cover
Contact Name
Yasir Sidiq
Contact Email
lppi@ums.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
lppi@ums.ac.id
Editorial Address
Gedung Induk Siti Walidah lt.5, Jl. A. Yani Pabelan, Kartasura Sukoharjo
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
ISSN : 2527533X     EISSN : 26858770     DOI : -
Core Subject : Science, Social,
Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek (SNPBS) adalah Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Articles 687 Documents
Formulasi dan Stabilitas Mutu Fisik Ekstrak Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) sebagai Body Butter Muhammad Rifqi Zanuar Afandi; I Iswandi; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.016 KB)

Abstract

Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum dijumpai pada masyarakat khususnya bagi yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia. Kulit yang kering dapat menurunkan kinerja pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat mempercepat penuaan dini dan kerusakan pada kulit. Kerusakan kulit antara lain terjadi karena adanya sinar ultraviolet (UV). Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas reaktif menjadi bentuk tidak reaktif yang relatif stabil sehingga dapat melindungi sel dari efek bahaya radikal bebas. Antioksidan dapat ditemukan di tanaman Temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.), merupakan salah satu tanaman obat diindonesia. Temu ireng diketahui mengandung saponin, flavonoid, amilum, lemak, zat pahit, tannin, dan polifenol juga minyak atsiri. Flavonoid dapat berfungsi sebagai antioksidan dan antimikroba. Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan Temu ireng menjadi produk kosmetik berupa body butter dan mengevaluasi mutu fisik dari sediaan tersebut. Ekstrak temu ireng didapat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Terbagi beberapa formulasi sediaan body butter dibuat dengan konsentrasi ekstrak temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb), F 0, F1 0.5%, F2 0.75% dengan basis formulasi yang seragam. Evaluasi sediaan body butter meliputi uji homogenitas, organoleptik, pH, daya sebar daya lekat dan stabilitas. Hasil uji dari ketiga formulasi sediaan body butter menunjukkan bahwa ketiga formula homogen, tidak terjadi perubahan organoleptik, rentang pH sediaan 4,5 - 7,0, rentang uji daya sebar 5 – 7 cm, serta rentang uji daya lekat tidak kurang dari 4 detik.
Formulasi Sediaan Gel Peel-Off sebagai Masker dari Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lam) Kombinasi Madu (Mel depuratum) Setia Wati; Deni Budi Legowo; I Iswandi; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.301 KB)

Abstract

Daun kelor dan madu mengandung vit C yang berkhasiat sebagai antioksidan sehingga sering digunakan untuk kecantikan wajah dan menghaluskan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak daun kelor dan madu dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan masker gel peel-off dengan konsentrasi 10% 15% dan 20%. Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode maserasi dengan menggunakan etanol 70%. Dilanjutkan dengan pembuatan sediaan masker gel peel-off menngunakan konsentrasi 10%, 15% dan 20%. Pengujian terhadap sediaan yang dibuat meliputi uji organoleptis, uji pH, homogenitas, daya sebar, waktu kering. Sediaan dievaluasi selama 4 minggu kemudian data dianalisis secara deksriptif. Penelitian ini menunjukkan sediaan masker gel peel-off semua homogen, uji organoleptis menujukkan warna hijau tua dan berbau aroma terapi. Uji pH rata- rata 7 sampai 6. Uji daya sebar 5,3 sampai 6,1 cm. Hasil pengujian waktu mengering 15 – 25 menit. Kesimpulan dari hasil yang didapatkan bahwa ekstraksi daun kelor dapat diformulasikan dalam sediaan masker gel peel-off dengan variasi konsentrasi 10%, 15% dan 20%.
Formulasi dan Uji Mutu Fisik Ekstrak Temu Putih (Curcuma zedoaria) sebagai Body Scrub Antibakteri Aprilia Ayu Lestari; Valiandri Puspadina; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.655 KB)

