cover
Contact Name
Irma Rahmawati
Contact Email
irahmairma@gmail.com
Phone
+6208562334636
Journal Mail Official
pscp@akfarbumisiliwangi.ac.id
Editorial Address
Jl. Rancabolang No.104, Margahayu Raya, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy (PSCP)
ISSN : 30254175     EISSN : 30254175     DOI : https://doi.org/10.61329
Core Subject : Health, Science,
Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy (PSCP) adalah jurnal yang dikelola oleh Akademi Farmasi Bumi Siliwangi. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahun, pada Bulan Februari dan Agustus. Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy (PSCP) menerima artikel selain kategori artikel penelitian orisinal, yaitu artikel review dan laporan kasus (case reports). Seluruh kiriman akan melalui proses peer-review oleh para ahli yang memiliki jejak penelitian pada jurnal nasional terakreditasi dan junal internasional bereputasi. Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy (PSCP) menerbitkan penelitian tentang berbagai topik terperinci di bidang ilmu kefarmasian, teknologi farmasi, ilmu biomedis, kimia farmasi dan bahan alam, farmasi klinis dan farmasi komunitas. Sebagai wadah diskusi ide dan informasi antara peneliti, akademisi, dan praktisi, Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy (PSCP) diharapkan mampu mendukung dan menginisiasi kajian-kajian terkini di bidang farmasi. Hasil penelitian yang dilaporkan dalam jurnal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu kefarmasian dan juga ilmu kesehatan.
Articles 30 Documents
Kajian Penggunaan Kombinasi TDF/3TC/EFV untuk Pasien HIV/AIDS Kota Bandung pada Salah Satu Rumah Sakit Swasta Vitamia, Cszahreyloren; Rachmawati, Cristina Yuni
Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy Vol 1 No 1 (2023)
Publisher : Akademi Farmasi Bumi Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61329/pscp.v1i1.3

Abstract

Virus yang menyebabkan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah virus Human Immunodeficiency Virus (HIV). AIDS sendiri merupakan suatu kumpulan gejala dengan kondisi berkurangnya kemampuan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi virus HIV ke dalam tubuh penderita. Obat Antiretroviral (ARV) berfungsi untuk menginhibisi perkembangan HIV di dalam sel CD4, menurunkan jumlah virus yang bisa menularkan ke sel CD4 baru sehingga parameter peningkatan jumlah sel CD4 sebagai penanda keberhasilan terapi ARV ini. Penelitian ini bertujuan mengetahui persentase karakteristik usia, jenis kelamin dan stadium pada pasien HIV/AIDS, persentase faktor resiko penyebab terjadinya penyakit HIV/AIDS, kategori penyakit penyerta, perbedaan peningkatan CD4 pada pasien dewasa HIV/AIDS kategori imunodefisiensi berdasarkan jumlah CD4 awal dan CD4 akhir dengan menggunakan terapi kombinasi obat Tenofovir, Lamivudin, Efavirenz di salah satu rumah sakit swasta kota Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental dengan penelusuran secara retrospektif, melalui pengambilan data catatan rekam medis pasien rawat jalan HIV/AIDS pada periode 2017-2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin terbanyak yaitu pasien laki-laki 81 orang (78%), karakteristik usia tertinggi pada pasien dewasa awal (26-35 tahun) 41 orang (39,42%), dan stadium IV sebanyak 74 orang (70,48%). Faktor resiko tertinggi penyebab penyakit HIV/AIDS adalah heteroseksual 68 orang (65,38%). Kategori penyakit penyerta yang tertinggi yaitu penyakit yang tidak diketahui sebanyak 50 orang (47,62%), kandidiasis 29 orang (28,57%). Peningkatan CD4 pada pasien dewasa HIV/AIDS kategori imunodefisiensi berdasarkan jumlah CD4 awal dan CD4 akhir dengan menggunakan terapi obat TDF/3TC/EFV sebanyak 97 orang (93,27%).
Perbandingan Pelarut Terhadap Jumlah Rendemen Ekstrak Daun Singkong (Manihot utilissima Pohl) Menggunakan Metode Soxhletasi Handayani, Andi Ika Julianti; Pertiwi, Dwi Chyntia
Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy Vol 1 No 1 (2023)
Publisher : Akademi Farmasi Bumi Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61329/pscp.v1i1.4

