cover
Contact Name
Bayu Koen Anggoro
Contact Email
bahasaseni.journal@um.ac.id
Phone
+628123319233
Journal Mail Official
bahasaseni.journal@um.ac.id
Editorial Address
Semarang St. No 5, Malang, Indonesia
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya
ISSN : 08548277     EISSN : 25500635     DOI : https://doi.org/10.17977
Core Subject : Education,
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya is a double-blind peer-reviewed international journal published twice a year in February and August (ISSN 0854-8277) (E-ISSN 2550-0635). This journal publishes scientific articles on language, literature, art, as well as their relation to teaching. lt publishes empirical and theoretical studies in the form of original research, case studies, research or book reviews, and innovation in teaching and learning with various perspectives. Articles can be written in English, Indonesian, or other foreign languages.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 48, No 2 (2020)" : 9 Documents clear
KAJIAN FILOLOGI DAN CARA MENDIDIK DALAM NASKAH DHEDHASARANING WEWATEKANIPUN MANUNGSA Bunga Candra Nur Arini; Endang Nurhayati
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 48, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.315 KB) | DOI: 10.17977/um015v48i22020p103

Abstract

PHILOLOGICAL STUDY AND STUDENT EDUCATION in DHEDHASARANING WEWATEKANIPUN MANUNGSA TEXTAbstract: This research aims to reveal the steps of philology research on the Dhedhasaraning Wewatekanipun Manungsa text and reveal how the text can be used by teachers to educate students with different personalities, so learning can be more  effective. This study is qualitative research utilizing  philological approach. The data were analyzed using content analysis techniques, starting from unitization, sampling, recording data, describing data, making inferences, and analyzing data. The results of this study include manuscript inventory, manuscript description, transliteration, and editing of the Dhedhasaraning Wewatekanipun Manungsa manuscript. The study also discusses the manuscript proposes ways to educate students based on their personalities, for example, bingahan personality students are educated with an enthusiastic approach, kerasan personality students are educated in a decisive style, sedhihan personality students are educated with understanding and encouragement, while sarehan personality students are educated patiently. The Dhedhasaring Wewatakipun Manungsa text contains values that could be a guide for teachers to educate their student according to their personalities, make teaching and learning more effective, and developing students’ characters.Keywords: Philology, Dhedhasaraning Wewatekanipun Manungsa, Javanese manuscripts, EducationKAJIAN FILOLOGI DAN CARA MENDIDIK DALAM NASKAH DHEDHASARANING WEWATEKANIPUN MANUNGSAAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan langkah-langkah penelitian filologi terhadap naskah Dhedhasaraning Wewatekanipun Manungsa dan cara mendidik siswa supaya naskah dapat digunakan oleh guru sebagai panduan mendidik siswa yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda sehingga dapat tercipta keefektifan belajar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan teori filologi. Analisis data menggunakan teknik analisis isi yaitu unitisasi, sampling, mencatat data, menjabarkan data, menarik inferensi dan menganalisis. Hasil penelitian ini adalah inventarisasi naskah, deskripsi naskah, transliterasi, dan suntingan dengan aparat kritik dari naskah Dhedhasaraning Wewatekanipun Manungsa. Dalam penelitian dibahas bagaimana naskah tersebut menyebutkan cara mendidik siswa berdasarkan kepribadiannya yaitu kepribadian bingahan dididik dengan cara yang semangat, kepribadian kerasan dididik dengan cara yang tegas, kepribadian sedhihan dididik dengan pengertian dan penyemangat, dan kepribadian sarehan dididik dengan sabar. Ilmu di dalam teks Dhedhasaraning Wewatekanipun Manungsa bisa menjadi panduan guru untuk mendidik siswa sesuai dengan kepribadiannya sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih efektif dan membentuk karakter siswa menjadi lebih baik.Kata kunci: Filologi, Dhedhasaraning Wewatekanipun Manungsa, Manuskrip Jawa, Pendidikan siswa Permalink/DOI: dx.doi.org/10.17977/um015v48i22020p103
EKSPLORASI HANTU PEREMPUAN DALAM SIHIR PEREMPUAN KARYA INTAN PARAMADITHA: TELAAH KONSTRUKSI FEMININITAS Mawaidi Mawaidi; Nurhadi Nurhadi
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 48, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.002 KB) | DOI: 10.17977/um015v48i22020p167

