cover
Contact Name
Swastya Rahastamaa
Contact Email
swastya.r@lecturer.itk.ac.id
Phone
+6281266111589
Journal Mail Official
positron@physics.untan.ac.id
Editorial Address
Universitas Tanjungpura Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi Kota Pontianak Kalimantan Barat
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
POSITRON
Core Subject : Science,
POSITRON: Berkala Ilmiah Fisika (POSITRON) is a peer-reviewed open accessed Indonesian journal that publishes scientific research papers in the field of physics and its application. The journal covers a wide range of topics in physics, including conceptual studies, theoretical and experimental studies, the use of computational methods, instrumentation, and multidisciplinary studies involving physics. This journal aims to be a platform to exchange research results in physics-related topics across all scientific disciplines. POSITRON is published by Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura, Indonesia, twice a year (Mei and November). This journal is accreditated SINTA 2 by RISTEKDIKTI and indexed in Directory of Open Access Journal (DOAJ), Bielefeld Academic Search Engine (BASE), Google Scholar, Science and Technology Index (Sinta), Garda Rujukan Digital (GARUDA), and Indonesia One Search (IOS). All articles in this journal are uniquely identified with DOI.
Articles 222 Documents
Automatic Recognition of Pelung and Canary Bird Sounds Using Machine Learning and Signal Enhancement Agustika, Dyah Kurniawati; Kadarisman, Nur; Sumarna, Sumarna; Purwanto, Agus
POSITRON Vol 15, No 1 (2025): Vol. 15 No. 1 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/positron.v15i1.93137

Abstract

Bird sound classification is a valuable tool in ecological monitoring and species identification, particularly for non-invasive assessment in natural environments. However, challenges such as limited labeled data and environmental noise often reduce the reliability of classification models. This study presents a lightweight bird sound classification pipeline that integrates signal preprocessing, audio augmentation, and machine learning to address these issues. Two bird species with distinct vocal characteristics, Pelung (a crossbreed involving Bangkok chickens) and Canary (Serinus canaria), were used as case subjects. A total of 40 original 2-second audio clips were extracted from longer field recordings, then processed through frame-based energy attenuation, bandpass filtering (1"“8 kHz), and RMS normalization. Ten augmentation techniques were applied to each original file to improve generalization, generating 400 augmented files for model training. Feature extraction was performed using 13-dimensional Mel Frequency Cepstral Coefficients (MFCCs), and Principal Component Analysis (PCA) was used to visualize the effect of filtering. Classification was conducted using a Support Vector Machine (SVM) with a radial basis function (RBF) kernel. Results showed that filtering improved classification accuracy from 90% to 95% on the original data. Furthermore, using only augmented data for training and original data for testing yielded 100% classification accuracy, demonstrating excellent generalization. This study highlights the effectiveness of combining adaptive preprocessing and augmentation for reliable bird sound classification under limited and noisy conditions.
Sintesis Nano Fertilizer Carbon Dots dari Kulit Pisang Nangka (Musa paradisiaca L.) yang Diperkaya Urea dan Pengujiannya pada Pertumbuhan Vegetatif (Awal) Tanaman Jagung Taqiyyah, Izzatut; Maddu, Akhiruddin; Suhartanto, M Rahmad
POSITRON Vol 15, No 1 (2025): Vol. 15 No. 1 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/positron.v15i1.86743

