cover
Contact Name
Mahbub Ghozali
Contact Email
mahbubghozali@gmail.com
Phone
+6281215517805
Journal Mail Official
mukaddimahjsi@gmail.com
Editorial Address
jl. Laksda Adisucipto, Sleman, D. I. Yogyakarta 55281, Indonesia
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam
ISSN : 25794957     EISSN : 23386924     DOI : 10.14421/mjsi
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam is a multidisciplinary academic journal published by Kopertais Region 3 Yogyakarta. The article published include Islamic studies that are reviewed from various perspectives, ranging from communication, anthropology, education, economics, sociology, philology, education, philosophy, ets.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 152 Documents
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM RUMAH TANGGA DI SIGLI ACEH: Analisis Wacana Kritis Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Rumah Tangga di Sigli Aceh Dara Maisun; Inayah Rohmaniyah; Hablun Ilhami
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 6 No. 1 (2021): Juni
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/mjsi.61.2869

Abstract

Masyarakat Aceh yang dikenal akan budaya dan Syariat Islam ternyata masi memiliki kasus kekerasan yang tinggi dan subordinasi terhadap perempuan dalam rumah tangga. Terbukti dari masayraakat menganggap beberapa kebijakan yang tertera dalam Qanun Jinayat terkesan memberatkan kaum perempuan. Tulisan ini bertujuan untuk melihat persepsi masayarakat Aceh terkait kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga. Tulisan ini berdasarkan penelitian kualitatif, dengan sumber data primer penelitian yaitu “L. S” selaku korbana kekerasan perempuan dalam rumah tangga. “B. Y” selaku tetangga korban penusukan istri pada tanggal 18 April 2020 dan “R”. K dan E” selaku masyarakat umum. Data yang diperoleh melalui metode wawancara dan media berita kemudian diinterpretasi dengan menggunakan analisis wacana kritis Sara Mills. Hasil analisis menunjukkan bahwa para istri di Aceh akan diberi label nusyuz (tidak berbakti, tidak patuh, dan merendahkan suami) dan sah untuk dihukum. Seperti yang dikatakan dalam berita lokal terkait penusukan yang dilakukan suami terhadap istri di Sigli dikarenakan sosok istri tidak hormat, tidak menghargai, sering mencerca, memarahi sehingga suami tak tahan dan menusuk. Persepsi masayarakat masi banyak yang memposisikan wanita sebagai kaum yang lemah menempatkan mereka pada subordinasi. Penyebab diskriminasi perempuan dalam kehidupan sosial karena menempatkan laki-laki sebagai pihak yang mendominasi dalam setiap aspek kehidupan. Dalam hal ini, pemahaman akan kesetaraan gender sangat penting bagi rumah tangga, dapat menambah keharmonisan sehingga kekerasan dalam rumah tangga minim terjadi. Mengingat persepsi masyarakat akan kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga mengandung nilai pro dan kontra maka perlu adanya penelitian lanjutan guna mengungkap konstruksi sosial akan perbedaan pria dan wanita secara status, sifat dan peran dalam rumah tangga. Kata kunci: Masyarakat Aceh, Persepsi, Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Perempuan.
EKSISTENSI JAMAAH TABLIGH DAN TANTANGAN BAGI MASYARAKAT MULTIKULTURAL PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI DESA TAMBI, WONOSOBO Siti Khodijah Nurul Aula
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 6 No. 1 (2021): Juni
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/mjsi.61.2870

