cover
Contact Name
putri khairina masta
Contact Email
putrikhairinamasta@gmail.com
Phone
+6281270247587
Journal Mail Official
fotografi.isipadangpanjang@gmail.com
Editorial Address
Jalan Bahder Johan no 35 , Guguak Malintang, Padangpanjang Timur
Location
Kota padang panjang,
Sumatera barat
INDONESIA
Matalensa Journal of Photography and Media
ISSN : -     EISSN : 28095812     DOI : 10.26887/matalensa.v2i1
Matalensa: Journal of Photography and Media (ISSN- 2809-5812) is a peer-reviewed journal dedicated to the promotion and dissemination of scholarly research on photography and media. Particular attention is paid to works dealing with photography and media studies using an interdisciplinary perspective, especially within photography and media. The journal is published biannually, in February and August, by the Department of Photography, Faculty of Arts and Design, Institut Seni Indonesia Padang Panjang.
Articles 81 Documents
Eksplorasi Tubuh Manusia Pada Eksperimental Fotografi Ramadhan, Rizki
Matalensa: Journal of Photography and Media Vol 2, No 2 (2022): Matalensa: Journal Of Photography and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/matalensa.v2i2.3029

Abstract

The human body is the entire human body that is visible from the tip of the toes to the tip of the head. The body is a perfect creation of God which is generally different. The creation of this work produces new forms of the human body which have a symbolic meaning. The body becomes a visual language or symbol that can represent various things about human life. Experimental photography is included in expression photography to discover something new, this experimental photography uses scanography technique as a medium for shooting without a camera with an emphasis on aesthetic expression. The creation of this work went through several stages, namely; preparation, design, embodiment, and presentation of works. The form referred to in this work is the external form of the human body, namely; shape, texture, and color. Scanography itself creates unique photo objects with special techniques in the process of creating photographic works without a camera. This creation uses digital imaging techniques that involve elements of digital photography with computer programs in the form of retouching, combining, and composing. The process is created from a series of cropping, resolution, dark and light processes, masking, contrast, and filters in the concept of digital imaging. The creation of the work on "Exploration of the Human Body in Experimental Photography" also uses a semiotic theory approach by experimenting with scanner machines on the cameraless concept. In this way, this creation produces new visuals of aesthetic bodies and artistic bodies.
TRADISI LIMAU BALACUIK PERNIKAHAN PASAMAN BARAT DALAM FOTOGRAFI DOKUMENTER KURNIATI, YOLA
Matalensa: Journal of Photography and Media Vol 2, No 2 (2022): Matalensa: Journal Of Photography and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/matalensa.v2i2.2837

Abstract

Daerah Pasaman Barat memiliki tradisi limau balacuik  yang tidak ada di daerah lain yang berada di kampung Kinali, Kecamatan Kinali, kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Tradisi ini turun temurun dilaksanakan untuk keturun rajo yang bertujuan untuk pemantapan tekad dari kedua mampelai untuk melangkah kejenjang yang lebih serius yaitu ikatan pernikahan (membangun rumah tangga).Karya tugas akhir ini berupa fotografi dokumenter yang mengangkat tema tradisi limau balacuik pada pernikahan yang turun temurun dilaksanakan untuk keturunan rajo yang ada di daerah kampung Kinali, Pasaman Barat. Adapun proses penciptaan karya ini dilakukan dengan metode penciptaan yang berlandaskan fotografi dokumenter, fotostory, yang menjelaskan dan menggambarkan bagaimana proses tradisi. Karya tradisi limau balacuik pada pernikahan di Pasaman Barat dalam fotografi dokumenter ini bertujuan untuk masyarakat dalam tetap mempertahankan/melestarikan adat dan tradisi yang unik ini untuk terus dilestarikan  karna tradisi ini tidak ada di daerah lain dan memberikan informasi untuk daerah luar (promosi).   
BATIK INCUNG KERINCI DALAM FOTOGRAFI FASHION Oktavia, Feby
Matalensa: Journal of Photography and Media Vol 3, No 2 (2023): Matalensa: Journal Of Photography and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/matalensa.v3i2.3997

