cover
Contact Name
Ahmad Yousuf Kurniawan
Contact Email
frontbiz@ulm.ac.id
Phone
+6281211109125
Journal Mail Official
frontbiz@ulm.ac.id
Editorial Address
Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. Ahmad Yani Km. 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714, Indonesia
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Frontier Agribisnis (Frontbiz)
ISSN : -     EISSN : 30481260     DOI : https://doi.org/10.20527/frontbiz
Frontier Agribisnis (Frontbiz) adalah Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa (JTAM) Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian ULM. Tema jurnal ini mencakup agribisnis secara umum, meliputi: analisis penyediaan input pertanian, analisis usaha tani dan perkebunan, analisis pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, penyuluhan dan komunikasi pertanian, pemberdayaan masyarakat, dan analisis kebijakan pertanian. Terbit 4 kali dalam satu tahun (Maret, Juni, September dan Desember).
Articles 32 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 4 (2019)" : 32 Documents clear
Pola Pengembangan Usaha Pengrajin Olahan Purun Melalui Diversifikasi Produk di Kampung Purun Kelurahan Palam Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Achmad Reza Fahriannoor; Mariani Mariani; Hamdani Hamdani
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1935

Abstract

Dalam perkembangan dunia perindustrian di Indonesia berkembang konsep dan gagasan baru yang dikenal dengan istilah ekonomi kreatif, yang merupakan suatu konsep ekonomi di era baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari sumber daya manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Kerajinan ialah bagian dari kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dihasilkan oleh para pengrajin, berawal dari desain sampai proses penyelesaian produk. Kegiatan usaha kerajinan anyaman purun merupakan suatu kegiatan usaha yang banyak ditekuni oleh masyarakat secara turun-temurun dari generasi ke generasi, dilihat dari aspek sosial dan ekonomi, kerajinan anyaman purun dapat menghidupi banyak orang, baik sebagai usaha pokok maupun sebagai usaha sampingan atau usaha musiman masyarakat. Tujuan penelitian ini dapat mengetahui pola pengembangan usaha pengrajin purun melalui diversifikasi produk dan apakah ada hubungan dengan faktor kompetensi kerja, pembinaan pihak terkait dan pendapatan pada pengembangan usaha pengrajin purun dan mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi para pengrajin dalam upaya pengembangan usaha pengrajin purun melalui diversifikasi produk di kampung purun. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder, data primer didapatkan secara langsung dari responden melalui hasil wawancara, sedangkan data sekunder didapatkan dari instansi-instansi terkait. Populasi dalam penelitian ini dua kelompok pengrajin purun dengan total 51 orang, dan untuk pengambilan sampel menggunakan metode sensus yang dimana seluruh populasinya diambil sebagai sampel penelitian. Tingkat pola pengembangan usaha pengrajin olahan purun melalui diversifikasi produk tergolong tinggi dengan skor 90,72%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pola pengembangan usaha yaitu kompetensi kerja dan pembinaan pihak terkait tidak mempunyai hubungan sedangankan untuk pendapatan terdapat hubungan yang signifikan dengan pola pengembangan usaha pengrajin olahan purun melalui diversifikasi produk. Permasalahan yang dihadapi para pengrajin dalam  pengembangan usahanya dari pemasaran, kurangnya kontrol dari dinas terkait, dan kesulitan dalam mendapatkan modal.Kata kunci: anyaman purun, diversifikasi produk, pengrajin purun, kampung purun, metode sensus
Peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar Siti Hafsah; Usamah Hanafie; Kamiliah Wilda
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2118

