cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 585 Documents
Pengaruh Pemberian Astaxanthin terhadap Kadar Malondialdehid pada Kerusakan Jaringan Testis Tikus Putih yang diinduksi Formaldehid secara Oral ., Uray Ria Aprini
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Cerebellum
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.652 KB)

Abstract

Latar Belakang. Formaldehid merupakan sumber ROS dan radikal bebas eksogen. Hasil akhir dari peroksidasi lipid akibat ROS yang berlebihan adalah terbentuknya Malondialdehid (MDA). Astaxanthin menunjukkan kapasitas yang lebih tinggi dalam menyerap radikal peroksil dan asam hipoklorus dibandingkan α-tocopherol, lutein, lycopene, dan β-carotene, menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan astaxanthin lebih baik dibandingkan karotenoid lainnya dan α-tocopherol. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan desain penelitian posttest-only control group design. Sampel penelitian adalah jaringan testis tikus yang telah diberikan perlakuan. Sebanyak 30 ekor tikus berusia 2-3 bulan dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok Kontrol Normal, Kontrol Negatif, Dosis 1 (astaxanthin 12 mg/hari), Dosis 2 (astaxanthin 24 mg/hari), dan Dosis 3 (astaxanthin 48 mg/hari). Jaringan testis diuji dengan metode Wills kemudian data dianalisis menggunakan One Way Anova, dilanjutkan dengan Post Hoc Test LSD. Hasil. Nilai Kadar MDA jairngan testis berurutan adalah; Kontrol Normal (0.646 nmol/L), Kontrol Negatif (0.973 nmol/L), Dosis 1 (0.596 nmol/L), Dosis 2 (0.771 nmol/L), dan Dosis 3 (0.918 nmol/L). Uji post hoc menunjukan kadar MDA jaringan testis kelompok Kontrol Negatif berbeda bermakna dengan kelompok kontrol normal, dosis 1, dan dosis 2 (Post Hoc Test LSD, p<0,05).Tidak terdapat perbedaan bermakna antara Kadar MDA jaringan testis kelompok Dosis 1 dengan kelompok Kontrol Normal. Kesimpulan. Astaxanthin dapat berpersan sebagai antioksidan dibuktikan dengan penurunan kadar MDA di jaringan testis tikus Rattus norvegicus yang mengalami kerusakan akibat diinduksi formaldehid dosis toksis. Dosis terbaik astaxanthin pada penelitian ini adalah dosis 1 yaitu astaxanthin dosis 12 mg per hari.
HUBUNGAN ANTARA YOGA DENGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA PESERTA LATIHAN YOGA DI VIGOR PONTIANAK ., Jalalludin
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.746 KB)

Abstract

Latar Belakang. Yoga sudah sangat dikenal di seluruh dunia. Teknik latihan pernapasan terkontrol pada yoga merupakan komponen pentingpada latihan yoga. Latihan tersebut dapat meningkatkan penggunaanruang rugi pernapasan. Ruang ini  berisi udara  yang tidak ikut sertadalam pertukaran gas pada pernapasan normal. Latihan yoga jugameningkatkan kekuatan otot-otot pernapasan sehingga meningkatkan fungsi paru.Tujuan. Mengetahui hubungan antara yoga dengan APE pada pesertalatihan yoga di Vigor Pontianak.Metodologi. Desain penelitian yang digunakan adalah analitikobservasional korelatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilansampel tidak berdasarkan peluang dimana pengambilan sampel penelitiandilakukan secara consecutive sampling. Teknik pengumpulan data padapenelitian ini yaitu dengan cara pengisian kuesioner oleh respondenmelalui teknik wawancara terpimpin hingga didapatkan data berupa dataprimer serta pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan tinggi badan dan APE.Hasil. Persentase APE responden yang mengikuti latihan yoga adalahberkisar 85,41%-104,02% dengan rata-rata 94,69%. Sedangkanpersentase APE responden yang tidak mengikuti latihan yoga berkisarantara 82,87%-99,29% dengan rata-rata 92,03%. Uji t tidak berpasangandidapatkan nilai p = 0,028.Kesimpulan. Terdapat hubungan yang bermakna antara latihan yogadengan arus puncak ekspirasi.Kata Kunci: Arus Pucak Ekspirasi, Latihan Yoga, Vigor Pontianak.
AKTIVITAS ANTHELMINTIK EKSTRAK ETANOL DAUN MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP CACING Ascaridia galli SECARA IN VITRO ., Rina Paramita Utami
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.43 KB)