Abstract

Indonesia merupakan salah satu Negara yang beriklim tropis. Pada iklim ini kita mudah sekali terkena debu dan asap, selain itu iklim ini dapat menyebabkan kulit berkeringat dan lembab sehingga memicu adanya problem yaitu pertumbuhan mikroba pathogen yang menyebabkan infeksi pada kulit. Temu Putih (Curcuma zedoaria) merupakan salah satu tanaman rempah asli Indoneisa yang memiliki kandungan flavonoid, tanin, dan saponin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan ekstrak temu putih (Curcuma zedoaria) menjadi sediaan body scrub dan mengevaluasi mutu fisik dari sediaan tersebut. Ekstrak temu putih didapat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Formulasi sediaan body scrub dibuat dengan konsentrasi ekstrak temu putih (Curcuma zedoaria) 0% (F0) ,10% (F1), 20% (F2), 25% (F3) dengan basis body scrub yang seragam. Evaluasi sediaan body scrub meliputi uji homogenitas, organoleptis, pH, daya sebar, daya lekat dan stabilitas. Hasil uji dari keempat formulasi sediaan body scrub menunjukkan bahwa keempat formula homogen, tidak terjadi perubahan organoleptis, rentang rata-rata pH body scrub 6,4 – 7,0 yang memenuhi syarat pH menurut SNI 16-4399-1996 yaitu 4,5 – 8,0, rentang rata-rata uji daya sebar sediaan 4,8 – 5,2 cm, rentang rata-rata uji daya lekat 5 - 5,5 detik serta Body scrub ekstrak temu putih stabil dalam penyimpanan suhu (25-300C) selama 4 minggu.
Formulasi dan Stabilitas Mutu Fisik Ekstrak Temu Kunci (Boesenbergia pandurate Roxb.) sebagai Body Butter Sindy Klaudiya Anwar; Alfu Laila; Panji Ratih Suci; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.488 KB)

Abstract

Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum di Indonesia. Salah satu penyebab kulit kering adalah terpapar oleh radikal bebas yang disebabkan oleh polusi udara dan paparan sinar matahari secara langsung . Temu Kunci (Boesenbergia pandurata Roxb.) merupakan salah satu tanaman asli Indoneisa yang memiliki kandungan flavonoid, tanin, dan saponin yang berkhasiat sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan ekstrak Temu Kunci (Boesenbergia pandurate Roxb.) menjadi sediaan Body butter. dan mengevaluasi mutu fisik dari sediaan tersebut. Ekstrak temu kunci didapat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Formulasi sediaan body butter dibuat dengan konsentrasi ekstrak temu kunci (Boesenbergia pandurata Roxb.) 3%, 5%, 7% dengan basis body butter yang seragam. serta di lakukan evaluasi sediaan body butter selama 4 minggu dengan penyimpanan suhu ruangan yang meliputi uji homogenitas, organoleptik, pH, daya sebar dan uji daya lekat. Hasil uji dari ketiga formulasi sediaan body butter menunjukkan bahwa ketiga formula homogen, tidak terjadi perubahan organoleptik, Ph yang stabil.
Formulasi dan Stabilitas Mutu Fisik Sediaan Body Butter Ekstrak Kunyit Putih (Curcuma mangga Val.) Selina Yulianda Citra Rusliyanti; Erna Fitriani; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.174 KB)

Abstract

Kulit kering merupakan salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat beriklim tropis. Masalah pada kulit diakibatkan karena pola hidup yang tidak sehat, sering terpapar polusi udara, dan sinar matahari secara langsung. Kunyit Putih (Curcuma mangga val.)merupakan tanaman asli Indonesia yang memiliki kandungan flavonoid yang dapat berperan sebagai antioksidan yang dapat melindungi kulit dari efek radikal bebas. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yaitu ekstrak kental kunyit putih yang diperoleh dengan mengekstrak kunyit putih dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Formulasi sediaan body butter menggunakan konsentrasi ekstrak kunyit putih (Curcuma mangga val.)1%, 3% dan 6% dengan basis yang sama. Serta dilakukan uji kestabilan fisik body butter selama 4 minggu penyimpanan di suhu ruang meliputi pH, homogenitas, daya sebar, daya lekat, iritasi kulit, uji fotosensitisasi, warna dan bau. Hasil pengamatan stabilitas fisik menunjukkan bahwa body butter ekstrak kunyit putih (Curcuma mangga val.) stabil.
Formulasi dan Stabilitas Mutu Fisik Losion Pencerah dari Minyak Atsiri Temu Kunci (Boesenbergia pandurata Roxb.) Shavira Salsabila; Erna Fitriani; Cikra Ikhda Nur Hamida Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.009 KB)

