cover
Contact Name
Mukhlidah Hanun Siregar
Contact Email
mukhlidah.hanunsiregar@gmail.com
Phone
+6285288361971
Journal Mail Official
tmj@untirta.ac.id
Editorial Address
Jl. Raya Palka No.Km 3, Panancangan, Kec. Cipocok Jaya, Serang, Banten 42124
Location
Kab. serang,
Banten
INDONESIA
Tirtayasa Medical Journal
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Medical; Biomedical; Nursing; Nutrition and Food; Sport and health; Occupational Health; and Public Health
Articles 47 Documents
Efek Hyperglikemia Terhadap Innate Immunity dan Kerentanan Terhadap Infeksi Nuryani Nuryani
Tirtayasa Medical Journal Vol 1, No 2 (2022): May
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/tmj.v1i2.15320

Abstract

Tujuan penulisan literature review ini adalah mengkaji efek status hiperglikemia terhadap system imunitas. Metode studi literature dari bulan April – Mei 2022 yang mengkaji artikel terkait hiperglikemia dan respon imunitas. Hasil studi menunjukkan pada pasien yang mengalami obesitas dan diabetes mellitus tipe 2 (T2DM), terjadi perubahan proliferasi sel T dan makrofag, serta kegagalan fungsi sel NK dan sel B yang menggambarkan abnormalitas innate dan adaptive imunity. Respon inflamasi akibat respon imunitas terhadap tingginya glukosa darah serta adanya mediator inflamasi yang dihasilkan oleh adiposity dan makrofag pada jaringan lemak. Kronik inflamasi merusak sel beta pakreas dan menyebabkan insufisiensi produksi insulin dan hiperglikemia. Hiperglikemia pada pasien diabetes menyebabkan disfungsi respon system imun, yang gagal mengontrol penyebaran invasi pathogen pada pasien diabetes. Sehingga, Pasien diabetes rentan mengalami infeksi. Secara umum pengaruh hiperglikemia menunjukkan pengaruh pada system imunitas diantaranya pada sel monosit dengan meningkatkan produksi sitokin, regulasi adesi, migrasi dan transmigrasi sel monosit, pada sel makrofag memicu peningkatan proliferasi, meningkatkan produksi sitokin dan pagositosis pada respon in vitro LPS, menghambat sekresi sitokin proinflamasi seperti TNFα dan IL-6 secara ex vivo, pada sel netrofil hiperglikemia menghambat fungsi netrofil seperti degranulasi dan menekan regulasi produksi myeloperoxidase (MPO), pada sel T hiperglikemia menekan proliferasi sel T kulit, menghambat netrofil pada infiltrasi jaringan. peningkatan risiko infeksi saluran pernafasan bawah seperti tuberculosis dan pneumonia, infeksi saluran kemih, infeksi jaringan ikat dan kulit pada pasien diabetes akibat gangguan pada system imunitas
Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Efektivitas Diskusi PBL secara Online Mahasiswa Kedokteran FKIK Untirta Trisnasari, Erni; Krisnamurti, Desak Gede Budi; Nugraha, Ummu Zakiyatun Nisa
Tirtayasa Medical Journal Vol 3, No 2 (2024): May
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/tmj.v3i2.25478

Abstract

Lack of learning motivation in discussion group members will cause students to contribute only little and less actively during discussion. Given the importance of group discussion learning method (PBL) in achieving medical learning CPL, the author is interested in conducting research into the relationship between emotional intelligence and the effectiveness of group discussions online in FKIK Untirta medical students. Research design method using cross sectional design, quantitative observational research. The researchers used a stratified random sampling technique on a medical student. The reseach uses two types of questionnaires; the adoption questionnaire of the Emotional Competence Inventory of Ini Kadek’s research, and the Tutorial Group Effectiveness Instrument (TGEI). Based on the results of the study, the majority of emotional intelligence were in the middle category with 50 respondents (53,2%), in the high category 44 respondents (46,8%), and no respondents in the low emotional intelligence category. PBL discussions conducted by medical students of FKIK Untirta have been conducted effectively (98,9%). Bivariate analysis using Fisher Exact Test, showed no relationship (p>0,05) between emotional intelligence and discussion effectiveness. The category of emotional intelligence in students is at a moderate leel, the PBL discussions are already running effectively. There was no relationship between emotional intelligence and effectiveness of PBL discussions.
Program Fisioterapi Pada Kondisi Low Back Pain Et Causa Spondylolisthesis : Laporan Kasus Dayanti, Kurnia; Pristianto, Arif; Kingkinarti, Kingkinarti
Tirtayasa Medical Journal Vol 2, No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/tmj.v2i2.19532

