cover
Contact Name
Husna Muizzati Shabrina
Contact Email
husna.muizzati@upnyk.ac.id
Phone
+6285795102288
Journal Mail Official
satubumi@upnyk.ac.id
Editorial Address
Jl. Padjajaran (SWK 104) Condongcatur, Sleman, DIY
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATUBUMI
ISSN : -     EISSN : 29864062     DOI : -
Core Subject : Social,
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATUBUMI menerima artikel yang berfokus pada : 1. Pengelolaan lingkungan Migas, Panas Bumi, dan Pertambangan 2. Pengelolaan Limbah 3. Energi Baru dan Terbarukan 4. Pengembangan Wilayah 5. Sistem Manajemen Lingkungan Wilayah 6. Pengelolaan Daur Hidup (LCA) 7. Manajemen Kebencanaan
Articles 41 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V" : 41 Documents clear
Pengendalian Erosi pada Disposal Timur PT X Desa Lebak Budi Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat Shabrina Rizky Ananthia Ufairuz; Aditya Pandu Wicaksono; Nandra Eko Nugroho; Suharwanto Suharwanto
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11659

Abstract

Kegiatan penambangan yang melibatkan aktivitas pemindahan material penutup (overburden) ke disposal sehingga menyebabkan adanya perubahan lereng yang curam. Hal tersebut berpotensi terjadi erosi serta hilangnya kestabilan lereng yang dapat menyebabkan pendangkalan di Kolam Pengendapan Lumpur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar laju erosi pada area Disposal Timur di PT X sehingga dapat memberikan arahan pengelolaan yang tepat berdasarkan nilai laju erosi pada area Disposal Timur. Pengambilan sampel dilakukan pada lereng dengan kemiringan 30o dan 18o yang memiliki panjang lereng beragam. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode petak kecil dengan total kejadian hujan sebanyak 22 kali hujan. Data yang diambil adalah konsentrasi sedimen dan volume aliran limpasan permukaan yang akan diolah dengan analisis matematis dan analisis laboratorium. Hasil dari perhitungan erosi menggunakan metode petak kecil pada lereng 30o memiliki rata-rata sebesar 5.82 ton/ha sedangkan pada lereng 18o adalah sebesar 3.90 ton/ha sehingga melebihi indikator peraturan yang berlaku. Rekomendasi pengelolaan pada kedua lereng berdasarkan perhitungan rata-rata hasil erosi yaitu pengelolaan secara mekanik berupa penataan geometri lereng disposal dengan menyeragamkan kemiringan lereng dan panjang lereng serta pembuatan saluran pembuangan air menuju kolam pengendapan lumpur.
Pengaruh Penambahan Limbah Cangkang Telur Ayam (Gallus Gallus Domesticus) dan Kapur Tohor Terhadap Parameter pH dan TSS Pada Air Asam Tambang Annas Alfandi Rifai; Ika Wahyuning Widiarti
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11642

Abstract

Air asam tambang merupakan salah satu limbah yang dihasilkan di area pertambangan. Pengolahan AAT yang dilakukan pada penelitian ini memanfaatkan bahan campuran berupa kapur tohor dan limbah cangkang telur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian variasi dosis kapur tohor dan limbah cangkang telur terhadap parameter pH dan TSS pada AAT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode grab sampling, metode analisis laboratorium, metode analisis regresi linear berganda dan metode deskriptif developmental. Percobaan penelitian ini dilakukan dengan menambahkan kapur tohor dan limbah cangkang telur pada AAT dengan variasi dosis dan variasi perlakuan pada bahan treatment dengan kalsinasi. Hasil penelitian yang didapatkan pengaruh pemberian variasi dosis hasil pengolahan limbah telur dan kapur tohor berpengaruh terhadap perubahan nilai pH dan TSS. Seiring dengan penambahan dosis limbah cangkang telur dan kapur tohor maka akan terjadi kenaikan untuk nilai pH dan TSS. Semakin tinggi suhu kalsinasi pada limbah cangkang telur maka pengaruhnya terhadap air asam tambang akan maningkatkan nilai pH air asam tambang. Berdasarkan hasil percobaan didapatkan pada pemberian dosis 0,045 gr/L untuk kapur tohor dan limbah cangkang telur kalsinasi 900oC mampu menaikkan pH menjadi 7,57 dan TSS sebesar 115,8 mg/L.
Pengelolaan Kawasan Rawan Bencana Longsor di Dusun Ngembes, Kalurahan Pengkok, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Eryna Perwita Sari; Nandra Eko Nugroho; Wisnu Aji Dwi Kristanto; Suharwanto Suharwanto
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11670