Abstract

Carbon dots (CDs) yang berasal dari karbon hijau merupakan salah satu contoh bahan organik yang dapat digunakan untuk membuat pupuk nano yang tidak beracun dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan proses sintesis nano fertilizer (pupuk nano) carbon dots yang diberi pengayaan nitrogen (N-CDs) dari prekursor kulit pisang nangka dan dilakukan pengujiannya sebagai pupuk nano pada pertumbuhan vegetatif jagung. Penelitian ini juga menguji karakteristik N-CDs dan efektivitasnya terhadap pertumbuhan vegetatif jagung. Metode yang digunakan adalah metode perbandingan langsung. Berdasarkan uji karakteristik CDs dan N-CDs, sejumlah gugus fungsi yang dimiliki bersama oleh CDs dan N-CDs adalah gugus hidroksil C(=O)OH dan sejumlah gugus fungsi lainnya seperti C=C-C, C-O-O, dan C-Cl terdapat dalam N-CDs tetapi tidak dalam CDs. Energi celah pita CDs kulit pisang nangka 40 mg/L urea 0% adalah 2,46 eV, dan CDs kulit pisang nangka 40 mg/L urea 10% adalah 3,99 eV. Cahaya sian dihasilkan oleh CDs dan N-CDs, namun warna sian kurang kuat pada N-CDs. Demikian pula, CDs 40 mg/L dan N-CDs 40 mg/L urea 10%, masing-masing menghasilkan panjang gelombang emisi 505 nm dan 496 nm berdasarkan uji Confocal Laser Scanning Microscope (CLSM). Secara signifikan kinerja N-CDs menunjukkan pengaruh yang lebih baik dibandingkan perlakuan CDs dan urea pada pertumbuhan vegetatif jagung.
Towards a Formant-Based Model of Sundanese Vowel Distinction: Evidence of Gender-Dependent Acoustic Patterns in /è/, /e/, and /eu/ Suwandi, Galih Restu Fardian; Julaeha, Juju; Khairina, Jasmine; Rohman, Syifa Nailufar
POSITRON Vol 15, No 2 (2025): Vol. 15 No. 2 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/positron.v15i2.88904

Abstract

The fundamental frequency (pitch or F0) is the lowest in a sound signal, while the formant frequency is the resonant frequency that occurs in the vocal track. Both are acoustic parameters that are essential to identify sound signals. The pitch and formant are extracted from the subject, which consisted of 16-17-year-old Sundanese, 20 males and 20 females. Praat software extracts pitch and the first to fourth formant (F1-F4) on each sound signal of the letters /è/, /e/, and /eu/. The analysis showed that each vowel /è/, /e/, and /eu/ in males had a smaller pitch and formant than in females, with gradient differences /è/, /e/, and /eu/ was 48.22, 157.49, and 136.27. Regarding the significant level Two Tailed T-Test statistic calculation, most formant frequency comparisons of 2 vocals (/è/ and /e/, /e/ and /eu/, /è/ and /eu/) are significantly distinguished. The study also showed that several vocals had an undistinguished formant frequency at F3. It can be concluded that the pronunciation of /è/, /e/, and /eu/ between males and females can be identified through the fundamental and formant frequency.
Sintesis dan Karakterisasi Karbon Aktif Kulit Kacang Tanah dengan Variasi Suhu Aktivasi sebagai Adsorben Besi pada Air Gambut Wahyuni, Dwiria; Sinaga, Dian Tarni; Asri, Asifa
POSITRON Vol 15, No 2 (2025): Vol. 15 No. 2 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/positron.v15i2.102283

Abstract

Kulit kacang tanah merupakan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Oleh karenanya, diperlukan upaya pengolahan limbah kulit kacang tanah, misalnya dengan mengubahnya menjadi adsorben yang dapat digunakan dalam proses remediasi lingkungan air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis performa karbon aktif kulit kacang tanah teraktivasi H2SO4 dengan variasi suhu aktivasi dalam menyerap kandungan besi pada air tanah gambut. Karbon aktif diperoleh dengan melalui tahap preparasi, karbonisasi, dan aktivasi kimia-fisika. Kulit kacang tanah dikarbonisasi pada suhu 450oC. Kemudian diaktivasi secara kimia menggunakan H2SO4 0,05M selama 24 jam. Pada penelitian ini, digunakan variasi suhu aktivasi yaitu 100oC, 200oC, 300oC, 400oC, 500oC dan 600oC selama 1 jam. Analisis terhadap konsentrasi kandungan besi menggunakan spektrofotometer adsorpsi atom menunjukkan bahwa karbon aktif yang teraktivasi pada suhu 200oC mempunyai kemampuan adsorpsi kandungan besi terbaik sebesar 80%. Analisis terhadap citra SEM terhadap permukaan karbon aktif menunjukkan bentuk pori yang tidak teratur. Namun, jumlah pori pada suhu 200oC adalah yang terbanyak. Uji kandungan air dan kandungan abu pada karbon aktif yang disintesis menunjukkan bahwa seluruh variasi sudah memenuhi standar SNI untuk kedua paramater uji. Dengan demikian, variasi suhu aktivasi 200oC memberikan karbon aktif kulit kacang dengan karakter terbaik.
Simulasi dan Eksperimen Profilometer Optik Tiga-Dimensi (3-D) Menggunakan Transformasi Fourier Sasono, Margi; Nabitha, Dhea Aura
POSITRON Vol 15, No 2 (2025): Vol. 15 No. 2 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/positron.v15i2.92893

