cover
Contact Name
Nasrul
Contact Email
nasrulza@unimal.ac.id
Phone
+6285277299111
Journal Mail Official
jmm@unimal.ac.id
Editorial Address
Jl. Irian Kampus Bukit Indah No.5, Blang Pulo, Muara Satu, Kota Lhokseumawe, Aceh 24355, Indonesia
Location
Kota lhokseumawe,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Malikussaleh Mengabdi
ISSN : -     EISSN : 28296141     DOI : https://doi.org/10.29103/jmm.v2i2.12164
Jurnal Malikussaleh Mengabdi (JMM) diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Malikussaleh (LPPM UNIMAL) adalah peer-reviewed journal yang memuat artikel-artikel ilmiah dari berbagai disiplin ilmu yang diadopsi dalam berbagai aktivitas pengabdian kepada masyarakat dan penelitian terapan lainnya. Artikel-artikel yang dipublikasikan di JMM LPPM UNIMAL meliputi hasil-hasil penelitian ilmiah asli, artikel ulasan ilmiah yang bersifat baru, atau komentar atau kritik terhadap tulisan yang ada dimuat di JMM LPPM UNIMAL maupun dalam terbitan berkala ilmiah lainnya. JMM menerima manuskrip atau naskah artikel dalam bidang riset terapan dan hilirisasi hasil penelitian ilmiah kuantitatif maupun kualitatif berbasis komunitas kedalam format pengabdian masyarakat yang mencakup bidang keilmuan yang relevan mencakup: Sosial Kependidikan Sains Keolahragaan Bahasa Bisnis dan Ekonomi Teknik dan Kejuruan Kesenian
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2022" : 8 Documents clear
Pelatihan Teknologi Pengolahan Saus Cabai Dan Keamananan Pangannya Untuk Masyarakat Desa Blang Pulo Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe Suryati, Suryati; Masrullita, Masrullita; Meriatna, Meriatna; Sulahatun, Sulhatun; ZA, Nasrul; Ishak, Ishak
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v1i1.6540

Abstract

ABSTRAK Cabai merupakan komoditas hortikultura di Indonesia khususnya Aceh yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Cabai digunakan untuk keperluan rumah tangga dan juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, industri bumbu masakan dan industri makanan. Ketersediaan dan kebutuhan cabai merah di masyarakat sangat tidak stabil. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti cuaca, bencana, hama, dan sebagainya. Keadaan demikian merupakan permasalahan pertanian yang sering dihadapi di masyarakat. Pada saat produksi meningkat, harga cabai merah relatif rendah. Pada saat produksi cabai merah menurun, harga cabai merah akan meningkat karena terjadi kelangkaan komoditas. Salah satu produk olahan cabai yang akhir-akhir ini semakin memasyarakat adalah saus cabai. Saus cabai adalah saus yang diperoleh dari bahan utama cabai yang berkualitas baik, yang diolah dengan penambahan bumbu-bumbu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain. Pengolahan buah cabai menjadi serbuk dan saus cabai, selain dapat menghasilkan produk yang lebih awet, juga merupakan konsumsi yang praktis, rasanya enak dan menyegarkan, juga bermanfaat memperbaiki rasa pada masakan. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Blang Pulo berupa Pelatihan Teknologi Pengolahan Saus Cabai Dan Keamananan Pangannya Untuk Masyarakat Desa Blang Pulo Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan teknologi pengolahan saus cabai berkualitas yang memenuhi standar mutu, dan dapat meningkatkan nilai tambah serta aman untuk dikonsumsi. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan pendampingan pengolahan saos cabai. Hasil dan luaran yang dicapai dari hasil kegiatan pengabdian yang sudah dilakukan, dari 22 peserta yang mengikuti kegiatan, 100% menyaatakan hasilnya sangat bermanfaat, 69% (15 orang) berniat mencoba sendiri, sedangkan 31%  biasa saja.
Pandai Silat Tanpa Cedera: Kenaikan Tingkat Menuju Pengembangan Kelatnas Perisai Diri di Aceh Muhammad, Asrianda; Zulfadli, Zulfadli; Wibowo, Patmono
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v1i1.8394