Abstract

Abstrak. Pengembangan sektor pertanian tentu tidaklah mudah, berbagai hambatan dan rintangan harus dihadapi, diantaranya yaitu kurangnya permodalan, kurangnya kemampuan manajerial dan terbatasnya pemasaran. Permodalan merupakan permasalahan paling mendasar yang dihadapi oleh petani, untuk melakukan usahataninya untuk membuat kualitas dan kuantitas hasil lebih maksimal. Dalam mengatasi hal ini, pemerintah menyediakan fasilitas program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk permodalan sektor pertanian. Penelitian bertujuan untuk menganalisis sistem peminjaman dan pengembalian KUR (Kredit Usaha Rakyat) oleh petani dan menganalisis peran KUR (Kredit Usaha Rakyat) terhadap pendapatan petani padi di Kecamatan Aluh-aluh. Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Metode penarikan contoh dilakukan yaitu dengan dua tahap (Two stages). Tahap pertama yaitu menentukan wilayah penelitian dengan metode penarikan contoh secara sengaja (purposive sampling) yakni memilih Desa Tanipah. Selanjutnya penentuan sampel petani dengan metode acak sederhana (simple random sampling) dengan keseluruhan jumlah petani yang menjadi sampel adalah sebanyak 60 orang. Bagi yang mengikuti program KUR terlebih dahulu melakukan pengajuan peminjaman dengan melengkapi administrasi. Pencairan dana dilakukan selama dua tahap. Pengembalian KUR (Kredit Usaha Rakyat) pertanian disesuaikan antara kesepakatan pihak bank dengan penerima KUR dengan memperhatikan keadaan si penerima KUR. Pengembalian secara sekaligus. Biaya total petani padi penerima KUR sebesar Rp 20.159.138,9/usahatani atau Rp 11.621.332,70/ha, sedangkan non penerima KUR sebesar Rp 17.603.899,90/usahatani atau Rp 10.931.826/ha. Penerimaan petani padi penerima KUR sebesar Rp 24.027.000/usahatani atau Rp 13.851.076,1/ha, sedangkan non penerima KUR sebesar Rp 17.470.000/usahatani atau Rp 10.848.685,57/ha. Pendapatan petani padi penerima KUR sebesar Rp 12.141.522,8/usahatani atau Rp 6.999.340,55/ha, sedangkan non penerima KUR sebesar Rp 8.679.403,02/usahatani atau Rp 5.389.817,62/ha. Serta rata-rata pendapatan petani penerima KUR lebih kecil atau sama dengan petani non penerima KUR, dengan kata lain bahwa Kredit Usaha Rakyat (KUR) tidak berperan terhadap pendapatan petani padi karena petani tidak sepenuhnya menggunakan KUR untuk usahatani.Kata kunci: petani padi, pendapatan, peran KUR 
Analisis Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Rakyat Di Desa Kampung Baru, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut Ahmad Ripani; Abdullah Dja'far; Emy Rahmawati
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1994

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiberapa besarnya biaya, penerimaan, pendapatan dan keuntungan. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2018 sampai dengan September 2019 di Desa Kampung Baru. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Responden sebanyak 30 orang petani kelapa sawit rakyat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan petani kelapa sawit rakyat di Desa Kampung Baru, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut pada tanaman umur 12 tahun adalah sebagai berikut: penyusutan eksplisit nilai tanaman sebesar Rp  9.289.874, biaya panen sebesar Rp 3.240.000, penyusutan implisit nilai tanaman sebesar Rp 4.104.462, biaya panen sebesar Rp 8.160.000, penerimaan sebesar Rp 58.800.000, pendapatan sebesar Rp 46.270.126 dan keuntungan sebesar Rp 34.005.664 perusahataninya. Jika dihitung dalam satuan perhektar, maka rata-rata penyusutan eksplisit nilai tanaman sebesar Rp  6.193.249, biaya panen sebesar Rp 2.160.000, penyusutan implisit nilai tanaman sebesar Rp 2.736.308, biaya panen sebesar Rp 5.440.000,  penerimaan sebesar Rp 39.200.000, pendapatan sebesar Rp 30.846.751 dan keuntungan sebesar Rp 22.670.443.Kata kunci: kelapa sawit, penyusutan nilai tanaman, penerimaan, pendapatan, keuntungan
Analisis Pendapatan Petani Padi Gogo (Oryza sativa L.) di Lahan Perbukitan Desa Pembakulan Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tino Hartono; Masyhudah Rosni; Umi Salawati
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1940