Abstract

EXPLORING FEMALE GHOSTS IN INTAN PARAMADITHA’S SIHIR PEREMPUAN: A STUDY ON FEMININITY CONSTRUCTIONAbstract: Ghost stories as myth have been around for hundreds of years, both in oral or written forms. Literature has provided a space for urban legend. The most popular and legendary ghosts are usually female ghosts. These female ghosts appear not only to represent ghosts but they also carry certain feminine values from the authors. This study aims to investigate female ghosts on Sihir Perempuan, a collection of short stories written by Intan Paramaditha using feminist construction approach. Cixous’ (2008) theory of feminist writing and an approach to shift to the center are used as the study’s conceptual framework. The findings of this study include a paradox in the way Intan Paramaditha reconstructs femininity. In the effort of  building femininity, female ghosts are portrayed as legends within patriarchal cultural power. The presence of female ghosts explores female bodies and psychology.Keywords: female ghost, femininity, ghost story, myth, patriarchyEKSPLORASI HANTU PEREMPUAN DALAM SIHIR PEREMPUAN KARYA INTAN PARAMADITHA: TELAAH KONSTRUKSI FEMININITASAbstrak: Cerita hantu sebagai sebuah mitos telah dikonsumsi publik sejak ratusan tahun yang lalu, baik secara lisan maupun tulisan. Dalam perkembangannya, karya sastra menjadi medium legenda urban. Hantu yang paling mengemuka ke ingatan publik adalah hantu perempuan. Kemunculan sosok hantu perempuan tidak hanya sekadar sebagai hantu tetapi juga sebagai sosok yang membawa nilai-nilai femininitas yang disematkan penulis. Penelitian ini membahas hantu perempuan pada kumpulan cerita pendek berjudul Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha dengan telaah konstruksi femininitas. Kerangka konseptual yang digunakan adalah teori wacana Cixous (2008) tentang menulis feminin dan sebuah upaya pergeseran ke pusat. Temuan dari penelitian ini yaitu adanya paradoks dalam mengonstruksi femininitas yang dilakukan Intan Paramaditha. Dalam upaya melakukan konstruksi femininitas, hantu perempuan dihadirkan sebagai legenda di tengah kuasa budaya patriarki. Kehadiran hantu perempuan mengeksplorasi tubuh dan psikologis hantu perempuan.Kata kunci: cerita hantu, hantu perempuan, femininitas, mitos, patriarki Permalink/DOI: dx.doi.org/10.17977/um015v48i22020p167  
PENYERAPAN KOSAKATA MELAYU DAN JAWA PADA BAHASA SUNDA DI BANTEN Sutiadi Rahmansyah; Tesa Ardiansyah
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 48, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2738.16 KB) | DOI: 10.17977/um015v48i22020p138