Abstract

Tumbuhan daun singkong merupakan tumbuhan obat yang digunakan secara turun-temurun, salah satunya dapat mengobati rematik, asam urat, anemia, konstipasi, serta untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil rendemen yang diperoleh dari ekstrak daun singkong (Manihot utilissima Pohl) dengan pelarut yang berbeda dan juga untuk mengetahui pelarut manakah yang menghasilkan rendemen yang paling banyak dari metode ekstraksi soxhletasi daun singkong. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil rendemen ekstrak daun singkong pada pelarut aquadest yaitu 0,26%, pada pelarut etil asetat yaitu 0,16%, dan pada pelarut n-heksan yaitu 0,07%. Dengan ini, hasil rendemen yang paling besar yaitu menggunakan pelarut aquadest.
Pengaruh Senam Kaki terhadap Perubahan Kadar Gula Darah pada Lansia Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Cililin Kabupaten Bandung Barat Nalurita, Sari Wahyuli; Restiani, Restiani
Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy Vol 1 No 1 (2023)
Publisher : Akademi Farmasi Bumi Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61329/pscp.v1i1.5

Abstract

Saat ini prevalensi penyakit Diabetes melitus tipe 2 semakin meningkat sehingga menjadi masalah kesehatan global. salah satu cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Diabetes Melitus tipe 2 adalah dengan aktifitas olahraga rutin , hidup sehat dan teratur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam kaki terhadap perubahan kadar gula darah pada lansia penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas Cililin Kabupaten Bandung Barat. Jenis penelitian ini adalah non eksperimental dengan one group pre-post test. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 30 lansia penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas Cililin Kabupaten Bandung Barat. Sampel dalam penelitian ini adalah semua lansia yang menderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas Cililin Kabupaten Bandung Barat sebanyak 30 lansia. Penelitian ini menggunakan teknik sampling yaitu total sampling. Metode pengumpulan data menggunakan lembar observasi sebelum dan sesudah melakukan senam kaki. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perubahan pada kadar gula darah sebelum dan sesudah diberikan senam kaki dengan mean sebelum diberikan senam kaki adalah 124,3 mg/dl sedangkan mean sesudah diberikan senam kaki adalah 98,1 mg/dl, angka tersebut menunjukan ada pengaruh senam kaki terhadap perubahan kadar gula darah penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas Cililin Kabupaten Bandung Barat. Maka dapat diambil simpulan senam kaki dapat mempengaruhi penurunan kadar gula darah.
Uji Aktivitas Antibakteri Berbagai Merek Tisu Basah yang Beredar Sekitar Wilayah Sumedang terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 29213 Rahayu, Susi Afrianti; Nurwenda, Via
Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy Vol 1 No 1 (2023)
Publisher : Akademi Farmasi Bumi Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61329/pscp.v1i1.6

Abstract

Tisu basah merupakan salah satu produk yang digunakan sebagai alternatif untuk menggantikan cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air karena tisu basah dirasa lebih praktis untuk dibawa bepergian. Selain itu tisu basah juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada tangan, salah satu bakteri yang sering ditemukan pada tangan adalah Staphylococcus aureus. Dalam tisu basah terdapat kandungan zat- zat antibakteri seperti alkohol, fenoksietanol, dan tea tree oil yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa ada aktivitas antibakteri pada larutan cairan tisu basah terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Produk tisu basah yang diteliti pada penelitian ini adalah 6 merek tisu basah. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode cakram kertas yang digunakan untuk mengetahui aktivitas larutan cairan tisu basah sebagai antibakteri dengan 5 konsenterasi yaitu 3,75%, 1,87%, 0,93%, 0,46%, dan 0,23% dengan larutan alkohol 70% sebagai kontrol positif. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa larutan cairan tisu basah memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Pada penelitian ini tisu basah yang efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus terdapat pada merek tisu D dan F pada konsenterasi hambat minimum (KHM) 0,23% dengan diameter zona hambat 0,48 mm
Potensi Interaksi Obat Antihipertensi Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik di Rumah Sakit Khusus Ginjal Bandung Hardianti, Hardianti; Herliany, Yane Srie
Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy Vol 1 No 1 (2023)
Publisher : Akademi Farmasi Bumi Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61329/pscp.v1i1.7

