cover
Contact Name
Yakobus Adi Saingo
Contact Email
y.a.s.visi2050@gmail.com
Phone
+6281239999587
Journal Mail Official
y.a.s.visi2050@gmail.com
Editorial Address
Jalan Tajoin Tuan, Sunkain, Kel. Naimata, Kec. Maulafa Kota Kupang, Nusa Tengggara Timur
Location
Kab. kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Apostolos: Journal of Theology and Christian Education
ISSN : 2777077X     EISSN : 2777076     DOI : https://doi.org/10.52960/a.v3i1
Apostolos Journal of Theology and Christian Religious Education invites scholars, researchers, and students to contribute the results of their studies and research in fields related to 1. Contemporary Theology 2. Church History 3. Christian Education a. Childrens Education b. Teenagers Education c. Contextual Education 4. Hermeneutics 5. Pastoral 6. Systematic Theology 7. Contextual Theology 8. Arts and Music
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 52 Documents
The Gereja Sebagai Komunitas Inklusi: Refleksi Hidup Menggereja Bersama Penyandang Disabilitas Paruru, Nofvrind
Apostolos: Journal of Theology and Christian Education Vol. 4 No. 2 (2024): November
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/a.v4i2.298

Abstract

This article discusses the calling and involvement of the church as a faith community to become an inclusive community as a reflection of the church together with people with disabilities. The method used is a qualitative approach with library methods. Talking about disability also means talking about the body and the human bodily experience. The bodily experience in question is not only a physical matter, but the integrity of humans as bodily beings. The reality of normality which creates a distinction between "normal" and "abnormal" in society invites us to look deeper into the meaning of "body" from a theological perspective that cannot be separated from the concept of Imago Dei. Mapping approaches to people with disabilities can be an evaluation and reflection for the church to see to what extent the church is present in the midst of life together with people with disabilities. The conclusion of this article states that re-reading Biblical texts from a disability perspective by interpreting the "body" as a whole strengthens the church's commitment to living out its call, namely to be an inclusive community that is solidary and embraces people with disabilities.
Kajian Seni Pertunjukan Musik Tradisional Melalui Komunitas Musik Terhadap Pengembangan Nilai Budaya Dan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Sabu Raijua Kabnani, Jefri; Bunga, Agustinus Oli; Sheldena, Devi Novita; Laure, Maria
Apostolos: Journal of Theology and Christian Education Vol. 4 No. 2 (2024): November
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/a.v4i2.304

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan nilai-nilai budaya kesenian tradisional berbasis komunitas music oleh Dinas Pariwisata kabupaten Sabu Raijua. Bagaimana Dinas Pariwisata berperan aktif dalam mengembangkan kesenian music tradisional masyarakat Sabu dengan mengadakan pagelaran music tradisional, membuat lomba karya cipta music tradisional, bahkan sampai pada lomba karya cipta alat music tradisional sehingga muncullah pengrajin-pengrajin alat music tradisional yang mana dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Sabu pada umumnya. Data penelitian akan diperoleh dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dilihat dari model dan bentuk pertunjukan kesenian tradisional di masyarakat Sabu, maka melalui observasi awal peneliti menemukan bahwa yang paling menonjol dalam pertunjukan seni pada masyarakat Sabu adalah kesenian tarian tradisional, belum pada pertunjukan atau pagelaran seni music tradisi. Sedangkan masyarakat Sabu memiliki salah satu alat music tradisional “Ketadu Mara” yang sudah dikenal oleh masyarakat luas di Nusantara. Fenomena inilah yang menjadi ide berpikir peneliti, menjadi tertarik dan ingin menggali bagaimana Dinas Pariwisata berperan aktif dalam mengembangkan kesenian music tradisional masyarakat Sabu dengan mengadakan pagelaran music tradisional, membuat lomba karya cipta music tradisional, bahkan sampai pada lomba karya cipta alat music tradisional. Sebab dapat diketahui bahwa dalam pengembangan nilai-nilai budaya kesenian tradisional tidak hanya tarian tradisional saja, tetapi juga dalam bentuk pertunjukan seni  melalui komunitas atau sanggar music tradisional. Hasil penelitian ini diharapkan akan mengangkat kesenian daerah tidak hanya berfokus pada destinasi wisata, pertunjukan tarian tradisional, tetapi juga berfokus pada pengembangan nilai-nilai budaya melalui pertunjukan music-musik tradisional.
Pengaruh Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Komunikasi Bagi Siswa dalam Menjawab Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) Pelle, Yetri Yuniati; Ali, Umar; Weny, Nelman A.
Apostolos: Journal of Theology and Christian Education Vol. 4 No. 2 (2024): November
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/a.v4i2.327

