cover
Contact Name
Bayu Koen Anggoro
Contact Email
bahasaseni.journal@um.ac.id
Phone
+628123319233
Journal Mail Official
bahasaseni.journal@um.ac.id
Editorial Address
Semarang St. No 5, Malang, Indonesia
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya
ISSN : 08548277     EISSN : 25500635     DOI : https://doi.org/10.17977
Core Subject : Education,
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya is a double-blind peer-reviewed international journal published twice a year in February and August (ISSN 0854-8277) (E-ISSN 2550-0635). This journal publishes scientific articles on language, literature, art, as well as their relation to teaching. lt publishes empirical and theoretical studies in the form of original research, case studies, research or book reviews, and innovation in teaching and learning with various perspectives. Articles can be written in English, Indonesian, or other foreign languages.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 48, No 1 (2020)" : 7 Documents clear
SEXIST LANGUAGE IN THE SPEECH OF MOSLEM FEMALE PREACHERS (CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS) Risha Iffatur Rahmah; Budinuryanta Yohanes; Suhartono Suhartono
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 48, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.472 KB) | DOI: 10.17977/um015v48i12020p1

Abstract

SEXIST LANGUAGE IN THE SPEECH OF MOSLEM FEMALE PREACHERS (CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS)Abstract: This study aims to find sexist language in the speech of female preachers through representation, interpretation, and forms of discrimination in the text. This study used a qualitative phenomenological research method and used critical discourse analysis by Faircloughn as supporting the data. The data shows that females speak more sexist if they talk to the same gender than a different gender. From this phenomenon, the impact on the use of vocabularies that license gender identity by using the terms marked, unmarked, and semantic derogation. There are other relationships with grammar using declarative, imperative, and interrogative sentence types in intentionality modalities; epistemic; deontic; dynamic. This relationship also discussed the uses of mentioning text in a text structures by convection of relationships, structuring, and ordering a text.Keywords: Sexist language, Gender discrimination, Representation, Gender identity, PrejudiceBAHASA SEKSIS PADA PEREMPUAN PENCERAMAH AGAMA ISLAM (ANALISIS WACANA KRITIS)Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bahasa seksis pada tuturan perempuan penceramah melalui representasi, intepretasi, dan bentuk diskriminasi dalam analisis teks. Temuan tersebut diproses dari metode analisis wacana kritis Fairclough dengan jenis penelitian kualitatif fenomenologis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan penceramah bertutur seksis terhadap perempuan dibandingkan laki-laki, meskipun keduanya juga sama-sama terseksiskan. Representasi tuturanya mengarah pada hubungan budaya di antara peranan suami, istri, dan mertua.Sedangkan, intepretasi keseksisannya ada pada pelemahan identitas gender baik laki-laki maupun perempuan.  Hal ini berdampak pada penggunaan kosakata yang melemahkan identitas gender dengan menggunakan istilah bertanda, tidak bertanda, dan derograsi semantik. Adapun hubungan lainnya terdapat pada tata bahasa dengan menggunakan jenis kalimat deklaratif, imperatif, dan introgatif dalam modalitas intensionalitas; epistemik; deontik; dinamik. Hubungan ini juga disertai penggunaan penyebutan pronominal di struktur teks dengan konveksi interaksi, penataan, dan pengurutan teks.Kata kunci: Bahasa seksis, Diskriminasi gender, Representasi, Identitas gender, Prasangka
THE QUALITY OF TRANSLATION RESULTS BY GOOGLE TRANSLATE AND MICROSOFT TRANSLATOR IN TRANSLATING CLASSICAL ARABIC TEXTS BASED ON THE TRANSLATION OF THE BOOK MATN AL-GHĀYAH WAT TAQRIB BY FAIZ EL MUTTAQIN Aida Zavirah Fayruza; Irhamni Irhamni; Achmad Tohe
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 48, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.832 KB) | DOI: 10.17977/um015v48i12020p55