Abstract

Berlatih silat sangatlah baik sekali, karena semua materi yang di ajarkan bersifat mengolah badan, keringat mengeluarkan kotoran-kotoran tubuh melalui liang pori-pori, mengeluarkan energi negatif dan memasukan energi positif. Energi positif ini yang membuat tubuh tetap fit, ringan, bertenaga, sehat, kuat dan energi cadangan yang terkumpul di dalam tubuh menjadikan daya tahan tetap kuat serta memiliki kekebalan terhadap penyakit.  Keberhasilan dari kegiatan ini dapat dilihat dari aspek pengetahuan dan ketrampilan pesilat Kelatnas Perisai Diri. Aspek pengetahuan dilihat dari hasil tes uji gerak yang diberikan sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan. Sementara aspek ketrampilan dilihat dari kemampuan pesilat dalam mengulangi Kembali gerakan Teknik yang telah diberikan dan dapat Menyusun program latihan. Kelatnas Perissai Diri yang disusun secara sistematis berdasarkan pada pendekatan pola dan kemampuan pesilat dalam menguasai gerakan silat Perisai Diri. Pembelajaran gerakan teknik Perisai Diri diberikan secara urut dan terinci mulai dari pembukaan dan penutup, sehingga adanya keterkaitan antara latihan fisik dan rohani dengan prilaku pesilat Perisai Diri. 
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Penggunaan Mesin Penetas Telur Itik di Desa Lamdingin Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Juliansyah, Hijri; Andriyani, Devi; Yurina, Yurina; Abubakar, Jariah; Anwar, Khairil
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v1i1.7069

Abstract

Dusun Gano Desa Lamdingin Kotamadya Banda Aceh terkenal dengan luasnya peternakan itik, tetapi tingginya potensi ketersediaan telur itik disana belum mampu dimanfaatkan secara maksimal untuk memenuhi permintaan anak itik di Area Banda dan Aceh Aceh Besar, hal ini dikarenakan penetasan anak itik masih menggunakan Metode penetasan konvensional (menggunakan induk ayam atau induk itik). Padahal Perubahan telur ke anak itik berdampak besar pada keuntungan usaha, dikarenakan harga jual anak itik lebih tinggi dari telurnya. Karenanya tim pengabdian berinisiatif memperkenalkan Penggunaan Mesin Penetas Telur Itik dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan Masyarakat. Kegiatan ini telah memberi dampak terhadap peningkatan pengetahuan, dan memotivasi masyarakat di Dusun Gano Desa Lamdingin untuk meraih peluang peningkatan pendapatan. Selain itu, Kegiatan ini berdampak langsung menambah pendapatan mitra karna diaplikasikan langsung oleh beberapa peternak disana. Dengan adanya praktek langsung, mitra dapat memahami secara maksimal kemudahan pemakaian mesin penetas, dari proses perakitan mesin, pemakaian, penyortiran hingga pemasaran tim terus mendampingi. Dan diharapkan dusun Gano menjadi sentra pemasaran anak itik seProvinsi Aceh
Sosialisasi dan Pendampingan Penyusunan Qanun Pengelolaan Hutan Berbasis Kearifan Lokal di Gampong Alue Leukot Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara Yulia, Yulia; Sastro, Marlia; Herinawati, Herinawati; Malahayati, Malahayati
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v1i1.5942

