cover
Contact Name
Abdur Rohman
Contact Email
abdur101186@gmail.com
Phone
+6285731032511
Journal Mail Official
abdur101186@gmail.com
Editorial Address
Jl. Wills, Kelurahan Kramat, Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur
Location
Kab. nganjuk,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam dan Tasawuf
ISSN : 24425907     EISSN : 27972585     DOI : https://doi.org/10.53429/spiritualis
Core Subject : Religion,
The Jurnal Ilmiah Spritualis: Jurnal Pemikiran Islam dan Tasawuf, published two times (March and September) a year since 2018, is a peer-reviewed journal and furnishes an international scholarly forum for research on Sufism, Tariqa, Islamic Philosophy, Islamic Theology, and Islamic Thought. Taking an expansive view of the subject, the journal brings together all disciplinary perspectives. It publishes peer-reviewed articles on the historical, cultural, social, philosophical, political, anthropological, literary, artistic and other aspects of Sufism, Tariqa, Islamic Philosophy, Islamic Theology, Islamic Thought in all times and places. By promoting an understanding of the richly variegated Sufism, Tariqa, Islamic Philosophy, Islamic Theology, and Islamic Thought in both thought and practice and in its cultural and social contexts, the journal aims to become one of the leading platforms in the world for new findings and discussions of all fields of Islamic studies.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 105 Documents
METODE TENAGA DALAM ASMAUL HAQ DI PONPES AL’ ARFIYYAH MOJODUWUR, NGANJUK Ahmad Yahya Tri Wibowo
Bahasa Indonesia Vol 8 No 1 (2022): TASAWUF DAN MEDIA TEKNOLOGI
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/spiritualis.v8i1.381

Abstract

Pada dasarnya setiap orang memiliki apa yang disebut dengan tenaga dalam hanya saja mereka tidak mengetahui bagaimana cara membangkitkan atau mengembangkannya. Tenaga dalam itu sudah ada sejak manusia dilahirkan. Pengembangan spiritualitas tenaga dalam dengan metode Asmaul Haq di Ponpes Al-Arfiyyah Mojoduwur, Nganjuk adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan, ruh kebatinan yang hakiki atau sesuatu yang supranatural perantara suatu amalan membaca lafadz "Allah", menurut aturan-aturan dan syarat-syarat tertentu menuju Allah, diponpes Al-Arfiyyah Mojoduwur, Nganjuk. Konsep fenomenologi sebagai acuan dalam menjawab rumusan masalah sebagaimana ontologi spiritualitas tenaga dalam Asmaul Haq, amalan (dzikir) Asmaul Haq dan implikasi Asmaul Haq terhadap spiritualitas santri yang ada di Ponpes Al-Arfiyyah Mojoduwur, Nganjuk. Fenomenologi bisa diartikan sebagai studi tentang pengalaman hidup seseorang atau metode untuk ,mempelajari bagaimana individu secara subyektif merasakan pengalaman dan memberikan makna dari fenomena tersebut. Fenomenologi juga erat kaitannya dengan studi kesadaran (study of consciousness)
KONSEP AHL AL-FATRAH ASH‘ARIYAH DAN SALAFI (Studi Komparasi Penafsiran Shaykh Nawawi Al-Bantani dalam Tafsir Marah Labid dan Shaykh Al-Shinqiti dalam Tafsir Adwa’ al-Bayan) Rofik Maftuh
Bahasa Indonesia Vol 8 No 1 (2022): TASAWUF DAN MEDIA TEKNOLOGI
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/spiritualis.v8i1.382

Abstract

Tulisan ini mencoba untuk melihat bagaimana perbandingan antara penafsiran Syaikh Nawawi al-Bantani dalam kitab tafsir Marah Labid sebagai representasi ulama Asy’ariyah di Arab dan penafsiran Syaikh As-Syinqiti sebagai representasi ulama manhaj salafi di Arab. Ditemukan bahwa Syaikh Nawawi al-Bantani mengkasifikasi ahl al-Fatrah menjadi tiga kategori, yaitu kelompok orang yang selamat (su’ada), kelompok orang yang celaka (asqiya) dan yang ketiga dibawah kehendak Allah (tahta al-Masyiiah). Sementara SyaikhAs-Syinqiti begitu kuat dalam mepertahankan argumen bahwa setiap orang yang tidak mendapatkan dakwah rasul (ahl al-fatrah) tidak mendapatkan siksa ataupun sebagai ahli neraka meskipun mati dalam keadaan kafir. Perbedaan keduanya terdapat pada siapa saja yang termasuk golongan selamat di akhirat kelak, Syaikh Nawawi menilainya berdasarkan kategori yang beliau sebutkan, sedangkan As-Syinqiti tanpa membedakan sesama ahl al-fatrah.
PERKEMBANGAN MADRASAH SEBAGAI INSTITUSI PENDIDIKAN ISLAM PALING MODERN PADA MASA DINASTI ‘ABBASIYAH (750-1250 M) wasito
Bahasa Indonesia Vol 8 No 1 (2022): TASAWUF DAN MEDIA TEKNOLOGI
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/spiritualis.v8i1.383