Abstract

THE QUALITY OF TRANSLATION RESULTS BY GOOGLE TRANSLATE AND MICROSOFT TRANSLATOR IN TRANSLATING CLASSICAL ARABIC TEXTS BASED ON THE TRANSLATION OF THE BOOK MATN AL-GHĀYAH WAT TAQRIB BY FAIZ EL MUTTAQINAbstract: This study aimed to describe the quality of translations results by Google Translate and Microsoft Translator in translating classical Arabic texts based on the translation of the book Matn Al-Ghāyah wat Taqrib by Faiz El Muttaqin by looking at three aspects in the target language; accuracy, acceptability, and readability. The data of this study were analyzed using comparative qualitative research methods. The results showed that Google Translate got a better score than Microsoft Translator. However, both of them produced inaccurate, unacceptable and illegible translations because machine translation cannot properly communicate the meaning and dynamics of the source language into the target language.Keywords: Machine translation, Translation quality, Google translate, Microsoft translatorKUALITAS HASIL TERJEMAH GOOGLE TRANSLATE DAN MICROSOFT TRANSLATOR DALAM PENERJEMAHAN TEKS KLASIK BAHASA ARAB BERDASARKAN TERJEMAHAN KITAB MATN AL-GHĀYAH WAT TAQRIB KARYA FAIZ EL MUTTAQIN Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kualitas hasil terjemahan google translate dan microsoft translator dalam penerjemahan teks klasik bahasa Arab berdasarkan terjemahan kitab Matn Al-Ghāyah wat Taqrib karya Faiz El Muttaqin, dengan melihat tiga aspek dalam bahasa sasaran yaitu keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Data penelitian ini dianalisis menggunakan metode penelitian kualitatif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa google translate memperoleh skor yang lebih unggul daripada microsoft translator. Kendati demikian, keduanya sama-sama menghasilkan terjemahan yang tidak akurat, tidak berterima dan tidak terbaca karena mesin penerjemahan tidak bisa mengkomunikasikan makna dan dinamika bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan benar.Kata kunci: Mesin penerjemah, Kualitas, terjemahan, Google translate, Microsoft translator  الملخص:  تهدف هذه الدراسة إلى تحليل جودة نتائج ترجمة مترجم جوجل و مترجم مايكروسوفت في ترجمة النصوص العربية الكلاسيكية بناءً على ترجمة كتاب المتن الغاية والتقريب للفائز المتقين، من خلال النظر إلى ثلاثة جوانب في اللغة المستهدفة وهي الدقة والمقبولية وسهولة القراءة. في هذه الدراسة، تم تحليل البيانات باستخدام الطريقة النوعية المقارنة. أظهرت النتائج أن نتائج مترجم جوجل أفضل من مترجم مايكروسوفت. ومع ذلك ، فقد أنتج كلاهما ترجمة غير دقيقة و غير مقبولة و غير واضحة لأنهما لا يستطيعان توصيل معاني و ديناميات مصادر البيانات بشكل صحيحة إلى اللغة المستهدفة الكلمة المفتاح: آلة الترجمة ، جودة ، ترجمة ، مترجم جوجل ، 
IMPRESSIVE PENETRATION OF GENDER HABITUS IN AYAO WONIWON, TRADITIONAL PROVERBS OF YAPEN PEOPLE IN SERUI TOWN PAPUA Aleda Mawene; Wigati Yektiningtyas
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 48, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2650.648 KB) | DOI: 10.17977/um015v48i12020p44