Abstract

Pengetahuan bentuk tiga dimensi (3-D) permukaan obyek riil dengan menggunakan pencitraan optik sangat penting untuk kepentingan teknologi modern. Saat ini penggunaan kamera digital terbatas hanya mampu menghasilkan citra 2-D, sehingga kehilangan informasi penting terkait dengan bentuk asli obyek riil. Perangkat optik 3-D komersial yang ada masih mengandung banyak kelemahan. Di antara semua perangkat tersebut, profilometer optik 3-D berdasarkan pada structured light measurement (SLM) dengan algoritma phase-shifting profilometry (PSP) paling menarik karena menawarkan akurasi tinggi, kecepatan, dan efisiensi biaya. Namun, proses PSP membutuhkan banyak tangkapan citra (multi-frames) sehingga sangat rentan terhadap gerak obyek dan fluktuasi cahaya. Di sisi lain, profilometer optik 3-D Fourier Transform Profilometry (FTP) membutuhkan hanya satu citra (single frame) sehingga menawarkan metode SLM alternatif yang lebih sederhana, efisien, dan ekonomis. Akan tetapi, sejauh ini belum ada perangkat profilometer optik 3-D komersial yang bekerja berdasarkan pada FTP dikarenakan masih menghadapi beberapa kendala. Oleh karena itu, makalah ini menyajikan simulasi dan eksperimen untuk menguji kinerja FTP dan mengidentifikasi beberapa kendala yang muncul. Secara teknis FTP menggunakan perangkat proyektor Liquid Crystal Device (LCD) dan kamera digital. Proyektor LCD mengiluminasikan pola-pola frinji mirip sinyal sinusoidal ke atas permukaan obyek yang diuji. Kamera digital menangkap citra perubahan pola-pola frinji ini sebagai citra distorsi relatif terhadap citra referensi. Kedua citra diolah secara digital dengan algoritma Fast Fourier Transform (FFT) untuk mengekstraksi beda-fase sebagai dasar untuk merekonstruksi citra 3-D obyek riil yang diuji. Secara umum, hasil simulasi dan eksperimen menunjukkan bahwa FTP mampu menghasilkan rekonstruksi citra 3-D, baik permukaan obyek simulasi maupun obyek riil sesuai dengan bentuk asli obyek yang diuji. Hasil rekonstruksi citra 3-D masih memerlukan optimasi lebih lanjut. Namun demikian, hasil ini memberikan bukti awal (proof-of-concept) yang signifikan dan dapat menjadi dasar pengembangan profilometer optik 3-D yang aplikatif, misalnya untuk dokumentasi citra digital 3-D seni topeng atau artefak budaya lainnya.
Pengembangan Instrumen Pengukuran Energi Listrik Berbasis ESP32 Dengan Integrasi Sensor Arus SCT013 dan Sensor Tegangan ZMPT101B Satya, Trias Prima; Puspasari, Fitri; Admoko, Estu Muhamad Dwi
POSITRON Vol 15, No 2 (2025): Vol. 15 No. 2 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/positron.v15i2.100457