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu faktor pemicu timbulnya penyakit ginjal kronik. Adanya kerusakan pembuluh darah dalam ginjal menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsi ginjal untuk menyaring (filtrasi) darah dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi interaksi obat antihipertensi yang digunakan pasien penyakit ginjal kronik di poliklinik penyakit dalam salah satu rumah sakit khusus ginjal di Bandung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental bersifat deskriptif kuantitatif dengan pengambilan data secara observasional mengambil data pada periode Juli - September 2019. Teknik pengambilan sampel diambil dari data rekam medis pasien sesuai kriteria inklusi dan ekslusi, didapatkan sampel sebanyak 225 rekam medis pasien. Hasil penelitian menunjukkan potensi interaksi obat antara antihipertensi yang digunakan, terdapat 172 kasus dengan persentase paling banyak pada tingkat keparahan moderate sebanyak 128 kasus (74,42 %), minor 30 kasus (17,44 %) dan major 14 kasus (8,14 %) dengan obat yang paling banyak menimbulkan interaksi adalah amlodipin dengan bisoprolol sebanyak 64 kasus. Potensi interaksi obat antihipertensi dengan obat golongan lain terdapat 279 kasus dengan nilai persentase paling banyak pada tingkat keparahan moderat (88,53%) dan kombinasi interaksi yang terbanyak adalah amlodipine + kalsium karbonat sebanyak 168 kasus.
Pengaruh Waktu Penghangatan Nasi Putih dalam Rice Cooker Terhadap Kadar Vitamin B1 (Tiamin HCl) Rahmawati, Irma; Pitaloka, Annisa
Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy Vol 1 No 2 (2023)
Publisher : Akademi Farmasi Bumi Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61329/pscp.v1i2.8

Abstract

Vitamin B1 (Tiamin HCl) memiliki peran penting dalam tubuh khususnya pada sistem saraf. Vitamin B1 terdapat pada berbagai jenis makanan, salah satunya adalah nasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari penggunaan Rice Cooker terhadap kadar Vitamin B1 yang terdapat dalam nasi putih yang dihangatkan pada variasi waktu penghangatan yaitu 0, 6 dan 12 jam. Sampel yang digunakan sebanyak tiga jenis beras putih dengan kualitas berbeda. Analisis kualitatif dilakukan dengan reaksi warna timbal asetat, dan pereaksi diazotasi. Selanjutnya dilakukan analisis kadar Vitamin B1 dengan menggunakan Spektrofotometri UV-Visible. Hasil penelitian dari ketiga sampel, menunjukkan masih terdapat kandungan Vitamin B1 pada nasi yang dihangatkan, namun kadar Vitamin B1 mengalami penurunan. Sampel 1 memiliki kadar Vitamin B1 paling tinggi dengan rata-rata kadar Vitamin B1 pada pada waktu 0 jam sebesar 34,02 mg/Kg, 6 jam sebesar 27,26 mg/Kg, dan 12 jam sebesar 23,99 mg/Kg. Diikuti sampel 3 dengan kadar Vitamin B1 sebesar 24,58 mg/Kg pada waktu 0 jam, 18,34 mg/Kg pada waktu 6 jam dan 13,75 mg/Kg pada waktu 12 Jam. Kandungan terkecil ada pada Sampel 2 yang memiliki kadar vitamin B pada waktu 0 jam sebesar 13,64 mg/Kg, 6 jam yaitu 13,64 mg/Kg, dan 12 jam sebesar 10,52 mg/Kg. Berdasarkan hasil statistik, data berdistribusi normal dan masing-masing sampel terdapat perbedaan bermakna dengan nilai signifikansi (P<0,05). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin lama waktu penghangatan dalam rice cooker, maka kandungan Vitamin B1 di dalam nasi putih semakin menurun.
Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Krim Anti-Aging Ekstrak Kulit Buah Mangga Harum Manis (Mangifera indica L.) Akmal, Tubagus; Pratama, Bayu Aditya
Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy Vol 1 No 2 (2023)
Publisher : Akademi Farmasi Bumi Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61329/pscp.v1i2.9

