cover
Contact Name
BAYU YONI SETYO NUGROHO
Contact Email
johhs@fkes.dinus.ac.id
Phone
+6285728693585
Journal Mail Official
johhs@fkes.dinus.ac.id
Editorial Address
Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan, UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl.Nakula I/5-11 Gedung D lantai 1 Semarang Tel/Fax: (024) 3549948
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal Occupational Health Hygiene and Safety
ISSN : 29868491     EISSN : 29875652     DOI : 10.60074/johhs.v1i1
Core Subject : Health,
JOHHS (Journal Occupational Health Hygiene And Safety) Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Udinus fokus pada rumpun ilmu kesehatan masyarakat termasuk ranah Keselamatan, Kesehatan Dan Lingkungan Kerja yang menerbitkan artikel asli, literatur review dan laporan kasus Lingkup keilmuwan Jurnal K3 Udinus mencakup: 1.Toksikologi Industri, 2.Higiene Industri, 3.Kesehatan Kerja, 4.Keselamatan Kerja, 5.Psikologi Industri, 6.Ergonomi, 7.Manajemen Risiko (Penilaian Risiko, Manajemen Risiko, Komunikasi Risiko)
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 37 Documents
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pedagang dan Kondisi Sanitasi Pasar Ikan Tradisional di Desa Kluwut Kecamatan Bulakamba Tahun 2021 Feli Nur Khajjah; Ratih Pramitasari
Journal Occupational Health Hygiene and Safety Vol. 1 No. 1 (2023): JULI 2023
Publisher : Health Science Udinus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60074/johhs.v1i1.7182

Abstract

Pasar merupakan tempat khusus bertemunya penjual dan pembeli, pasar ikan dikatakan sehat atau tidak sehat jika faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan dan sanitasi pasar masih kurang seperti bangunan pasar, bangunan kios, perilaku hidup bersih dan sehat, tempat pembuangan sampah, saluran pembuangan air limbah, toilet, dan ketersediaan air bersih. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pedagang dengan kondisi sanitasi pasar ikan tradisional di Desa KIuwut Kecamatan BuIakamba Tahun 2021. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode observasi dan pendekatan cross sectional. Instrumen penelitian menggunakan angket dan uji statistik yang digunakan adalah distribusi frekuensi. Lokasi penelitian berada di pasar ikan di Desa Kluwut Kecamatan Bulakamba, dan populasi penelitian ini berjumlah 36 orang yang semuanya dijadikan sampel. aktivitas 75%, tidak merokok saat berbisnis 86,1%, membersihkan kuku 94,4% dll. Di fasilitas sanitasi pasar yang sudah baik, tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup mengalir lancar 91,7%, namun masih banyak yang tidak layak atau tidak baik, seperti tidak ada tempat cuci tangan 100%, air mengalir, tidak tersedianya jamban laki-laki dan perempuan 83,3%, tidak ada pemilihan sampah basah dan sampah kering 100%, saluran pembuangan tidak tertutup jeruji besi 100 %, tidak ada penyemprotan lalat, nyamuk, kecoa, dan mencit yang dilakukan secara berkala minimal 2 kali dalam setahun 94,4%. Saran yang diberikan adalah melengkapi dan meningkatkan sarana sanitasi yang ada di pasar ikan tradisional desa Kluwut, serta pengujian air bersih dan penyemprotan disinfektan di pasar ikan.
Hubungan Antara Higiene Sanitasi Dengan Sikap Pejamah Makanan Pada Warung Makan Penyetan Di Kecematan Semarang Tengah Tahun 2020 Nadila Rochbatun Naim
Journal Occupational Health Hygiene and Safety Vol. 1 No. 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Health Science Udinus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60074/johhs.v1i2.7244

Abstract

Pada hakikatnya higiene dan sanitasi mempunyai pengertian dan tujuan yang hampir sama yaitu mencapai kesehatan yang prima. Bahwasanya higiene adalah ilmu kesehatan dan pencegahan timbulnya penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan melakukan kajian tentang higiene sanitasi pengolahan makanan pada warung makan penyetan di Kecamatan Semarang Tengah. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain studi Cross Sectional menggunakan uji statistik Person Product Moment. Sampel penelitian ini adalah semua pedagang penyetan yang ada di Kecamatan Semarang Tengah yang berjumlah 40 responden. Hasil penelitian menunjukkan 26 responden menilai higiene sanitasi warung makan penyetan di Kecamatan Semarang Tengah sudah baik dan sisanya 14 responden menilai higiene sanitasinya kurang. Sedangkan pada penilaian sikap pejamah makanan, 32 responden merasa puas terhadap sikap pejamah makanan pada warung makan penyetan di Kecamatan Semarang Tengah dan sisanya 8 responden menilai sikap pejamahnya kurang. Terdapat hubungan antara higiene sanitasi terhadap sikap pejamah makanan dengan derajat hubungan korelasi sedang. Saran untuk pedagang penyetan agar melakukan pembagian tugas pekerja khususnya bagian pelayanan pembeli saat akan memesan dan pekerja yang bagian membersihkan meja yang telah digunakan.
Evaluasi Intensitas Kebisingan Sebagai Bentuk Penerapan K3 Lingkungan Kerja Pada PT X Mahadewi Natalia Wardaniyagung
Journal Occupational Health Hygiene and Safety Vol. 1 No. 1 (2023): JULI 2023
Publisher : Health Science Udinus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60074/johhs.v1i1.8055