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pengembangan instrumen pengukuran energi listrik berbasis ESP32 dengan integrasi sensor arus SCT013 dan sensor tegangan ZMPT101B. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan instrumen pengukuran baru untuk pemantauan dan analisis konsumsi energi listrik yang akurat, mudah digunakan, dan murah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu merancang perangkat keras dengan merakit sensor SCT013, ZMPT101B, ESP32 ke dalam satu rangkaian instrumentasi, merancang sistem perangkat lunak, dan menguji instrumen yang dikembangkan. Hasil pengujian pada beban resistif lampu pijar 100 W, 200 W, 300 W, dan 400 W menunjukkan bawa instrumen dapat mengukur energi listrik dengan nilai masing-masing sebesar (147,01±4,65) W, (215,53±6,45) W, (273,23±8,18) W, dan (322,85±9,59) W. Berdasarkan kalibrasi dengan alat standard, instrumen dapat mengukur dengan baik pada beban 200 W. Instrumen pengukuran energi listrik yang dikembangkan dapat menampilkan hasil ukur dengan baik pada smartphone/laptop menggunakan sistem IoT.
Inversi 2D Data Magnetotelurik menggunakan Analisis Tensor Fase di Daerah Silverton, Colorado, USA Irawati, Selvi Misnia; Faidah, Puti Athiyah
POSITRON Vol 15, No 2 (2025): Vol. 15 No. 2 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/positron.v15i2.92353

Abstract

Struktur geologi terbentuk akibat proses tektonik dan aktivitas vulkanik, yang berpotensi menghasilkan sumber daya alam maupun memicu bencana geologi. Salah satu metode geofisika yang efektif untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan adalah metode magnetotelurik (MT). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dimensionalitas dan arah geoelectrical strike menggunakan analisis tensor fase serta memodelkan struktur geologi melalui pemodelan 2D MT dengan inversi Non Linier Conjugate Gradient (NLCG) di daerah Silverton, Colorado, USA. Data magnetotelurik diolah melalui tahapan analisis tensor fase, rotasi strike, dan inversi 2D untuk memperoleh distribusi resistivitas bawah permukaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa dimensionalitas data pada periode rendah, sedang, dan tinggi bersifat 2D, dengan arah geoelectrical strike timur laut–barat daya sebesar N45E°. Dari hasil pemodelan resistivitas 2D, pada lintasan 1 teridentifikasi tiga sesar, yaitu sesar minor dengan arah utara–selatan, serta kelanjutan Sesar Pegunungan San Juan dengan arah tenggara–barat laut. Pada lintasan 2, diperoleh empat sesar yang berasosiasi dengan ring-fault-zone Kaldera Silverton, dengan arah timur laut–barat daya dan utara–selatan, sesuai dengan informasi geologi. Hasil ini memberikan informasi kejelasan baru terhadap struktur sesar kompleks Silverton berdasarkan integrasi analisis tensor fase dan inversi 2D MT sebagai pendekatan untuk memahami struktur geologi.
Analysis of Rainfall Patterns in Sulawesi Using the Empirical Orthogonal Function (EOF) Method and Composite Analysis Ariska, Melly; Setiyowati, Devi Ariska; Siahaan, Sardianto Markos; Seprina, Iin; Firdausi, Huriyatul; Taufiq, Taufiq
POSITRON Vol 15, No 2 (2025): Vol. 15 No. 2 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/positron.v15i2.91149

Abstract

topography, and ocean-land interactions, which shape weather patterns and rainfall intensity variability. This study analyzes rainfall patterns in Sulawesi Island from 1981 to 2015 using the Empirical Orthogonal Function (EOF) method and composite analysis with machine learning. The results show that the EOF method successfully identifies three primary modes of rainfall variability. EOF Mode 1 captures negative anomalies, while EOF Mode 2 and EOF Mode 3 capture both positive and negative rainfall anomalies. EOF Mode 1 is the dominant component, explaining nearly 70% of the total variance. EOF Modes 2 and 3 capture additional variations on a smaller scale, and collectively, these three modes explain 88.53% of the total rainfall variability. Meanwhile, composite analysis reveals that global factors such as ENSO and the Indian Ocean Dipole (IOD) also influence rainfall variability, impacting drought periods and extreme rainfall events. During El Niño and positive IOD phases, rainfall deficits occur, potentially leading to prolonged droughts. Conversely, during La Niña and negative IOD phases, Sulawesi experiences a significant rainfall surplus, increasing the risk of hydrometeorological disasters such as floods and landslides.
Design of Measurement System for Laboratory-Scale Resistivity Meter with ADS1115 and Buffer Lubis, Lailatul Husna; Kasma, Doan Aditya; Nasution, Mulkan Iskandar
POSITRON Vol 15, No 2 (2025): Vol. 15 No. 2 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/positron.v15i2.99679