Abstract

Aksara Incung dijadikan sebagai motif batik untuk mengembangkan kearifanlokal yang ada di Kota Sungai penuh sehingga dapat dikenal oleh masyarakat luasdengan menerapkan aksara Incung ke atas kain mori menjadi motif batik. Batikincung yang pada awalnya kerap digunakan oleh pejabat dan digunakan padaacara-acara formal, kini bisa beralih fungsi sebagai pakaian yang santai dan tidakterlalu formal. Seiring berjalannya waktu, batik incung juga semakin trendi denganberbagai bentuk pola pakaian, warna, dan model pakaian yang bisa di padupadankan dengan celana, rok, blouse, dan kemeja yang bisa di pakai untuk anakanakmuda.Fotografi fashion menurut kamus fotografi merupakan cabang fotografi professional yang mengkhususkan diri pada foto di bidang busana dan perlengkapannya. Proses penciptaan karya tugas akhir ini melalui beberapa metode meliputi persiapan, perancangan, perwujudan, dan penyajian karya.Penciptaan karya fotografi fashion ini menampilkan kenyamanan daripakaian batik incung yang modelnya kekinian. Pengkarya lebih menonjolkan apasaja motif dan warna yang di gunakan pada pakaian batik ini, produk batik incungkerinci ini merupakan produk lokal yang akan tergambar jelas melalui media iklanpengambilan foto mengutamakan fashion modern kekinian dalam balutan batikincung Kerinci. Pengkarya menggunakan teknik pengambilan foto denganmenggunakan teknik long shot, medium long shot dan medium shot. Angle yang yang diguanakan pengkarya yaitu low angle, eye angle, dan high angle.
Baju Betabur Karya Lolyta Angraini dalam Fashion Photography Latifatul Hasanah, Nurul Fajri; Saputra, Ivan; Kurniadi, Benny
Matalensa: Journal of Photography and Media Vol 4, No 2 (2024): Matalensa: Journal Of Photography and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/matalensa.v4i2.4561

Abstract

Karya ini bertujuan untuk menciptakan fashion photography yang mengangkat Baju Betabur karya Lolyta Angraini sebagai pakaian adat untuk acara kebudayaan di Kabupaten Mukomuko. Fashion photography adalah genre yang menonjolkan produk busana dengan penekanan pada nilai estetika dan komersialnya. Penciptaan ini menggunakan metode dokumentasi visual dengan fokus pada penataan cahaya yang meliputi oval light, side light, dan rim light untuk menyoroti detail desain dari busana adat tersebut. Pose model telah direncanakan sebelumnya untuk memastikan kecocokan dengan busana yang dipakai.Proses pembuatan karya ini meliputi tahap persiapan, perancangan konsep, perwujudan ide dalam bentuk storyboard, dan penyajian akhir melalui proses editing. Hasil akhir dari karya ini adalah memvisualisasikan dua puluh karya fotografi dengan keindahan dan keunikan dari baju betabur sebagai bagian dari warisan budaya lokal. Implikasi dari penciptaan ini adalah meningkatkan apresiasi terhadap busana tradisional melalui media visual yang menarik dan informatif.
CERITA RANDAI NURSIA DALAM FOTOGRAFI DOKUMENTER yuliasri, Mutia; Hartitom, Hartitom; Albar, Yuli Hendra Multi
Matalensa: Journal of Photography and Media Vol 4, No 1 (2024): Matalensa: Journal Of Photography and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/matalensa.v1i1.4123

Abstract

Tulisan ini ditujukan untuk menjelaskan proses pencipta karya fotografi dokumenter dengan judul Cerita Randai Nursia dalam Fotografi Dokumenter. Randai adalah salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. Randai maggabungkan seni lagu, musik, tari, drama dan silat menjadi satu. Pengkarya mengangkat randai nursia karena ingin mengenalkan ke masyarakat luar dari kototuo sehingga dapat di nikmati banyak orang. Tujuan dari penciptaan ini adalah untuk memperluas pengetahuan masyarakat tentang fotogarfi dokumenter. Landasan teori yang digunakan dalam penciptaan karya ini adalah fotografi jurnalistik, fotografi dokumenter, foto story, dan digital imaging, yang menjadi point penting dalam penciptaan karya ini. Serta metode dalam perwujudan dan penyajian karya. Karya yang dihasilkan berupa 20 karya foto yang memvisualkan randai nursia dalam fotografi dokumenter.
Gerakan Tari Pasambahan dengan Teknik Stroboscopic dalam Fotografi Seni Ridzwan, Muhammad
Matalensa: Journal of Photography and Media Vol 3, No 2 (2023): Matalensa: Journal Of Photography and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/matalensa.v3i2.4001