Abstract

Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Kabupaten Gunung Kidul memiliki potensi terjadinya bencana longsor yang tinggi dengan ditandai besarnya frekuensi terjadinya bencana longsor. Salah satu kejadian bencana longsor tipe Debris Slide berada Di Dusun Ngembes, Kelurahan Pengkok, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunung Kidul yang terjadi pada bulan November Tahun 2022. Kejadian longsor tersebut menimbulkan dampak seperti kerusakan kandang ternak warga dan kerusakan lahan. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui karakteristik berdasarkan 14 parameter kerawanan longsor mengacu pada PerMen PU No. 22/PRT/M/2007 serta melakukan analisis kestabilan lereng yang akan digunakan sebagai acuan dalam melakukan upaya pengelolaan ataupun mitigasi bencana. Penelitian ini menggunakan metode survey dan pemetaan terhadap rona lingkungan eksisting, skoring pada 14 parameter yang terbagi dalam 2 aspek yakni aspek fisik alami dan aspek aktivitas manusia yang di analisis secara kuantitatif dan kualitatif. Untuk menunjang hasil pembobotan dilakukan analisis kestabilan lereng yang dilakukan dengan metode Janbu yang Disederhanakan dengan teknik pengambilan sampel Purpossive Sampling pada 2 titik yakni pada zona kerawanan tinggi dan zona kerawanan sedang melalui software Rocscience Slide. Berdasarkan hasil skoring pada 14 parameter kerawanan longsor didapatkan hasil bahwa Dusun Ngembes diklasifikasikan kedalam 3 kelas kerawanan longsor yakni tinggi dengan hasil bobot nilai 2,49, sedang dengan hasil bobot nilai 2,34 dan rendah dengan hasil bobot nilai 2,14 kemudian dilakukan analisis kestabilan lereng dengan hasil FK LP 19 sebesar 0,374 (labil) dan LP 11 sebesar 1,881 (stabil). Arahan pengelolaan Dusun Ngembes pada zona tinggi dengan FK 0, 1,881 secara struktural dilakukan pemasangan bronjong dan revegetasi serta pemasangan Early Warning System untuk non struktural sedangkan zona kerawanan sedang dengan FK 0,374 secara struktural dilakukan revegetasi dengan vetiver dan pemasangan Early Warning System.
Pemodelan Dispersi Gas SO2 dan NO2 Dari Cerobong PLTSa Merah Putih, Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat Menggunakan AERMOD View Bumi Lloyd Marsha Sugiarto; Ika Wahyuning Widiarti; Wisnu Aji Dwi Kristanto; Andi Renata Ade Yudono
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11636

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) merupakan salah satu pengelolaan sampah yang terdapat di TPST Bantargebang. PLTSa merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumah tangga sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik Akan tetapi, eksistensi PLTSa memberikan dampak negatif, yaitu penurunan kualitas udara. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dispersi gas SO2 dan NO2 menggunakan model dispersi Gaussian. Terdapat dua sampel yang diukur, yaitu sampel gas emisi dan parameter meteorologi. Metode pengumpulan data menggunakan metode purposive sampling. Pengukuran gas emisi dilakukan di cerobong PLTSa. Pengelolaan hasil data pengukuran menggunakan AERMOD View untuk dispersi gas emisi. Pemodelan dispersi setiap gas emisi dilakukan dengan dispersi selama 1 jam, 24 jam, dan 1 tahun. Konsentrasi gas SO2 2,61 mg/Nm3 dan konsentrasi gas NO2 149 mg/Nm3 masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan dalam PERMENLHK Nomor 15 Tahun 2019, dengan baku mutu gas SO2 adalah 210 mg/Nm3 dan gas NO2 adalah 470 mg/Nm3. Hasil dari pemodelan dispersi menggunakan AERMOD View menunjukan bahwa dispersi gas emisi cenderung menetap pada sumber pencemar atau PLTSa dan konsentrasi gas menurun seiring bertambahnya jarak dari PLTSa.
Pengendalian Kualitas Udara Ambien Berdasarkan Parameter Pm 2,5 Dan Pm 10 Di Area Tambang Batubara Pt.Xxx Di Lebak Budi, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan Hiroko Kaniadela Purba; Agus Bambang Irawan
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11654

