cover
Contact Name
Suhartina
Contact Email
marital@iainpare.ac.id
Phone
+6285240682382
Journal Mail Official
marital@iainpare.ac.id
Editorial Address
Institut Agama Islam Negeri Parepare Jl. Amal BAkti No. 8 Sireang, Kota Parepare 91132, Pare Pare, Sulawesi Selatan 91121
Location
Kota pare pare,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Marital: Kajian Hukum Keluarga Islam
ISSN : -     EISSN : 29858577     DOI : https://doi.org/10.35905/jurnalmarital
Core Subject : Social,
Jurnal Marital: Kajian Hukum Keluarga Islam diterbitkan oleh Prodi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam IAIN Parepare. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk memfasilitasi penelitian tentang Hukum, khususnya Hukum Keluarga Islam. Jurnal Marital: Kajian Hukum Keluarga Islam terbit dua kali setahun pada bulan November dan Mei
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 35 Documents
Analysis of Islamic Law on the Pre-Wedding Phenomena (Study in the Photo Studios in Parepare) Silvana Herman; Ahmad Ibrahim; Sunuwati; Badruzzaman
Jurnal Marital: Kajian Hukum Keluarga Islam Vol 1 No 1 (2022): Hukum Keluarga Islam
Publisher : IAIN Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.049 KB) | DOI: 10.35905/marital_hki.v1i1.3181

Abstract

Penelitian ini membahas tentang bagaimana proses pelaksanaan pemotretan foto prewedding di Kota Parepare, dan bagaimana analisis hukum Islam terhadap pemotretan prewedding yang dilakukan sebelum akad oleh fotografer yang ada di Kota Parepare. Jenispenelitian yang digunakan dan skripsi ini adalah jenis penelitian lapangan dengan pendekatan fenomenologi kualitatif. Sumber data primer berasal dari hasil wawancara penulis dengan beberapa fotografer di studio foto yang ada di Kota Parepare. Sumber data sekunder berasal dari buku-buku rujukan dan website yang adakaitannya dengan masalah-masalah yang ada pada skripsi ini. Dan teknik penulisannya berdasarkan buku pedoman penelitian karya ilmiah (makalah dan skripsi) IAIN Parepare. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemotretan prewedding di Kota Parepare ada yang tergolong haram dikarenakan mengandung unsure ikhtilat, khalwat dan kasyful aurat dan ada yang dibolehkan karena tidak menyalahi syariat Islam.
The Implication of Judges’s Decision by Reason of Li’an in Mamuju Religious Court setiawan, andri; khairuddin, khairuddin; L, Sudirman; Fikri
Jurnal Marital: Kajian Hukum Keluarga Islam Vol 3 No 2 (2025): MARITAL: Kajian Hukum Keluarga Islam
Publisher : IAIN Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.449 KB) | DOI: 10.35905/marital_hki.v1i1.3182

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tentang Putusan Hakim karena li’an di Pengadilan Agama Mamuju. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses penyelesaian perkara li’an yang diproses di Pengadilan Agama Mamuju serta bagaimana dampak dari Implikasi putusan Hakim Karena li’an. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (fleld research) dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Fokus penelitian ini adalah Implikasi Putusan Hakim karena li’an di Pengadilan Agama Mamuju. Adapun sumber data dalam penelitian ini ialah sumber data primer dan skunder dengan tehnik okservasi, interview dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: implikasi cerai gugat karena li’an di Pengadilan Agama Mamuju yang diputus oleh hakim Pengadilan Agama Mamuju tentunya memiliki dua factor yaitu berdampak pada kebaikan dari kedua belah pihak suami isteri. Dengan ketentuan bahwa jika dipisahkan kemungkinan kedua suami isteri masing-masing mendapatkan pasangan yang lebih baik. Dampak kedua terkait pada permasalahan anak dan keluarga. Proses penyelesaian perkara cerai gugat karena li’an oleh hakim di Pengadilan Agama Mamuju ialah mengunakan mode seni hakim dengan cara melihat sebab adanya li’an itu sendiri. jadi secara metode yang dijelaskan dalam Al-Qur’an itu tidak diterapkan pada Pengadilan Agama Mamuju dikarenakan itu sangat berap bagi pelaku li’an. Akibat Hukum dan Status Terhadap Anak Li’an Kedudukan hukum anak akibat perceraian li’an serta perlindungan hak anak pasca perceraian li’an ditinjau dari segi hukum perdata. Kedudukan anak yang dalam keluarga yang dilahirkan akibat dari li’an mempunyai status hukum yang sama dengan anak zina.
The Analysis of an Islamic Family Law to Saqinah Family of Expatriate Husband irfanb; Rusdaya Basri; Saidah Saidah; Suhartina Suhartina
Jurnal Marital: Kajian Hukum Keluarga Islam Vol 1 No 1 (2022): Hukum Keluarga Islam
Publisher : IAIN Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.228 KB) | DOI: 10.35905/marital_hki.v1i1.3184