Abstract

Tari Pasambahan adalah salah satu bentuk kesenian yan ada di daerah Sumatera Barat. Tari Pasambahan pertama kali diciptakan oleh Syofyani yang bertujuan untuk menyambut kedatangan Raja Belgia di Kota Bukittinggi. Ini menjadi sebuah ide dalam penciptaan karya fotografi seni. Penciptaan karya fotografi seni lebih menekankan sikap pemotretnya dalam mengantisipasi kamera sebagai kuas untuk mentransfer objek dengan berbagai teknik dan gaya dalam bentuk karya seni yang bernilai estetik. Adapun penciptaan ini sebagai penghubung antara kesenian tradisi dengan masyarakat, penulis menciptakan karya fotografi dengan gerakan tari pasambahan sebagai objek utama yang dikombinasikan dengan teknik stroboscopic. Skripsi karya yang berjudul “Gerakan Tari Pasambahan dengan Teknik Stroboscopic dalam Fotografi Seni” menghasilkan 20 karya dari 4 tahapan tarian yang ada pada tari pasambahan.
FOTOGRAFI DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN KERAJINAN ALAT MUSIK TALEMPONG DI NAGARI SUNGAI PUA, KABUPATEN AGAM, SUMATERA BARAT. Hasfa, Hasrafi Syaiiddil
Matalensa: Journal of Photography and Media Vol 4, No 2 (2024): Matalensa: Journal Of Photography and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/matalensa.v4i2.4211

Abstract

Fotografi dokumenter dianggap sebagai akar dari fotografi. Fotografi dokumenter bercerita tentang hal-hal di sekililing kita, yang membuat kita berpikir tentang dunia dan kehidupan di dalamnya Pelestarian warisan budaya lokal menjadi tugas penting dalam menjaga identitas dan keberlanjutan sebuah Masyarakat. Pada intinya Fotografi dokumenter mengajarkan bagaimana cara melihat sesuatu lebih dalam, tidak hanya melihat realitas dari permukaan saja, selain itu hal ini juga dapat melatih seseorang memiliki kepekaan terhadap realitas sosial yang sedang terjadi.  Salah satu bentuk kearifan lokal yang kaya akan Sejarah dan nilai-nilai budaya adalah kerajinan alat musik talempong di Nagari Sungai Pua, kabupaten Agam, Sumatera barat. 
SONGKET UNGGAN KARYA DITA HARPENI DALAM FOTOGRAFI FASHION Z, ADRIL KUDRI
Matalensa: Journal of Photography and Media Vol 3, No 2 (2023): Matalensa: Journal Of Photography and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/matalensa.v3i2.4030

Abstract

Penciptaan Karya ini dilakukan dengan proses yang kompleks. Motif songket unggan dalam nuansa glamor adalah sumber inspirasi penciptaan karya seni karena memiliki makna yang menarik. Songket unggan memiliki dua motif yaitu unggan saribu bukik dan lansek manih. Kedua ornamen motif tersebut memiliki makna kekompakan dalam kerja sama, kegigihan dan keinginan untuk maju. Proses penciptaan karya seni ini dilakukan dengan tiga tahap sebagai proses penciptaan karya yaitu eksplorasi, perencanaan, dan perwujudan yang menjadi langkah utama dalam penciptaan karya ini. Eksplorasi merupakan tahap awal untuk menggali sumber ide berupa trend fashion terkini dan mendalami filosofi songket itu sendiri. Fotografi fashion itu sendiri merupakan jenis foto yang menampilkan berbagai mode pakaian yang terkait dengan gaya hidup. Metode kedua yaitu perencanaan\yang merangkum tentang rancangan desain berupa project release untuk rancangan dalam tahap pemotretan. Metode ketiga yaitu perwujudan karya, dalam hal ini pengkarya mewujudkan ide, konsep, gagasan, dan rancangan menjadi karya busana dalam wujud yang sebenarnya. Konsep dari visual songket unggan ini merupakan gambaran baru untuk memperkenalkan kepada masyarakat dalam menciptakan busana-busana yang elegan dan modern namun tetap mempertahankan nilai filosofi yang terkandung dengan menggunakan teknik pencahayaan.  
EKSPLORASI TAPANULI SELATAN DALAM TRAVELING PHOTOGRAPHY Kusnadi, Ilman; Susanti, Indah; Mora, Haslinda
Matalensa: Journal of Photography and Media Vol 4, No 2 (2024): Matalensa: Journal Of Photography and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/matalensa.v4i2.4586