Abstract

Salah satu faktor bahaya fisik yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas produksi pada sebuah industri adalah kebisingan. Hal ini disebabkan karena hampir semua proses produksi akan menimbulkan kebisingan akibat dari adanya alat-alat produksi yang beroperasi. Kebisingan dapat berpengaruh pada kesehatan pekerja dan dapat menyebabkan beban tambahan bagi tenaga kerja. Oleh karena itu, ditetapkan suatu standar pedoman paparan kebisingan agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan gangguan. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengevaluasi K3 Lingkungan Kerja faktor fisik berupa intensitas kebisingan di PT X sebagai salah satu bentuk pemenuhan terhadap peraturan perundangan Indonesia. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dan evaluative untuk menggambarkan dan mengevaluasi intensitas kebisingan di PT X. Data intensitas kebisingan yang digunakan adalah data sekunder hasil pengukuran kebisingan yang dilakukan oleh pihak ke 3. Hasil menunjukkan, dari 19 titik pengukuran kebisingan di PT X, 18 titik pengukuran masih berada di bawah Nilai Ambang Batas yang diperkenankan. Namun 1 titik pengukuran, yaitu titik 16, berada di atas Nilai Ambang Batas yang dipersyaratkan oleh Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018. Kesimpulannya, PT X telah melakukan pemantauan dan pengukuran bahaya faktor fisik berupa intensitas kebisingan secara rutin dengan sebagian besar area telah memenuhi NAB. Diperlukan upaya pengendalian lebih lanjut untuk menurunkan intensitas kebisingan di area yang melebihi standar.
Analisis Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawan Laundry Di Kelurahan Peterongan Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang Hanim Mahfiroh; Supriyono Asfawi
Journal Occupational Health Hygiene and Safety Vol. 1 No. 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Health Science Udinus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60074/johhs.v1i2.7197

Abstract

Kelelahan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja yang tentunya berdampak langsung pada tingkat produktifitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja di laundry pekerja di Desa Peterongan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 41 pekerja laundry di Desa Peterongan menggunakan metode total random sampling. Hasil studi menunjukkan nilai rata-rata kelelahan adalah 1663,73 milidetik yang termasuk dalam kategori berat. Responden didominasi oleh orang dewasa (20-60 tahun) sebanyak 39 karyawan atau 95,1%. Rata-rata masa kerja pekerja adalah 4 tahun dan masuk pada kategori lama, rata-rata beban kerja adalah 77,439/menit dalam kategori ringan dan sebanyak 21 pegawai berstatus gizi normal. Hasil penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara umur, masa kerja, beban kerja, dan status gizi dengan tingkat kelelahan kerja karena sebagian besar karyawan mengalami kelelahan kerja dalam kategori berat.Peneliti menyarankan agar karyawan mendapatkan jam istirahat yang cukup dan istirahat setiap hari. Selain itu,pekerja yang berusia < 40 tahun sebaiknya ditempatkan atau ditugaskan pada bagian yang tidak panas karena kelenjar keringat memiliki respon yang lebih lambat jika dibandingkan dengan orang yang lebih muda.
Faktor yang Berhubungan dengan KejadIan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Industri Furniture di PT Global Home Solution Dessy Rachmawati Putri; MG Catur Yuantari
Journal Occupational Health Hygiene and Safety Vol. 1 No. 1 (2023): JULI 2023
Publisher : Health Science Udinus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60074/johhs.v1i1.7241