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pembakulan Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui biaya usahatani padi gogo, penerimaan, pendapatan, keuntungan, kelayakan serta permasalahan dalam usahatani padi gogo. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2018 sampai dengan April 2019. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur, dan dinas atau instansi yang terkait dengan penelitian ini yaitu Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Batang Alai Timur. Hasil penelitian menunjukkan biaya total usahatani padi gogo per usahatani adalah Rp10.028.682,97 sedangkan dalam per hektar adalah Rp4.062.251,47. Penerimaan per usahatani padi gogo adalah Rp20.812.500,00 sedangkan per hektar adalah Rp8.426.113,36 dalam satu kali musim tanam dengan rata-rata luas lahan per usahatani adalah 2,47 ha. Produksi rata-rata per usahatani adalah 3,46 ton sedangkan per hektar adalah 1,41 ton. Pendapatan per usahatani padi gogo adalah Rp16.934.850,00 sedangkan per hektar adalah Rp6.855.419,60. Keuntungan yang didapat per usahatani sebesar Rp10.783.818,00, sedangkan keuntungan per hektar adalah Rp4.363.862,24. Berdasarkan hasil analisis RCR menunjukan bahwa usahatani padi gogo di Desa Pembakulan layak diusahakan. Hal ini dibuktikan dengan nilai RCR yang diperoleh sebesar 2,01 yang berarti setiap biaya satu rupiah diperoleh penerimaan 2,01 Rp.Kata kunci: analisis, biaya, produksi, keuntungan
Pemasaran Karet Sit Asap di Desa Simpang Tiga Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar Ahmad Aprianto; Hamdani Hamdani; Muzdalifah Muzdalifah
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2123

Abstract

Abstrak. Desa Simpang Tiga memiliki potensi alam yang tinggi dalam bidang perkebunannya. Salah satu hasil perkebunan adalah sit asap yang dimana desa tersebut menjadi desa percontohan di Indonesia karena kualitas sit asapnya yang bagus, Penelitian ini bertuju buat mengetahui lembaga pemasaran serta saluran pemasaran yang terlibat dalam karet sit asap (Ribbed Smoked Sheet) dan mengetahui besarnya biaya, margin dan keuntungan pemasaran serta besarnya bagian (share) harga yang diterima oleh pelaku pemasaran sit asap (Ribbed Smoked Sheet) di Desa Simpang Tiga Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Waktu penelitian dari bulan April hingga September 2019. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata – rata biaya pemasaran terbesar adalah sebesar Rp 6.500/kg pada saluran II di UPH. Untuk margin pemasaran memiliki kesamaan pada saluran I dan II dipengumpul besar dan UPH sebesar Rp 9.500/kg. Share harga yang diterima petani terbesar terletak disaluran I sebesar 60,42%.Kata kunci: saluran pemasaran, biaya pemasaran, margin pemasaran, share pemasaran, sit asap
Analisis Kinerja Usaha Bebek Potong Peking di Desa Mamar, Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara (Studi Kasus Usaha Bebek Peking Bapak Haris dan Bapak Anwar) Muhammad Zakki Yamani; Djoko Santoso; Mira Yulianti
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2114

Abstract

Abstrak. Di Kecamatan Amuntai Selatan tepatnya di Desa Mamar merupakan lokasi terbesar usaha peternakan bebek. Berdasarkan survei awal yang dilakukan, usaha tersebut memiliki struktur organisasi yang begitu sederhana dan tenaga kerja yang tidak begitu banyak sehingga mengakibatkan pembagian kerja menjadi terbatas serta strukturnya yang belum jelas, Selain itu terdapat kekurangan dalam kesehatan administrasi sehingga dalam usaha ini pengelolaan keuangan tidak terlihat secara jelas. Hal ini menyebabkan pemilik usaha tidak mengetahui total biaya yang dikeluarkan dan pendapatan bersih yang mereka peroleh. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja usaha bebek potong peking di Desa Mamar dengan skala usaha yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Juli sampai dengan November 2019 di Desa Mamar Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini dilakukan secara observasi partisipatif dan wawancara mendalam (in-depth Interview). Dalam observasi partisipatif, peneliti terlibat langsung dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati sehingga dapat menggali informasi yang lengkap dan kompleks. Responden yang dipilih adalah pemilik usaha bebek potong peking yaitu Bapak Haris dan Bapak Anwar. Berdasarkan hasil penelitian yang digunakan Usaha milik Bapak Haris dan Bapak Anwar dapat dinyatakan menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan total pendapatan dengan total biaya, yaitu pada usaha Bapak Haris diperoleh angka 1,09. Sedangkan dalam usaha milik Bapak Anwar diperoleh angka 1,18. Akan tetapi usaha milik Bapak Haris dan Bapak Anwar diperlukan pelebaran pasar agar omzet yang diperoleh lebih besar dari sebelumnya. Namun, dari hasil analisis ketiga kriteria sehat usaha maka didapat persentase untuk kesehatan kinerja usaha Bapak Haris sebesar 28,43% sedangkan untuk usaha bapak Anwar sebesar 22,54% dari total skor maksimum 102. Hal ini menunjukan bahwa pada kedua usaha ini secara keseluruhan masuk kedalam ketegori tidak sehat.Kata kunci: anilisis kinerja usaha, bebek peking
Analisis Finansial Agribisnis Jagung Pakan di Desa Tajau Pecah, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut Rima Sapitri; Yudi Ferrianta; Umi Salawati
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1964