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: 1) proses membangun keluarga sakinah bagi pasangan suami isteri suaminya perantau di Desa Mirring, 2 dampak keluarga terhadap suami perantau di Desa Mirring, 3) analisis hukum keluarga islam terhadap pembentukan keluarga sakinah suami perantau di Desa Mirring. Penelitian ini berupa penelitian kualititatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, dengan menganalisis data menggunakan cara reduksi data (Data Reduction),penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (verification/conclusion drawing). Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara membangun keluarga sakinah bagi pasangan suami isteri perantau di Desa Mirring para isteri sepakat rela ditinggalkan suami untuk merantau tetapi komunikasi harus diterapkan dengan baik untuk memberikan kabar melalui telepon (panggilan video). Adapun dampak keluarga terhadap suami perantau di Desa Mirring yaitu dampak positifnya ialah perekonomian meningkat serta terpenuhinya nafkah lahir dan untuk dampak negatifnya ialahisteri harus memendam rindu dan juga tugas suami di rumah digantikan oleh isteri mereka dan adapun analisis hukum keluarga islam terhadap pembentukan keluarga sakinah suami perantau di Desa Mirring yaitu banyaknya maslahat dari pada mafsadat yang ditimbulkan oleh suami isteri yang suaminta perantau dan diperbolehkan karena telah melaksanakan hak dan kewajibannya memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara keturunan, memelihara harta.
Buginese Tradition “Massolo” in Soreang District, Parepare (Study of Islamic Law) Sunuwati; Sulaeha; Fatjri Nur Tajuddin
Jurnal Marital: Kajian Hukum Keluarga Islam Vol 1 No 1 (2022): Hukum Keluarga Islam
Publisher : IAIN Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.235 KB) | DOI: 10.35905/marital_hki.v1i1.3239

Abstract

This research was conducted by taking the issue of how the implementation of the massolo’' tradition, the public's perception of the implementation of the massolo’' tradition, and how the views of Islamic law regarding to the implementation of the massolo’' tradition in the marriage of the Bugis community in Soreang District, Parepare City. The type of research used in this reserach is qualitative descriptive method, the data in this study were obtained from primary data and secondary data. The data collection technique used is observation, interview, and documentation, while the technique used in determining the sources is purposive sampling technique. The data analysis technique is using the triangulation technique. The results of this study indicate that: 1) The implementation of the massolo’ tradition in Bugis traditional marriages is to provide assistance in the form of money or goods to the invitees. The invitees are family or close relatives, friends or friends, and neighbors. Invitees invite through invitation cards, telephone, and messages either in the form of letters or through social media. The massolo’ activities were held at the house holding the event, the building, and the hotel. 2) Massolo’ is a tradition that occurs in society as a form of providing assistance and as a form of remuneration. The assistance provided can be in the form of goods, money and labor. Gifts from Massolo’ can be categorized as gifts, alms, or debts, but they are not bribes. 3) Massolo’ in the view of Islamic law is a form of mutual assistance. Massolo’ must be attended by everyone who is invited if there are no obstacles because massolo’ activities can strengthen ties of friendship with family, relatives, neighbors and friends.
Cultural Values of Rapo-Rappang Pre-Marriage Bugis Community in Watang Sawitto District, Pinrang Regency, Perspective of Islamic Law Iin Mutmainnah; Syahrullah Tahir; Rusdaya; Sunuwati, Sunuwati
Jurnal Marital: Kajian Hukum Keluarga Islam Vol 3 No 2 (2025): MARITAL: Kajian Hukum Keluarga Islam
Publisher : IAIN Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.957 KB) | DOI: 10.35905/marital_hki.v1i1.3240