Abstract

Kecelakaan kerja adalah suatu keadaan yang tidak diinginkan dan tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan hilangnya nyawa atau harta benda. PT. Pekerja Global Home Solutions tidak menggunakan APD lengkap seperti sepatu, sarung tangan, kacamata pengaman. Pekerja sering mengalami kecelakaan kerja ringan seperti tertimpa pemotong, terkena lem, dll. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara umur, masa kerja, penggunaan APD, dan penerangan dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja industri mebel di PT Global Home Solution. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling atau populasi penelitian ini adalah pekerja produksi sebanyak 45 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pengukuran menggunakan luxmeter, serta data diolah dengan uji Spearman Rank. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa usia, masa kerja dan pencahayaan tidak memiliki hubungan dengan kejadian kecelakaan kerja. P-Value (umur = 0,408), P-Value (masa kerja = 0,793), P-Value (iluminasi = 0,837). Sedangkan terdapat hubungan antara penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja dengan nilai P-Value sebesar 0,045 pada pekerja industri mebel di PT Global Home Solution. Angka kecelakaan masih tergolong tinggi meskipun hanya kecelakaan ringan. Diharapkan perusahaan dapat memberikan informasi tentang kecelakaan kerja dan cara pencegahannya, menyediakan APD lengkap, meningkatkan pengawasan, dan membuat izin kerja. Sementara itu, pekerja diharapkan lebih patuh dalam penggunaan APD
Hubungan antara Kelelahan Kerja dan Stress Kerja terhadap Kinerja Karyawan Kedai Kopi di Kecamatan Semarang Timur Dandy Yurihumala Saputra; MG Catur Yuantari
Journal Occupational Health Hygiene and Safety Vol. 1 No. 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Health Science Udinus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60074/johhs.v1i2.7243

Abstract

Kelelahan dalam bekerja menjadi salah satu faktor penghambat efisiensi seseorang dalam menjalankan aktifitas pekerjaannya. Salah satu gejala gangguan kesehatan pada seorang karyawan dalam suatu perusahaan yang timbul akibat pekerjaan adalah kelelahan kerja. Stres Kerja merupakan situasi krisis yang menciptakan rendahnya fisik serta psikis, yang mempengaruhi perasaan, proses berpendapat dan situasi karyawan.  Para karyawan yang menghadapi stres dapat menurun tingkat kinerjanya, yang mengakibatkan terancamnya kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan. Metode penelitian ini menggunakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Variabel bebas dalam peneletian ini adalah kelelahan kerja dan stress kerja. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan. Populasi dalam penelitian ini seluruh pekerja kedai kopi di Kecamatan Semarang Timur yang dilakukan di 3 kedai kopi. Jumlah populasi dari ketiga kedai kopi tesebut sebanyak 30 orang yang berupa barista, waiters dll. Sampel yang digunakan total sampling. Mengambil seluruh anggota populasi atau semua anggota sebagai sampel disebut sebagai total sampling.Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa stress kerja terhadap kinerja karyawan tidak ada hubungan, nilai P-Value 0,136. Sedangkan ada hubungan antara kelelahan kerja terhadap kinerja karyawan dengan nilai P-Value 0,001 pada pekerja kedai kopi di Kecamatan Semarang Timur. Peneliti menyarankan bagi pekerja yaitu menjalankan olahraga ringan dan rutin melakukan peregangan ringan diantara jam kerja supaya mampu merilekskan otot-otot yang kaku serta mendengarkan musik, karena dengan mendengarkan musik mampu menghilangkan ketegangan di tubuh pada saat bekerja.
Analisis Postur Kerja dengan Pendekatan Ergonomi Pada Home Industry Snack dan Katering “X” di Kota Semarang Indah Permatasari; Bayu Yoni Setyo Nugroho; Izzatul Alifah Sifai
Journal Occupational Health Hygiene and Safety Vol. 1 No. 1 (2023): JULI 2023
Publisher : Health Science Udinus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60074/johhs.v1i1.8373

Abstract

ABSTRACTSemarang is a region known for its culinary diversity and cultural heritage. The number of tourists visiting is proportional to the number of culinary and tourism industries. The city of Semarang continues to strive to increase the participation of small and medium enterprises in order to advance the region and prosper the community. The mushrooming of small and medium industries in Semarang is still not directly proportional to efforts to protect occupational safety and health for its workers. Even though work safety and health efforts are mandatory things that must be pursued both for formal and informal industries. The research aims to determine the level of risk and improve work posture with an ergonomic approach in the form of a Rapid Upper Limb Assessment (RULA) worksheet and observations in the snack and catering industry. Food processing and packaging workers have a high level of risk of experiencing muscle and bone pain because most of their work activities are sitting. The measurement results for workers in industry X show a score of 4 in the dough making section, a score of 3 in the processing section 1, a score of 4 in the processing section 2. A score of 3 in the packaging section 1, and finally a score of 4 in packaging 2. The results prove that there is no tension muscles in workers but there is discomfort in work positions that are affected by work facilities. Corrective and preventive efforts need to be pursued so that workers are able to work productively and in the future there will be no occupational diseases.
Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Unit Pengantongan Pupuk di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Tahun 2022 Oky Noor Diansyah; Bayu Yoni Setyo Nugroho
Journal Occupational Health Hygiene and Safety Vol. 1 No. 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Health Science Udinus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60074/johhs.v1i2.7372