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan berpikir kritis dan ketrampilan komunikasi bagi siswa dalam menjawab soal higher order thinking skills (HOTS) di Sekolah Menengah Teologi Kristen Rote Timur. Penelitian ini menggunaka penelitian kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 31 orang dan teknik pengumpulan data berupa angket. Hasil penelitian menyatakan bahwa ditemukan hubungan yang positif dan signifikan antara berpikir kritis dan keterampilan Komunikasi bagi siswa dalam menjawab Soal HOTS, ditemukan koefisien korelasi dan koefisien determinasi Berpikir Kritis (X1) terhadap Soal HOTS (Y) sebesar sebesar 0,471 dan 0,222 atau 22,2%. Ditemukan koefisien korelasi dan koefisien determinasi Ketrampilan Komunikasi (X2) terhadap Soal HOTS (Y) sebesar sebesar 0,478 dan 0,229 atau 22,9%. Ditemukan koefisien korelasi dan koefisien determinasi Berpikir Kritis (X1) dan Ketrampilan Komunikasi (X2) terhadap Soal HOTS (Y) sebesar 0,471 dan 0,229 atau 22,9% dan sisanya 71,1% ditentukan oleh variabel-variabel lainnya. Kesimpulan yang diperoleh peneliti yaitu bahwa adanya hubungan variabel X1 danX2 terhadap Y dan hasil analisis menunjukkan Berpikir Kritis dan Ketrampilan Komunikasi memberikan pengaruh yang cukup sehingga mengakibatkan tingkat siswa dalam menjawab Soal HOTS masih kesulitan dalam menjawab soal HOTS dan kurangnya respon siswa dalam jalannya pembelajaran.
PERAN DAN STRATEGI PENDETA DI WILAYAH KEPENDETAAN BAUN UNTUK MEMBERDAYAKAN UTUSAN INJIL DAN PENANGGUNG JAWAB DALAM MEMBANGUN MATA JEMAAT TAHUN 1977-1985 Saleh Luji, Daud
Apostolos: Journal of Theology and Christian Education Vol. 4 No. 2 (2024): November
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana peran dan strategi Pendeta Wilayah untuk memberdayakan Utusan Injil dan Penanggung Jawab dalam membangun Jemaat Di Wilayah Kependetaan Baun, Klasis Amarasi Barat pada tahun 1977-1985. Adapun tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui dan menganalisis peran dan strategi yang dibuat oleh Pendeta Wilayah untuk Memberdayakan Utusan Injil dan Penanggung Jawab Dalam Membangun Jemaat Di Wilayah Kependetaan Baun, Klasis Amarasi Barat pada tahun 1977-1985. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu mencari informasi dari beberapa informan dengan metode wawancara dan hasilnya disajikan, dianalisis dan ditarik kesimpulan. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa peran dan strategi yang dibuat oleh Pendeta Wilayah untuk Memberdayakan Utusan Injil dan Penanggung Jawab Dalam Membangun Jemaat Di Wilayah Kependetaan Baun, Klasis Amarasi Barat pada tahun 1977-1985 yaitu 1). Mengatur pelayanan pendeta ke mata jemaat, 2) Melakukan pastoral ke mata jemaat yang majelisnya bermasalah, 3). Pelayanan Sakramen, baptis dan perjamuan , pentahbisan anggota sidi, Peneguhan Nikah kudus 4, Pemakaman orang mati di mata jemaat, 5) melakukan pembinaan majelis jemaat di mata jemaat, 6) melakukan musywarah belajar setiap Jumat.
MULTI-RELIGIOUS DIALOGUE, SOTERIOCENTRISM AND STUNTING: (A STUDY OF PAUL F. KNITTER'S THOUGHTS ON THE ISSUE OF STUNTING IN NTT) Djami, Marla Marisa; Heydemans, Nency Aprilia; Boki, Lodiana; Nabunome, Mianti
Apostolos: Journal of Theology and Christian Education Vol. 4 No. 2 (2024): November
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/a.v4i2.388