Abstract

Jagung merupakan sumber makanan yang penting bagi manusia dan ternak, produksi jagung sebagai pakan di Indonesia ditujukan untuk unggas, ayam pedaging 54 %, ayam petelur 47,14 % dan sisanya untuk ternak itik. Tujuan penelitian ialah menganalisis biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan dan permasalahan pada usahatani. Dalam pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode stratified proportionate random sampling (sampel acak berstrata) yaitu 30 responden petani jagung pakan yang di ambil. Data dianalisis menggunakan metode deskriptif dan analisis biaya eksplisit, biaya implisit, biaya total, penerimaan, pendapatan dan keuntungan. Hasil penelitian ini menunjukan rata-rata produksi usahatani jagung pakan dalam satu kali periode tanam adalah 12.223 kg dari jumlah total 367.000 kg. Untuk penerimaan rata-rata jagung pakan sebesar Rp 38.536.667 dari jumlah total Rp 1.156.100.000 dalam satu kali periode tanam. Rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam usahatani jagung pakan sebesar Rp 22.712.425 dari total biaya Rp 681.372.752. Pendapatan rata-rata sebesar Rp 20.344.567 dari jumlah total Rp 610.337.000 dan keuntungan rata-rata sebesar Rp 16.187.728 dari jumlah total Rp 485.631.828. Adapun permasalahan yang dihadapi dalam usahatani jagung pakan adalah cuaca, ketersediaan pupuk dan ketersediaan informasi mengenai harga jagung dari perusahaan pembeli hasil produksi.Kata kunci : jagung, biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan
Tingkat Penggunaan Teknologi pada Usahatani Karet di Kecamatan Kelua, Kabupaten Tabalong Habibah Siti; Nuri Dewi Yanti; Taufik Hidayat
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1936

Abstract

Karet merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting untuk lingkup internasional, di Indonesia seperti di Provinsi Kalimantan Selatan pada kabupaten Tabalong karet merupakan salah satu hasil perekonomian perkebunan karet rakyat yang banyak dikelola oleh masyarakat. Akan tetapi pengelolaan yang dilakukan hanya seadanya setelah ditanam, karet dibiarkan tumbuh begitu saja, perawatannya kurang diperhatikan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana tingkat penggunaan teknologi budidaya karet di Kecamatan Kelua dan apa kendala dan permasalahan yang dihadapi petani dalam kegiatan budidaya karet di Kecamatan Kelua. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Kelua. Dimulai dari bulan Desember 2018 sampai Maret 2019, yang meliputi tahapan persiapan, pengambilan dan pengumpulan data di lapangan, pengolahan dan analisis data serta penyajian laporan akhir. Jumlah sampel sebanyak 50 orang petani karet, diambil secara senghaja (purposive). Hasil penelitian diketahui bahwa tingkat penggunaan teknologi budidaya karet pada persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, penyadapan pengolahan di Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong adalah rendah yaitu 51%. Kendala dan permasalahan petani karet diantaranya adalah serangan penyakit jamur akar putih dan kering alur sadap. Kurang aktifnya kelompok tani yang mana masih tidak adanya tenaga penyuluh yang berpengalaman dibidang karet.Kata kunci: tingkat penggunaan, teknologi karet, petani karet
Peranan Penyuluh Pertanian terhadap Program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) di Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Yunita Rahmanida; Usamah Hanafie; Artahnan Aid
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2119