Abstract

When a person experiences fatigue due to work, the body’s physical and mental abilities tend to decrease which causes workers to be less careful when working. Fatigue due to work contributes 50% to work accidents. The purpose of this study was to analyze the relationship between age, nutritional status, length of work and workload with work fatigue in the loading and unloading workers at the Fertilizer Packing Unit at Tanjung Emas Port Semarang.This research is a quantitative research with a cross sectional design. Fatigue data was collected using a reaction timer, workload was measured using a Nasa- TLX questionnaire, nutritional status was measured using a weight scale dan microtoise , while age and years of service were measured using a questionnaire. The sample in this study amounted to 58 morning shift respondents who were taken with a simple random sampling method. Data analysis using Rank Spearman Test Based on the result of univariate analysis, it is known that the majority of respondents are 36-49 years old (43,1%). The most nutritional status was obesity, which amounted to 48,3%, some respondents had worked less than 15 years (55,2%). Most of the respondents experienced a high workload of 60,3%, the majority of respondents experienced work fatigue, heavy work fatigue with a total of 72,4%. Based on the results of the Rank Spearman test, there is a relationship between age and work fatigue with a result of p=<0,001, there is no relationship between nutritional status and work fatigue with a result of p=0,231, there is a relationship between work period and work fatigue with a result of p=<0,001, there is a relationship between workload with work fatigue with the result p=<0,001.
Analisis Hubungan Penerapan Budaya Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja di Area Konstruksi PT. Jaya Kusuma Sarana (JKS) Depi Sri Rahmawati; Supriyono Asfawi
Journal Occupational Health Hygiene and Safety Vol. 1 No. 1 (2023): JULI 2023
Publisher : Health Science Udinus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60074/johhs.v1i1.7196

Abstract

Budaya keselamatan menitik beratkan pada keadaan untuk mempertimbangkan adanya penanggulangan kecelakaan kerja. Budaya K3 dapat dibentuk dengan komitmen top manajemen, regulasi dan prosedur, komunikasi, keterlibatan pekerja, Iingkungan sosiaI kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah menganaIisis hubungan penerapan budaya kesehatan dan keseIamatan kerja terhadap kepuasan kerja di PT. JKS (Jaya Kusuma Sarana). Jenis penelitan ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan desai studi cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 96 responden dengan lokasi penelitian di Pantai Indah Kapuk I pada bulan Oktober-Juni 2021. Instrumen penelitian berupa kuesioner dan diolah menggunakan uji rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara komitmen top manajemen (p<0,001), regulasi dan prosedur (p<0,001), komunikasi (p<0,001), keterlibatan pekerja (p<0,001), lingkungan sosial kerja (p<0,001) terhadap kepuasan kerja di area konstruksi PT. JKS. Kepuasan kerja kategoritinggi sebanyak 52 responden (54,2%) sedangkan tingkat kepuasan kerja dengan kategori rendah sebanyak 44 responden (45,8%). Untuk membentuk budaya K3 perusahaan harus memberikan dukungan positif terhadap pelaksanaan K3. Meminimalkan kejadian kecelakaan merupakan peran budaya K3 sebagai pengontrol yang dapat digunakan dilingkungan kerja dengan diberlakukannya secara efektif.
Analisis Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Sampah pada Rumah Kos Wilayah Kota Semarang Mutiara Dwi Rahayuni; Vira Aditya Putri; Meirica Dyah Ayu Ambarsari; Widya Arista Faisa; Risma Puji Hastuti
Journal Occupational Health Hygiene and Safety Vol. 1 No. 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Health Science Udinus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60074/johhs.v1i2.8729

Abstract

Sanitation of public places is one of the efforts that can be made to maintain cleanliness. The minimum requirements for TTU sanitation are solid waste management, dirty water, and human excrement. Based on these sanitation requirements, there are still problems, namely many boarding houses whose garbage containers do not meet the requirements. Open disposal of waste has the potential to pollute the environment and will have a negative impact on public health. The purpose of this research is to analyze the health impacts that will arise as a result of an open waste temporary disposal site. The method in this research is observation by collecting data. Sampling was carried out purposively which was in accordance with the research objectives, namely a sample of five boarding house in the city of Semarang. The observation results show that the boarding house environment has a problem with garbage. This is evident from the observation results which show that there are 4 out of 5 that do not have trash covers and 4 out of 5 boarding houses whose trash cans are breeding grounds for insects. Conclusion: Seeing these results, problems can arise in the surrounding environment and cause disease for residents who live in the boarding house. Therefore, the trash can and lid must be located together in every place. Suggestion: It is better if the owner can provide garbage facilities and trash covers at the boarding house so that the environment is clean, comfortable, and protected from animals that can cause disease.

Page 1 of 4 | Total Record : 37