Abstract

Temu kunci merupakan tanaman rempah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat yang memiliki kandungan senyawa bioaktif dari kelompok flavonoid dan essensial oil yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan dapat membantu meregenerasi sel kulit dan dapat mencerahkan kulit. Penelitian bertujuan menguji stabilitas mutu fisik minyak atsiri yang diformulasikan dalam bentuk sediaan Lotion karena memiliki kualitas absorbs yang baik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini terdiri dari determinasi tanaman, pembuatan simplisia, ekstraksi temu kunci menggunakan metode Destilasi, Skrining fitokimia. Formulasi minyak atsiri menggunakan konsentrasi 1,5% (F1); 2% (F2); 2,5% (F3); kontrol basis (F0). Mutu fisik sediaan lotion harus memenuhi SNI 16-0218-1987 dan harus stabil dalam waktu penyimpanan. Mutu fisik sediaan lotion yang dievaluasi meliputi pengamatan organoleptis, pengamatan pH, pengujian homogenitas, pengujian daya sebar, pengujian stabilitas fisik. Sediaan disimpan pada suhu kamar selama 4 minggu. Hasil ketiga formulasi menunjukkan lotion homogen, berwarna putih, tekstur lembut. Nilai pH 7(F0); 7,2(F1); 7,5(F2); 7,8(F3) dan nilai daya sebar 5,1(F0); 5,3(F1); 5,4(F2); 5,5(F3). Hasil penyimpanan selama 4 minggu pada hasil uji organoleptis dan uji daya sebar tidak mengalami perubahan tetapi pada uji pH mengalami penurunan. Kesimpulan penelitian ini adalah mutu fisik lotion minyak atsiri temu kunci sesuai SNI dengan penyimpanan selama 4 minggu pada uji organoleptis dan uji daya sebar tidak mengalami perubahan tetapi pada uji pH tidak stabil karena mengalami penurunan.
Formulasi dan Evaluasi Serum Anti Jerawat Berbasis Minyak Atsiri (Curcuma zedoaria) Dearista Anggarini; Sih Wahyuni Raharjeng; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri; Zuanta Pangestuti
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.94 KB)

Abstract

Wajah adalah bagian terpenting bagi seseorang baik wanita maupun pria. Setiap orang tentunya mendambakan wajah putih, bersih, dan bebas dari masalah wajah salah satunya jerawat yang disebabkan oleh bakteri S. epidermidis. Minyak atsiri temu putih (Curcuma zedoaria) diketahui mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Metode pengambilan minyak atsiri yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode destilasi uap. Penelitian ini bertujuan untuk menformulasikan minyak atsiri rimpang temu putih (Curcuma zedoaria) dalam sediaan serum wajah sebagai anti jerawat dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15%. Evaluasi sediaan serum yang dilakukan meliputi uji homogenitas, organoleptik, pH, dan daya sebar. Hasil evaluasi dari ketiga formulasi menunjukkan ketiga formulasi tercampur secara homogen dan bebas dari partikel yang masih menggumpal, tidak adanya perubahan bentuk, warna, dan bau setelah penyimpanan selama 1 minggu secara organoleptik, rentang pH yang didapat 4,9 – 7, dan memiliki daya sebar yang tinggi melebihi dari rentang kategori yang baik yaitu 5-7 cm.
Formulasi dan Uji Mutu Fisik Body Lotion Ekstrak Kulit Buah Pir (Pyrusbretschneideri) Try Arthania; Elly Purwati; Valiandri Puspadina; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.145 KB)

Abstract

Kulit buah Pir (Pyrus bretschneideri) merupakan buah yang cukup sering dikonsumsi masyarakat umum, kulit buah pir memiliki kandungan senyawa Flavonoid yang berkhasiat sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan ekstrak kulit buah pir (Pyrus bretschneideri) menjadi sediaan lotion dan mengevaluasi mutu fisik dari sediaan tersebut. Metode penelitian merupakan penelitian eksperimental. Ekstrak kulit buah pir didapat dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Lotion dibuat dalam 3 formula konsentrasi ekstrak yaitu FI 2%, FII 4%, FIII 6%. Hasil lotion dari ekstrak kulit buah pir (Pyrus bretschneideri) di evaluasi selama 4 minggu, evaluasi mutu fisik meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji dayasebar. Dari hasil penelitian, lotion dengan konsentrasi ekstrak 2% pada FI merupakan sediaan yang paling baik, yaitu bentuk sediaan agak kental, tekstur lembut, warna coklat muda, wangi oleum rosae, homogen, stabil pada pH 6 dan daya sebar 5-7 cm. Kesimpulan dari penelitian adalah ekstrak kulit buah pir (Pyrus bretschneideri) dapat dibuat sediaan lotion dengan berbagai macam variasi konsentrasi.
Pembuatan Sabun Padat Antibakteri dari Ekstrak Daun Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) dan Serai Wangi Muhammad Rifqi; Indira Maylita Kusumawardani; Luthfi Mastur; Kun Harismah
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.91 KB)