Abstract

Dinamika hubungan sosial-keagamaan di masa pandemi Covid 19 mengalami pasang surut. Masyarakat juga mulai terbiasa dengan kebiasaan baru: memakai masker, menjaga jarak, dan melakukan kegiatan dari rumah (work from home). Kenormalan baru tersebut dilakukan juga oleh segenap masyarakat di Desa Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Kehidupan masyarakat disana beragam dengan berbagai latar belakang organisasi dan aliran keagamaan, seperti: Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Jamaah Tabligh. Kehadiran Pandemi Covid 19 menjadi salah satu tantangan hubungan sosial-keagamaan bagi masyarakat desa, terlebih terdapat kelompok minoritas Jamaah Tabligh. Kelompok Jamaah Tabligh mendapatkan sorotan dan pertentangan ketika awal penyebaran Covid 19 di Indonesia karena menyelenggarakan Ijtima’ Ulama dunia di Gowa, Sulawesi Selatan. Penelitian ini akan menjelaskan keberadaan kelompok minoritas Jamaah Tabligh di Desa Tambi, serta menganalisis dampak pandemi pada masyarakat yang multicultural. Desa Tambi menjadi etalase kecil dalam melihat masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai multikultural. Eksistensi dari masyarakat multikultural di Desa Tambi mendapatkan tantangan setelah Jamaah Tabligh terlihat pada kegiatan Ijtima’ Ulama dengan pemberitaan yang massif di media sosial dan media cetak. Penelitian ini menggunakan teori masyarakat multikultural dari Bikhu Parekh, yang menjelaskan setiap komunitas budaya yang memiliki perbedaan secara konsepsi terkait dunia, sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah adat, dan kebiasaan. Berdasarkan analisis data di lapangan didapatkan hasil penelitian sebagai berikut: Pertama, terdapat faktor internal dan eksternal yang menyebabkan hubungan masyarakat multikultural dengan kelompok minoritas muslim menghadapi gejolak di masa pandemi Covid 19. Kedua, Kondisi pandemi Covid 19 menjadi tantangan bagi masyarakat Desa Tambi terkait esksistensi Jamaah tabligh, yang terstigma menjadi salah satu penyebab dalam penyebaran Covid 19 di Indonesia. Keyword: amaah Tabligh, Multicultural, Covid 19, Wonosobo
Moderasi Keberagamaan dan Nilai Sosial Dalam Pemikiran Mukti Ali Derry Ahmad Rizal; Slamet Maksun; Ernah Dwi Cahyati
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 6 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/mjsi.62.2879

Abstract

This article aims to describe the religious moderation that exists in Indonesia with the perspective of Mukti Ali's thoughts. In this article method, it uses library research. The understanding of religious moderation conveyed in Mukti Ali's thinking, harmony, and harmony that exist in society are the basic values that must be possessed by everyone. As it becomes a basic value that every society must have, it will foster social values in religion. The conclusion of this article is that Indonesian society has not fully applied the understanding of religious moderation. Field evidence shows that there are several cases that occur in Indonesia on behalf of certain religious groups. This requires a re-evaluation of the understanding or implementation of the value of religious moderation. Keyword: Moderasi Beragama, Mukti Ali, Sosial
Interrelationship Penunaian Ibadah Haji Dengan Kedaulatan dan Keutuhan NKRI Robingun Suyud El Syam; Salis Irvan Fuadi; Machfudz
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 6 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/mjsi.62.2891

Abstract

Menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI merupakan kewajiban setiap warga negara. Tindakan menipu calon jemaah haji Furoda dengan visa palsu berarti menciderai negara di mata dunia Internasional. Penelitian menggunakan pendekatan eksplanatif untuk menjelaskan kedudukan dan hubungan antara ibadah haji dengan kedaulatan dan keutuhan NKRI, memakai data lietatur untuk diolah dan dianalisis komparatif. Penelitian menghasilkan: bahwa ibadah haji merupakan ritual yang memberi kesan mendalam terhadap umat sehingga bisa menumbuhkan militansi ilmu yang mumpuni dan semangat juang tinggi. Semangat ini mampu menggerakkan orang bertindak berani mengorbankan jiwa raga atas nama negara demi agama. Di sini terdapat aksi dan reaksi timbal balik antara keduanya, di satu sisi ibadah haji bisa ditunaikan bagi warga negera yang berdaulat, dan negara membutuhkan warganya untuk mewujudkan dan menjaga kedaulatannya. Relasi timbal balik ini saling mengikat satu sama lain sehingga menjadi keutuhan NKRI, maka segala tindakan yang menimbulkan persepsi buruk bagi Indonesia termasuk kategori menciderai kedaulatan dan keutuhan NKRI. Kata kunci: Interrelationship, Haji, Kedaulatan, Keutuhan, NKRI
Legitimasi Tuan Guru di Tengah Pandemi Virus Corona ditinjau Dari Teori Orientasi, Sikap, dan Perilaku Keagamaan Sukardiman
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 6 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/mjsi.62.2897