Abstract

Jurnal ini membahas tentang eksplorasi Tapanuli Selatan melalui media fotografi yakni Traveling Photography. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan keindahan alam, budaya, aktivitas manusia, kuliner, bangunan bersejarah dan objek lainnya yang ada di Tapanuli Selatan. Metode  penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan juga tidak terlepas dari metode penciptaan yang diawali dari persiapan, perancangan, perwujudan dan penyajian karya. Pengambilan karya dilakukan di tujuh kecamatan yang ada di Tapanuli Selatan yaitu Kecamatan Batang Toru, Muara Batang Toru, Angkola Sangkunur, Marancar, Sipirok, Angkola Muara Tais dan Sayur Matinggi.Minimnya visual tentang kekayaan objek wisata dan kebudayaan masyarakat Tapanuli Selatan mendorong penulis untuk melakukan eksplorasi lebih jauh melalui medium fotografi. Apalagi keberadaan visual serta promosi terkait Tapanuli Selatan yang ada tidak memenuhi secara aspek fotografi. Inilah yang melatarbelakangi penulis untuk membahasnya melalui rentetan karya fotografi. Teknik fotografi yang digunakan pada ranah jurnalistik ini adalah framing, detail, higt angle, low angle dan beberapa teknik fotografi lainnya. Melalui Traveling Photography keindahan alam dan kekayaan budaya di daerah Tapanuli Selatan menjadi arsip pribadi dan pengenalan lebih kepada masyarakat luas. Tentunya tanpa melepaskan unsur  dan esensi Traveling Photography yakni alam, manusia, dan kuliner. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman yang mendalam serta memperkuat keberadaan destinasi wisata di daerah tersebut. Karya fotografi yang penulis hadirkan diharapkan bisa sebagai bahan acuan bagi institusi bidang fotografi dalam penciptaan dan pengkajian baru khususnya pada penciptaan ranah Traveling Photography.  Selain itu juga menggali potensi pengembangan pariwisata melalui media visual fotografi. Penulis berharap hasil penelitian ini juga dapat berkontribusi dalam mempromosikan potensi wisata, kebudayaan masyarakat, kuliner, bangunan bersejarah di Tapanuli Selatan dan memberikan inspirasi bagi penggiat fotografi untuk terus menggali dan mengembangkan destinasi wisata yang berkelanjutan. 
Makanan Tradisional Kabupaten Lima Puluh Kota Dalam Food Photography hydhayatul, putry; Masta, Putri Khairina; Emas, Cindi Adelia Putri
Matalensa: Journal of Photography and Media Vol 4, No 1 (2024): Matalensa: Journal Of Photography and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/matalensa.v1i1.4125

Abstract

The traditional food of Lima Puluh Kota Regency as a form of traditional culinary culture needs to be re-actualized, namely by displaying it through visual images that are more attractive, refreshing and have a contemporary nuance through a work of food photography. In the culinary industry, food photography is an important requirement, both for commercial and non-commercial purposes. This is because artistic visual images can increase the image and selling value of the food displayed. In realizing this, several methods of creating work were carried out, namely qualitative descriptive methods with observation activities, literature studies and interviews. The data obtained was then analyzed qualitatively and presented descriptively. Then, the design method and work realization were carried out to realize the concept that had been designed, with the shooting process carried out indoors using a Cannon EOS 1200D camera and other supporting equipment. The creation of the work "Traditional Food of Lima Puluh Kota Regency in Food Photography" includes the food Sate Danguang-Danguang, Unja Ikan, Kipang Ompiang, and Galamai Boreh Rondang as photographic objects. From this food, 4 photo works were created and it is hoped that the creators can overcome the problem of preserving the traditional food of Lima Puluh Kota Regency, becoming one of the superior regional culinary and cultural products, and can increase the interest of local people and tourists in consuming traditional food, especially in the Lima Puluh Kota Regency.