Abstract

BORROWING OF MALAY AND JAVANESE WORDS IN BANTEN SUNDANESEAbstract: Sundanese is the mother tongue of most residents in the West Java province and the Banten province of Indonesia. Sundanese is present as a language of communication in the society, a language of instruction in elementary schools, a language in published literature and news, as well as a language in traditional ceremonies. This article discusses the borrowing of Malay and Javanese vocabulary in Sundanese that is spoken in Banten province. Data were collected in the Kencana Harapan Village, located in Lebak Wangi District, parts of the Serang Regency, Banten. A descriptive qualitative method, comprising of note taking technique and an observation method, was used in this study. In addition, an interview was conducted to improve the data. The results showed that Malay and Javanese borrowings are present in Sundanese spoken in the research area. Vocabulary categories of Malay and Javanese found were not only limited to nouns but also other categories such as verbs, adjectives and numerals. The process may take place due to geographical, social, and political factors.Keywords: Borrowing, External Inovation, Sundanese, BantenPENYERAPAN KOSAKATA MELAYU DAN JAWA PADA BAHASA SUNDA DI BANTENAbstrak: Bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa ibu bagi para penduduk Provinsi Jawa Barat dan Banten. Dalam kehidupan sehari-hari, Bahasa Sunda digunakan sebagai alat komunikasi dan bahasa pengajaran di Sekolah Tingkat Dasar, digunakan sebagai bahasa dalam karya-karya sastra dan berita di muka umum, serta bahasa dalam upacara-upacara adat. Artikel ini membahas penyerapan kosakata Bahasa Melayu dan Jawa pada Bahasa Sunda di wilayah Provinsi Banten. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Banten, yaitu di Desa Kencana Harapan yang terletak di Kecamatan Lebak Wangi yang merupakan wilayah bagian Kabupaten Serang, Metode deskriptif kualitatif dengan didukung oleh teknik catat menggunakan metode simak libat cakap digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, metode kontak yang berupa wawancara juga digunakan untuk mempertajam data. Berdasarkan hasil data yang terkumpul secara jelas bisa disimpulkan bahwa penyerapan kosakata Bahasa Melayu dan Jawa terjadi pada penggunaan Bahasa Sunda di wilayah tersebut. Kategori kosakata serapan Melayu dan Jawa yang ditemukan tidak hanya terbatas pada kosakata berkategori nomina (kata benda) melainkan kategori lain seperti halnya verba, adjektiva dan numeralia. Penyerapan kosakata ini terjadi sebagai akibat dari faktor geografis, sosial, dan politik.Kata-kata kunci: Penyerapan Kosakata, Inovasi Eksternal, Bahasa Sunda, Banten Permalink/DOI: dx.doi.org/10.17977/um015v48i22020p138
INSTABILITAS TOKOH-TOKOH BISSU DALAM FIKSI FAISAL ODDANG: FENOMENA ZONA INTERTEKSTUALITAS HETEROTOPIA Saharul Hariyono
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 48, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2733.025 KB) | DOI: 10.17977/um015v48i22020p177