Abstract

Di negera yang beriklim tropis seperti indonesia paparan sinar matahari tidak bisa dihindari terlebih seseorang yang bekerja di luar ruangan, tenaga kerja lapangan bisa terpapar sinar matahari sebanyak 10-70 %. Banyak masalah kulit yang dialami masyarakat yang disebabkan paparan sinar matahari yang tinggi salah satunya adalah penuaan dini. Krim anti-aging merupakan produk yang banyak mengandung antioksidan akan tetapi beberapa masyarakat mengalami ketidak cocokan dan efek samping alergi sebagai alternatif dipilih bahan-bahan alami, salah satu bahan yang memiliki antioksidan adalah kulit buah mangga harum manis (Mangifera indica L.) Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sediaan krim anti-aging dari ekstrak kulit buah mangga harum manis serta mengetahui pengaruh variasi konsentrasi ekstrak kulit buah mangga harum manis pada hasil evaluasi sediaan. Pada penelitian ini buat tiga formula yaitu (F1) tanpa penambahan ekstrak kulit buah mangga harum manis (F2), 12% (F3) 14%. Hasil penelitian setelah dilakukan evaluasi menunjukan bahwa formula F1, F2.,F3 memenuhi syarat evaluasi sediaan, akan tetapi untuk uji daya lekat semua formula tidak memenuhi syarat.Variasi konsentrasi ekstrak kulit buah mangga harum manis dalam formulasi memberikan hasil tidak berpengaruh secara signifikan (p>0.05) terhadap uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas dan uji tipe krim dan berpengaruh signifikan (p<0.05) terhadap uji viskositas, daya sebar dan daya lekat.
Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Bunga Kecombrang (Etlingera elatior (Jack)) dengan Variasi Kombinasi Asam Sitrat dan Asam Tartrat Tanjung, Yenni Puspita; Putri, Annisa M.E
Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy Vol 1 No 2 (2023)
Publisher : Akademi Farmasi Bumi Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61329/pscp.v1i2.10

Abstract

Bunga kecombrang (Etlingera elatior (Jack)) merupakan tumbuhan yang sudah banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai penambah rasa pada makanan. selain itu bunga kecombrang diketahui memiliki manfaat sebagai antioksidan. Namun pemanfaatan bunga kecombrang sebagai salah satu sumber antioksidan dirasa belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak bunga kecombrang dapat diformulasikan menjadi sediaan tablet effervescent yang mudah dikonsumsi dengan modifikasi variasi asam sitrat dan asam tartrat sebagai sumber asam. Pada penelitian ini, dibuat tablet effervescent dengan metode granulasi kering, sediaan dibuat dengan 3 variasi kombinasi konsentrasi asam sitrat : asam tartrat yaitu F1 (1:3), F2 (1:1), dan F3 (3:1). Kemudian dilakukan evaluasi granul dan evaluasi tablet effervescent. Formula F3 merupakan formula yang berhasil dicetak dan dilakukan evaluasi tablet dengan hasil pengujian kadar air 2%,waktu alir 2,65 detik, sudut diam 30,61°, kompresibilitas granul 7,40%, keseragaman ukuran tablet 1,21cm, keregasan tablet 0,92%, kekerasan tablet 4 kg dan uji waktu larut 9 menit.
Analisis Service Level Salah Satu Apotek Di Kota Bandung Agustini, Kamelia; Ariyanti, Susy
Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy Vol 1 No 2 (2023)
Publisher : Akademi Farmasi Bumi Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61329/pscp.v1i2.11

