanyak 138 mahasiswa STIKES di Surabaya yang diambil dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Parental Authority Questionnaire (PAQ) serta kuesioner percaya diri. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman Rank (Rho). Didapatkan 80% memiliki pola asuh demokratis, sebanyak 69% mahasiswa memiliki tingkat percaya diri yang sedang, Hasil uji statistik didapatkan nilai p 0,002 yang menandakan bahwa ada hubungan antara pola asuh dan tingkat percaya diri mahasiswa. Pola asuh orang tua berkontribusi besar terhadap rasa percaya diri remaja. Perlu adanya edukasi terkait penerapan pola asuh yang efektif pada orang tua serta pendidikan karakter mahasiswa sehingga dapat membantu untuk meningkatkan rasa percaya diri. Kata Kunci: Pola Asuh, Percaya Diri, Mahasiswa

Page 1 of 4 | Total Record : 40


Filter by Year

2024 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 5, No 11 (2025): Volume 5 Nomor 11 (2025) Vol 5, No 10 (2025): Volume 5 Nomor 10 (2025) Vol 5, No 9 (2025): Volume 5 Nomor 9 (2025) Vol 5, No 8 (2025): Volume 5 Nomor 8 (2025) Vol 5, No 7 (2025): Volume 5 Nomor 7 (2025) Vol 5, No 6 (2025): Volume 5 Nomor 6 (2025) Vol 5, No 5 (2025): Volume 5 Nomor 5 (2025) Vol 5, No 4 (2025): Volume 5 Nomor 4 (2025) Vol 5, No 3 (2025): Volume 5 Nomor 3 (2025) Vol 5, No 2 (2025): Volume 5 Nomor 2 (2025) Vol 5, No 1 (2025): Volume 5 Nomor 1 (2025) Vol 4, No 12 (2024): Volume 4 Nomor 12 (2024) Vol 4, No 11 (2024): Volume 4 Nomor 11 (2024) Vol 4, No 10 (2024): Volume 4 Nomor 10 (2024) Vol 4, No 9 (2024): Volume 4 Nomor 9 (2024) Vol 4, No 8 (2024): Volume 4 Nomor 8 (2024) Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024) Vol 4, No 6 (2024): Volume 4 Nomor 6 (2024) Vol 4, No 5 (2024): Volume 4 Nomor 5 (2024) Vol 4, No 4 (2024): Volume 4 Nomor 4 (2024) Vol 4, No 3 (2024): Volume 4 Nomor 3 (2024) Vol 4, No 2 (2024): Volume 4 Nomor 2 (2024) Vol 4, No 1 (2024): Volume 4 Nomor 1 (2024) Vol 3, No 12 (2023): Volume 3 Nomor 12 (2023) Vol 3, No 11 (2023): Volume 3 Nomor 11 (2023) Vol 3, No 10 (2023): Volume 3 Nomor 10 (2023) Vol 3, No 9 (2023): Volume 3 Nomor 9 (2023) Vol 3, No 8 (2023): Volume 3 Nomor 8 (2023) Vol 3, No 7 (2023): Volume 3 Nomor 7 (2023) Vol 3, No 6 (2023): Volume 3 Nomor 6 (2023) Vol 3, No 5 (2023): Volume 3 Nomor 5 (2023) Vol 3, No 4 (2023): Volume 3 Nomor 4 (2023) Vol 3, No 3 (2023): Volume 3 Nomor 3 (2023) Vol 3, No 2 (2023): Volume 3 Nomor 2 (2023) Vol 3, No 1 (2023): Volume 3 Nomor 1 (2023) Vol 2, No 4 (2022): Volume 2 Nomor 4 (2022) Vol 2, No 3 (2022): Volume 2 Nomor 3 (2022) Vol 2, No 2 (2022): Volume 2 Nomor 2 (2022) Vol 2, No 1 (2022): Volume 2 Nomor 1 (2022) Volume 1 Nomor 4 Desember 2021 Volume 1 Nomor 3 September 2021 Volume 1 Nomor 2 Juni 2021 Volume 1 Nomor 1 Maret 2021 More Issue