Abstract

INSTABILITY OF BISSU CHARACTERS IN FAISAL ODDANG'S FICTION: THE PHENOMENON OF INTERTEXTUALITY ZONE HETEROTOPIAAbstract: This article describes the phenomenon of instability bissu characters in literary works by Faisal Oddang. The research subjects were the novel Tiba Sebelum Berangkat and short story anthology Sawerigading Datang dari Laut. Both of these works were used as a source of primary data, whereas books or journal articles about bissu was used as a secondary data source. This article utilizes the theory initiated by Brian McHale statement about literary work in the postmodernist zone. If the dominant is the ontological trait rather than epistemological, it raises issues and components of different and encroaches on the historical zone. The analysis was shown from fiction to fiction, such as one written by Oddang about bissu character which was presented in inconsistent and encroaching way. Oddang presented bissu in various characterizations and professions. A bissu was shown in one story to have a libido, to work as a spy for the rebellious act, and that the leader bissu only prioritizes ego. In the other story, however, a bissu was shown to work as bridal makeup artist. Still in another story, bissu was shown to work as a translator for the epic I La Galigo. Inconsistency is also seen at the characters of Isuri and Rahing, whom he often utilized in the storyline. The changes of bissu characters in every literary work showed an ontological instability—a universe called intertextuality zone heterotopia. Therefore, Oddang’s works belong to postmodernism, giving insights to readers that there is a new subject being painted.Keywords: postmodern, ontological, bissu, Faisal Oddang, intertextuality zone heterotopiaINSTABILITAS TOKOH-TOKOH BISSU DALAM FIKSI FAISAL ODDANG: FENOMENA ZONA INTERTEKSTUALITAS HETEROTOPIAAbstrak: Artikel ini mendeskripsikan fenomena instabilitas tokoh-tokoh bissu dalam karya fiksi Faisal Oddang. Subjek penelitian adalah novel Tiba Sebelum Berangkat dan antologi cerpen Sawerigading Datang dari Laut. Kedua karya tersebut digunakan sebagai sumber data primer, sedangkan buku atau jurnal penelitian mengenai bissu digunakan sebagai sumber data sekunder. Artikel ini memanfaatkan teori yang digagas oleh Brian McHale mengenai keberadaan karya fiksi yang dikatakan masuk zona pascamodernis apabila yang dominan adalah sifat ontologis daripada epistemologis. Sifat ontologis mengangkat isu-isu dan komponen-komponen yang berbeda-beda dan melanggar batas zona historis. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari karya fiksi satu ke fiksi lainnya yang sama-sama ditulis Oddang, tokoh bissu dihadirkan secara inkonsisten dan melanggar batas. Oddang menampilkan bissu dengan berbagai penokohan dan profesi. Dalam satu cerita, Bissu ditunjukkan memiliki libido, menjadi mata-mata pemberontakan, dan pemimpin bissu hanya memprioritaskan ego sendiri. Dalam cerita lain, bissu berprofesi sebagai perias pengantin, dalam cerita lainnya lagi bissu bekerja sebagai penerjemah kitab I La Galigo. Selain itu, inkosistensi juga tampak pada tokoh Rahing dan Isuri yang seringkali ia manfaatkan dalam alur cerita. Terjadinya perubahan diri tokoh-tokoh bissu dalam setiap karya fiksi, menunjukkan terjadinya instabilitas ontologis—sebuah kesemestaan yang disebut dengan zona intertekstualitas heterotopia. Oleh karena itu, karya-karya Oddang ini adalah karya pascamodern dengan memberikan pencerahan kepada pembacanya bahwa ada perihal baru yang terlukis.    Kata Kunci: pascamodern, ontologis, bissu, Faisal Oddang, zona intertekstualitas heterotopia Permalink/DOI: dx.doi.org/10.17977/um015v48i22020p177
KONSEPSI LOKAL-GLOBAL SEBAGAI BASIS KULTURAL BERKESENIAN SANGGAR DEWATA INDONESIA I Gede Arya Sucitra; Sartini Sartini
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 48, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2745.04 KB) | DOI: 10.17977/um015v48i22020p118