Abstract

Penelitian ini hendak membahas terkait sejarah madrasah sebagai Lembaga Pendidikan yang paling maju di zaman keemasan Islam, dinasti Abbasiyah. Sebelum Dinasti Abbasiyah, pusat kegiatan Dunia Islam selalu bermuara pada masjid. Masjid dijadikan centre of education. Pada Dinasti Abbasiyah inilah mulai adanya pengembangan keilmuan dan teknologi diarahkan ke dalam ma'had. Lembaga ini kita kenal ada dua tingkatan yaitu maktab/kuttab dan masjid serta tingkat pedalaman. Pada perkembangan selanjutnya mulailah dibuka madrasah-madrasah yang dipelopori Nizhamul Muluk yang memerintah pada tahun 456-485 H. Lembaga inilah yang kemudian berkembang pada masa Dinasti Abbasiyah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kajian Pustaka. Yaitu sebuah penelitian yang mengkaji suatu objek pembahasan berdasarkan literatur pustakayang didapatkan. Penelitian ini menghasilkan temuan: 1) Motivasi yang mendasari kelahiran madrasah, yaitu selain motivasi agama dan motivasi ekonomi karena berkaitan dengan ketenagakerjaan, juga motivasi politik. 2) Meskipun madrasah sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran di Dunia Islam baru timbul sekitar abad ke-4 H. Ini bukan berarti bahwa sejak awal perkembangannya Islam tidak mempunyai lembaga pendidikan dan pengajaran. Pada periode awal telah berdiri beberapa madrasah yang menjadi cikal bakal munculnya Madrasah Nizhamiyah. 3) Perhatian kaum Muslimin terhadap pendirian sekolah di segala penjuru negeri, menunjukkan betapa tinggi peradaban mereka. Umat Islam memandang bahwa ilmu merupakan asas setiap kemajuan.
PENAFSIRAN KEISLAMAN DI LAMAN YOUTUBE: STUDI KASUS TAFSIR LISAN GUS IZZA SADEWAA M. Ulil Abshor
Bahasa Indonesia Vol 8 No 1 (2022): TASAWUF DAN MEDIA TEKNOLOGI
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/spiritualis.v8i1.384

Abstract

Gus Izza's oral exegeses on YouTube with the subject of Gus Izza and the object of interpretation aboutIslam including faith, monotheism, useful people and role’s ulama’ are the main basis of legitimacy that focuses on the transformative aspect of human life. Transformative aspect that are formed from the intersection of the Qur'an with communication media come from two things communicator (speaker) and communicant (audience). Communicator produced orality conveyed through YouTube, while communicants give birth to the transformative aspect of understanding human consciousness. The approach used in this research is interpretive descriptive. The theory used in analyzing the interpretation of Gus Izza on YouTube is the theory of orality and structure of Jean Piaget - Kuntowijoyo's quote -. Orality theory as the nature of human language that communicated without face to face directly. While the structure forms transformative aspect in the form of surface structure and deep structure. The results obtained reflect that Gus Izza's oral exegeses model is not a complete and complex interpretation, but an Islamic discourse that is based on the subject's understanding of Islam forming a dynamic and transformative human self-awareness. Dynamic form of surface structure and transformative form of deep structure
Qiraat Imam ‘Asim dan Implikasinya terhadapTafsir Mukhlis, Imam; Herman
Bahasa Indonesia Vol 8 No 2 (2022): TAFSIR DAN KHAZANAH INTELEKTUAL MUSLIM KLASIK
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/spiritualis.v8i2.404

Abstract

Abstrak Alquran adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw secara berangsur-angsur. Alquran memiliki tujuh macam bacaan yang tergolong mutawatir atau yang masyhur dikenal dengan qira>a>t sab‘ah. Setiap qira>a>t disandarkan pada satu Imam Qurra>’ dengan satu atau dua orang perawi. Diantara tujuh jenis qira>a>t yang termasyhur dan paling banyak dipakai bacaannya oleh umat Islam adalah qira>a>t Imam ‘A>s}im. Oleh sebab itu penelitian ini difokuskan untuk menelaah qira>a>t Imam ‘A>s}im dan implikasinya terhadap tafsir, seperti kata (منزلا ) yang terdapat dalam surah al-Mu’minun [23] ayat : 29, kata (معذرة ) surah al-A‘ra>f [7] ayat : 164 dan kata (فعززنا ) surah Yasin [36] ayat : 25. Imam A>s{im memiliki dua perawi, yaitu imam Hafsh dan imam Shu‘bah. Perbedaan qira>a>t imam ‘A>s}im dengan imam yang lain ada pada tiga sisi, yaitu : sisi harkat bina’ (bentuk suatu lafaz} berdasarkan struktur huruf-huruf yang menjadi fa’ fi‘l, ‘ain fi‘il dan lam fi‘ilnya), sisi harkat I’rab (perubahan harkat akhir kata) dan sisi s}ighah (bentuk) fi‘il. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian library research.
Kritik Misbah Musthofa dalam Tafsir al-Iklil Terhadap Kebijakan Program KB di Era Orde Baru Ahmad, Nehru Millat
Bahasa Indonesia Vol 8 No 2 (2022): TAFSIR DAN KHAZANAH INTELEKTUAL MUSLIM KLASIK
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/spiritualis.v8i2.435