Abstract

Artikel ini didasarkan pada Program Pendampingan Penyusunan Qanun Gampong tentang Pengelolaan Hutan Berbasis Kearifan Lokal di Gampong Alue Leukot Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara. Tujuan program ini adalah dapat meminimalisir potensi masalah dan sengketa yang dihadapi masyarakat setempat dengan pengusaha ataupun pendatang yang akan melakukan perambahan hutan di wilayah tersebut. Solusi yang ditawarkan dari program ini adalah penyusunan Qanun Gampong (Peraturan Desa) tentang tata cara pengelolaan dan perambahan hutan dengan mengutamakan nilai-nilai kearifan lokal. Bentuk kegiatan berupa sosialisasi tentang pentingnya pengaturan tata cara pengelolaan hutan dan identifikasi awal poin-poin penting yang harus diatur dalam sebuah Qanun Pengelolaan Hutan Berbasis Kearifan Lokal. Adapun metode pendampingan dilakukan oleh Tim Pelaksana Program Pendampingan secara berkesinambungan, dari awal identifikasi masalah pengelolaan hutan sampai dihasilkan sebuah rancangan Qanun Gampong tentang Pengelolaan Hutan Berbasis Kearifan Lokal di Gampong Alue Leukot.
PEMBUATAN ALAT PENGERING IKAN TENAGA SURYA PADA KELOMPOK USAHA NELAYAN DI DESA PUSONG BARU KECAMATAN BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWE Sari, Ratna; Dewi, Ratni; Syafruddin, Syafruddin; Nahar, Nahar; Hakim, Lukman
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v1i1.6978

Abstract

Desa Pusong Baru Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe terletak berbatasan langsung dengan laut selat Malaka. Karena lokasinya tersebut, hampir sebagian besar penduduk desa tersebut, mempunyai mata pencarian sebagai nelayan. Taraf kehidupan masyarakat nelayan Desa Pusong tergolong kurang mampu, untuk menambah perekonomian keluarga, umumnya kaum wanita yang terdiri atas istri-istri para nelayan bekerja sebagai penghasil ikan kering dan ikan teri. Mereka membentuk Kelompok Usaha Nelayan yang menaungi seluruh kegiatan tersebut. Pengeringan ikan yang dilakukan selama ini masih sangat tradisonal, yakni hanya mengandalkan cuaca panas dan dibiarkan pada tempat terbuka. Pengeringan alami ini dilakukan dengan meletakkan ikan di atas tikar, hamparan lantai semen atau anyaman kasa secara terbuka. Tentu saja, metode ini tidak hygienis dan dapat meningkatkan kehilangan karena dimakan serangga, burung atau binatang lainnya. Selain itu, produk juga akan mudah tercampur dengan debu dan air hujan. Kondisi pengeringan semacam ini akan menghasilkan ikan dengan mutu dan harga yang rendah. Dari hasil pemantauan lapangan dan wawancara dengan kelompok usaha nelayan Desa Pusong Baru Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe, diperoleh informasi bahwa waktu pengeringan ikan yang sangat efektif hingga benar-benar kering memerlukan waktu ± 3 hari (jika udara panas dan sinar matahari cukup cerah) per produksi. Untuk itu diperlukan perbaikan teknologi pengering ikan energi surya yang dapat mempersingkat waktu pengeringan sehingga dapat menambah jumlah produksi, lebih hygenis, meningkatkan mutu produk dan pada akhirnya akan menambah pemasukan keuangan bagi masyarakat nelayan tersebut. Kegiatan Iptek bagi Masyarakat (IbM) ini memberikan solusi dari permasalahan yang ada yakni memperbaiki kualitas metode pengeringan dengan alat pengering ikan tenaga surya. Prototipe alat pengering ini relatif sederhana dalam prinsip kerja dan tidak memerlukan tingkat pemahaman yang tinggi. Berdasarkan hasil penerapan IbM ini yang dilakukan bersama kelompok nelayan desa Pusong, diperoleh perbaikan dalam waktu pengeringan serta kualitas ikan yang dihasilkan. Dengan menggunakan alat pengering ini dapat mempersingkat waktu pengeringan dari waktu 2- 3 hari, bisa dipersingkat menjadi hanya 1 hari dengan kondisi udara yang sama. Jika suhu cerah, suhu di dalam pengering bisa mencapai 600C. Begitu juga kualitas ikan yang dihasilkan, lebih bersih (warna daging ikan lebih cerah) dan lebih hygenis. Tetapi ada kelemahan alat pengering ini yaitu kapasitas yang ada masih relatif kecil dibandingkan dengan metode konvensional.
Pelatihan Untuk Tenaga Kesehatan RICU/ICU RSUD Cut Meutia Aceh Utara : Paradigma Baru Dalam Resusitasi Jantung Paru di Era Pandemi COVID 19 Millizia, Anna; Mardiati, Mardiati; Syafridah, Anita
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v1i1.5745