Abstract

GLOBAL-LOCAL CONCEPT AS A CULTURAL BASIS FOR ART IN SANGGAR DEWATA INDONESIAAbstract: The face of Indonesian art contains multicultural, intercultural, and diverse values in the dialectics of regional arts and global culture. The rise of local culture is often caused by global cultural friction. The attraction and tension between global culture and local culture results in the 'glocalization' of culture. This article aims to explore the values of locality and global culture as a creative foundation for art in the Balinese diaspora art community, Sanggar Dewata Indonesia (SDI) which is culturally and philosophically insightful. The Balinese diaspora gradually has a new cultural identity as a result of the acculturation of Balinese culture with the local culture. Likewise, in the aspect of the language of art, Balinese diaspora artists in Yogyakarta are accommodative, experiencing visual transformation, syncretic, and contain hybridization of cultural values. This study utilizes qualitative methods with a formal study of cultural philosophy through an interpretive approach. The cultural interpretive approach has resulted that the culture and art process of the SDI art community are symbolically the result of the legacy of the collective conception system both in communicating, perpetuating and developing knowledge to attitudes towards artistic life. The mission and vision of SDI includes the spirit of nationalism, Pancasila nationalism, multiculturalism, in order to achieve the international art world, which is more heterogeneous and competitive. Thus the local-global spirit is accompanied by a process of reinterpretation and re-contextualization of a time that presents a thinking discourse, creative vision through creative dialectics that is filled with local-global acculturation shock power towards world-class global art competition.Keywords: Globalization, Locality values, Multiculturalism, Sanggar Dewata IndonesiaKONSEPSI LOKAL-GLOBAL SEBAGAI BASIS KULTURAL BERKESENIAN SANGGAR DEWATA INDONESIAAbstrak: Wajah seni rupa Indonesia mengandung nilai multikultur, interkultural, serta berbhineka dalam dialektika kesenian daerah dan kebudayaan global. Kebangkitan kebudayaan lokal sering disebabkan oleh gesekan budaya global. Tarikan dan tegangan antara budaya global dan budaya lokal menghasilkan ‘glokalisasi’ kebudayaan. Artikel ini bertujuan mendalami nilai-nilai lokalitas dan kultur global sebagai landasan kreatif berkesenian dalam komunitas seni diaspora Bali, Sanggar Dewata Indonesia (SDI) yang berwawasan budaya serta filosofis. Diaspora Bali lambat laun memiliki identitas kultur baru hasil dari akulturasi kebudayaan Bali dengan kebudayaan lokal setempat. Demikian juga dalam aspek bahasa berkesenian seniman diaspora Bali di Yogyakarta, bersifat akomodatif, mengalami transformasi visual, sinkretis, dan mengandung hibridasi nilai-nilai budaya. Artikel ini diteliti menggunakan metode kualitatif dengan kajian formal filsafat kebudayaan melalui pendekatan interpretatif. Pendekatan interpretatif kebudayaan telah menghasilkan pembacaan bahwa kebudayaan dan proses berkesenian komunitas seni SDI secara simbolik merupakan hasil dari warisan sistem konsepsi kolektif baik dalam mengomunikasikan, mengabadikan dan mengembangkan pengetahuan hingga sikap terhadap kehidupan kesenian. Visi dan misi SDI adalah semangat kebangsaan, nasionalisme Pancasila, multikultur, demi menuju dunia kesenian internasional yang lebih heterogen dan kompetitif. Dengan demikian semangat lokal-global ini disertai proses reinterpretasi dan rekontekstualisasi zaman menghadirkan wacana pemikiran, visi kreatif melalui dialektika kreatif yang penuh daya kejut akulturasi lokal-global menuju persaingan dunia seni global.Kata kunci: Globalisasi, Nilai lokalitas, Multikulturalisme, Sanggar Dewata Indonesia Permalink/DOI: dx.doi.org/10.17977/um015v48i22020p118
LANGUAGE EXPRESSIONS IN CONSTRUCTING PHYSICAL MASCULINITY IN INDONESIAN TEEN LIT Azizatuz Zahro; Anang Santoso; Dawud Dawud
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 48, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2708.673 KB) | DOI: 10.17977/um015v48i22020p131

Abstract

LANGUAGE EXPRESSIONS IN CONSTRUCTING PHYSICAL MASCULINITY IN INDONESIAN TEEN LITAbstract: Teen lit serves a central position in the conception of masculinity in teenagers due to its closeness to them as readers. For teenagers, physical masculinity is relatively highlighted compared to masculinity in other dimensions. Physical masculinity is expressed through classic names, which is related to strength, and is signified by ‘provincial’ names. Physical masculinity is also conveyed through the expressions of the eyes and figures. Besides, a specific cultural icon typically related to handsomeness is also used to construct physical masculinity in teen lit.  Keywords: Language expression, Physical masculinity, Teen lit, Construction, Gender identityEKSPRESI BAHASA DALAM PEMBANGUNAN MASKULINITAS FISIK PADA SASTRA REMAJA INDONESIAAbstrak: Sastra remaja memiliki posisi sentral dalam konsepsi maskulinitas pada remaja karena kedekatan dengan mereka sebagai pembaca. Pada masa remaja, maskulinitas fisik relatif lebih menonjol dibandingkan dengan maskulinitas pada dimensi lain. Maskulinitas fisik diekspresikan melalui nama klasik, yang dihubungkan dengan kekuatan, dan secara negatif dikonotasikan dengan nama yang “udik”. Maskulinitas fisik juga ditunjukkan melalui ekspresi mata dan figur. Selain itu, ikon budaya tertentu yang biasanya terkait dengan ketampanan juga digunakan untuk membangun maskulinitas fisik dalam seni remaja.Kata kunci: Ekspresi bahasa, Maskulinitas fisik, Sastra remaja, Konstruksi, Identitas gender Permalink/DOI: dx.doi.org/10.17977/um015v48i22020p131
DINAMIKA HUBUNGAN KETERASINGAN DENGAN TRANSMISI MEMORI DALAM NOVELLA “TEMPÊTE” KARYA J. M. G. LE CLÉZIO: TELAAH POSTMEMORY Nadya Annisa Noer; Wening Udasmoro; Subiyantoro Subiyantoro
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 48, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2760.663 KB) | DOI: 10.17977/um015v48i22020p155