Abstract

Spondylolisthesis merupakan kondisi adanya pergeseran ke depan suatu korpus vertebra dengan vertebra yang terletak dibawahnya. Umumnya terjadi pada pertemuan lumbosacral joint dimana vertebra L5 bergeser diatas S1 akan tetapi hal tersebut dapat terjadi pada tingkatan yang lebih tinggi. Pada pasien dengan Spondylolisthesis dapat disertai dan tidak disertai spondilosis yang menyebabkan radikulopati yang signifikan dan defisit neurologis progresif akibat kompresi akar saraf. Gangguan nyeri pada regio lumbal ini menyebabkan spasme otot paravertebra lumbal sehingga terjadi ketidakseimbangan antara Core Muscle dan otot paravertebra dalam mempertahankan trunk menyebabkan penurunan mobilitas lumbal dan aktivitas fungsional tergangggu, seperti mengangkat, membungkuk, dan memutar badan, pada kasus ini pasien mengalami nyeri tekan dan gerak, keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS), penurunan kekuatan otot, serta penurunan aktivitas fungsional. Pelaksanaan program fisioterapi pengaruh pemberian intervensi fisioterapi berupa Short Wave Diathermy (SWD), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), Core Stability Exercise, William Flexion, Stretching, strengthening yang dilakukan selama 3 kali sesi terapi, didapatkan hasil berupa penurunan intensitas nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi, peningkatan kekuatan otot dan peningkatan kemampuan fungsional dan aktifitas pada pasien Low Back Pain et causa Spondilolistesis.
Dampak Kekurangan Zat Besi (Anemia) pada Pekerja Wanita Koerniawati, Ratu Diah
Tirtayasa Medical Journal Vol 2, No 1 (2022): November
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/tmj.v2i1.17879

Abstract

Pekerja wanita ialah kelompok wanita usia subur yang rentan mengalami defisiensi zat besi (anemia). Hal ini dapat terjadi karena rendahnya asupan zat gizi protein dan zat besi. Anemia pada pekerja wanita dapat menyebabkan rendahnya produktivitas kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak anemia terhadap produktivitas kerja pada pekerja wanita. Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan kajian pustaka terkait dampak anemia terhadap produktivitas kerja. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ialah artikel nasional yang dapat diakses melalui Google Scholar (scholar.google.co.id). Artikel yang digunakan adalah artikel yang terbit dari tahun 2017 hingga 2022.  Hasil dari tinjauan pustaka didapatkan bahwa pekerja wanita yang mengalami anemia akan menyebabkan produktivitas kerja menjadi rendah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah anemia pada pekerja wanita menyebabkan produktivitas menjadi rendah.
Literature Review: Dampak Penggunaan Air Conditioner (AC) di Tempat Kerja terhadap Kesehatan Karyawan Perkantoran Laila, Nur Najmi; Prasetyo, Hairuddin Bangun
Tirtayasa Medical Journal Vol 4, No 1 (2024): November
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/tmj.v4i1.29455

Abstract

Pekerja perkantoran Sebagian besar menghabiskan waktu bekerja nya hampir 8-9 jam perhari di dalam ruangan yang memiliki pendingin udara, Kondisi ini tentu saja bisa mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Hal ini banyak dialami oleh profesional muda di daerah perkotaan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi lebih banyak terkait dampak apa saja yang bisa dirasakan pekerja perkantoran yang terpapar pendingin Udara atau Air Conditioner (AC). Penelitian ini dilakukan dari Agustus 2023 hingga Februari 2024 menggunakan metode penelitian studi literatur atau literature review,  Pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan telaah terhadap 6 penelitian terkait Air Conditioner (AC) serta dampaknya pada pekerja kantoran. Metode kajian ini akan dirangkum dalam analisis deskriptif. Berdasarkan hasil telaah dan analisis literatur penelitian, adapun secara umum terdapat 2 dampak dari penggunaan AC, dampak tersebut adalah secara negative dapat berupa penyakit kulit kering, gatal-gatal, sesak napas hingga sakit kepala, gugup, merasa tidak nyaman dalam bekerja, merasa terhidrasi, dan terjadi SBS serta gejala alergi. Sedangkan terdapat dampak positif nya yaitu pekerja akan merasakan peningkatan produktifitas jika bekerja suhu yang nyaman dengan menggunakan AC
Asuhan Keperawatan pada Pasien Stroke Riwayat Penyakit Diabetes Mellitus dengan Gangguan Mobilitas Fisik Ernaningrum, Diah Ayu; Hartanto, Agung Eko; Wiratmoko, Heru
Tirtayasa Medical Journal Vol 4, No 1 (2024): November
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/tmj.v4i1.28588

