cover
Contact Name
Eliza Arman
Contact Email
elizaarman.ea@gmail.com
Phone
+62elizaarman.ea@gmail.co
Journal Mail Official
pppmsyedza@gmail.com
Editorial Address
Jl. Prof. Dr. Hamka No. 228 Air Tawar Timur Padang - Sumatera Bara
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory
ISSN : 26559641     EISSN : 26555840     DOI : 10.30633
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory adalah Jurnal Kesehatan berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Stikes Syedza Saintika dua kali setahun pada setiap bulan Mei dan November. Proses penyerahan naskah terbuka sepanjang tahun. Semua naskah yang dikirim akan melalui peer review ganda dan ulasan editorial sebelum diberikan penerimaan publikasi. Dikelola sebagai media informasi dan pengetahuan ilmiah, Jurnal Kesehatan Medika saintika meliputi banyak literatur, artikel penelitian, dan studi kasus yang berfokus pada bidang Teknologi Laboratorium medik, Biomedik, Kesehatan lingkungan Focus dan Scope jurnal adalah Teknologi Laboratorium Medik, ilmu Biomedik, Ilmu Kesehatan
Articles 440 Documents
PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK DIAGNOSIS LEPTOSPIROSIS Debie Anggraini
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 4, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v4i2.1225

Abstract

Leptospirosis is a zoonotic disease with the main source of transmission in humans from rats, dogs, cattle, and pigs. Leptospira icterohemorrhagiae is a Leptospira serovar that infects rats. Leptospires live in the kidneys/urinary tract of these animals without causing disease and continuously flowing in the urine. Leptospira examination was carried out using a phase contrast microscope or dark field. Leptopira requires special media and conditions to grow and its culture takes a long time. Serological examination is the main basis in the diagnosis of leptospirosis. The reference method of serological examination for leptospirosis is the microscopic agglutination test (MAT).
PERBEDAAN KADAR UREUM SEBELUM DAN SESUDAH HEMODIALISA PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK Nurva Syuryani; Eliza Arman; Gusliani Eka Putri
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 4, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v4i2.1292

Abstract

Gangguan fungsi ginjal yang menyebabkan ginjal hanya berfungsi 5% atau kurang harus segera ditangani baik dengan terapi HD atau transplantasi ginjal. Hemodialisis merupakan suatu terapi pengganti fungsi ginjal dengan tehnik dialisis atau filtrasi untuk mengeliminasi sisa-sisa produk metabolisme (protein), koreksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit antara kompartemen darah dan dialisat melalui selaput membran semi permiabel yang berperan sebagai ginjal buatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar ureum sebelum dan sesudah hemodialisa pada penderita gagal ginjal kronik. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional, dengan jumlah sampel 44 orang, yang dilaksanakan pada bulan Februari 2021. Analisa data dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan uji paired sample t test. Pada pasien gagal ginjal kronik sebelum hemodialisa dengan skor minimum 54 dan skor maksimum 203,7 dengan jumlah sampel 44 orang didapatkan nilai mean 109,7. Pada pasien gagal ginjal kornik sesudah hemodialisa dengan skor minimum 13,7 dan skor maksimum 90,7 dengan jumlah sampel 44 orang didapatkan nilai mean 31,4. Hasil penelitian dengan uji paired sample t test bahwa terdapat perbedaan perbandingan kadar ureum pre dan post hemodialisa di RS Ahmad Mokhtar Bukit Tinggi tahun 2021 dengan nilai p= 0,000. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap perubahan kadar ureum sebelum dan sesudah cuci darah. Diharapkan bagi profesi keperawatan untuk dapat mengaplikasikan memberikan arahan kepada pasien gagal ginjal kronik agar dapat melakukan cuci darah yang teratur.Kata kunci : Kadar Ureum Sebelum dan Sesudah hemodialiasa
PENGARUH HUBUNGAN SOSIAL DAN POLA BEROBAT PASIEN KANKER KOLORECTAL ETNIS MELAYU rhandyka Rafli; Anggun Luisma; Rasyidin Rasyid
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 4, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v4i2.1232