Abstract

Latar belakang: Penyakit infeksi merupakan masalah kesehatan terutama bagi negara berkembang. Cacing adalah jenis parasit yang dapat menginfeksi dan merugikan manusia. Infeksi cacing terbanyak disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides. Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri L.) merupakan tanaman liar yang berasal dari Asia yang memiliki senyawa yang berpotensi sebagai anthemintik. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas anthelmintik ekstrak daun meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap cacing Ascaridia galli secara in vitro. Metodologi: Desain penelitian ini adalah true experimental dengan post test only control group design. Penelitian ini menggunakan 25 ekor cacing Ascaridia galli yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif diberikan Nacl 0,9%; kontrol positif diberikan albendazole 5 mg/mL; perlakuan 1 diberikan ekstrak etanol daun meniran 1000 mg/ml, perlakuan 2 diberikan ekstrak etanol daun meniran 50 mg/ml dan perlakuan 3 diberikan ekstrak etanol daun meniran 25 mg/mL. Waktu kematian cacing dihitung dan dilakukan analisis data. Hasil: Ekstrak etanol daun meniran dengan konsentrasi 100 mg/mL, 50 mg/mL, dan 25 mg/mL menyebabkan waktu kematian cacing berturut-turut adalah (mean±SD) 44,2 ± 3,70 jam, 61,4 ± 3,28 jam dan 72,2 ± 4,91 jam. Kontrol negatif menyebabkan waktu kematian cacing selama 83,8 ± 4,76 jam, sedangkan kontrol positif menyebabkan waktu kematian cacing selama 27,2 ± 2,77 jam. Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) secara statistik pada setiap kelompok uji. Kesimpulan: Ekstrak etanol daun meniran memiliki aktivitas anthelmintik.
KEBERHASILAN TERAPI ANTI RETROVIRAL LINI PERTAMA DITINJAU DARI CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS DI KLINIK MELATI RSUD DR. SOEDARSO PONTIANAK TAHUN 2013-2015 ., Putri Anggana Dewi
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.489 KB)

Abstract

Latar Belakang: Strategi penanggulangan HIV/AIDS salah satunya dengan memberikanobat antiretroviral (ARV). Keberhasilan program terapi ARV bisa dicapai dengan diikuti kegiatan pemantauan berupa pemantauan klinis atau dengan pemantauan laboratoriumdengan melihat jumlah CD4 dalam darah. Tujuan: Mengetahui keberhasilan terapi ARV linipertama ditinjau dari CD4 pada pasien HIV/AIDS di RSUD dr. Soedarso Pontianak tahun2013-2015. Metode:Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif yangmenggunakan sampel adalah semua pasien yang mendapatkan terapi ARV lini pertamaberdasarkan rekam medis di klinik Melati RSUD dr. Soedarso pada tahun 2013- 2015 yangmemenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan Sebanyak 22pasien (73,3%) termasuk dalam kategori berhasil dan 8 pasien (26,7%) masuk dalamkategori gagal. pasien terbanyak yang gagal dalam terapi ARV adalah pasien dengan jeniskelamin laki- laki yaitu sebanyak 6 orang (20%), dan perempuan sebanyak 2 orang (6,7%),terdapat pada kelompok usia 37-44 tahun yaitu sebanyak 3 orang (10%), usia 29-36 tahunsebanyak 2 orang (6,7%), dan kelompok usia 21-28 tahun, 45-52 tahun, dan 53-60 tahunmasing- masing sebanyak 1 orang (3,3%), bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 4orang (13,3%), sebagai karyawan sebanyak 2 orang (6,7%), dan bekerja sebagai buruh danibu rumah tangga masing- masing sebanyak 1 orang (3,3%), mempunyai faktor risikoheteroseksual yaitu sebanyak 8 orang (26,7%), dan mendapat terapi dengan kombinasiZidovudin+ Lamivudin+ Nevirapin yaitu sebanyak 7 orang (23,3%) dan Tenofovir+Lamivudin+ Efavirenz sebanyak 1 orang (3,3%). Kesimpulan: Pasien dengan gagal terapisebanyak 26,7% lebih banyak terjadi pada laki- laki, pada usia 37-44 tahun, mempunyaipekerjaan sebagai wiraswasta, dengan faktor risiko heteroseksual dan mendapatkan terapikombinasi Zidovudin+ Lamivudin + Nevirapin.Kata Kunci: HIV, AIDS, terapi ARV, CD4
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DOKTER UMUM TERHADAP TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA PONTIANAK ., Selwina Khony Igol
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.136 KB)