Abstract

Stroke is a neurological deficit that disrupts the blood supply to the brain can occur due to several pathological conditions including atherosclerosis. Diabetes mellitus is one of the causes of stroke where high blood glucose levels can accelerate atherosclerosis. One of the signs of stroke symptoms is a decrease in muscle strength which can lead to impaired physical mobility. One of the efforts to overcome is to train ROM. The purpose of the study was to determine how nursing care for stroke patients with a history of diabetes mellitus with impaired physical mobility.az The case study design in this study uses qualitative descriptive research with a case study approach. After carrying out nursing care for 7 days, the results of research on physical mobility disorders in Mr. P were obtained. P has improved as evidenced by using the MMT instrument on muscle strength, namely from scale 2 to scale 4 (mild physical mobility impairment). For the range of motion has increased, namely a scale of 25 to 46, which is from a range of motion enough to good. ROM training is very important because it affects muscle contraction and relaxation so that it can facilitate blood flow so as to increase muscle strength. Suggestions for stroke patients with a history of diabetes mellitus are expected to routinely do ROM exercises and do health checks, namely blood pressure and glucose levels.
Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Ketidakpatuhan Minum Obat Karena Defisit Pengetahuan Pada Klien Diabetes Melitus Andani, Laila Fitri; Anjaswarni, Tri; Hartanto, Agung Eko
Tirtayasa Medical Journal Vol 4, No 1 (2024): November
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/tmj.v4i1.28741

Abstract

Ketidakpatuhan minum obat pada klien diabetes melitus adalah kondisi dimana klien tidak menjalankan program pengobatan secara rutin hal ini berdampak pada peningkatan kadar gula darah. Peningkatan kadar gula darah secara ekstrem dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya antara lain terjadi hiperglikemi, koma diabetikum bahkan terjadi kematian, hingga manajemen pengobatan menjadi hal penting. Tujuan studi kasus ini melakukan asuhan pada klien yang mengalami ketidakpatuhan minum obat akibat defisit pengetahuan. Metode penelitian Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Hasil didapatkan dari pengkajian yaitu klien tidak mengetahui pengetahuan tentang penyakitnya dan rutin minum obat karena merasa bosan dan sering lupa. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 6 hari terdapat peningkatan pengetahuan dengan angka 50 kategori pengetahuan kurang menjadi 70 kategori pengetahuan sedang, sedangkan tingkat ketidakpatuhan mengalami kenaikan dengan angka 7 kategori ketidakpatuhan rendah menjadi 1 kategori ketidakpatuhan sedang. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya edukasi tentang pendidikan kesehatan setiap kali pertemuan secara bertahap dengan materi terpisah yang dapat mempengaruhi kebiasaan klien.
Edukasi Kesehatan dalam Meningkatkan Defisit Pengetahuan tentang Pencegahan Penularan Tuberkulosis (TBC) Andriani, Wiwiek Retti; Hidayat, Bagus Syahrian
Tirtayasa Medical Journal Vol 4, No 1 (2024): November
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/tmj.v4i1.29472

Abstract

Pulmonary tuberculosis is a contagious disease caused by an infection of the Mycobacterium tuberculosis bacteria. The cause of transmission in pulmonary TB patients is low knowledge due to a lack of information. The purpose of the research is to provide nursing care to pulmonary TB clients with a knowledge deficit in transmission prevention in the working area of Sukorejo Health Center, Ponorogo. The research method applied is descriptive with a case study form involving one participant. Data collection techniques through interviews and questionnaires on knowledge of TB transmission prevention. The assessment results showed that the client had a low level of knowledge, and the client asked about TB, especially in preventing transmission. The nursing diagnosis established is knowledge deficit. Nursing intervention according to SIKI: Health education and disease process education implemented over 5 days using lecture methods, through video media and leaflets. The established outcome criteria are an increased level of knowledge, indicated by the client's ability to answer the tuberculosis transmission prevention knowledge questionnaire and achieve a good level of knowledge, be able to explain the material presented, and apply the material in their life. After being implemented for 5 days, the results showed that the participants' knowledge, which initially fell into the poor knowledge category (46%), improved to the good knowledge category (86%). Factors for success in providing education can include family support by motivating patients to consistently take their medication and follow up when it runs out, and monitoring patients to ensure they maintain behaviors that reduce the risk of transmission.
Perbandingan Tingkat Stres pada Mahasiswa Kedokteran Tahap Pre-klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Ridhwan, Muhammad Ariq; Abdullah, Rukman; Mustika, Rita
Tirtayasa Medical Journal Vol 4, No 1 (2024): November
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/tmj.v4i1.29833