Abstract

IMPRESSIVE PENETRATION OF GENDER HABITUS IN AYAO WONIWON, TRADITIONAL PROVERBS OF YAPEN PEOPLE IN SERUI TOWN PAPUA Abstract: Penetration of gender habitus in Ayao Woniwon, Traditional expressions of the Yapen people is carried out through cultural objects. The penetration is impressive which gives suggestions to men and women so that they perceive differences in behavior not as a cultural construction, but as something natural and legitimate. This study used qualitative data. Data collected in the form of symbols of cultural objects that are reflected in the sentence Ayao Woniwon. It was collected by using the technique of observation and deep interview from Yapen people who live in Serui city and its surroundings. The holistic approach was adopted by combining cultural study (form and content model) and literary study (semiotic approach and feminist literary criticism).  The researcher found that Ayao Woniwon was created (anonymous) to protect males' roles that were symbolized by Kavi (loincloth), Yawainye (torch),  Ayume (sail),  Umbaio (wooden fork), and  Epane (Nibong floor) and position of females on private-domestic work that was symbolized by Keepo Anane  (papeda chopstick), Tewami (fireplace), and  Ingkuja (Noken ).The impressive penetration of gender habitus into Ayao Woniwon through these symbols causes gender disposition systems not to be eroded by time but continues to be inherited in the Yapen community.Keywords: Penetration-impressive, Gender habitus, Traditional proverbs, Yapen.PENETRASI IMPRESIF HABITUS GENDER PADA AYAO WONIWON, UNGKAPAN TRADISIONAL MASYARAKAT YAPEN DI KOTA SERUI PAPUAAbstrak: Penetrasi habitus gender pada ayao woniwon, ungkapan tradisional masyarakat Yapen dilakukan melalui benda-benda budaya. Penetrasi tersebut bersifat impresif yang memberi sugesti pada diri laki-laki dan perempuan sehingga mereka menganggap perbedaan perilaku bukan sebagai konstruksi budaya, melainkan sebagai sesuatu yang alamiah dan absah. Kajian dilakukan dalam lingkup paradigma penelitian kualitatif. Datanya berupa simbol benda-benda budaya yang tercermin dalam kalimat ayao woniwon. Data tersebut bersumber pada masyarakat Yapen yang berdomisili di Kota Serui dan sekitarnya. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi dan wawancara mendalam. Pendekatan yang digunakan bersifat holistik, yang memadukan studi kultural (Model Analisis Bentuk dan Isi) dan studi sastra (Pendekatan Semiotik dan Kritik Sastra Feminis). Temuan penelitian menunjukkan bahwa ayao woniwon yang diciptakan (anonim) ini memproteksi peran laki-laki yang disimbolkan dengan kavi (cawat), yawainye (obor) ayume (layar) umbaio (garpu kayu), dan epane (lantai nibun) dan memposisikan perempuan pada pekerjaan privat-domestik dengan simbol keepo anane (gata-gata papeda), tewami (tungku), dan ingkuja (noken). Penetrasi impresif habitus gender ke dalam ayao woniwon melalui simbol-simbol tersebut menyebabkan sistem-sistem disposisi gender tidak hilang digerus waktu tetapi terus diwariskan di dalam komunitas masyarakat Yapen.Kata kunci: Penetrasi-impresif, Habitus gender, Ungkapan tradisional, Yapen.
CHILDREN’S STORIES: REALITY AND CULTIVATION Tiara Sevi Nurmanita
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 48, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.63 KB) | DOI: 10.17977/um015v48i12020p69

Abstract

CHILDREN’S STORIES: REALITY AND CULTIVATION Abstract: The purpose of this study is to examine the reality and cultivation of children's stories by children and adults. Children's stories used in this study are children's novels. The method used is literary analysis in the form of a mimetic approach. Data sources are in the form of text excerpts from children's novels by children and adults. The results of the study are a comparison of reality and story development in children's novels by children and adults. In terms of reality, it is found that children's stories are imitations of children's real life interpretations as reviewed in children's characteristics. When viewed from the perspective of cultivation, children's stories written by children have simpler storyline, use many conversational texts and tend to use simple sentences. On the other hand, the storylines and sentences in children's stories written by adults are more complex, although the vocabulary used is still simple.Keywords: Children's stories, Reality, StorylinesCERITA ANAK: REALITAS DAN PENGGARAPANAbstrak: Tujuan artikel ini mengkaji realitas dan penggarapan pada cerita anak karya anak-anak dan orang dewasa. Cerita anak yang digunakan yakni novel anak. Metode kajian menggunakan analisis sastra berupa pendekatan mimetik. Sumber data berupa kutipan teks dari novel anak karya anak-anak dan orang dewasa. Hasil penelitian berupa perbandingan realitas dan penggarapan cerita pada novel anak karya anak-anak dan orang dewasa. Segi realitas ditemukan bahwa cerita anak merupakan tiruan interpretasi kehidupan nyata anak, ditinjau dari karakteristik anak-anak. Ketika dilihat dari sudut pandang penggarapan, cerita anak yang ditulis oleh anak-anak memiliki alur cerita lebih sederhana, banyak menggunakan teks percakapan dan cenderung menggunakan kalimat sederhana. Untuk cerita anak yang ditulis orang dewasa memiliki alur cerita dan kalimat lebih kompleks meskipun kosakata yang digunakan masih sederhana.Kata kunci: Cerita anak, Realitas, Alur cerita
REALIZATION OF THE TRANSLATION OF HÄTTE AND WÄRE IN CORNELIA FUNKE’S NOVEL TINTENTOD Fanidya Hikhmatus Syiam; Sufriati Tanjung
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 48, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.019 KB) | DOI: 10.17977/um015v48i12020p18