Abstract

Latar Belakang: Gizi buruk pada anak merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kota Pontianak memiliki angka kejadian gizi buruk yang tinggi dan jumlahnya bertambah dari tahun ke tahun. Dokter umum sebagai salah satu pelaksana Tim Asuhan Gizi diharapkan mampu melakukan penatalaksanaan gizi buruk pada anak. Tujuan: Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dokter umum mengenai tatalaksana anak gizi buruk di puskesmas  wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan survei deskriptif. Sampel pada penelitian ini adalah dokter umum yang bekerja di puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner. Hasil: Sebanyak 22 orang (65%) memiliki tigkat pengetahuan baik, 12 orang (35%) dengan tingkat pengetahuan cukup, dan tidak terdapat dokter umum puskesmas dengan tingkat pengetahuan kurang. Kesimpulan: Tingkat pengetahuan dokter umum puskesmas kota Pontianak mengenai Tatalaksana Anak Gizi Buruk termasuk dalam kategori baik dan cukup.
UJI EFEK ANTIINFLAMASI KOMBINASI ASTAXANTHIN DAN COENZYME Q10 TERHADAP JUMLAH NEUTROFIL DAN LIMFOSIT DARAH TEPI TIKUS PUTIH GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI KARAGENIN ., Mafisah
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Inflamasi merupakan suatu gejala yang berhubungan dengan setiap penyakit yang sampai saat ini tatalaksananya masih menimbulkan efek samping. Astaxanthin dan coenzyme Q10 sebagai antioksidan yang mampu mencegah aktivasi NF-κB diharapkan mampu menjadi alternatif terapi untuk kasus inflamasi yang aman dikonsumsi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil uji efek antiinflamasi kombinasi astaxanthin dan coenzyme Q10 pada tikus putih galaur wistar yang diinduksi karagenin. Metode: 30 ekor tikus putih galur Wistar secara acak dibagi dalam 5 kelompok: kelompok 1 diintervensi dengan CMC 0,5% (kontrol negatif), kelompok 2 diintervensi dengan celecoxib 18 mg/kgBB (kontrol positif), kelompok 3, 4, dan 5 secara berurutan diintervensi dengan astaxanthin dosis bertingkat (0,72 mg/kgBB; 1,44 mg/kgBB; 2,88 mg/kgBB) dan coenzyme Q10 9 mg/kgBB. Satu jam setelah pemberian bahan uji, telapak kaki sampel disuntikkan karagenin 1% secara subkutan. Selanjutnya, dilakukan pengambilan darah pada jam ke-0, 4, 8, dan 12 pasca penyuntikan untuk dihitung jumlah neutrofil dan limfosit sampel. Hasil: Terdapat penurunan rerata jumlah neutrofil (p<0.05) perlakuan 1 pada jam ke 0, 4, dan 8 bila dibandingkan dengan kontrol negatif. Perlakuan 2, di sisi lain, hanya menunjukkan penurunan rerata jumlah neutrofil (p<0.05) pada jam ke-0 dan 4 sedangkan perlakuan 3 tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna dengan kontrol negatif. Kesimpulan: Kombinasi astaxanthin 0.72 mg/kgBB dan coenzyme Q10 9 mg/kgBB memiliki efek antiinflamasi.
EFEK NEFROTOKSIK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KARAMUNTING (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ SERUM TIKUS GALUR WISTAR ., Nur'azmi Ayuningtyas
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (841.479 KB)