Abstract

Abstrak. Penyuluh pertanian sebagai suatu sistem pembawa pesan dengan informasi pertanian modern. Penyuluh itu pendidik yang bertujuan  mengubah kesadaran dan perilaku  ke arah yang lebih baik. Sebagai agen penyebarluasan informasi, penyuluh harus aktif mencari informasi yang bermanfaat dari semua sumberdaya yang dimiliki dan semua media dan saluran informasi yang digunakan tidak ketinggalan dan tetap dipercaya sebagai sumbernya.Usaha pencapaian target swasembada pangan khususnya usahatani padi namun, usahatani ini dihadapkan dengan resiko ketidakpastian sebagai akibat dampak perubahan iklim yang merugikan petani. Untuk mengatasi kerugian petani, maka pemerintah membantu mengupayakan perlindungan usahatani dalam bentuk asuransi pertanian. Asuransi Pertanian adalah transfer risiko yang dapat memberikan kompensasi karena merugikan petani sehingga keberlanjutan dapat terjamin melalui asuransi, petani akan memperoleh jaminan terhadap kerusakan tanaman akibat banjir, kekeringan, serta serangan hama dan penyakit tanaman atau organisme pengganggu tumbuhan (OPT), Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuluh pertanian, perilaku petani dan hambatan yang di hadapi penyuluh pertanian dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan program asuransi ini. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2019 sampai bulan April 2019. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat peran penyuluh pertanian dan keterampilan petani dengan menggunakan skoring dan persentase kemudian untuk mengetahui hambatan yang dihadapi penyuluh pertanian dengan menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa tingkat kinerja penyuluh pertanian diperoleh persentase sebesar 75,51%. Menurut kriteria yang telah ditetapkan maka tingkat peran penyuluh pertanian tergolong sedang. Sedangkan untuk perilaku petani berada dalam kategori sedang 74,41% dan termasuk mengalami kemajuan dalam menanggapi program ini, hambatan yang dihadapi penyuluh adalah keterbatasana waktu pertemuan, kepercayaan petani karna kecilnya resiko kegagalan di daerah ini, dan ketertarikan petani.Kata kunci: penyuluh pertanian, perilaku petani, asuransi usahatani padi
Korelasi Faktor Internal dan Eksternal Petani Terhadap Motivasi Petani dalam Usahatani Bunga Melati di Desa Jingah Habang Ilir Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Mariyani Ayu Lestari; Usamah Hanafie; Mariani Mariani
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.1995

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis serta didukung agroklimat yang bagus menjadikan Indonesia sebagai daerah yang berpotensi baik bagi berkembangnya komoditas hortikultura seperti jenis bunga yang dapat berlangsung sepanjang tahun. Pada awalnya fokus perhatian masyarakat hanya tertuju pada pemenuhan kebutuhan mendasar atau kebutuhan keseharian mereka seperti makanan, tempat tinggal, pakaian, sekolah dan kesehatan. Namun saat ini kebutuhan akan keindahan serta kenyamanan sekitar juga sudah termasuk sebagai kebutuhan. Bunga melati merupakan salah satu komoditas utama di Desa Jingah Habang Ilir dan merupakan usahatani yang menjadi mata pencaharian petani. Sudah menjadi budaya atau adat istiadat masyarakat setempat menggunakan bunga melati apabila ada acara-acara besar seperti pernikahan, maulid nabi maupun untuk ziarah makam. Bunga melati tidak hanya langsung digunakan setelah dipetik, untuk acara tertentu para petani maupun pengrajin bunga melati membuat kambang sarai yaitu bunga melati, mawar, kenanga, kembang sepatu dan lainnya dirangkai oleh tangan terampil untuk membuat sebuah rangkaian bunga. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat motivasi petani serta hubungan faktor internal dan juga eksternal petani terhadap tingkat motivasi petani itu sendiri. Untuk data yang digunakan merupakan data primer dan juga sekunder. Jumlah sampel yang diambil untuk penelitian yang dilakukan adalah 30 orang petani dari 4 kelompok tani. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat motivasi petani dalam usahatani bunga melati sebesar 81,92% dan termasuk dalam kategori tinggi. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dan resiko usahatani terhadap motivasi petani. Sedangkan pendidikan, pengalaman berusahatani serta peran kelembagaan tidak memiliki hubungan terhadap tingkat motivasi petani. Kata kunci: motivasi, usahatani, bunga melati

Page 3 of 4 | Total Record : 32