Abstract

Mahasiswa kedokteran mempunyai tingkat stres lebih tinggi dibanding mahasiswa lain bahkan populasi umum, lalu tres pada mahasiswa kedokteran menyebabkan kelelahan emosional juga bisa memengaruhi kesehatan dan kinerja akademik secara keseluruhan, pada penelitian Hamza M. Abdulghani dkk, dilaporkan tingkat stres tertinggi pada tingkat I lalu tingkat II, III dan IV menurun walaupun masih taraf sedang lalu meningkat sedikit pada tingkat V, selain itu penelitian di Indonesia juga menunjukkan tingkat stres yang tidak jauh berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres mahasiswa kedokteran dan perbandingan tingkat stres mahasiswa kedokteran tahap pre-klinik. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran tingkat I, II, III, dan IV dengan total sampling sebesar 181 mahasiswa. Kuesioner penelitian ini menggunakan Medical Student Stresor Questionnaire. Analisis penelitian ini menggunakan perhitungan statistik chi square dan Kruskal-Wallis. Hasil penelitian ini yaitu pada tingkat I tingkat stres masih yang paling rendah, selanjutnya pada tingkat II naik, setelah itu tingkat III menurun kembali, dan memuncak pada tingkat IV. Selanjutnya pada mahasiswa kedokteran lebih banyak mengalami stres berat pada stresor akademik (ARS) sebanyak 77,3%. Mahasiswa lebih banyak mengalami stres berat pada mahasiswa berusia 21-23 tahun (70,1%), setelah itu pada jenis kelamin perempuan (69%), setelah itu pada mahasiswa yang bertinggal bersama saudara/indekos (58,2%). Semua tingkat mengalami stres berat kecuali tingkat I dan tidak berbeda bermakna. Penelitian ini berkesimpulan pada tingkat I tingkat stres masih yang paling rendah, selanjutnya pada tingkat II naik, setelah itu tingkat III menurun kembali, dan memuncak pada tingkat IV, hal ini disebabkan oleh perbedaan yang bermakna pada stresor akademik (ARS) sehingga harus ada solusi untuk bisa mencegah atau menguranginya dengan cara memberikan treatment yang spesifik kepada setiap Angkatan dengan salah satu caranya yaitu membangun student support pada institusi kedokteran
ANALISIS STATUS GIZI, AKTIVITAS FISIK, POLA MAKAN, DAN POLA TIDUR TERHADAP KESEHATAN MENTAL MAHASISWA BARU Sari, Amalia Kartika; Koerniawati, Ratu Diah; Sartika, Rakhmi Setyani
Tirtayasa Medical Journal Vol 4, No 2 (2025): May
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/tmj.v4i2.32624

Abstract

Kesehatan mental mahasiswa baru merupakan isu penting karena masa transisi perkuliahan dapat memicu stres dan masalah kesehatan mental. Survei Nasional Kesehatan Mental Mahasiswa Indonesia tahun 2021 menemukan bahwa 28,5% mahasiswa baru mengalami kecemasan, 22,1% mengalami depresi, dan 10,4% mengalami stres. Begitupun dengan Laporan hasil analisis need assesment mahasiswa FKIK Untirta tahun 2024 menemukan 1,5% mahasiswa yang ingin mengakhiri hidupnya dan 21,2% pernah mengalami bulying. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesehatan mental, status gizi, aktivitas fisik, pola makan, dan pola tidur mahasiswa gizi tingkat pertama Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, serta menganalisis hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan kesehatan mental. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional dan sampel mahasiswa gizi tingkat pertama angkatan 2024-2025 Untirta sebanyak 44 orang yang ditentukan dengan total sampling. Data dikumpulkan dengan pengukuran antropometri berat dan tinggi badan, kuesioner Mental health Inventory (MHI-38), Global Physical Activity Questionnare (GPAQ), Semi Quantitative Food Frequency Questionnare  (SQFFQ), dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisis data dilakukan dengan uji frekuensi dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki kesehatan mental rendah (70,5%), status gizi normal (65,9%), aktivitas fisik rendah (43,2%), asupan mayoritas defisit, frekuensi konsumsi mayoritas jarang, dan pola tidur buruk (63,6%). Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat hubungan antara pola tidur dengan kesehatan mental (P value <0,05), namun tidak terdapat hubungan antara status gizi, aktivitas fisik, serta pola makan (asupan dan frekuensi) dengan kesehatan mental.