Abstract

Pada prinsipnya yaitu kegiatan pertambangan batubara dapat mempengaruhi kualitas udara yang mengalami penurunan. Penurunan dari kualitas udara diakibatkan dari adanya peningkatan partikulat dan gas di udara yang dapat berasal dari emisi seluruh kegiatan pertambangan batubara. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui kondisi sebaran partikulat dan mengetahui kualitas udara berdasarkan ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara) dan saran arahan pengendalian. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Perolehan data primer dan sekunder didapatkan dengan survei dan pemetaan di lapangan, uji laboratorium, dan metode sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada titik lokasi pengambilan sampel udara yang telah dilakukan selama 24 jam dengan baku mutu Particulate Matter 10µm (PM10) sebesar 75 µg/m3. Lokasi yang memiliki konsentrasi terbesar terletak pada area pit stop wheel dengan nilai 75 dengan nilai ISPU sebesar 62,5. Particulate Matter 2,5µm (PM2,5) dengan baku mutu 55 µg/m3. Lokasi yang memiliki konsentrasi terbesar terletak pada area pit stop wheel dengan nilai 39 dan nilai ISPU sebesar 79,4. Berdasarkan hasil yang di dapat, kualitas udara berdasarkan perhitungan
Penggunaan Zeolit Alam Teraktivasi dan Karbon Aktif dalam Menurunkan Kesadahan Air Di Kalurahan Girisuko, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, DIY Nurcahyani Azizah; Rr. Dina Asrifah; Herwin Lukito; Aditya Pandu Wicaksono; Nandra Eko Nugroho
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11665

Abstract

Mataair Tirta Manunggal dan Mataair Mbelik yang terletak di Kalurahan Girisuko, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki memiliki kadar kesadahan 246,77 mg/l dan 206,97 mg/l yang tergolong air sadah (hard). Air sadah dapat menimbulkan kerak pada panci dan apabila dikonsumsi secara terus menerus tanpa adanya pengolahan dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui teknik pengolahan air sadah yang tepat untuk diterapkan di daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah metode ekperimen berupa pengolahan air sadah menggunakan metode adsorpsi. Pengolahan air sadah dilakukan menggunakan kolom filtrasi yang dioperasikan secara kontinyu dengan adsorben zeolit alam teraktivasi dan karbon aktif yang berukuran 0,3 cm dan Hydraulic Loading Rate (HLR) sebesar 1,2 m/jam. Hasil pengolahan air sadah dengan kedua adsorben tersebut akan dibandingkan efektivitasnya dalam menurunkan kadar dari tiap-tiap parameter kualitas air. Pengolahan air sadah dengan media zeolit alam memiliki efektivitas dalam menurunkan TDS 47,92%, DHL 49,22%, kesadahan 50,81%, Mg 89,12%, dan Ca 44,87%. Karbon aktif memiliki efektivitas dalam menurunkan TDS 8,33%, DHL 10,71%, kesadahan 45,16%, Mg 93,48%, dan Ca 55,13%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa zeolit alam lebih baik dalam menurunkan kesadahan air dibandingkan karbon aktif.
Status Mutu Air Sungai Temulawak dan Air Tanah di sekitar PT X Kalurahan Triharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Muhammad Rizky Yunianto; Ayu Utami; Andi Renata Ade Yudono; Rr. Dina Asrifah; Eni Muryani
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11631

Abstract

 Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan manusia karena digunakan untuk kegiatan sehari-hari dan kegiatan lain. Industri tekstil di Kalurahan Triharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan informasi dari masyarakat limbah yang dibuang ke Sungai Temulawakmenimbulkan bau tidak sedap dan menyebabkan air tanah di selatan industri menjadi lebih keruh. Faktor lain penyebab menurunnya kualitas air sungai dan air tanah adalah jenis penggunaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status mutu air sungai dan air tanah di sekitar industri tekstil. Metode yang digunakan pada penelitian secara umum merupakan metode kuantitatif. Beberapa metode yang digunakan seperti survei dan pengamatan, pengambilan sampel dengan metode purposive sampling, pengolahan data menggunakan metode Indeks Pencemaran. Hasil analisis diketahui bahwa selain limbah cair industri tekstil, status mutu air sungai dan air tanah dipengaruhi oleh faktor lain yaitu penggunaan lahan di daerah penelitian. Status mutu air sungai menunjukkan terdapat 1 sampel air sungai yang masuk ke dalam kategori tercemar ringan. Status mutu air tanah menunjukkan terdapat 3 sampel air tanah yang masuk ke dalam kategori tercemar ringan.
Analisis Kualitas Tanah Asam Area Tandus Daerah Reklamasi PT X, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur Artha Nevia Eka Putri Andshani; Aditya Pandu Wicaksono; Tissia Ayu Algary; Ika Wahyuning Widiarti
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11649