Abstract

A resistivity meter relies on its measurement system as a crucial part that determines the accuracy of data acquisition in geoelectrical methods. Previous developments in digital resistivity meters using voltage sensor modules, INA219 modules, and ACS712 modules have shown limitations in terms of accuracy and the resolution of their analog-to-digital converters (ADC). These shortcomings can be overcome by integrating the ADS1115 module, which converts analog sensor signals into precise digital outputs down to the millivolt range. NodeMCU ESP32 is used to process digital signals from the ADS1115 into current and voltage readings displayed on the LCD; then data monitoring and download can be performed via the website. Measurement data is stored on a microSD card with date and time synchronization from the DS3231 real-time clock (RTC) module. Calibration results show very high linearity in the input range of ±30–500 mA for current and ±0.0005–6.5 V for voltage, with an R² value of 0.999, indicating that the regression equation is can used to describes the sensitivity characteristics of the measurement system. Accuracy tests resulted in an average of 99.8% for the current measurement system and 99.9% for the voltage measurement system, suggesting that sensor readings closely align with the results of standard measuring instruments like multimeters. Prototype testing in laboratory-scale produced inverse modeling graph with the first layer of homogeneous sand samples and the first and second layers of sand mixed with gravel samples in accordance with previous studies, by the RMS error obtained for each sampel were 26.58% and 39.70%.
Analisis Kinerja Metode Elektrokoagulasi Dengan Pelat Berlubang Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Air Sumur Bor Asri, Asifa; Kornelia, Yenniarti; Wahyuni, Dwiria
POSITRON Vol 15, No 2 (2025): Vol. 15 No. 2 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/positron.v15i2.101568

Abstract

Ketersediaan air bersih tidak selalu mampu memenuhi kebutuhan masyarakat seiring meningkatnya jumlah penduduk, sehingga air sumur bor banyak dimanfaatkan sebagai sumber air alternatif. Namun, air sumur bor cenderung mengandung padatan tersuspensi, logam terlarut seperti besi, serta memiliki nilai pH yang tidak stabil sehingga perlu diproses melalui pengolahan awal untuk memenuhi standar kualitas air bersih. Penelitian ini mengevaluasi kinerja proses elektrokoagulasi dalam meningkatkan kualitas air sumur bor menggunakan elektroda pelat berlubang dengan variasi diameter lubang 7 mm, 5 mm, dan 3 mm, serta pelat tanpa lubang. Efisiensi proses dinilai menggunakan metode pembobotan multikriteria berdasarkan parameter kualitas air (kadar besi, kekeruhan, TDS, dan pH) serta performa operasi (massa anoda terlarut dan konsumsi energi listrik). Hasil menunjukkan bahwa pelat berdiameter 5 mm menghasilkan perbaikan kualitas air paling tinggi, dengan reduksi kadar besi sebesar 67,31%, kekeruhan 98,50%, TDS 30,65%, serta pH yang mencapai rentang normal. Dari aspek performa alat, pelat 5 mm menghasilkan pelarutan anoda minimum, sedangkan konsumsi energi terendah diperoleh pada pelat berdiameter 7 mm dengan nilai 42,44 kWh/m³. Berdasarkan skor pembobotan keseluruhan, pelat berlubang berdiameter 5 mm merupakan konfigurasi paling efisien dengan nilai efisiensi 76% dalam meningkatkan kualitas air sumur bor melalui proses elektrokoagulasi.