Abstract

 Salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia pada pasien kanker kolorectal adalah keterlambatan yang disebabkan oleh pola berobat. Banyak hal yang mempengaruhi  keputusan pasien dalam mengambil keputusan untuk pola pengobatan yang akan dilakukan.  Etnis melayu peran keluarga sangat penting dalam pengambilan keputusan seperti melakukan diskusi untuk memutuskan pola pengobatan pada pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sosial pada pola berobat pasien kanker kolorectal etnis melayu di RSI. Siti Rahmah Padang tahun 2019. Penelitian ini memerupakan penelitian deskriptif observasional kualitatif dengan metode teknik sampling purposive jenuh dengan menggunakan indepth interview, naskah intervies di kondensasi menajdi tema hubungan sosial dan pola berobat.:Pada penelitian ini didapatkan 19 responden dengan diagnosis kanker kolorectal yang merupakan etnis melayu. Saat pertama kali mengetahui, pengambilan keputusan untuk pengobatan pasien dilakukan dengan berdiskusi bersama anggota keluarga besar, akantetapi setelah lama berobat peran pengambilan keputusan diambil oleh anak tertua atau anak laki-laki dalam anggota keluarga. Sebagian besar pasien yang berobat di rumah sakit siti rahmah ditemani oleh anggota keluarga seperti suami atau istri serta anak  dan anggota keluarga yang lain secara bergantian. Secara sosial pasien kanker kolorectal tidak memiliki perubahan, baik terhadap anggota keluarga ataupun masyarakat  bahkan pasien mendapatkan dukungan secara sosial. Pasien kanker kolorectal sebagian besar merupakan pasien usia lanjut sehingga pasien sangat bergantung pada anak-anak mereka dan anggota keluarga terdekat. Pasien masih bersosialisasi dengan tetangga , masyarakat  dan  terdapat pula pasien yang masih tetap bekerja seperti biasa. Akan tetapi terdapat pula beberapa pasien yang merasa malu dan menutup diri dari orang banyak dikarenakan pasien menggunakan kolonostomi.
MANAJEMEN GENERAL ANESTESI PADA PASIEN SPLENOMEGALI dea selvia; Ari Wahyuni
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 4, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v4i2.1270

Abstract

Pendahuluan : Splenomegali merupakan suatu kondisi adanya pembesaran limpa atau lien yang diukur berdasarkan ukuran atau beratnya. Lien merupakan organ tubuh yang memiliki peran penting dalam proses imunologis dan hematopoiesis. Fungsi utama limpa termasuk dalam proses fagositosis eritrosit abnormal, pembersihan terhadap mikroorganisme dan antigen serta melakukan sintesis terhadap imunoglobulin G (IgG). Lien juga berperan dalam proses sintesis peptida sistem imun properdin dan tuftsin. Sekitar sepertiga dari trombosit yang bersirkulasi disimpan di limpa. Berat normal limpa orang dewasa adalah 70 g hingga 200 g, berat limpa 400 g sampai 500 g menunjukkan splenomegaly, berat limpa lebih besar dari 1000 g definitif splenomegali masif. Pembahasan : Tata laksana yang tepat pada splenomegali adalah dengan melakukan tindakan operatif yaitu splenektomi. Splenektomi dapat dilakukan melalui prosedur laparotomy dengan general anestesi. Kesimpulan: Tindakan splenektomi dengan general anestesi pada pasien menjadi topik yang menarik dengan memperhatikan kondisi kesehatan setiap individu dalam merespon pemberian  tindakan anestesi yang diberikan. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai penyebab splenomegali, evaluasi, dan manajemen anestesi pada tindakan splenektomi.Kata kunci : Anestesi, Splenomegali, Splenektomi
RIWAYAT USIA KEHAMILAN DENGAN JUMLAH KOLONI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA SALURAN CERNA NEONATUS Putri Permata Sari
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 4, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v4i2.1251