Abstract

Latar Belakang: Daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) merupakan salah satu tanaman yang sedang banyak diteliti dan sedang dikembangkan sebagai pemutih kulit, anti penuaan dan diperkirakan memiliki kemampuan anti oksidan. Penggunaan daun karamunting dosis tinggi menyebabkan kenaikan kadar ureum dan kreatinin darah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis toksik ekstrak etanol 70% daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.). Metodologi: Desain penelitian ini adalah true experimental dengan pendekatan pretest and posttest control group design. Penelitian ini menggunakan 25 tikus dan dibagi 5 kelompok. Kelompok kontrol positif (KP) diberikan injeksi intraperitoneal gentamisin 80mg/kgBB; Kelompok kontrol negatif (KN) diberikan CMC per oral; Kelompok perlakuan 1, 2, 3 diberikan ekstrak daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) dengan dosis masing-masing 600mg/kgBB, 1200mg/kgBB, 2400mg/kgBB per oral. Semua perlakuan dilakukan selama 10 hari. Pemeriksaan darah dilakukan pada satu hari sebelum perlakuan, hari ke-8 perlakuan dan hari ke-11 setelah perlakuan. Data dianalisa menggunakan Repeated ANOVA dan One Way ANOVA yang dilanjutkan dengan analisis Post Hoc Test. Hasil: Penilaian berdasarkan kelompok dosis menunjukkan terjadi peningkatan kadar ureum  dan kreatinin yang bermakna (p<0,05) pada kelompok kontrol positif, kelompok perlakuan 1, 2 dan 3. Sedangkan penilaian berdasarkan waktu tampak adanya perbedaan kadar ureum dan kreatinin yang bermakna (p<0,05) antara kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, kelompok perlakuan 1, 2 dan 3. Kesimpulan: Semakin tinggi pemberian dosis ekstrak etanol 70% daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) maka semakin tinggi peningkatan kadar ureum dan kreatinin pada tikus.
Uji Efektivitas Astaxanthin terhadap Kadar Glutation pada Jaringan Ginjal Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Jantan Galur Wistar yang diinduksi Formaldehid secara Oral ., Andreas Theo Yudapratama
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 4, No 3 (2018): Jurnal Cerebellum
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.216 KB)

Abstract

Latar Belakang. Formaldehid merupakan zat radikal  bebas yang banyak disalahgunakan, sebagai contohnya sebagai pengawet makanan. Paparan formaldehid yang berlebihan dapat merusak  fungsi ginjal melalui stress oksidatif dan menurunkan jumlah antioksidan alami dalam tubuh, salah satunya GSH. Pemberian astaxanthin sebagai antioksidan eksogen diharapakan dapat meningkatkan kadar GSH dalam tubuh. Metode. Desain penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan rancangan posttest-only control group design. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 30 tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok: kelompok kontrol normal: kelompok kontrol negatif hanya diberi induksi formaldehid; kelompok dosis I diberikan astaxanthin 12mg/hari; kelompok dosis 2 diberikan astaxanthin 24 mg/hari; kelompok dosis 3 diberikan astaxanthin 48 mg/hari. Kadar GSH jaringan ginjal diuji dengan metode Ellman kemudian data dianalisis dengan One Way ANOVA dilanjutkan Post Hoc Test LSD. Hasil. Kadar GSH pada kontrol normal adalah 9,599 µg/ml, kontrol negatif 6,335 µg/ml, dosis 12 mg/hari 8,382 µg/ml, dosis 24 mg/hari 13,427 µg/ml, dosis 48 mg/hari 9,979 µg/ml. Kadar GSH dosis 12 mg/hari, 24 mg/hari, dan 48 mg/hari lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol kontrol negatif (LSD, p<0,05). Sementara kadar GSH pada kelompok dosis 48 mg/hari tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol normal (LSD, p>0,05). Kesimpulan.  Astaxanthin dapat berperan sebagai antioksidan dengan meningkatkan kadar GSH jaringan ginjal. Dosis terbaik terdapat pada kelompok dosis 24 mg/hari.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK N-HEKSANA BIJI BUAH LANGSAT (LANSIUM DOMESTICUM COR.) TERHADAP BAKTERI SHIGELLA FLEXNERI SECARA IN VITRO ., Irene Eka Renata Sitompul
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.278 KB)