Abstract

Knitter proposes an approach or model of dialogue that is correlational and globally responsible between various religions, namely how religious communities seek to understand each other and talk on the basis of a shared commitment to the welfare of humanity and the environment. One of the social problems faced by religious communities in Indonesia, especially in NTT, is the problem of stunting. Not only the government, religions should also pay special attention. The aim of this research is to describe multi-religious dialogue and the concept of soteriocentrism according to religions in relation to the problem of stunting in NTT. This research was conducted using a qualitative research method with a phenomenological approach to see how the dialogue between religions touches the issue of stunting in NTT. Responsible dialogue between various religions as proposed by Knitter if implemented in NTT provides a strong foundation for promoting inter-religious cooperation, cross-cultural understanding, and concrete action for global human and environmental welfare, specifically in dealing with the problem of stunting in NTT. Religions are committed to working together in efforts to resolve this problem with a focus on education, empowerment and the active role of society. However, so far there has been no special program either from each religion or between religions regarding handling stunting in NTT. Stunting has not become a common basis for religions in building dialogue.
Financial Counseling: Financial Ethics and Consumer Psychology to Reduce the Risk of Online Loans for Kupang Students: Financial Counseling: Financial Ethics and Consumer Psychology to Reduce the Risk of Online Loans for Kupang Students Messakh, Merling; Ufi , Delsylia Tresnawaty
Apostolos: Journal of Theology and Christian Education Vol. 4 No. 2 (2024): November
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/a.v4i2.401

Abstract

This study explores the role of financial counseling that integrates money ethics and consumer psychology in mitigating the risk of online loan use by university students in Kupang City. This study is motivated by the increasing use of online loans which often leads to negative impacts, including financial problems and psychological distress. Using a qualitative approach, data was collected through in-depth interviews with university students and analysis of related literature. The results showed that an understanding of money ethics and psychological awareness in financial management have a significant impact on reducing the risks associated with the use of online loans. Financial counseling that focuses on the integration of money ethics and consumer psychology proved effective in helping university students manage their finances more wisely/while improving their financial resilience. Policy recommendations resulting from this research include the development of a campus-based financial counseling program tailored to students' needs, as well as the strengthening of financial literacy and ethics in the higher education curriculum. This research contributes to the development of contextually relevant risk mitigation strategies
Kedudukan Hukum Janda dalam Perjanjian Baru berdasarkan Tiga Aspek: Anak, Harta Warisan, dan Relasi dengan Allah Saefatu, Meyrlin
Apostolos: Journal of Theology and Christian Education Vol. 5 No. 1 (2025): May
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/a.v5i1.387

Abstract

Dalam Perjanjian Baru, kita dapat menemukan berbagai teks yang berbicara tentang janda, terutama dalam Injil Sinoptik, Kisah Para Rasul, dan Surat-surat Paulus. Berbicara tentang janda, secara umum, dalam masyarakat Yahudi dipandang sebagai kelompok sosial yang berkekurangan atau kurang beruntung. Janda kerap kali mendapat stigma negatif, terutama janda yang tidak mendapat anak maupun warisan dari suami mereka yang telah meninggal. Tujuan penulisan ini untuk mendapatkan gambaran tentang kedudukan hukum seorang janda dalam kehidupan masyarakat Yahudi pada masa Perjanjian Baru, terutama menurut pengarang Lukas dan Paulus, khususnya Surat 1 Timotius. Untuk itu, penulis akan mengkaji dan menganalisis berbagai teks atau literatur (studi analisis teks), terutama Injil Lukas dan Surat Paulus kepada Timotius yang berbicara tentang kedudukan hukum seorang janda, termasuk literatur dari tradisi Rabinik. Berdasarkan kajian ini, tampak bahwa kedudukan janda dalam masyarakat Yahudi pada masa Perjanjian Baru tidak selamanya negatif. Status sebagai janda juga dipandang positif, bahkan mendapat jaminan dan perlindungan secara hukum. Jaminan ini dipengaruhi oleh tiga aspek penting yaitu anak, harta warisan, dan relasi janda dengan Allah. Aspek tersebut sangat menentukan kedudukan janda dalam masyarakat Yahudi pada masa Perjanjian Baru.
Nore Kore: Hospitalitas Menurut Lukas 10: 25-35 dalam Kehidupan Masyarakat Suku Lani Papua Arie Rissing Natalia; Layan, Santi
Apostolos: Journal of Theology and Christian Education Vol. 5 No. 1 (2025): May
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/a.v5i1.393