Abstract

THE DYNAMICS OF RELATIONSHIP BETWEEN ISOLATION AND MEMORY TRANSMISSION IN “TEMPÊTE” NOVELLA BY J. M. G. LE CLÉZIO: A POST-MEMORY REVIEWAbstract: The concept of postmemory, introduced by Hirsch (2012), focuses on the processes through which memories—particularly traumatic memories— of a historical tragedy, “Holocaus”, which is transmitted across generations. Drawing on the elements supporting inter-individual memory transmission, this paper examines the dynamics of human memory within Novel Prize-winning French-Mauritian author J. M. G. Le Clézio's novella entitled “Tempête”. Using a qualitative approach, this study aims to examine the individual forms of memory transmission that are rooted in conditions of isolation, and developed through one trauma site as the memory connector. The presence of semiotics within the story also builds the narration of traumatic memories. It indicates that memory transmission is not necessarily vertical, which is passed from the previous to the next generations. Memory transmission is also not always linear, as there are factors and methods affecting the interpretation of received memory aside from verbally. Thus, the complex relationship between alienation and individual memory transmission processes can directly impact individuals' life projection.Keywords: French Literature, Memory Transmission, Postmemory, TraumaDINAMIKA HUBUNGAN KETERASINGAN DENGAN TRANSMISI MEMORI DALAM NOVELLA “TEMPÊTE” KARYA J. M. G. LE CLÉZIO: TELAAH POSTMEMORY Abstrak: Postmemory sebagai konsep digagas oleh Hirsch (2012), berfokus pada proses transmisi memori. Khususnya memori traumatis dari peristiwa historis “Holokaus” yang diwarisi generasi penerus, disebut juga antargenerasi. Berangkat dari elemen-elemen pendukung pewarisan memori melalui satu individu pada individu lainnya, tulisan ini menelaah kedinamisan konsep memori manusia di dalam novella yang berjudul “Tempête” karya peraih hadiah Nobel franco-mauritian, J. M. G. Le Clézio. Menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk-bentuk transmisi memori individual yang berkembang dari kondisi keterasingan di dalam satu lokasi sebagai penghubung memori. Unsur simbolisme dan semiotik turut membingkai narasi sebagai indikasi memori traumatis di dalam karya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transmisi memori tidak selalu bersifat vertikal, yaitu yang diturunkan dari generasi sebelum terhadap generasi seterusnya. Transmisi memori juga tidak selalu bersifat linear, karena adanya faktor dan cara yang memengaruhi interpretasi memori selain daripada lisan. Kompleksitas hubungan keterasingan dan proses transmisi memori individu dapat berdampak langsung pada proyeksi kehidupan seseorang.Kata Kunci: Sastra Prancis, Transmisi Memori, Postmemory, Trauma Permalink/DOI: dx.doi.org/10.17977/um015v48i22020p155
INTEGRATING VOA LEARNING ENGLISH INTO AN ENGLISH LISTENING CLASSROOM Hasti Rahmaningtyas; Salma Al Mardhiyyah
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 48, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2864.651 KB) | DOI: 10.17977/um015v48i22020p091