Abstract

Rapo-rapoang merupakan dasar kata dari rapuh, rapuh itu sendiri dapat diartikan sebagai masa dimana calon pengantin mudah terkena musibah yang dapat mencederai fisik ataupun dapat merenggut nyawa calon pengantin maka dari itu calon pengantin tidak dianjurkan keluar rumah untuk hal yang sia-sia karena tujuan dari rapo-rapoang itu sendiri merupakan larangan agar pengantin terhindar dari bala’. Penelitian ini bertujuan mengetahui budaya adat Rapo-rapoang dan menghindarkan calon mempelai dari bahaya dan memberikan edukasi kepada calon mempelai. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Teknik Library Reserarch dan Teknik Field Research (Observasi, Wawancara, Dokumentasi). Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menujukkan bahwa Pemahaman masyarakat bugis khususnya di kecamatan Watang Sawitto kabupatan Pinrang meyakini bahwa rapo-rapoang merupakan sebuah adat yang dilaksanakan masyarakat setelah terjadinya mapettuada (putus perkataan) dalam adat bugis rapo-rapoang yaitu sebuah larangan yang ditujukan kepada calon mempelai laki-laki dan wanita untuk tidak beraktivitas diluar rumah adapun nilai-nilai rapo-rapoang adalah untuk menghindari bala’, mempersiapkan diri, dan merawat diri.
Fatwah Study of Indonesian Ulema Council and Saudi Ulama on IVF Embryos (Comparative Analysis) Wirani Aisiyah Anwar; Abdillah F; Ahmad Supandi Patampari
Jurnal Marital: Kajian Hukum Keluarga Islam Vol 1 No 1 (2022): Hukum Keluarga Islam
Publisher : IAIN Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.839 KB) | DOI: 10.35905/marital_hki.v1i1.3241

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tentang Proses embrio bayi tabung. Perbandingan fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) dan fatwa Arabi terhadap embrio bayi tabung, dan status hukum bayi tabung dan hubungan nasabnya dalam perspektif dua fatwa. Penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian kualitatif dengan mengambil tinjaun pustaka (library research) yang obyek kajiannya menggunakan data pustaka berupa buku-buku sebagai sumber datanya dengan metode membaca, menelaah, dan menganalisis berbagai literatur yang ada, berupa Al-Qur’an, hadis, peraturan perundang-undangan, maupun hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis formal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Proses embrio bayi tabung atau Fertilization In Vitro yaitu proses inseminasi atau pembuahan dibantu dengan teknik rekayasa manusia dengan cara menggabungkan sel telur dan sel sperma dengan suatu tabung yang dilakukan dalam laboratorium embriologi. 2) MUI (Majelis Ulama Indonesia) membolehkan proses bayi tabung jika sperma dan ovum yang disuntikkan ke rahim ibu kandung berasal dari sperma sang suami sah dan ovum isteri sah. Sedangkan fatwa Arabi secara tegas mengharamkan proses bayi tabung meskipun sperma dan ovum yang disuntikkan ke rahim ibu kandung berasal dari sperma suami yang sah dan ovum isteri yang sah. 3) Kedudukan anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung sebagai anak sah dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan anak kandung.
The Phenomenon of Silariang in Legal Sociology Review Megawati Megawati; Rusdaya Basri; Suhartina Suhartina; Agus Muchsin
Jurnal Marital: Kajian Hukum Keluarga Islam Vol 1 No 2 (2022): MARITAL: Kajian Hukum Keluarga Islam
Publisher : IAIN Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.053 KB) | DOI: 10.35905/marital_hki.v1i2.3365

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang fenomena nikah silariang di Kota Parepare tinjauan sosiologi hukum. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan (1) faktor penyebab terjadinya nikah silariang di Kota Parepare (2) dampak yang ditimbulkan akibat kasus nikah silariang di Kota Parepare (3) proses ma’deceng pelaku nikah silariang di Kota Parepare. Penelitian ini adalah field research dengan metode kualitatif deskriptif. Fokus penelitian ini adalah pemahaman masyarakat tentang nikah silariang tinjauan sosiologi hukum di Kota Parepare. Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif, yuridis formal dan sosiologis. Sumber data penelitian ini ialah sumber data primer dan sekunder dengan tehnik observasi, interview, dan dokumentasi. Adapun Analisis datanya menggunakan analisis induktif dan deduktif. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Faktor penyebab terjadinya nikah silariang di Kota parepare dikarenakan berbeda pilihan orang tua, perbedaan suku, perbedaan status sosial dan ekonomi, bertengkar dengan orang tua, dan ketidakterbukaan pada orang tua (2) Dampak yang ditimbulkan akibat kasus nikah silariang di Kota Parepare adalah adanya kebencian antara keluarga pria dengan keluarga wanita, dan orang tua merasa sedih, kecewa dan sakit hati (3) Proses komunikasi dalam menyatukan kembali hubungan antara pelaku nikah silariang dengan keluarga adalah melalui proses mediasi, pelaku nikah silariang memberanikan diri pulang ke rumah orang tua untuk berdamai, mengirim foto pernikahan kepada orang tua, dan orang tua yang menghubungi dan meminta pelaku nikah silariang untuk pulang ke rumah. memelihara keturunan, memelihara harta.
Mediation Guidance In Avoiding Divorce In Parepare City Religious Courts (Islamic Counseling Guidance Perspectives) Nasriah Nasriah; Andi Rio Makkulau; Wirani Aisiyah Anwar
Jurnal Marital: Kajian Hukum Keluarga Islam Vol 1 No 2 (2022): MARITAL: Kajian Hukum Keluarga Islam
Publisher : IAIN Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.765 KB) | DOI: 10.35905/marital_hki.v1i2.3403