Abstract

REALIZATION OF THE TRANSLATION OF HÄTTE AND WÄRE IN CORNELIA FUNKE’S NOVEL TINTENTOD Abstract:  The subjunctive mood in german language (Konjunktiv II) is a complex grammatical phenomenon. The problem at that phenomenon has become more interesting in the translation field. Especially if the language pair is Bahasa Indonesia because there are many ways to express the german subjunctive mood in Bahasa Indonesia. The Indonesian language has a lot of word preferences with various meanings, which must be noticed carefully. This study aims to identify the Konjunktiv II sentence which used most common past subjunctive verbs hätte and wäre, to categorized and described Konjunktiv II sentences based on their functions. This research used descriptive qualitative. The data were the Konjunktiv II sentence collected from the fantasy novel Tintentod and their translation in Bahasa Indonesia. The data were collected through observations and note-taking techniques. The analysis technique was translational. The research results as fellows (1) there is a 418 Konjunktiv II sentence in Tintentod novel. (2) 47,4% of Konjunktiv II sentences are included in irregular Vergleichssatz categories. The translator knowledge and awareness about Konjunktiv II categories needed to achieve equivalence in subjunctive mood’s meaning.Keywords: Konjunktiv II forms, Konjunktiv II functions, Subjunctive mood, TranslationREALISASI PENERJEMAHAN HÄTTE DAN WÄRE DALAM NOVEL TINTENTOD KARYA CORNELIA FUNKEAbstrak:  Modus subjungtif dalam bahasa Jerman (Konjunktiv II) merupakan suatu fenomena gramatikal yang kompleks. Dalam penerjemahan kalimat Konjunktiv II ke dalam bahasa Indonesia dapat ditemui berbagai pilihan kata sebagai padanan bagi bentuk tersebut. Pilihan-pilihan itu tentu mengandung berbagai variasi makna yang perlu diperatikan dengan teliti. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hasil penerjemahan bentuk Konjunktiv II yang disusun dengan verba hätte dan wäre. Penelitian ini juga bertujuan mengklasifikasikan bentuk Konjunktiv II sesuai fungsinya serta mendeskripsikan bentuk kalimat terjemahannya di dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data pada penelitian ini berupa kalimat berkonstruksi Konjunktiv II serta kalimat hasil penerjemahannya. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik simak dan catat dengan teknik analisis padan translasional. Berdasarkan analisis ditemukan bahwa Pertama, terdapat 418 kalimat Konjunktiv II di dalam novel Tintenod. Kedua, Paling sering ditemukan kalimat berkategori irrealer Vergleichssatz yakni 47,4%. Ketiga, untuk menerjemahkan kalimat Konjunktiv ke dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan kesesuaian elemen-elemen pembentuk kalimat serta kesadaran bahwa terdapat perbedaan antara kalimat pengandaian dan perumpamaan dan beragam fungsi spesifik penggunaan bentuk Konjunktiv bahasa Jerman. Kata kunci: Bentuk Konjunktiv II, Fungsi Konjunktiv II, Modus subjungtif, Penerjemahan
THE SYMBOLIC MEANING OF JAVANESE KERIS’ PATRA ORNAMENT USING ETHNOLINGUISTIC APPROACH Ana Nugrahaini Izzati; Mulyana Mulyana
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 48, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2696.436 KB) | DOI: 10.17977/um015v48i12020p81

Abstract

The Symbolic Meaning of Javanese Keris’ Patra Ornament using Ethnolinguistic ApproachAbstract: This study aimed to describe and to know the terms and symbolic meanings of Javanese keris’ patra ornaments. The meaning is not only lexical but also cultural; meaning which is associated with the civilization prevailing in that society. This research is a descriptive study using ethnolinguistic approach. Ethnolinguistic approach is used to uncover the meaning of the term patra deder which is related to local culture. The results of this study indicated that the patra ornament of Javanese keris has certain terms in each part. The meaning contained in the patra deder of Javanese keris is related to human life. It means that religious support, behaving politely and not arrogant, respecting each other, being responsible, obeying the prevailing norms and having positive thought are substantial in human life.Keywords: Symbolic meaning, Patra of Javanese keris, Ethnolinguistic MAKNA SIMBOLIS ISTILAH ORNAMEN PATRA KERIS JAWA DENGAN PENDEKATAN ETNOLINGUISTIK Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan memahami istilah pada ornamen patra keris Jawa dan makna simbolis yang terkandung di dalamnya. Makna tersebut tidak hanya makna leksikal saja, tetapi juga mengandung makna kultural yaitu makna yang dihubungkan dengan peradaban yang berlaku di masyarakat tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan etnolinguistik. Pendekatan etnolinguistik adalah menguak makna istilah pada patra deder yang dihubungan dengan kultur kebudayaan setempat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ornamen patra keris mempunyai istilah-istilah tertentu pada setiap bagiannya. Makna yang terkandung di dalam patra deder keris yaitu berhubungan dengan kehidupan manusia. Sebagai manusia harus mempunyai penopang agama dan dalam bertingkah laku harus sopan, tidak sombong, saling menghargai sesama, tanggung jawab, mentaati norma yang berlaku, dan selalu berfikir positif.Kata kunci: Makna simbolis, Patra keris Jawa, Etnolinguistik
THE COMMENTERS’ READING POSITIONS IN AN ONLINE NEWS ARTICLE’S COMMENT COLUMN: A SPEECH ACT ANALYSIS ON MEDIA DISCOURSE Zakie Asidiky; Vindy Melliany Puspa
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 48, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2672.378 KB) | DOI: 10.17977/um015v48i12020p31