Abstract

Tubuh manusia akan mulai terpapar mikroorganisme melalui proses persalinan, asupan nutrisiserta faktor lingkungan. Secara fisiologis mukosa saluran cerna bayi berada dalam keadaansteril. Segera setelah lahir dan kontak dengan dunia luar maka saluran cerna bayi mulaidikolonisasi oleh bakteri. Kolonisasi bakteri akan bertambah seiring bertambahnya usia bayi.Faktor - faktor yang mempengaruhi kolonisasi mikrobiota saluran cerna pada bayi baru lahiradalah usia kehamilan, proses persalinan, diet ibu, lingkungan, pemberian antibiotik dan asupannutrisi berupa ASI / susu formula. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakandesain cross sectional dengan memberikan kuesioner serta Sampel feses bayi diambil dalam 24jam pertama setelah lahir kemudian disimpan di dalam cooler bag dan segera di bawa kelaboratorium mikrobiologi untuk dilakukan pemeriksaan jumlah koloni BAL. KesimpulanTerdapat hubungan antara riwayat usia kehamilan dengan jumlah koloni bakteri asam laktatpada saluran cerna neonatus.Kata Kunci: Jumlah Koloni BAL, Riwayat Usia Kehamilan
EFEKTIFITAS ORAL HYGIENE DENGAN KAYU SIWAK (SALVADORA PERSICA) UNTUK MENCEGAH HALITOSIS PADA PASIEN STROKE DI RSUD MAYJEN H.A. THALIB KERINCI - JAMBI Novita Amri; Anwar Wardi Warogan; Nana Supriyatna
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 4, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v4i1.1296

Abstract

Latar belakang dan tujuan: Stroke merupakan penyakit akibat gangguan peredaran darah otak yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko terdiri dari yang tidak dapat diubah berupa usia dan jenis kelamin dan yang dapat diubah seperti hipertensi, peningkatan kadar gula darah, dislipidemia, dan pekerjaan (Cintya, Yuliarni, Susila,2012). Kelemahan juga bisa menyebabkan seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan personal hygienenya secara mandiri, sehingga pasien stroke beresiko defisit perawatan diri seperti oral hygiene dan salah satu akibatnya adalah halitosis.  Di negara maju, 8-50% dari orang merasa bahwa mereka memiliki berulang terus-menerus episode malodour oral (halitosis) . Pasien stroke yang mempunyai keterbatasan fisik dalam melakukan oral hygine sebagian besar mengalami halitosis. Berdasarkan teori self care  dari Dorothea Orem (tahun 1979, dalam Alligood, tahun 2014) mengatakan bahwa pasien mengalami defisit perawatan diri, oleh karena itu butuh bantuan perawat  dalam perawatan diri termasuk dalam perawatan oral hygiene. Siwak mulai digunakan untuk membersihkan gigi dan mulut sejak 7000 tahun lalu. Menurut  Almas K, (1999). Kayu siwak direkomendasikan sebagai alat kebersihan mulut untuk promosi kesehatan di negara berkembang. variable independen (bebas) dalam penelitian ini adalah oral hygiene menggunakan kayu siwak. Sedangkan variable dependennya (terikat) adalah derajat atau skor halitosis yang diukur dengan menggunakan indikator Vlatile Sulfur Compounds/VSCs yang menggunakan alat Tanita Breath Checker. Metode:Adapun variabel counfonding (perancu) yang terdiri atas: usia, hambatan mobilitas fisik. penelitian ini adalah dengan desain quasi eksperimen pre and post without control group. Penelitian yang dilaksanakan adalah dengan memberikan perlakuan pada kelompok  intervensi. populasi adalah semua pasien stroke yang dirawat dan menggunakan total sampling. Ekspetasi hasil: Pemakaian siwak efektif untuk mencegah halitosis pada pasien stroke.Kata Kunci : Oral Hygiene, kayu siwak, Halitosis dan stroke
POLA DIET DAN TEKANAN DARAH PASIEN LANSIA HIPERTENSI emira apriyeni
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 4, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v4i2.1037