Abstract

INTEGRATING VOA LEARNING ENGLISH INTO AN ENGLISH LISTENING CLASSROOMAbstract: Extensive listening is crucial for language development, especially when students’ exposure to the target language is not adequate. This study presents how VOA Learning English website is integrated into an English listening classroom as a listening activity outside the class. Data were collected through questionnaires and learners' extensive listening journal weekly entries, seeking to examine students’ learning experiences and views on experiencing the website. Thirty undergraduate students participated in this study for 14 weeks. Results indicated that learners were satisfied with their learning experience as they had the chance to select materials that they found suitable and appropriate to their proficiency level and interests. Although the students did not enjoy writing the weekly journal assigned after extensive listening, they discovered that learning from VOA Learning English is convenient and useful in enriching their vocabularies and widening their knowledge of the world.Keywords: Extensive listening, VOA Learning English, Listening journalMENGINTEGRASIKAN VOA LEARNING ENGLISH KE DALAM PEMBELAJARAN DI KELASAbstrak: Extensive listening sangat penting dalam pengembangan bahasa, terutama ketika paparan siswa terhadap bahasa target tidak memadai. Penelitian ini menyajikan bagaimana situs web VOA Learning English diintegrasikan ke dalam sebuah kelas Bahasa Inggris sebagai kegiatan menyimak di luar kelas. Data diperoleh melalui penggunaan kuesioner dan jurnal mingguan extensive listening, yang bertujuan untuk memeriksa pengalaman belajar siswa serta pandangan mereka dalam menggunakan situs web tersebut. Tiga puluh mahasiswa program S1 telah berpartisipasi dalam penelitian ini selama 14 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik puas dengan pengalaman belajar mereka karena mereka memiliki kesempatan untuk memilih sendiri materi yang mereka anggap sesuai dengan tingkat keahlian dan minat mereka. Walaupun siswa tidak benar-benar menyukai kegiatan menulis jurnal mingguan setelah melakukan kegiatan extensive listening yang ditugaskan, mereka mendapati bahwa belajar dari VOA Learning English tidak hanya nyaman tetapi juga berguna dalam memperkaya kosakata mereka dan memperluas pengetahuan mereka tentang dunia.Kata kunci: Extensive listening, VOA Learning English, Jurnal simakan Permalink/DOI: dx.doi.org/10.17977/um015v48i22020p091
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK NASKAH DRAMA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF Egitamersa Yolanda Br Bangun; Erikson Saragih
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 48, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2729.334 KB) | DOI: 10.17977/um015v48i22020p148

Abstract

DEVELOPMENT OF COMPETENCE IN ANALYZING INTRINSIC ELEMENTS OF DRAMA TEXTS USING COOPERATIVE MODEL Abstract: The purpose of this research to improve the ability to analyze the intrinsic elements of the drama in students of class VIII-2 Private Junior High School Nurcahaya Medan using a jigsaw type cooperative learning model. The drama script is an essay containing stories or plays. The drama script is inseparable from the intrinsic element of the drama script. Jigsaw type cooperative learning model is a cooperative learning model where students work collaboratively in small groups consisting of four to six people heterogeneously. This research is a classroom action research, conducted at Private Junior High School Nurcahaya Medan. The stages of the study were divided into two cycles, each of which was implemented within the time allocation of 3x40 minutes. Subjects in this study were 33 students of class VIII-2. The data analysis technique was conducted by a qualitative descriptive analysis technique. The results of the study show an increase, i.e., in the assessment of the first cycle of 60,76 to 76,82 in the second cycle. Students who completed the first cycle were 11 students and increased to 26 students on the second cycle.Keywords: Drama script, Intrinsic element, Jigsaw, Cooperative, AbilityPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK NASKAH DRAMA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIFAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecakapan siswa dalam melakukan analisis terhadap unsur pembangun naksah drama menggunakan model belajar berkelompok atau kooperatif tipe jigsaw. Naskah drama adalah karangan yang berisi cerita atau lakon. Naskah drama tidak terlepas dari unsur intrinsik naskah drama. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMP Swasta Nurcahaya Medan. Tahap penelitian dibagi dalam dua siklus, di mana setiap siklus dilaksanakan dengan alokasi waktu 3x40 menit. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII-2 yang berjumlah 33 siswa. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yaitu dari penilaian siklus I sebesar 60,76 meningkat menjadi 76,82 pada siklus II. Siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 11 siswa dan pada siklus II meningkat menjadi 26 siswa.Kata kunci: Naskah drama, Unsur intrinsik, Jigsaw, Kooperatif, Kecakapan Permalink/DOI: dx.doi.org/10.17977/um015v48i22020p148

Page 1 of 1 | Total Record : 9