Abstract

Abstract In this paper, we will discuss the interpretation of Misbah Musthofa's work entitled al-Iklil fi Ma'ani al-Tanzil. In this interpretation using the tahlili method and the style of this interpretation when viewed from several opinions it has several features, but in this writing the author includes the Sufistic style and adab al-Ijtima'i. In interpreting a verse Misbah Musthofa goes through a lot of ratios (bi al-Ray'i). The purpose of writing this commentary is so that people are always guided by the Qur'an in life in the world. In addition, this interpretation also criticizes a lot of problems or events that occur in the midst of society. As the author gave an example of the ban on family planning according to Misbah Musthofa by linking the incident to the story of Pharaoh. The result of this study is the interpretation of al-Iklil fi Ma'ani al-Tanzil is one of the interpretations with an archipelago nuance with its interpretation using the Javanese Pegon script. In his interpretation, Misbah Musthofa always explains the meaning of the verse clearly and in detail, for example the relationship of a verse with verses and hadiths. However, when including a history of hadith, Misbah Musthofa does not include the sanad of the hadith.
Revitalisasi Tafsir Balaghi:
Telaah al-Shamil fi Balaghat al-Qur’an Karya Muhammad Afifudin Dimyathi Amru, Khobirul; Muh. Yusrol Fahmi
Bahasa Indonesia Vol 8 No 2 (2022): TAFSIR DAN KHAZANAH INTELEKTUAL MUSLIM KLASIK
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/spiritualis.v8i2.456

Abstract

This article studies a book al-Sha>mil fi> Bala>ghat al-Qur’a>n and the endeavor of its author, Muhammad Afifudin Dimyathi, in revitalizing the bala>ghi> exegetical studies in Nusantara. Employing a descriptive-analytical method and materials delivered by Afifudin at several occasions, this article attains two main findings. Firstly, the snapshot of al-Sha>mil fi> Bala>ghat al-Qur’a>n at first glance can be understood from three things: the setting of its arrangement, the process of its pre-arrangement, and the process of its arrangement. It is quintessential for whomever to understand those three things in order that the scope, the beginning and the end, and the methodological framework of al-Sha>mil can be comprehended well. Secondly, one of the Afifudin’s endeavors in revitalizing the bala>ghi> exegetical studies in Nusantara is by reasserting and reaffirming the functions of bala>ghah in the context of exegetical Qur’an. In this context, according to him, at least the are five functions of bala>ghah: to reveal the hidden meaning and the implicit meaning from both of the words and the phrases of the Qur’an, to disclose the accuracy of the meaning from the diction of the Qur’an and the secret of its choices, to elucidate the harmony of several words in a verse and of several verses in a surah, to be able to evade misunderstanding or the Qur’an-unwanted understanding, and to help expound mutasha>biha>t verses.
Revolusi Tanpa Penindasan: Telaah atas Teologi Pembebasan dan Teologi Perdamaian Asghar Ali Engineer Rizal Fanani
Bahasa Indonesia Vol 8 No 2 (2022): TAFSIR DAN KHAZANAH INTELEKTUAL MUSLIM KLASIK
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/spiritualis.v8i2.471