Abstract

Indonesia is a country that is based on God Almighty, in accordance with article 29 paragraph 1, so religious leader are needed in socializing or preaching about divinity, including the social value of God’s teachings. In Lombok a religious figure is called Tuan Guru which is the title of a Kyai who specialize in the culture of the Sasak people, as well as an effort to increase community participation in national development through religious language. The status of Tuan Guru is obtained because of his expertise in the field of religion, moral integrity, ability to teach, and preach. Tuan Guru is also considered to have blessing, so it’s no wonder the people are willing to flock to get blessings. Tuan Guru not only has legitimacy with his religious language, but also charismatic legitimacy. Tuan Guru is a figure who has charisma, very trusted and a role model for the Sasak people, and has a strong social control function in the mindst of the corona virus pandemic and helps people maintain their values of community solidarity in stopping the spread of the corona virus. Charismatic legitimacy is an important social capital in the midst of a pandemic, so that the religious orientation of the community becomes intrinsic, meaning that it is not selfish, but has an open attitude in acceting fatwas and appeals from the Indonesian Ulama’ council and the government, so that the religious attitudes and behavior orf each individual will be reflects compliance. Without charisma, being able to make the language of religion not reach the community, bot must go hand in hand. Finally, Tuan Guru must explain to the public about the dimensions of religion, not only the ritual, sacred, theological dimensions, but also the profane dimension, namely worldliness that needs to be of common concern, one of which is the problem of the corona virus pandemic which is a human problem. Keyword: Tuan Guru, Virus Corona, religious orientation, attitudes, and behavior.
Implementasi Penyuluhan Agama Islam Berbasis Blended Counseling Pada Masa Pandemi Covid-19 Untuk Membentuk Karakter Jama'ah Majelis Taklim Durratul Hikmah Mustika Septi Handini; Salis Irvan Fuadi; Robingun Suyud El Syam
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 6 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/mjsi.62.2904

Abstract

Keaadaan 2021 masih pandemi covid-19. Penyuluh agama Islam mesti terus bekera, maka Blended Counseling bisa menjadi solusi membekali karakter jemaah masjlis taklim di era revolusi industri 4.0. Penelitian lapangan ini memakai model McKernan untuk membentuk karakter anggota majelis taklim. Hasil penelitian, bahwa penyuluhan agama Islam berbasis blended counseling pada masa endemi covid 19 untuk membentuk karakter jama’ah majelis taklim di era industri 4.0. sesuai dengan langkah langkah penelitian yang diintrodusir oleh McKernan. Jama’ah majelis taklim sudah siap dengan bekal karakter yang matang dari yang mereka miliki dan mereka tonjolkan. Jama’ah majelis taklim juga dibekali nilai-nilai karakter dengan berbagai kegiatan di blended counseling untuk mereka tanggap terhadap perkembangan trend saat ini, jama’ah majelis taklim dibekali dengan produk yang memiliki nilai jual, ini mengubah paradigma penyuluhan tradisional dimana hasil penyuluhan hanya kemampuan kognitif jama’ah majelis taklim dan tugas sebagai latihan. Kata kunci: penyuluhan, blended counseling; endemi covid-19; era Industri 4.0
Makna Bentuk Arsitektur Candi Borobudur dalam Pandangan Islam Muafani; Asyhar Kholil; Robingun Suyud El Syam; Salis Irvan Fuadi; Machfudz
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 6 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/mjsi.62.2905