Abstract

THE COMMENTERS’ READING POSITIONS IN AN ONLINE NEWS ARTICLE’S COMMENT COLUMN: A SPEECH ACT ANALYSIS ON MEDIA DISCOURSEAbstract: This study investigated the commenters’ reading positions in an online news article’s comment column. The first theory that coined the reading position is Stuart Hall. Based on Hall's theory, there are three reading positions for the readers in interpreting a text. First is the dominant or hegemonic reading position that means the readers who fully share the text, receive, and then reproduce it. Second is the negotiated reading position; it means the readers who do not fully share the text yet generally receive it. In this position, they sometimes refuse and modify the text by reflecting their positions, experiences, interests, or even contradictions. The third is the oppositional or counter-hegemonic reading position; it means the readers whose social situation places them in direct opposition relationships with the text. They understand the text but do not share it and reject it. In this study, the researcher used the speech act theory to describe and find out the commenters’ reading positions in the selected data. There are 42 comments have written on the comment column of an online news article entitled ‘Singles in Indonesia are in trouble and under pressure: study’ that was shared on Facebook. The researcher used the qualitative descriptive method for analyzing the data. The results are 14 commenters were identified in the hegemonic reading position, 17 commenters in the negotiated reading position, and 11 commenters in the oppositional reading position.Keywords: News commenters, Media discourse, Reading positions, Single women discourse, Speech acts.POSISI MEMBACA PENULIS KOMENTAR PADA KOLOM KOMENTAR BERITA ARTIKEL ONLINE: ANALISIS TINDAK TUTUR TENTANG DISKURSUS MEDIAAbstrak: Studi ini meneliti posisi membaca penulis komentar dalam kolom komentar sebuah artikel berita online. Teori posisi membaca pertama kali diungkapkan oleh Stuart Hall. Terdapat tiga posisi membaca bagi para pembaca dalam menafsirkan atau menginterpretasikan sebuah teks. Pertama adalah posisi membaca yang dominan atau hegemonik yang artinya para pembaca yang sepenuhnya membagikan teks, menerima serta mereproduksi teks tersebut. Kedua adalah posisi membaca yang dinegosiasi yang artinya para pembaca yang tidak sepenuhnya membagikan teks tetapi umumnya menerima teks tersebut. Pada posisi ini, mereka terkadang menolak dan memodifikasi teks dengan cara merefleksikan posisi, pengalaman, minat atau bahkan kontradiksi mereka. Ketiga adalah posisi membaca oposisional atau kontra-hegemonis yang berarti para pembaca yang situasi sosialnya menempatkan mereka dalam hubungan oposisi langsung dengan text. Mereka sebenarnya memahami teks tersebut akan tetapi tidak berbagi dan menolak teks tersebut. Dalam studi ini, kami menggunakan teori tindak tutur untuk menggambarkan dan mengetahui posisi pembaca penulis komentar dalam data yang dipilih. Data penelitian ini adalah 42 komentar yang ditulis pada kolom komentar artikel berita online yang berjudul ‘singles in Indonesia are in trouble and under pressure: study’ yang dibagikan di Facebook. Dalam menganalisis data tersebut, kami menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasilnya adalah 14 penulis komentar teridentifikasi ada dalam posisi membaca hegemonis, 17 penulis komentar dalam posisi membaca yang dinegosiasi, dan 11 penulis komentar dalam posisi membaca oposisional.Kata kunci: Penulis komentar berita, Wacana media, Posisi membaca, Wacana perempuan lajang, Tindak tutur. 

Page 1 of 1 | Total Record : 7