Abstract

Adanya revolusi dalam tatanan hidup umat manusia sudah lumrah terjadi. Akan tetapi, revolusi selalu saja membawa kesan peperangan, korban, bahkan penindasan. Di Islam, dewasa ini muncul stigma bahwa gerakan revolusioner identik dengan fundamentalisme dan terorisme. Stigma ini karena pengaruh dari media yang lebih sering menampilkan wajah gerakan revolusioner Islam yang keras. Namun memang begitu umunya, arus utama gerakan revolusioner Islam yang tidak pro dengan status quo lebih sering menggukan kekerasan. Artikel ini berusaha untuk menjelaskan tentang semangat gerakan revolusioner Asghar Ali Engineer yang tidak pro dengan status quo tetapi juga konsisten dengan prinsip-prinsip perdamaian. Gerakan itu dapat dikaji dari konsep besar teologi pembebasan dan teologi perdamaiannya. Dengan menggunakan metode deskripsi analisis, penulis menyimpulkan bahwa gerakan revolusioner yang diusung oleh Asghar Ali Engineer masih berada pada tahap gerakan penyadaran kepada umat Islam bahwa Islam adalah agama pembebasan dan agama perdamaian. Islam merupakan agama yang selalu memihak pada siapa saja yang tertindas dan menolak status quo yang selalu melakukan eksploitasi. Dimaksud gerakan revolusioner Islam oleh Asghar Ali Engineer bukanlah gerakan untuk semata-mata menguasai atas yang lain tetapi merupakan gerakan kasih sayang untuk memperjuangkan hak-hak pihak yang tertindas dengan berprinsip pada keadilan. Bagi Asghar, perang dan kekerasan hanya dapat digunakan untuk mempertahankan diri dari serangan dan merupakan keputusan paling terakhir apabila jalan perdamaian sudah tidak dimungkinkan.
Makna Tradisi Nyebuh dalam Budaya Madura Di Desa Sungai Jawi Kota Pontianak Andriyani, Fitri
Bahasa Indonesia Vol 8 No 2 (2022): TAFSIR DAN KHAZANAH INTELEKTUAL MUSLIM KLASIK
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/spiritualis.v8i2.472

Abstract

Tulisan ini menganalisis tradisi Nyebuh dengan menjelaskan deskripsi dan makna pelaksanaan tradisi Nyebuh di wilayah Madura dengan mengambil area penelitian di Desa Sungai Jawi Dalam, Kecamatan Pontianak Barat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Data diekstraksi dalam pemahaman yang mendalam dan komprehensif. Data penelitian ini diperoleh melalui observasi partisipan dan pengumpulan sumber bacaan, literatur, jurnal, buku dan media cetak online yang berkaitan dengan penelitian ini. Peneliti juga melakukan wawancara dengan masyarakat Madura yang terlibat langsung dalam pelaksanaan tradisi Nyebuh di desa Sungai Jawi Dalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tradisi Nyebuh adalah upacara atau memperingati seribu hari kematian. Kegiatan ini dipenuhi dengan keselamatan dan merupakan yang terakhir atau penutup dari beberapa keselamatan sebelumnya. Namun, bukan berarti keluarga yang berduka lupa dan tidak mendoakan mereka, namun keselamatan akan tetap dilakukan melalui kegiatan lain. Tradisi ini masih diturunkan dari generasi ke generasi di masyarakat Madura dan dilestarikan dalam setiap perayaan kematian yang diadakan, karena mengandung kesucian yang tidak dapat digantikan oleh yang lain, serta bentuk cinta dan ketulusan dari keluarga kepada roh yang akan mengucapkan selamat tinggal dan pergi selamanya.
Kritik Abdurrouf al-Singkili Terhadap Paham Wujudiyah dalam Kitab Tarjumanul Mustafid Lub Liyna Nabilata
Bahasa Indonesia Vol 8 No 2 (2022): TAFSIR DAN KHAZANAH INTELEKTUAL MUSLIM KLASIK
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/spiritualis.v8i2.487

Abstract

Islam pertama kali diperkenalkan ke Indonesia adalah ajaran yang sarat dengan tasawuf atau sufisme, baik dalam doktrin maupun praktik keagamaannya. Salah satu ajaran sufisme yang menempati peran sentral dalam percaturan intelektual Islam nusantara abad ke-16 dan 17 adalah paham wujudiyah. Artikel ini mencoba menganalisis kritik Abdurrouf al-Sinkili terhadap paham wujudiyah dalam kitab tafsir Tarjumanul Mustafid yang merupakan tafsir lengkap pertama dalam bahasa melayu di Nusantara abad 17 M. kitab ini terlahir dari fenomena sosial-keagamaan dimana masyarakat dihadapkan pada polemik yang terjadi antara pengikut paham wujudiyah dan ortodoksi tasawuf sunni. Al-Sinkili muncul sebagai sosok moderat dan kompromistik dalam mengurai ketegangan tersebut. Hal yang menarik untuk digarisbawahi adalah bagaimana al-Sinkili mendasarkan argumentasinya terhadap beberapa teks al-Qur’an dalam redefinisi konsep wujudiyyah. Walhasil, melalui artikel penulis sampai pada kesimpulan al-Sinkili merupakan tokoh yang menganut paham bahwa satu-satunya wujud hakiki adalah Allah, sedangkan alam ciptaanNya adalah wujud bayangan yakni bayangan dari wujud hakiki. Antara bayangan (alam) dengan yang memancarkan bayangan (Tuhan) tentu terdapat keserupaan, pada alam yang tampak ini Tuhan menampakkan dirinya (Tajalli).

Page 6 of 11 | Total Record : 105