Abstract

Wabah infeksi SARS-CoV2 yang terus meningkat tentu berdampak pada upaya resusitasi dan memunculkan kebutuhan untuk memodifikasi praktik resusitasi jantung paru (RJP) yang telah ada. Komplikasi seperti hipoksemia akibat gagal nafas akut, jejas miokard, aritmia ventrikular, dan syok banyak dijumpai dan menyebabkan pasien tersebut lebih berisiko mengalami henti jantung. Tenaga kesehatan merupakan profesi dengan risiko tertinggi tertular penyakit ini. Risiko ini semakin nyata seiring maraknya kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) di seluruh dunia. Upaya resusitasi meningkatkan risiko penularan terhadap tenaga kesehatan karena berbagai alasan. Pertama, RJP meliputi berbagai prosedur yang menghasilkan aerosol, termasuk didalamnya kompresi dada, ventilasi tekanan positif, dan pemasangan alat bantu nafas lanjut (advanced airway). Selama prosedur ini, partikel virus dapat tersuspensi di udara dengan waktu paruh kurang-lebih 1 jam dan dihirup oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Kedua, upaya resusitasi mengharuskan sejumlah penolong untuk bekerja dalam jarak dekat baik satu sama lain maupun dengan pasien. Terakhir, henti jantung merupakan kondisi dimana pasien mendapat resusitasi dalam waktu cepat dan berpotensi menyebabkan kemerosotan kewaspadaan standar untuk mengontrol infeksi. Salah satu cara yang efektif dalam mencegah peningkatan resiko infeksi adalah dengan memberikan edukasi dan pelatihan ketrampilan RJP pada pasien dengan COVID 19 dengan kontinyu dan konsisten yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan dalam meminimalisir resiko tertular infeksi COVID 19 pada saat melakukan RJP yang menimbulkan aerosol serta adanya fasilitas sarana dan prasaranan yang menunjang tindakan pencegahan. Target dari pengabdian ini adalah tersedianya tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik tentang RJP pada pasien COVID 19. Sedangkan target aspek sarana-prasarana penunjang pelayanan kesehatan yaitu tersedianya alat pelindung diri sebagai fasilitas yang digunakan dalam pencegahan penyebaran COVID-19.
Pengelolaan Sampah Organik Untuk Produksi Maggot Sebagai Upaya Menekan Biaya Pakan Pada Petani Budidaya Ikan Air Tawar Dewi, Rozanna; Sylvia, Novi
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v1i1.5800