Abstract

The Parepare Religious Court has its own meaning in the Mediation Guide, in the mediation orientation process, the Parepare Religious Court refers to Supreme Court Regulation No.1 2016 regarding mediation procedures. In the mediation orientation process, things are done at the Parepare religious court, such as introduction, explaining the purpose of mediation orientation, calculating the problem, providing advice and finally providing a solution, where the mediator (advisor) provides a solution (management advice) or two parts that provide solution (no management), sometimes also a combination of the two focus techniques. If the success of the mediation guidelines is used as a reference to determine the effectiveness of the mediation orientation program in managing divorce cases, then in the Parepare religious court, mediation is not effective. However, the mediation guidance process has been carried out optimally and maximally. This study uses a qualitative method with a descriptive approach and when collecting data using observations, interviews and documentation methods. The data analysis technique used is inductive analysis technique, which means that the data obtained in the field are specifically explained in general words.
Dispentation of Underage Marriage in Islamic Societies in Parepare City (Case Study at parepare Class 1B Religious Court 2022) Muhammad Khairul; iin Mutmainnah; Muh. Jafar; Mohamad Jusuf Husain Isa
Jurnal Marital: Kajian Hukum Keluarga Islam Vol 1 No 2 (2022): MARITAL: Kajian Hukum Keluarga Islam
Publisher : IAIN Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.99 KB) | DOI: 10.35905/marital_hki.v1i2.3405

Abstract

According to fuqoha and jurists, they agreed to stipulate that people who are mature enough will be held accountable for each and have the freedom to determine their lives. By referring to the applicable law, the prospective bride and groom who are under 19 years of age are considered not old enough to marry and are not yet competent in the eyes of the law. There are three factors that cause marriage dispensation, among others, namely the factor of getting pregnant before marriage, economic factors, and educational factors. And what is the basis for the judge's consideration in making a marriage dispensation decision is the law but requires ijtihad based on the benefit of mursalah.
Mabolo Kuburu Tradition for Newlyweds in Islamic Family Law Perspective Rosdiana Rosdiana; Budiman Budiman; Aris Aris
Jurnal Marital: Kajian Hukum Keluarga Islam Vol 1 No 2 (2022): MARITAL: Kajian Hukum Keluarga Islam
Publisher : IAIN Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.182 KB) | DOI: 10.35905/marital_hki.v1i2.3430

Abstract

Tradisi mabbolo kuburu’ merupakan kearifan lokal yang di yakini keberadaanya secara turun temurun pada prosesi pasca pernikahan. Tradisi ini merupakan bentuk siturahmi kepada leluhur nenek moyang. Tadisi ini mengkaji mengenai gambaran awalmula tradisi mabbolo kuburu’ bagi pengantin baru di Bulu marante’e, proses pelaksanaan mabbolo kuburu’ bagi pengantin baru di Bulu marante’e dan pandangan hukum Islam terhadap mabbolo kuburu’ bagi pengantin baru di Bulu marante’e. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif (field research). Dengan menggunakan pendekatan teologis normatif dan pendekatan filosofis. Penelitian ini menggunakan sumber data primer yaitu observasi dan wawancara kepada toko-toko masyarakat dan sumber data sekunder yaitu buku-buku yang sesuai.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) sejarah mabbolo kuburu’ bagi pengantin baru di Bulu marante’e bermula dari kisah Puatta Arung Manumpe’ yang merupakan panutan bagi masyarakat hingga meninggal masih terus di kenang jasa-jasanya dan di lakukan dalam bentuk mabbolo kuburu’. 2) prosesi tradisi mabbolo kuburu’ bagi pengantin baru di Bulu marante’e dalam tahap pelaksanaanya perlu persiapan seperti a) mambawa makanan berupa nasi ketan, pisang raja telur ayam dan air b) membaca doa c) mabbolo kuburu d) makan-makan. 3) Tradisi mabbolo kuburu’ bagi pengantin baru di Bulu marante’e tentunya sejalan dengan hukum Islam karena dalam prosesnya masih mengandung nilai-nilai keislaman dan mengandung unsur kemaslahatan bersama.

Page 1 of 4 | Total Record : 35