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit terbanyak diderita oleh masyarakat di Kota Padang dengan angka kejadian paling tinggi di Puskesmas Andalas Padang dengan jumlah 1608 kasus. Salah satu upaya untuk mengendalikan hipertensi dengan mengatur pola diet. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola diet dengan tekanan darah pasien lansia hipertensi. Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang tahun 2019 dengan jumlah populasi 187 orang dengan 65 sampel dengan teknik random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, data diolah dan di analisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian diperoleh (53,8%) pasien dengan tekanan darah derajat II,  (47,7%) pasien memiliki pola diet buruk dan berdasarkan uji statistik didapatkan pvalue=0,025. Kesimpulan penelitian yaitu terdapat hubungan pola diet dengan tekanan darah pasien lansia hipertensi di Puskesmas Andalas Padang tahun 2019. Diharapkan pihak penanggung jawab lansia di Puskesmas Andalas lebih aplikatif memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga pasien tentang pentingnya pengaturan pola makan  agar tekanan darah tidak meningkat.
PENGARUH PEMBERIAN JUS TOMAT (LYCOPERSICUM COMMUNE) TERHADAP HIPERKOLESTEROLEMIA PADA LANSIA LAKI-LAKI DENGAN HIPERTENSI 2021 Andika Herlina MP; Vino Rika Novia; Ibrahim Ibrahim
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 4, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v4i2.1274

Abstract

Data dari Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014, terdapat 5,3% kasus hipertensi dengan komplikasi yang termasuk kedalam sepuluh penyakit terbanyak yang diderita penduduk Indonesia. Berdasarkan profil kesehatan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang tahun 2018, hipertensi merupakan penyakit kedua terbanyak di Kota Padang pada tahun 2017. Puskesmas Andalas merupakan puskesmas dengan kasus hipertensi tertinggi di Kota Padang dengan jumlah 2.028 kasus (10,74%). Tujuan npenelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian jus tomat terhadap hiperkolesterolemia pada lansia Laki-laki dengan hipertensi.Jenis penelitian adalah Quasy Eksperiment (eksperimen semu) dengan  design one Group Pre test dan post test Design. Penelitian ini telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas kota Padang pada tanggal 22 september -29 September 2021. Populasi pada penelitian ini seluruh Lansia Laki-laki yang yang rutin melakukan pemeriksaan rutin setiap  bulanan sebanyak 120 orang. sampel 20 responden, semuanya adalah kelompok hipertensi. Dan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling. Analisa data dilakukan analisa univariat yang bertujuan untuk mencari rata-rata (mean) dan analisa bivariat dengan uji independent sampel t testHasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar kolesterol responden sebelum diberikan jus tomat (lycopersicumme commune) adalah 260,87, rata-rata kadar kolesterol responden setelah diberikan jus tomat (lycopersicumme commune) adalah 205,64. Hasil uji bivariat menunjukkan terdapat pengaruh pemberian jus tomat (lycopersicumme commune) terhadap kadar kolesterol, p-value = 0,000 (p<0,05).Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian jus tomat (lycopersicumme commune) terhadap hiperkolesterolemia pada Lansia laki-laki dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2021. Diharapkan petugas yang memegang program penyuluhan kesehatan dapat emberikan edukasi dan diaplikasikan sebagai bentuk terapi non farmakologi yaitu berupa jus tomat yang dapat dikonsumsikan sebagai salah satu alternative pengobatan kadar kolesterol yang tinggi.Kata Kunci : Jus Tomat , Hiperkolesterolemia, Lansia, Laki-Laki, Hipertensi
Dexmedetomidine Intranasal sebagai Premedikasi pada Pediatri Rima Novisca Jasmadi
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 4, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v4i2.1183