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan deskripsi mengenai perwujudan sikap hidup hospitalitas masayarakat suku Lani di Papua melalui prinsip hidup Nore Kore berdasarkan Lukas 10:25-36 tentang panggilan gereja untuk hidup bagi orang lain. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif etnografi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Nore Kore sebagai suatu sikap hidup hospitalitas diwujudkan secara nyata dalam kehidupan bermasyarakat oleh masyarakat suku Lani di Papua dimanapun mereka berada, mereka dapat terbuka terhadap orang lain. Inilah panggilan gereja tidak bersikap ekslusif tetapi dapat membuka diri untuk hadir dan hidup bagi orang lain. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi gereja untuk dapat melihat orang lain sama seperti Allah melihat mereka, Ia tidak mau satu orangpun binasa.
KONTEKSTUALISASI ROMA 13:1-7: Tanggung Jawab Manusia sebagai Warga Negara Indonesia Untuk Membayar Pajak Kepada Pemerintah Sine, Jefri Lorens. A
Apostolos: Journal of Theology and Christian Education Vol. 5 No. 1 (2025): May
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/a.v5i1.411

Abstract

Abstrak Kesadaran membayar pajak memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pembangunan negara. Namun, di Indonesia, kesadaran ini masih rendah, dan hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah. Penelitian ini berfokus pada analisis fenomena tersebut dari perspektif teologis, dengan menggunakan teks Roma 13:1-7. Dalam penelitian ini, metode penafsiran Historis-Kritis diterapkan untuk menggali makna teks tersebut. Penelitian ini mempelajari konteks historis, politik, ekonomi, budaya, sosial, dan latar belakang Paulus dalam mendorong ketaatan kepada pemerintah sebagai panggilan etis bagi umat Kristen. Selain itu, metode kualitatif juga digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber internet terkait rendahnya tingkat pembayaran pajak di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Paulus menekankan pentingnya mendukung pemerintah sebagai institusi yang ditetapkan Tuhan untuk menjaga ketertiban dan keadilan di masyarakat. Implikasi dari penafsiran ini dapat membantu meningkatkan kesadaran etis masyarakat Indonesia terkait kewajiban membayar pajak, yang tidak hanya sebagai tanggung jawab sipil, tetapi juga sebagai bentuk ketaatan iman. Dengan demikian, penelitian ini memberikan perspektif bahwa membayar pajak adalah bagian dari panggilan etis dan iman, yang dapat memotivasi warga negara untuk lebih taat dalam menjalankan kewajiban perpajakan mereka. Kata-kata Kunci: Indonesia, kesadaran membayar pajak, ketaatan iman, tanggung jawab sipil.
Pembenaran Menurut Pemikiran Reformasi dan Konsili Trente serta Implikasinya Bagi Kekristenan Modern Markes, Karlitu Dias; Tubagus, Steven; Objantoro, Enggar
Apostolos: Journal of Theology and Christian Education Vol. 5 No. 1 (2025): May
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/a.v5i1.418

Abstract

This research examines one of the theological issues that is considered as a central issue in the study of Christian theology, namely Justification. The main focus of the study of justification in this research is directed to the debate between the thoughts of reform theolog, especially Martin Luther, and the decisions of the Council of Trent regarding the issue of justification by faith. This study uses a qualitative descriptive method by conducting a literature review of several scientific works, both books and articles, whose topics of study are related to theological subject matter, namely justification by faith according to the Council of Trent and Protestant Reformation thought. The findings of this study are that in essence the two opinions have the same starting point regarding the concept of justification as God's gift, but the basic difference is that Luther's thought as a reformer wanted to release the concept of justification as God's sovereign gift from all human intervention through services or deeds. Good. While the Council of Trent decided in its Decree that it was impossible to separate justification by the grace of God from good works