Abstract

Sampah organik dapat memberikan manfaat apabila dikelola dengan baik. Salah satunya adalah pemanfaatan sampah organik menjadi pakan ikan dengan mengandalkan larva lalat BSF yang disebut Manggot yang mengandung banyak nutrisi untuk produktifitas ikan air tawar seperti lele.Tujuan kegiatan pengabdian adalah memberikan sebuah solusi kepada petani budidaya ikan air tawar di Desa Mon Geudong untuk penyediaan pakan ternak yang bernutrisi dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan pakan ternak konvensional dan juga menjadi salah satu usaha yang berkontribusi kepada pemanfaatan sampah organik menjadi bahan yang mempunyai nilai tambah (added value) dan menjadi salah satu potensi pengembangan ekonomi masyarakat yang akan berdampak pada peningkatan kebersihan lingkungan. Teknologi Biokonversi adalah sebuah proses yang mampu mengubah sampah organik menjadi produk pakan ikan yang berguna dengan memanfaatkan proses biologis dari mikroorganisme dan enzim. Teknologi ini dapat diimplementasikan oleh masyarakat desa binaan dengan pelatihan dan bimbingan serta dukungan untuk menyiapkan peralatan dan ruang untuk proses produksi maggot. Saat ini, produksi maggot dari BSF untuk pakan ikan belum ada di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara. Petani tambak memesan maggot di Banda Aceh, namun jumlah produksinya masih terbatas. Hal ini menjadi satu peluang bagi petani tambak ikan yang ada di Desa Mon Geudong. Teknologi ini tidak sulit diimplementasikan dan tidak mahal karena yang dibutuhkan adalah mengembangbiakan larva serangga BSF untuk menjadi maggot dengan bahan baku sampah organik yang telah dihaluskan. Satu siklus produksi maggot membutuhkan waktu sekitar 2 bulan didalam ruang penetasan dan pembesaran maggot sampai bisa dipanen. Ruang ini selanjutnya akan terus digunakan oleh kelompok pemuda memproduksi maggot untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan mereka. Kedepan masyarakat juga berkeinginan untuk memproduksi maggot untuk dijual agar dapat memenuhi kebutuhan pakan ternak untuk Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara. Desa Mon Geudong dipilih sebagai objek pengabdian karena desa tersebut sedang dalam perhatian khusus Badan Narkotika Nasional (BNN) yang sedang berupaya mereduksi peredaran dan penyalahgunaan narkoba dikawasan ini khususnya dikalangan generasi muda. Salah satu sebab tingginya kasus penyalahgunaan dan peredaran narkoba oleh generasi muda di desa ini adalah karena masalah ekonomi.
Pemberdayaan Masyarakat di Gampong Paloh Lada untuk Optimalisasi Produksi Kepiting Bakau dan Ikan Berbasis Tingkat Tropik di Masa Pandemi Covid 19 Hartami, Prama; Nirzalin, Nirzalin; Khalil, Munawwar
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v1i1.6536

Abstract

Pandemi Covid 19 yang melanda seluruh dunia memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat terutama kesulitan dalam hal memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk membatasi aktivitas masyarakat keluar rumah. Pembatasan ini sangat dirasakan oleh masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap yang kesehariannya harus berinteraksi dengan orang banyak untuk dapat menghasilkan uang guna memenuhi kebutuhan hariannya. Tujuan dari kegiatan pendampingan ini ialah untuk memberikan kesempatan dan peluang usaha bagi masyarakat terdampak Pandemi Covid 19 dan bagi pemilik lahan program ini bertujuan sebagai sharing informasi baru dalam memaksimalkan lahan tambak yang ada dengan sistem Trophic Level Based Aquaculture. Tahap pelaksanaannya dengan memilih satu komoditas yang bernilai ekonomis tinggi dengan periode produksi yang cepat dan disertai dengan memelihara komoditas lain sebagai pendukung tetapi tidak saling mengganggu. Sehingga pada saat panen, pembudidaya dapat memproduksi lebih dari satu atau bahkan empat komoditas untuk dijual di pasar sehingga mampu memberikan tambahan penghasilan. Adapun metode pendampingan ini bersifat learning by doing artinya semua yang terlibat dalam pendampingan mempraktekkan sistem budidaya tersebut secara bersama-sama di lapangan. Program ini akan dimulai dengan penetapan peserta yang akan dilakukan pendampingan, pemilihan lahan potensial yang dimiliki masyarakat petambak, pelatihan teknis budidaya dengan sistem Trophic Level Based Aquaculture, persiapan lahan, pemilihan komoditas unggulan, pemeliharaan komoditas hingga panen, pemasaran dan manajemen modal usaha untuk periode pemeliharaan selanjutnya. Hasil dari program pendampingan ini diharapkan bisa menjadi bench marking bagi calon pembudidaya dan pemilik lahan lainnya yang ada di sekitar lokasi kegiatan. Selain metode pelaksanaan, kegiatan ini juga diharapkan mampu memaksimalkan lahan budidaya yang sebelumnya dikelola secara tradisional menjadi lebih optimal serta ramah lingkungan guna mencapai target budidaya yang berkelanjutan. Hasil kegiatan pendampingan ini akan disebarluaskan melalui publikasi ilmiah pada jurnal pengabdian masyarakat, media online atau disajikan pada seminar nasional dan laporan pengabdian yang akan didaftarkan pada HKI.

Page 1 of 1 | Total Record : 8