Abstract

Pendahuluan: Pembedahan merupakan pengalaman yang sangat menegangkan bagi pasien terutama bagi anak-anak, karena anak yang paling rentan terhadap ketakutan, kecemasan dan stres, hal ini terjadi karena kemampuan kognitif yang terbatas serta mereka masih sangat bergantung kepada orang lain. Pemberian obat intranasal merupakan rute alternatif yang efektif dan nyaman, terutama bagi anak-anak yang tidak kooperatif sebagai premedikasi.Pembahasan: Dexmedetomidine merupakan α2 agonis yang sangat selektif. Alpha 2-agonis adenoreceptor semakin sering digunakan dalam perawatan anestesia karena efeknya yang bukan hanya menurunkan nada simpatik dan melemahkan respon stres terhadap anestesia dan pembedahan, tetapi juga menyebabkan sedasi dan analgesia. Kesimpulan: Penggunaan intranasal dexmedetomidine pada anak-anak menjadi topik yang menarik karena meningkatnya kebutuhan akan obat penenang yang mudah digunakan dan diterima dengan baik oleh anak-anak, dengan tingkat keberhasilan yang sangat tinggi dan profil keamanan yang sangat baik sehingga dapat digunakan oleh ahli anestesi maupun subspesialis pediatrik dalam prosedur premedikasi. Kata kunci: Dexmedetomidine intranasal, Pediatri, Premedikasi  ABSTRACT Introduction: Surgery is a very stressful experience for patients, especially for children, because children are the most vulnerable to fear, anxiety and stress, this happens because of limited cognitive abilities and they are still very dependent on others. Intranasal administration of drugs is an effective and convenient alternative route, especially for children who are not cooperative as premedication.Discussion: Dexmedetomidine is a highly selective 2 agonist. Alpha 2-adenoreceptor agonists are increasingly being used in anesthesia care because of their effects that not only decrease sympathetic tone and attenuate the stress response to anesthesia and surgery, but also induce sedation and analgesia.Conclusion: The use of intranasal dexmedetomidine in children is a topic of interest due to the increasing need for a sedative that is easy to use and well accepted by children, with a very high success rate and excellent safety profile, making it suitable for both anesthesiologists and pediatric subspecialists alike. in premedication procedures. Keyword: Intranasal dexmedetomidine, Pediatrics, Premedication
PENERAPAN POSISI ORTHOPNEIC UNTUK MENGATASI KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS PADA PASIEN DENGAN ASMA BRONKHIAL DI RUANG PARU RSU MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI Novita Amri
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 2, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Stikes Syedza Saintika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v2i2.1297

Abstract

Menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan terdapat 300 juta orang menderita asmabronkhial, tahun 2025 diperkirakan jumlah pasien asma bronkhial mencapai 400 juta. Data dariberbagai negara menunjukan bahwa prevelensi penyakit asma bronkhial berkisar antara 1-8%. Asmabronkhial merupakan masalah yang cukup tinggi di RSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci.Orthopneic merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi, klien duduk di tempat tidur atau sampingtempat tidur dengan meja yang menyilang di atas tempat tidur (Poltekes Kemenkes Maluku, 2011 :74). Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui hasil penerapan posisi orthopneic untukmengatasi ketidakefektifan pola nafas pada Tn.M dan Tn.R dengan Asma Bronkhial di Ruang ParuRSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci. Sumber data objektif dan subjektif yang diperolehmelalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik. Masalah yang sama ditemkan pada kedua kliendengan masalah ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan dispnea. Implementasi yangdilakukan dengan penerapan posisi orthopneic untuk mengatasi ketidakefektifan pola nafas, tindakanini diterapkan pada hari pertama klien dirawat dan dilakukan selama tiga hari setelah hari ketigamasalah ketidakefektifan pola nafas yang dirasakn klien Tn.M dan Tn.R dapat berkurang. Diharapkanbagi penulis dapat dijadikan bahan perbandingan antara tinjauan teori dengan kasus. Bagi institusipendidikan dapat bahan acuan pendidikan kepada mahasiswa/i dalam memberikan asuhankeperawatan dan bagi rumah sakit dapat dijadikan sebagai pedoman dan tuntutan dalam memberikanasuhan keperawatan pada klien Asma Bronkhial di Rumah Sakit Umum Mayjen H.A ThalibKabupaten Kerinci.Kata Kunci : Asma Bronkhial, Ketidakefektifan Pola Nafas, Posisi Orthopneic

Page 10 of 44 | Total Record : 440