Abstract

Indonesia memiliki monumen Buddha termegah terletak di Kabupaten Magelang sebagai mahakarya arsitektur fenomenal berupa candi Borobudur. Tentulah menarik pemaknaan berdasar kajian Islam. Dengan menggunakan pendekatan fenomenologi, penelitian menyimpulkan bahwa bentuk candi Borobudur dapat dimaknai sebagai berikut: pertama, bentuk candi Borobudur merupakan inkulturasi bentuk punden berundak sebagai ciri khas arsitektur Nusantara, dapat dikaitkan dengan bilangan tiga unsur kegelapan dalam kandungan seorang ibu; kedua, Sembilan tingkatan dalam bentuk candi Borobudur dapat dikaitkan dengan angka sembilan yang merupakan nilai tertinggi dalam sebuah urutan bilangan, dan dalam Islam ada beberapa hal yang dikaitkan dengan bilangan sembilan di antaranya sembilan macam mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Musa, ketiga, Jumlah stupa pada candi Borobudur terdiri dari 72 stupa kecil yang mengelilingi sebuah stupa besar sebagai mahkota sehingga jumlahnya menjadi 73 stupa, dapat melambangkan perpecahan umat Islam seperti diterangkan dalam sebuah hadits. Kata kunci: Borobudur; arsitektur; bentuk; islam
Revitalisasi Gerakan Pembaruan Persatuan Persis (Persis) Ali Usman
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 6 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/mjsi.62.2922

Abstract

This article describes the work of Persatuan Islam (Persis) as an Islamic organization that was born in 1923 in Bandung. Exactly, like Muhammadiyah, is a reformer group in which it has a distinctive religious outlook, founding figures, and strategies to develop organizational symbols. However, unlike Muhammadiyah, including Nahdlatul Ulama (NU), which is growing rapidly, Persis is experiencing delays, running slowly. This can be observed through at least three roles: political movements, cultural da'wah, and educational institutions. In this qualitative research based on library research, it is necessary to revitalize. It is necessary to evaluate and reflect on their work so far, starting with religious doctrine, distribution of cadres in the socio-political field, and the development of educational institutions. Keyword: Persistence, Renewal, Movement Revitalization
Sewa Menyewa Dalam Perspektif Ekonomi Islam Ali Ridlo
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 6 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/mjsi.62.2924

Abstract

Abstract The purpose of this study is to describe how leasing in the perspective of Islamic economics. The research method used is qualitative research with a literature study approach. This research is limited and carried out from January 2021 to November 2021.The results showed that the pelungguh rental in Padukuhan Seneng, Siraman Village, Wonosari District, Gunungkidul Regency, Yogyakarta Special Region Province was carried out by the head of the hamlet as the recipient of the pelungguh who rented out (Mu'jir) and the community as tenants (Mus'ta'jir). While the governor's Regulation number 34 of 2017 concerning the utilization of Village Land, the lease is carried out by the Village Government, the proceeds of which are given to the Village Government and Village Apparatus receiving the pelungguh. Economically, there is income obtained from the rent for the Village Government and Village Apparatus who receive Pelungguh. Meanwhile, according to Imam Syafi'i, renting is the same as buying and selling. The item being rented must be his. Although the pelungguh does not belong to the village apparatus, based on the Governor's Regulation Number 34 of 2017, the leasing of the pelungguh is allowed, and the one who rents it is the Village Government. The rental of pelunguh by the head of the hamlet is a problem that occurs in the Village Government.  Keywords: Rent, Tenants, Renters, Pelungguh, Islamic economics
LARANGAN JUAL BELI GHARAR: KAJIAN HADIST EKONOMI TEMATIS BISNIS DI ERA DIGITAL Nuhbatul Basyariah
Mukaddimah: Jurnal Studi Islam Vol. 7 No. 1 (2022): Januari-Juni
Publisher : Kopertais Wilayah III Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/mjsi.71.2902

Abstract

The development of transaction and business models in the current digital era requires Muslims to understand the facts and concepts of correct transactions, in order to avoid acts that violate sharia, one of which is transactions that contain gharar. To understand sharia, we must learn from sources of Islamic law, one of which is the hadith of the Prophet Muhammad. This study aims to describe and analyze comprehensively with various sides of the study of economic hadith about gharar in business. This research is a qualitative type with a literature study approach. The results of the study show that there are many hadiths that explain prohibited buying and selling and business transactions due to the presence of gharar or unclear elements. Because it can harm one of the parties to the transaction. A business is said to be permissible or lawful if it is free from all elements of maghrib; maysir, gharar, usury.

Page 8 of 16 | Total Record : 152