Abstract

Apotek merupakan fasilitas kesehatan yang memiliki tugas klinik dan non klinik. Tugas klinik dari apotek yaitu memberikan pelayanan penyerahan obat serta Bahan Habis Pakai (BHP) kepada pasien secara langsung baik melalui resep dari dokter maupun pelayanan obat tanpa resep. Manajemen farmasi di apotek berperan penting dalam ketersediaan perbekalan farmasi di apotek. Terlaksananya manajemen farmasi yang baik di apotek didukung dengan baiknya service level Pedagang Besar Farmasi (PBF) sebagai pemasok atau distributor perbekalan farmasi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kesesuaian antara sediaan farmasi yang dipesan dengan sediaan farmasi yang diterima dari Pedagang Besar Farmasi, mengetahui persentase penerimaan sediaan farmasi yang terpenuhi dari Pedagang Besar Farmasi ke apotek, mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan antara sediaan farmasi yang dipesan dengan sediaan farmasi yang datang. Metode penelitian yaitu metode deskriptif kuantitatif dengan menggunkaan instrumen penelitian berupa surat pesnaan, faktur pembelian, lembar checklist yang menggunakan skala Guttman. Berdasarkan hasil penelitian, persentase service level kesesuaian barang oleh PBF dengan nilai tertinggi diperoleh PBF Enseval dengan nilai 82,46%, sedangkan persentase servce level terpenuhinya kebutuhan obat dengan niai tertinggi diperoleh PBF Penta Valent dengan nilai 84,09%. Faktor kekosongan pabrik dan distributor menjadi faktor penting terhambatnya pemenuhan kebutuhan sediaan farmasi di apotek. Kesimpulannya yaitu apotek lebih meningkatkan komunikasi dengan PBF agar nilai service level maksimal, perlu adanya pemutakhiran sistem input data sediaan farmasi Apotek khususnya perhitungan nilai service level.
Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Transdermal Patch Ekstrak Kulit Buah Apel Manalagi (Malus Sylvestris L. Mill) dengan Kombinasi Polimer Hidroksi Propil Metil Selulosa dan Etil Selulosa Supriadi, Yusuf; Sherlyke, Salma
Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy Vol 1 No 2 (2023)
Publisher : Akademi Farmasi Bumi Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61329/pscp.v1i2.12

Abstract

Kulit buah Apel Manalagi (Malus sylvestris L. Mill) memiliki kandungan senyawa fenolik dan flavonoid yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sediaan transdermal patch dari ekstrak kulit buah Apel Manalagi (Malus sylvestris L. Mill) dan mengetahui formula sediaan transdermal patch dari ekstrak kulit buah Apel Manalagi (Malus sylvestris L. Mill) yang memenuhi syarat evaluasi, serta untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi kombinasi polimer hidroksi propil metil selulosa dan etil selulosa terhadap formulasi sediaan transdermal patch. Formulasi sediaan transdermal patch dibuat tiga (3) formula dengan variasi konsentrasi kombinasi polimer hidroksi propil metil selulosa dan etil selulosa yaitu F1 (1.5%:1.5%), F2 (2%:1%), dan F3 (1%:2%). Evaluasi transdermal patch meliputi organoleptis, keseragaman bobot, ketebalan, ketahanan lipatan, pH dan kandungan kelembaban. Formula F1, F2 and F3 memenuhi syarat evaluasi organoleptis, ketebalan, ketahanan lipatan, dan pH tetapi tidak memenuhi syarat keseragaman bobot dan kandungan kelembaban. Hasil analisis statistik pada sediaan transdermal patch ekstrak kulit buah Apel Manalagi dengan variasi konsentrasi kombinasi hidroksi propil metil selulosa dan etil selulosa menunjukkan pengaruh bermakna (p<0, 05) terhadap evaluasi keseragaman bobot dan ketebalan, serta tidak menunjukan pengaruh bermakna (p>0,05) terhadap ketahanan lipatan, pH, dan kandungan kelembaban.

Page 1 of 3 | Total Record : 30