Abstract

Sabun merupakan produk yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari manusia untuk membersihkan badan dari debu dan kotoran yang menempel di kulit. Sabun juga dapat difungsikan untuk mengobati penyakit, seperti mengobati penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Sabun padat antibakteri menggunakan bahan alami telah menarik minat banyak orang, tetapi masih sangat sedikit dikembangkan. Penambahan ekstrak daun stevia dan serai wangi diperlukan untuk meningkatkan mutu sabun padat antibakteri. Daun stevia mengandung zat alkaloid, tannin, dan flavonoid yang digunakan sebagai antibakteri. Serai wangi juga mengandung lemonal atau citral yang memiliki sifat antibakteri dan digunakan untuk penambah aroma pada sabun. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas daun stevia dan serai wangi sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dua factor dengan tiga kali pengulangan. Ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah maserasi dan evaporasi untuk mendapatkan ekstrak stevia serta metode sumuran untuk menguji daya hambat bakteri Staphylococcus aureus. Pada penelitian ini, digunakan formulasi sabun padat F1, F2, F3 dengan ekstrak daun stevia pada konsentrasi (1 gram, 2 gram, 3 gram) dan estrak serai wangi masing-masing pada konsentrasi (1 gram, 2 gram, 3 gram). Hasil uji terhadap aktivitas bakteri Staphylococcus aureus menghasilkan zona hambat optimum pada formulasi F3 sebesar 22,1 mm. Dapat disimpulkan bahwa sediaan sabun padat antibakteri dengan kombinasi ekstrak daun stevia dan serai wangi memenuhi persyaratan fisik dan efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, dimana semakin banyak ekstrak daun stevia dan serai wangi yang ditambahkan maka semakin besar zona hambatnya.
Formulasi dan Uji Mutu Fisik Ekstrak Rimpang Kunyit Kuning (Curcuma domestica Val.) sebagai Sabun Padat Putri Eni Lasari; Valiandri Puspadina; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.351 KB)

Abstract

Kunyit merupakan salah satu jenis tanaman obat tradisional yang banyak memiliki manfaat dan banyak ditemukan diwilayah Indonesia. Kunyit kuning (Curcuma domestica Val.) digunakan sebagai obat tradisiona yang mengandung berbagai komponen utama seperti kurkuminoid, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi dan uji mutu fisik ekstrak rimpang kunyit kuning (Curcuma domestica Val.) sebagai sabun padat yang sesuai dengan Standart Nasional Indonesia (SNI). Metode penelitian ini bersifat eksperimental yang terdiri dari pembuatan simplisia dan ekstraksi menggunakan maserasi dengan pelarut etanol 96%. Formulasi menggunakan ekstrak kunyit kuning (Curcuma domestica Val.) 0,8% (FI), 1,6% (F2), dan 2,4% (F3) serta control basis F0. Evaluasi karakteristik fisik sediaan sabun padat meliputi pengamatan organoleptis, pengujian tinggi busa, uji pH, dan uji kekerasan. Sediaan dievaluasi selama 14 hari yang disimpan pada suhu kamar. Data dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan SNI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ke tiga formula menghasilkan sabun padat beraroma wangi dan bertekstur padat, berwarna putih (F0), berwarna putih kecoklatan (F1), berwarna oren kecoklatan (F2), dan berwarna merah kecoklatan (F3). Nilai pH pada F0, F1, F2, dan F3 berturut-turut adalah 10, 11, 11 dan 11. Nilai tinggi busa pada F0, F1, F2, dan F3 berturut-turut adalah 8; 9; 8,5; dan 8. Selama penyimpanan 14 hari, hasil organoleptis pada sabun padat F0, F1, F2, dan F3 tidak mengalami perubahan. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu mutu fisik sediaan sabun padat ekstrak rimpang kunyit kuning sesuai dengan SNI dan stabil selama penyimpanan 14 hari.

Page 5 of 69 | Total Record : 687