Abstract

Latar Belakang: Penyakit diare termasuk dalam salah satu masalahkesehatan di Indonesia. Hampir semua spesies Shigella spp. dilaporkan sebagai penyebab diare, terlebih Shigella flexneri yang merupakan penyebabterbanyak dan telah resisten terhadap antibiotik yang menjadi obat lini pertama untuk diare. Tanaman langsat (Lansium domesticum Cor.)merupakan salah satu tanaman yang dapat berpotensi sebagai tanaman obat sebab secara empiris tanaman langsat dapat digunakan untuk mengobatidiare dan disentri (diare berdarah). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak n-heksana biji buah langsat (Lansiumdomesticum Cor.) terhadap Shigella flexneri, menentukan golongan senyawa metabolit sekunder dan menentukan konsentrasi ekstrak n-heksana biji buahlangsat (Lansium domesticum Cor.) yang memberikan konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh minimum (KBM) terhadap Shigellaflexneri. Metodologi: Biji buah langsat diekstraksi secara maserasi denganmenggunakan pelarut n-heksana. Pengujian antibakteri dilakukan denganmetode dilusi tabung untuk menentukan KHM, dilanjutkan dengan kultur padamedia agar Mueller Hinton untuk menentukan KBM. Pengujian dilakukandengan kontrol positif, kontrol negatif dan kontrol pelarut. Hasil: Ekstrak nheksanabijibuahlangsat(LansiumdomesticumCor.)mengandungterpenoiddansaponin. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 100%, 50%, 25%,12.5%, 6.25%, 3.12%, 1.56%, 0.78%, 0.39%, dan 0.19%. Berdasarkan hasilpenelitian, tidak diperoleh KHM maupun KBM terhadap Shigella flexneri.Kesimpulan: Ekstrak n-heksana biji buah langsat (Lansium domesticumCor.) tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Shigella flexneri.Kata Kunci: Antibakteri, ekstrak n-heksana biji buah langsat, Shigella flexneri.
Perbedaan Efektifitas Penyuluhan Kesehatan menggunakan Metode Ceramah dan Media Audiovisual (Film) terhadap Pengetahuan Santri Madrasah Aliyah Pesantren Khulafaur Rasyidin tentang TB Paru Tahun 2015 ., Farah Muthia
Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 2, No 4 (2016): Jurnal Cerebellum
Publisher : Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.391 KB)

Abstract

Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang utama di dunia dan belum ada satu negara pun yang bebas dari TB. Salah satu program penanggulangan TB yang disusun oleh Depkes RI dibidang promotif adalah penyuluhan kesehatan, karena masalah TB banyak berkaitan dengan masalah pengetahuan dan perilaku masyarakat. Penggunaan media penyuluhan kesehatan akan memperjelas informasi yang disampaikan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku. Media audiovisual merupakan media penyuluhan yang menarik dan melibatkan lebih banyak indera. Metodologi. Penelitian ini menggunakan metode quasi-experimental dengan rancangan nonequivalent control group design with pretest and posttest pada 68 orang santri Madrasah

Page 11 of 59 | Total Record : 585


Filter by Year

2013 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 5, No 3a (2019): Jurnal Cerebellum Vol 5, No 3b (2019): Jurnal Cerebellum Vol 5, No 2b (2019): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 5, No 2a (2019): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Cerebellum Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Cerebellum Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar Vol 4, No 4 (2018): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 3 (2018): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Cerebellum Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar Vol 3, No 4 (2017): Jurnal Cerebellum Vol 3, No 3 (2017): Jurnal Cerebellum Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Cerebellum Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Cerebellum Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 2, No 4 (2016): Jurnal Cerebellum Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Cerebellum Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Cerebellum Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Cerebellum Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Kesehatan Khatulistiwa Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Pendidikan Dokter Kalbar Vol 1, No 4 (2015): Jurnal Cerebellum Vol 1, No 3 (2015): Jurnal Cerebellum Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Cerebellum Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Cerebellum Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Mahasiswa PSPD FK UNTAN Tahun 2014 Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Publikasi Mahasiswa PSPD FK UNTAN Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura More Issue