Abstract

Kegiatan pertambangan batubara di Indonesia umumnya dilakukan dengan metode tambang terbuka (open pit mining). Metode tersebut menimbulkan dampak yang beragam seperti perubahan sumberdaya lahan dan ekosistem hingga pencemaran lingkungan. Kegiatan reklamasi sangat penting untuk memulihkan lingkungan pascatambang supaya berfungsi secara berkelanjutan. Namun, kegiatan reklamasi seringkali mengalami kendala salah satunya yakni rendahnya kualitas tanah yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman reklamasi. Kondisi ini akan berdampak pada persentase keberhasilan reklamasi pascatambang. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kualitas tanah asam di area tandus daerah reklamasi PT X yang kurang mendukung pertumbuhan tanaman reklamasi secara optimal. Metode pengumpulan data dilakukan melalui survei dan pemetaan serta uji laboratorium. Parameter yang digunakan dalam analisis kualitas tanah asam meliputi pH, Fe, Al3+, dan kejenuhan alumunium. Data hasil uji laboratorium dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif. Daerah penelitian memiliki area tandus sekitar 1,72 ha dengan total area reklamasi 7,7 ha. Tanah asam di area tandus tersebut merupakan tanah hasil proses penghamparan tanah saat kegiatan penataan lahan reklamasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa karakteristik tanah asam area tandus di daerah penelitian memiliki karakteristik tanah asam dengan pH 4,53, kadar Fe 11.637,67 ppm, Al3+ 3 meq/100 g, kejenuhan alumunium sebesar 57,55 % yang tergolong tinggi. Tingkat keasaman tanah dengan kadar Fe dan kejenuhan alumunium yang tinggi menjadi penyebab banyak tanaman reklamasi yang kering bahkan mati. Dengan demikian, perlu dilakukan pengolahan tanah area tandus tersebut untuk meningkatkan kualitas tanah supaya dapat mendukung pertumbuhan tanaman reklamasi secara optimal.
Penilaian Tingkat Keberhasilan Reklamasi Berdasarkan PerMenHut No P.60/MenHut-II/2009 Lahan Pasca Tambang Batugamping PT X, Tuban, Jawa Timur Laila Alfi Khairunnisa; Herwin Lukito; Wisnu Aji Dwi Kristanto; Muammar Gomareuzzaman
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11660

Abstract

PT X melakukan kegiatan penambangan yang berupa tambang batugamping. Kegiatan penambangan yang dilakukan terus menerus akan menimbulkan beberapa dampak salah satunya perubahan kondisi fisik lahan, sehingga diperlukan kegiatan reklamasi. Kegiatan reklamasi perlu adanya evaluasi atau penilaian agar mengetahui keberhasilan dari suatu reklamasi dan revegetasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai tingkat keberhasilan reklamasi pada lahan bekas tambang batugamping. Kegiatan penilaian tingkat keberhasilan dilakukan pada area lantai lahan reklamasi. Metode yang digunakan dalam observasi lapangan menggunakan metode survei pemetaan, teknik sampling Purposive Sampling dan Simple Random Sampling untuk pengambilan data, dilakukan uji laboratorium dan analisis serta pembobotan nilai berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No.P.60/Menhut-II/2009. Hasil penelitian didapatkan nilai tingkat keberhasilan reklamasi pada area lantai sebesar 94 (penataan lahan 30, pengendalian erosi 20 dan revegetasi 44) yang termasuk dalam kategori baik.
Rancangan Desain IPAL Untuk Pengendalian Pencemaran Air Sungai akibat Limbah Tambak Udang Vaname di Kalurahan Jangkaran, Kabupaten Kulon Progo, DIY Elvin Relingga; Ayu Utami; Agus Bambang Irawan
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 5, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK LINGKUNGAN KEBUMIAN (SATU BUMI) KE-V
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/psb.v5i1.11643

Abstract

Pembudidayaan udang berjenis vaname semakin berkembang. Pemanfaatan Kawasan pesisir yang diubah menjadi tambak udang oleh masyarakat menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah pencemaran air sungai akibat pembuangan limbah yang tidak dikelola terlebih dahulu, alhasil menyebabkan lingkungan sekitar tambak udang menjadi rusak dan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah dapat merancang desain IPAL untuk mengatasi tingkat pencemaran air sungai di Kawasan tambak udang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dengan tahapan-tahapan yang terdiri dari metode survei dan pemetaan; ujilaboratorium dengan parameter berupa BOD, DO, TSS, Fosfat, dan Amonia; serta analisis dengan metode deskriptif untuk mengetahui rancangan desain IPAL berdasarkan hasil uji dan karakteristik zat pencemaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa air sungai melebihi baku mutu dengan parameter yang diuji yaitu BOD 4,764 mg/L, DO 4,194, TSS 120,4 mg/L, Amonia 1,7064 mg/L, dan Fosfat 0,3008 mg/L. Hasil perhitungan indeks pencemaran air menunjukkan air sungai tercemar ringan hingga tercemar sedang. Arahan pengelolaan untuk mengatasi hal ini adalah dengan Pembangunan instalasi pengolahan air limbah dengan desain instalasi yang terdiri dari 6 bak diantaranya bak ekualisasi, bak pengendapan awal, bak biofilter anaerob, bak biofilter aerob, bak pengendapan akhir, dan bak pengolahan lumpur.